Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KERAGAMAN TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca. L) DI PULAU TERNATE Exploration And Plant Identification Banana (Musa paradisiaca L) On the island of Ternate Alkadrin Manui1, Sri Soenarsih DAS2, Abd. Rahmat Mandea3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Khairun Ternate Jln. Raya Gambesi Kota Ternate Selatan Kode Pos 97722 e-mail :
[email protected] ABSTRAK Banana (Musa paradisiaca. L) is a native Indonesian commodities can be one of the main horticultural products are expected to be competitive free market. This study aims to identify the diversity of different types of banana plants on the island of Ternate and to get the banana crop diversity based on morphological characterization, agronomic and kinship of various banana plants. The research was conducted from February to April 2015, in the Village Gambesi, Sulamadaha, Moya and Koloncucu. The study was conducted using a survey method. The results showed that there were 23 accessions of banana plants from six types of banana found in four villages on the island of Ternate. There are 105 morphological and agronomic characters of banana plants on the island of Ternate in general gives distinction among 23 accessions of six types of banana plants, intraspecific variation seen in the character of the banana plant a tree shape, stem, flowering, and fruit seludung banana plants. Based on the degree of similarity, there are six groups (Claster) accessions of banana plants, at Claster one contained two accessions, there are 17 claster two accession, whereas for claster 3, 4, 5 and 6 are 1 accession. Key words: Plant Bananas, Characterization, Accession, Morphology, Agronomy
PENDAHULUAN Pisang (Musa paradisiaca. L) merupakan komoditas asli Indonesia dapat dijadikan salah satu andalan produk hortikultura yang diharapkan dapat bersaing dipasar bebas. Lahan yang diusahakan untuk perkembangan pisang cukup luas tersebar diberbagai wilayah nusantara, mencapai 33,3 juta hektar yang terdiri dari lahan pekarangan 4,9 juta hektar, sawah 8,5 juta hektar, ladang 3,2 juta hektar, dan tegalan 16,7 juta hektar (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013). Tanaman pisang diprioritaskan karena merupakan salah satu produk yang penting, baik sebagai bahan baku dalam industri makanan (olahan) maupun sebagai produk yang
dikonsumsi dalam bentuk segar (buah meja) yang berpotensi untuk diekspor (Suprayitna, 1996). Pisang memberikan kontribusi terhadap produksi buah nasional yang mencapai 34% yaitu 6.189.052 ton. Sedangkan produksi pisang untuk Maluku Utara pada tahun 2012 produksi tanaman pisang untuk Maluku Utara yaitu produksi pisang mencapai 265 ton (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013). Identifikasi morfologi yang dilakukan dapat digunakan untuk melakukan analisis kekerabatan antara aksesi. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak sedikitnya jumlah karakter morfologi yang mempunyai heritabilitas atau repeatabilitas
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
49
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
tinggi akan menentukan keakuratan pengelompokan aksesi-aksesi (Sukartini, 2006). Karakterisasi morfologi tanaman pisang sangat diperlukan sebagai pendukung untuk perakitan varietas unggul melalui identifikasi sumber plasma nutfa yang ada. Identifikasi adalah pengenalan terhadap suatu hal dengan mengamati sifat–sifat khasnya yang dapat dibedakan secara visual mudah diamati dengan mata biasa dan muncul pada semua kondisi lingkungan. Varietas pisang yang terdapat di Kota Ternate yaitu pisang raja, sepatu, mulu bebe, goroho, susu dan mas. Berdasarkan hasil survey BP4K (Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Ternate 2010), kota ternate, dari varietas pisang diatas yang paling banyak ditemui di Ternate adalah pisang raja dan kepok dan untuk produksi pisang di Kota Ternate pada tahun 2012 mencapai 75 ton (Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Ternate 2012). Maluku Utara sudah dikenal sejak beberapa abad silam sebagai daerah penghasil rempah– rempah. Selain itu di Maluku Utara tanaman pisang banyak terdapat di Pulau Ternate yang di budidayakan di hampir semua kelurahan baik yang di budidayakan atau dikelola dalam luasan lahan yang kecil yang mengunakan sistem budidaya campuran, tetapi ada juga petani yang menanam tanaman pisang pada luasan lahan saja. Akan tetapi hingga saat ini belum banyak penelitian yang menyangkut eksploritasi dan identifikasi keragaman tanaman pisang yang ada di Maluku Utara sehingga penelitian ini sangat penting untuk di Identifikasi. Informasi ilmiah tentang jenis–jenis tanaman pisang merupakaan salah satu informasi yang dibutukan untuk kegiatan pengembangan usaha tani tanaman pisang ke depan, karena pisang memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai tanaman pertaniaan di Maluku Utara khususnya Pulau Ternate, sehingga dibutuhkan informasi yang banyak terkait dengan tanaman tersebut. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu Mengidentifikasi keragaman berbagai jenis
tanaman pisang di Pulau Ternate dan Untuk memperoleh keanekaragaman tanaman pisang berdasarkan karakterisasi morfologi, agronomi dan hubungan kekerabatan dari berbagai tanaman pisang berdasarkan karakterisasi morfologi dan agronominya. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Ternate dengan mengambil sampel di beberapa Kelurahan sebagai tempat penelitian diantaranya: Kelurahan Gambesi, Sulamadaha, Koloncucu dan Moya yang berlangsung pada bulan Februari sampai April 2015. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat-alat dan bahan perlengkapan seperti yaitu alat tulis menulis, meteran, jangka sorong, mistar, karung, plastik, lebel, pisau, parang, kertas karton, kamera digital dan Deskriptor Tanaman Pisang. Sedangkan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi tanaman pisang yang terdapat disetiap lokasi sampel Penelitian Metode yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu mengunakan metode survey. Data yang dideskripsikan merupakaan hasil observasi pada berbagai lokasi penelitian di Kelurahan yang ada di Pulau Ternate kemudian dianalisis dengan menentukan lokasi penelitian secara sengaja dengan pertimbangan bahwa lokasi yang ada di Pulau Ternate merupakan Kelurahan yang banyak ditumbuhi tanaman pisang lebih dari satu jenis. Pengamatan dilakukan pada lokasi pengamatan bila dalam perjalanan dilapangan ditemukan potensi yang baru aksesi tanaman pisang. Parameter pengamatan yaitu karakteristik yang dipakai sebagai penciri morfologi tanaman, mengacu pada pedoman Descriptor for Banana (IPGRI,1988). Dimana pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap 94 karakter morfologi dan 11 karakter agronomi pada tanaman pisang yaitu bentuk umum tanaman terdapat dua karakter, tangkai daun terdapat 19 karakter, pembungaan terdapat 13 karakter, seludung bunga jantan 12
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
50
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
karakter, bunga jantan 25 karakter dan buah 12 karakter. Kesamaan sidik morfologi contoh yang dianalisis yang didasarkan pada kesamaan ragam dan varian diuji menggunakan uji Bartlett. Sifat kuantitatif dianalisis menggunakan Anova SAS dan uji nilai tengah Dunnett dihitung dengan formula sebagai berikut : ỹi – ỹj d s √1/ni + 1/nj Dimana : ỹi – ỹj d
= Selisih antara rataan 1 dan 2 = Batas titik ekuikoordinat pusat (r-1) ragam distribusi T student S = Simpangan baku ni dan nj = Banyaknya pengamatan 1 dan 2. Untuk mengetahui keragaman fenotipik dan hubungan kekerabatan antar jenis tanaman pisang, data morfologi masing-masing jenis pisang diolah menggunakan analisis pengelompokan data matriks (cluster analysis) dan pembuatan Dendogram dengan metode UPGMA (Unweighted Pair Group method Arithmetic) mengunakan NTSYS (Numerical Taxonomy and Multivariate System) versi 2.02 (Rohlf, 2000).
Identifikasi yang dilakukan pada populasi tanaman pisang di daerah Pulau Ternate terdapat 23 aksesi tanaman pisang dari tujuh jenis pisang yang terdapat di empat Kelurahan, selain itu karakter morfologi yang di amati sebanyak 94 karakter tanaman pisang yang ada di Pulau Ternate sangat beragam mulai dari karakter bentuk pohon, batang, pembungaan seludung dan buah tanaman pisang. Karakter bentuk pohon, daun, batang, perbungaan, seludung maupun buah merupakan contoh karakterisasi tanaman pisang dan karakter tersebut juga merupakan karakter yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dapat memberikan keragaman tanaman pisang di empat Kelurahan yang ada di daerah Pulau Ternate Tabel 1. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di Kecamatan Ternate Selatan No 1 2 3 4 5 6 7
Hasil eksplorasi jenis–jenis pisang menunjukan bahwa Pulau Ternate khususnya dan Indonesia pada umumnya kaya akan sumber plasma nutfah pisang. Tanaman pisang di Pulau Ternate sangat beragam jenisnya, akan tetapi belum di lakukan identifikasi secara menyeluruh berdasarkan penanda morfologi dan agronomi dengan parameter sifat keragamannya. Berdasarkan hasil eksplorasi di empat Kecamtan dengan tempat sampel yang terdiri dari empat Kelurahan maka di hasilkan jenis–jenis pisang seperti tertera pada Tabel 1, 2, 3, dan 4.
SUSU) Ternate Selatan Susu, (G-SPT) Gambesi Sepatu, (G-GRHO) Gambesi Goroho, (G-MAS) Gambesi Mas, (G-RAJA) Gambesi Raja dan (GMBE) Gambesi Mulu bebe.
Hasil identifikasi tanaman pisang di Kecamatan Ternate Selatan pada Kelurahan Gambesi, Fitu dan Ngade terdapat tujuh aksesi pisang dari tujuh jenis Tanaman pisang. Pada Kelurahan Fitu dan Ngade terdapat masing – masing satu aksesi tanaman pisang sedangkan untuk Kelurahan Gambesi terdapat lima aksesi pisang.
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
51
Kode TS-RTBG TS-SUSU G-SPT G-GRHO G-MAS G-RAJA G-MBE
Ket: (TS-RTBG) Ternate Selatan Raja Tembaga, (TS-
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Morfologi Pisang
Aksesi Pisang Raja Tembaga (Fitu) Susu (Ngade) Sepatu (Gambesi) Goroho (Gambesi) Mas (Gambesi) Raja (Gambesi) Mulu bebe (Gambesi)
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
Tabel 2. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di Kecamatan Pulau Ternate No 1 2 3 4 5 6
Aksesi Pisang Raja (Dorpedu) Raja (Sulamadaha) Sepatu (Sulamadaha) Mulu bebe (Sulamadaha) Goroho (Sulamadaha) Mas (Sulamadaha)
Tabel 4. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di Kecamatan Ternate Tengah
Kode PT-RAJA S-RAJA S-SPT S-MBE S-GRH S-MAS
No
Aksesi Pisang
Kode
1 2 3 4 5
Goroho (Moya) Sepatu (Moya) Raja (Moya) Mulu bebe (Moya) Mas (Moya)
TT-GRH TT-SPT TT-RAJA TT-MBE TT-MAS
Ket: (PT-RAJA) Pulau Ternate Raja, (S-RAJA)
Ket: (TT-GRH) Ternate Tengah Goroho, (TT-SPT)
Sulamadaha Raja, (S-SPT) Sulamadaha Sepatu, (SMBE) Sulamadaha Mulu bebe, (S-MBE) Sulamadaha Goroho dan (S-MAS) Sulamadaha Mas.
Ternate Tengah Sepatu, (TT-RAJA) Ternate Tengah Raja, (TT-MBE) Ternate Tengah Mulu Bebe dan (TT-MAS) Ternate Tengah Mas.
Tabel 2, hasil identifikasi jenis pisang di Kecamatan Pulau Ternate pada Kelurahan Sulamadaha dan Dorpedu terdapat enam aksesi Tanaman Pisang, Kelurahan Sulamadaha terdapat lima aksesi, sedangkan pada Kelurahan Dorpedu terdapat satu aksesi pisang.
Tabel 4, hasil identifikasi jenis pisang di Kecamatan Ternate Tengah pada Kelurahan Moya terdapat lima aksesi. Hasil identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Pisang di Pulau Ternate pada empat Kecamatan dapat ditampilkan pada Gambar sebagai berikut:
Tabel 3. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di Kecamatan Ternate Utara No Aksesi Pisang Kode 1 Goroho (Koloncucu) TU-GRH 2 Raja (Koloncucu) TU-RAJA 3 Sepatu (koloncucu) TU-SPT 4 Mulu bebe (Koloncucu) TU-MBE 5 Mas (Koloncucu) TU-MAS Ket: (TU-GRH) Ternate Utara Goroho, (TU-RAJA) Ternate Utara Raja, (TU-SPT) Ternate Utara Sepatu, (TU-MBE) Ternate Utara Mulu Bebe dan (TU-MAS) Ternate Utara Mas.
A
A
B
D
C
F
G
E
Gambar 1. Keragaman Bentuk Buah Aksesi Pisang di Pulau Ternate. (A) Aksesi Pisang Mas, (B) Aksesi Pisang Mulu Bebe, (C) Aksesi Pisang Raja, (D) Aksesi Pisang Susu, (E) Aksesi Pisang Raja Tembaga, (F) Aksesi Pisang Sepatu, (G) Aksesi Pisang Goroho. Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
52
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
Karakter sifat morfologi dari hasil uji Bartlett menunjukan bahwa dari empat Kecamatan sampel pengamatan di Pulau Ternate, berdasarkan karakter morfologi yang berbeda nyata (*) yaitu pada Bentuk Umum Tanaman Pisang satu karakter morfologi Habitus Daun (HD), sedangkan untuk Pelepah Pohon tuju karakter morfologi yaitu Aspek Pelepah Batang (APB), Warnah Pelepah Batang (WPB), Penampilan Kecerahan Pelepah (PKPH), Warna Dominan Pelepah Dalam (WDPD), Pigmentasi Pelapah Dalam (PPD), Lilin Lembaran Daun (LLD), dan Jumlah Pelepah (JP), sedangkan Tangkai Urat Daun terdapat Sembilan karakter morfologi yaitu Pelepah Dasar Tagkai Daun (PDTD), Warna Dasar Pelepah Daun (WDPD), Warna Pinggiran Tangkai Dau (WPTDN), Warna Permukaan Daun (WPD), Warna Bawah Daun (WBD), Lilin Bawah Daun (LBD), Titik Sisipan Pelepah Tangkai Daun (TSPTD), Warna Punggung Tulang Daun (WPTD) dan Warna Perut Tulang Daun (WSTD).
Buah (DB). Dari 94 karakter morfologi hasil uji Bartlett di empat Kecamatan.
Pembungaan terdapat enam karakter morfologi dari hasil uji Bartlett berbeda nyata (*) yaitu Buku Kosong Tangkai Bunga (BKTB), Warna Tangkai Bunga (WTB), Bentuk Tandan Buah (BTB), Posisi Tangkai Bunga (POTB), Penampilan Tangkai Bunga (PETB), dan Tipe Kuncup Bunga Jantan (TKBJ), sedangkan untuk Seludung Bunga Jantan terdapat lima karakter morfologi yaitu Bentuk Apex Seludung (BAS), Warna Luar Seludung (WLS), Warna Dalam Seludung (WDS), Warna Ujung Seludung (WUS), dan Lilin Seludung (LS).
Terjadi perbedaan antara individu atau spesies di karenakan setiap spesies memiliki perbedaan genetik antara yang satu dengan yang lain. Variasi genetika ini timbul karena setiap spesies mempunyai jenis–jenis gen yang kas. Gen merupakan unit–unit kromosom yang membawa kode untuk pembuatan protein spesifik. Setelah dibentuk, dan diberi kode oleh gen, protein–protein ini selanjutnya menentukan perkembangan serta tampilan bentuk, dan fungsi dari jaringan dan organ terkait.
Perbedaan dalam satu jenis tumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genotip yang dapat menghasilkan sifat fenotipik yang berbeda antara satu spesies tanaman (Indrawan M, 2007). Aksesi pisang yang berbeda tetapi mempunyai kemiripan fenotipek dan sifat agronomi yang dekat, maka hal ini dijelaskan oleh Ercan et al. (2002) bahwa bila dua species dengan karakter fenotipik dan sifat agronomi serta jarak genetik yang jauh mungkin akan memperlihatkan bentuk morfologi dan sifat agronomi yang sama. Hal ini di sebabkan genetik dari banyak sifat morpho–agronomi dikontrol oleh lebih dari satu gen atau banyak gen dan dipengruhi lingkungan, sehingga akan memperlihatkan kemiripan dalam bentuk morfologi terhadap beberapa karakter morfologi yang sama dari jenis yang berbeda.
Karakteristik Sifat Agronomi Pisang Bunga Jantan terdapat sembilan karakter morfologi yang berbeda nyata (*) yaitu Perilaku Bunga Jantan (PBJ), Warna Dasar Mahkota (PM), Warna Filamen (WF), Warna Kantong Polem (WKP), Bentuk Putik (BP), Warna Stigma (WS), Warna Dasar Ovari (WDO), Warna Dominan Bunga Jantan (WDBJ) dan Jumlah Bunga (JB). Sedangkan pada buah terdapat lima karakter morfologi yang berbeda nyata (*) yaitu Ujung Buah (UB), Pertinggal Tandang Buah pada Ujung Buah (PTBPUB), Warna Kulit Buah Mudah (WKBM), Warna Kulit Buah Matang (WKBMA) dan Danging
Berdasarkan kriteria pada Tabel 7, sifat Agronomi tanaman pisang dari Aksesi pisang yang terdapat di empat Kelurahan yang ada di Pulau Ternate, untuk hasil analisis menunjukan keragaman, baik dari Kecamatan Ternate Utara, Ternate Selatan, Ternate Tengah maupun Kecamatan Pulau Ternate. Aksesi tanaman Pisang Raja dari Kecamatan Pulau Ternate (PTRAJA) dengan Pisang Sepatu (G-SPT), Pisang Sepatu (S-SPT), Pisang Sepatu (TT-SPT), Pisang Sepatu (TU-SPT), Pisang Goroho (G-
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
53
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
GRH), Pisang Goroho (S-GRH), Pisang Goroho (TT-GRH), Pisang Goroho (TU-GRH), Pisang Mas (G-MAS), Pisang Mas (S-MAS), Pisang Mas (TT-MAS), Pisang Mas (TU-MAS), Pisang Mulu Bebe (G-MBE), Pisang Mulu Bebe (SMBE), Pisang Mulu Bebe (TT-MBE), Pisang Mulu Bebe (TU-MBE), Pisang Raja (G-RAJA), Pisang Raja (S-RAJA), Pisang Raja (TT-RAJA), Pisang Raja (TU-RAJA), Pisang Susu (TSSUSU) dan aksesi pisang Raja Tembaga (TSRTBG), mempunyai bentuk pelepah pohon, tangkai/urat/daun, perbungaan, seludung bunga jantan, bunga jantan dan buah berbeda–beda. Hasil uji Dunnett untuk sifat agronomi tanaman pisang dari empat Kecamatan di Pulau Ternate, memperlihatkan adanya keragaman dari berbagai jenis pisang. Berdasarkan penanda Agronomi aksesi pisang menunjukan pada Lebar Pingiran Tangkai Daun (LPTD) terdapat empat aksesi pisang yang berbeda nyata (*) yaitu pisang Raja di Gambesi (G-RAJA), Raja di Ternate Tengah (TT-RAJA), Raja di Ternate Utara (TU-RAJA) dan pisang Sepatu di Ternate Utara (TU-SPT), sedangkan pada Panjang Helai Daun (PHD) terdapat tiga aksesi pisang yang berbeda nyata (*) yaitu pisang Mas di Ternate Tengah (TT-MAS), Goroho di ternate Utara (TU-GRH) dan Mulu Bebe di Ternate Utara (TU-MBE). Pada Rasio Daun (RD) Terdapat 22 aksesi yang berbeda nyata (*) dan hanya terdapat satu aksesi yang tidak berbeda nyata (tn) yaitu aksesi pisang Goroho di Ternate Selatan Kelurahan Gambesi, untuk Panjang Tangkai Daun terdapat 22 aksesi pisang yang tidak berbeda nyata dan satu aksesi yang berbeda nyata (*) yaitu aksesi pisang Raja di Ternate Utara Kelurahan Koloncucu (TURAJA). Pada karakter agronomi panjang tangkai buah terdapat empat aksesi pisang yang berbeda nyata (*) yaitu pisang Sepatu di Sulamadaha (SSPT), Goroho di Sulamadaha (S-GRH), Goroho di Ternate Tengah Kelurahan Moya (TT-GRH) dan aksesi pisang Sepatu di Ternate Tengah Kelurahan Moya (TT-SPT). Berdasarkan karakter agronomi tanaman pisang dimana lebar pinggiran tangkai daun (LPTD), panjang helai daun (PHD), lebar helai daun (LHDN), rasio daun (RD), panjang tangkai
daun (PTDA), panjang tangkai bunga (PTB), lebar tangkai bunga (LTB), panjang buah (PAB), panjang tangkai buah (PTBH) dan lebar tangkai buah (LTBH) pada aksesi pisang yang berbeda–beda dari hasil uji Dunnett yaitu tidak berbeda nyata (tn). Karakter agronomi tanaman pisang di Pulau Ternate secara umum tidak memberikan perbedaan diantara aksesi tanaman pisang, tetapi memperlihatkan keragaman. Perbedaan ini dikarenakan pada tinggi pelapah (TP), lebar pinggiran tangkai daun (LPTD), panjang helai daun (PHD), lebar helai daun (LHDN), rasio daun (RD), panjang tangkai daun (PTDA), panjang tangkai bunga (PTB), lebar tangkai bunga (LTB), panjang buah (PAB), panjang tangkai buah (PTBH) dan lebar tangkai buah (LTBH) dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan hasil analisis sifat morfologi dan agronomi diatas, untuk beberapa aksesi pisang mungkin mempunyai dasar genetik yang sempit, tetapi berdasarkan karakterisasi kombinasi informasi sifat morfologi dan agronomi dapat digunakan untuk memaksimalkan potensi genetik dari plasma nutfa pisang yang dipelajari (Arriel et al., 2007; Ercan et al., 2002). Tabel 5. Sifat Agronomi Tanaman Pisang di Pulau Ternate AKSESI TS-RTBG TS-SUSU G-SPT G-GRHO G-MAS G-RAJA G-MBE PT-RAJA S-RAJA S-SPT S-MBE S-GRH S-MAS TT-GRH TT-SPT
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
54
LPTD PHD RD 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn 2* 2tn 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn
3 tn 2 tn 9 tn 4 tn 2 tn 2 tn 2 tn 2 tn 1 tn 3 tn 1 tn 4 tn 2 tn 3 tn 2 tn
7* 7* 7* 7 tn 7* 7* 7* 7* 7* 7* 7* 7* 7* 7* 7*
LTB PTBH LTBH 1* 1* 1* 1* 1 tn 1 tn 1* 1* 1* 2* 1* 1 tn 1* 1* 1*
1tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1* 1 tn 1* 1 tn 1* 1*
1* 1 tn 1* 1 tn 1* 1 tn 1* 1 tn 1* 1* 1* 1 tn 1* 1* 1*
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
TT-RAJA TT-MBE TT-MAS TU-GRH TU-RAJA TU-SPT TU-MBE TU-MAS Dunnett
2* 2 tn 2 tn 1 tn 2* 2* 1 tn 3 tn
1 tn 1 tn 2* 2* 2 tn 2 tn 1* 3 tn
7* 7* 7* 7* 7* 7* 7* 7*
1* 1* 1* 1* 1* 1* 1* 1*
1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn 1 tn
1 tn 1* 1tn 1* 1* 1* 1 tn 1 tn
2.98
Ket: Tanda * sekolom berbeda nyata dengan uji Dunnett 0,05 dan tn tidak berbeda nyata. (TP) Tinggi Pelepah, (LPTD) Lebar Pingiran Tangkai Daun, (RD) Rasio Daun, (LTB) Lebar Tangkai Bunga, (PTBH) Panjang Tangkai Buah, (LTBH) Lebar Tangkai Buah.
Keragaman Fenotipik Antar Individu Dendogram hasil Analisi UPMGA terhadap 23 aksesi tanaman pisang berdasarkan 105 karakter morfologi dan agronomi. Menunjukan bahwa ke 23 aksesi individu yang di analisis terbagi dalam enam Klaster (kelompok) pada tingkat kemiripan sebesar 57,18% yang membentuk satu kesatuan. Dendrogram Single Linkage, Euclidean Distance
Similarity
57.18
71.45
85.73
100.00
1 12 3 15 9 20 10 16 18 13 23 17 19 11 22 14 5 7 21 6 8 2 4
Observations
Gambar 6. Dendogram analisis UPGMA 23 aksesi pisang di Pulau Ternate berdasarkan karakter morfologi
Keterangan: 1. Aksesi Pisang Raja Tembaga di Ternate Selatan (TS – RTBG) 2. Aksesi Pisang Susu di Ternate Selatan (TS – SUSU) 3. Aksesi Pisang Sepatu di Gambesi (G – SPT) 4. Aksesi Pisang Goroho di Gambesi (G – GRH) 5. Aksesi Pisang Mas di Gambesi (G – MS) 6. Aksesi Pisang Raja di Gambesi (G – RAJA) 7. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Gambesi (G – MBE) 8. Aksesi Pisang Raja di Pulau Ternate (PT – RAJA) 9. Aksesi Pisang Raja di Sulamadaha (S – RAJA) 10. Aksesi Pisang Sepatu di Sulamadaha (S – SPT) 11. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Sulamadaha (S – MBE) 12. Aksesi Pisang Goroho di Sulamadaha (S – GRH) 13. Aksesi Pisang Mas di Sulamadaha (S – MAS) 14. Aksesi Pisang Goroho di Ternate Tengah (TT – GRH) 15. Aksesi Pisang Sepatu di Ternate Tengah (TT – SPT) 16. Aksesi Pisang Raja di Ternate Tengah (TT – RAJA) 17. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Ternate Tengah (TT – MBE) 18. Aksesi Pisang Mas di Ternate Tengah (TT – MS) 19. Aksesi Pisang Goroho di Ternate Utara (TU – GRH) 20. Aksesi Pisang Raja di Ternate Utara (TU – RAJA) 21. Aksesi Pisang Sepatu di Ternate Utara (TU – SPT) 22. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Ternate Utara (TU – MBE) 23. Aksesi Pisang Mas di Ternate Utara (TU – MS)
Kelompok I terdiri atas dua aksesi tanaman pisang, aksesi pisang raja tembaga berasal dari Kecamatan Ternate Selatan (TSRTBG) dan pisang Goroho (S-GRH) yang berasal dari Sulamadaha Kecamatan Pulau Ternate merupakan satu Klaster, tingkat kemiripan sebesar 82%. Kelompok II terdiri atas 17 aksesi tanaman pisang yaitu Pisang Sepatu (G-SPT), Pisang Sepatu (TT-SPT), Pisang Raja (S-RAJA), Pisang Raja (TURAJA), Pisang Sepatu (S-SPT), Pisang Raja (TT-RAJA), Pisang Mas (TT-MAS), Pisang Mas (S-MAS), Pisang Mas (TU-MAS), Pisang Mulu Bebe (TT-MBE), Pisang Goroho (TUGRH), Pisang Mulu Bebe (S-MBE), Pisang Mulu Bebe (TU-MBE), Pisang Goroho (TTGRH), Pisang Mas (G-MAS), Pisang Mulu Bebe (G-MBE) dan aksesi Pisang Sepatu (TU-SPT) yang merupakan satu Klaster, tingkat kemiripan sebesar 83%. Kelompok III terdiri atas satu aksesi pisang yang membentuk kekerabatan pada aksesi pisang Raja di Gambesi (G-RAJA) dengan tingkat kemiripan sebesar 72%. Kelompok IV terdiri atas satu aksesi tanaman pisang yaitu Pisang Raja (PT-RAJA) di
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
55
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
Kecamatan Pulau Ternate, tingkat kemiripan sebesar 71.45%. Kelompok V hanya terdiri atas satu aksesi pisang yaitu Pisang Susu (TS-SUSU) dari Kecamatan Ternate Selatan bergabung dengan kelompok I, II, III dan IV pada tingkat kemiripan sebesar 65%. Kelompok VI hanya terdiri atas satu aksesi tanaman pisang yaitu Pisang Goroho di Gambesi (G-GRH) tingkat kemiripan sebesar 57%.
hanya terdapat satu kelompok yaitu pada kelompok II. Perbedaan Klaster dalam dendogram tersebut di pengaruhi oleh aksesi pisang, jumlah karakter morfologi dan agronomi yang di gunakan pada saat identifikasi (Karuwal, 2011).
Hasil analisis dendogram tanaman pisang di Pulau Ternate berdasarkan karakter morfologi dan agronomi pisang memperlihatkan kemiripan dari 17 aksesi pisang yaitu pada kelompok II, sedangkan kelompok I dapat memperlihatkan karakter morfologi dan agronomi berdasarkan hubungan kekerabatan aksesi pisang yaitu Pisang Raja Tembaga di Ternate Selatan (TSRTBG) dan Pisang Goroho di Sulamadaha (SGRH). Berdasarkan hasil analisis dendogram pisang di Pulau Ternate terbagi atas beberapa kelompok yaitu Kecamatan Ternate Utara terdapat hanya satu kelompok pada kelompok II, sedangkan Kecamatan Pulau Ternate terdapat satu kelompok yaitu I, II, dan IV. Kecamatan Ternate Selatan terdapat lima kelompok yaitu I, II, III, V dan VI dan untuk Ternate Tengah Lokasi Kelompok Ternate Utara Pulau Ternate Ternate Selatan Ternate Tengah % Kemiripan I S-GRH TS-RTBG II TU-RAJA S-RAJA G-SPT TT-SPT TU-MAS S-SPT G-MAS TT-RAJA TU-GRH S-MAS G-MBE TT-MAS TU-MBE S-MBE TT-MBE TU-SPT TT-GRH III G-RAJA IV PT-RAJA V TS-SUSU VI G-GRH Sumber: Data Primer diolah 2015
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
56
82
87
72 71.45 65 57
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
Tabel 8, pengelompokan 23 aksesi pisang berdasarkan karakter morfologi dan agronomi, dendogram hasil analisis UPMGA menghasilkan hubungan kekerabatan antara aksesi pisang. Dendogram dapat menggambarkan sejauhmana hubungan kekerabatan antara aksesi pisang berdasarkan karakter morfologi dan agronomi yang di amati. Apabila aksesi pisang yang diamati menunjukan banyak kesamaan berarti memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dan sebaliknya apabila aksesi pisang yang diamati menunjukan banyak perbedaan dalam bentuk karakter morfologi dan agronomi berarti memiliki hubungan kekerabatan yang jauh (Simmonds dan Shepherd, 1955). Hasil analisis Klaster pada karakter morfologi dan agronomi terlihat bahwa pisang dengan genom yang sama tidak membentuk dalam satu kelompok yang sama, keadaan ini menunjukan bahwa penyerbukan pada pisang adalah penyerbukan bebas, sehingga kemungkinan terjadinya variasi genom sangat besar, variasi genom dapat berupa beragamnya komposisi genom tersebut (Rozyandra, 2004). Semakin ada kemiripan dalam karakter maka semakin besar kemungkinan adanya kesamaan genom. Terjadi perbedaan antara individu atau spesies di karenakan setiap spesies memiliki perbedaan genetik antara yang satu dengan yang lain. Variasi genetika ini timbul karena setiap spesies mempunyai jenis–aksesi gen yang kas. Gen merupakan unit–unit kromosom yang membawa kode untuk pembuatan protein spesifik. Setelah dibentuk, dan diberi kode oleh gen, protein–protein ini selanjutnya menentukan perkembangan serta tampilan bentuk, dan fungsi dari jaringan dan organ terkait. Adanya berbagai variasi atau perbedaan terhadap masing–masing karakter yang di miliki oleh setiap aksesi pisang, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor lingkungan, genetik maupun bias pada saat melakukan pengamataan dilapangan (Karuwal, 2011). Faktor lain yang mempengaruhi misalnya variasi warna, menurut Tjitrosoepomo (2010) warna suatu aksesi tumbuhan dapat berubah sesuai keadaan tempat
tumbuhnya dan erat sekali hubungannya dengan persediaan makanan serta penyinaran. KESIMPULAN Terdapat 23 aksesi dari tujuh jenis pisang yang memiliki karakter morfologi dan agronomi yang beragam di empat Kecamatan di Pulau Ternate. Karakter morfologi dan agronomi tanaman pisang di Pulau Ternate secara umum memberikan perbedaan diantara 23 aksesi dari tujuh jenis tanaman pisang, keragaman antar jenis tanaman pisang terlihat pada karakter bentuk pohon, batang, pembungaan, seludung dan buah tanaman pisang. Berdasarkan tingkat kemiripan, terdapat enam kelompok (Claster) aksesi tanaman pisang, pada Claster satu terdapat dua aksesi, claster dua terdapat 17 aksesi, sedangkan untuk claster 3, 4, 5 dan 6 masing–masing terdapat 1 aksesi
DAFTAR PUSTAKA
Ariel, N.H.C., A.O. Di Mauro, E.F. Arriel, S.H. Unedatrevisoli, M.M. Costa, I.M. Barbaro, and F.R.S. Muniz. 2007. Genetic Divergencein sesame based on morphological and agronomic traits. Crop Breeding and Appliend Biotechnology. 7:253-261. Badan Pusat Statiatik Maluku Utara. 2013. Maluku Utara dalam Angka.Propinsi Maluku Utara – Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Produksi buah-buahan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maluku Utara, 2012. Maluku Utara Dalam Angka BPS, Ternate. Ercan, A.G., K. M. Taskin, K. Turgut, M. Bilgen, and M.Z. Firat. 2002. Characterization Of Turkish sesame (Sesamun indicum L) landraces using agronomic and morphologica
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
49
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015
descriptors. Akdenis universitas Ziraat Facultesi Dergizi. 15(2): 45-52. Indrawan M. 2007. Biologi Konservasi.Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta IPGRI-INIBAP/CIRAD. 1996. Descriptor for Musa (Musa paradisiaca L.) sp). http.//www.inibap.org (didownload tanggal 20 maret 2013).Karuwal, R.L. 2011. Variasi genetika pisang berdasarkan karakter morfologi dan moleculer. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta Fakultas Biologi Universitas Gaja Mada. Rozyandra, C. 2004. Analisis Keanekaragam Pisang (Mussa spp) asal Lampung. IPB. Bogor. Rukmana, R. 1999. Bertanam Buah-buahan di Pekarangan. Yogyakarta: Kanisius. Simmonds NW and Shephered, K. 1955. The Taxonomy and Original of The Cultivated Bananas. J.Lmn.Soe.Land.Botss Sukartini, 2006. Pengelompokan Aksesi Pisang Mengunakan Karakter Morfologi. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropik. J, Hart,17 (11): 26-33. Suprayitna. 1996. Bertanam Buah-Buahan Unggul. Solo : CV Aneka. Tjitrosoepomo, G.. 2000, Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Santos, E.A., M.M. Souza, A.P. Viana, AAF. Almeida, JCO. Freitas and PR.
Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..
50