Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan ...
205 downloads
3373 Views
5MB Size
Report
This content was uploaded by our users and we assume good faith they have the permission to share this book. If you own the copyright to this book and it is wrongfully on our website, we offer a simple DMCA procedure to remove your content from our site. Start by pressing the button below!
Report copyright / DMCA form
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan Nasional dari CV Grahadi
Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa Penulis
:
Editor Perancang Kulit Layouter Ilustrator
: : : :
Muhammad Rohmadi Yuli Kusumawati Janta Setiana Hary Suyadi Indriwati Haryana Humardani
Ukuran Buku
:
17,6 x 25 cm
410 ROH b
ROHMADI, Muhammad Bahasa dan sastra Indonesia 3: untuk SMA/MA kelas XII (Program Bahasa)Muhammad Rohmadi, Yuli Kusumawati: editor Janta Setiana. —Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. viii, 250 hlm.: ilus.; 25 cm. Bibliografi : hlm. 245-246 Indeks ISBN 979-462-891-3 1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kusumawati, Yuli III. Setiana, Janta
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 Diperbanyak oleh ...
ii
Kata Sambutan
P
uji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaikbaiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, Juli 2008 Kepala Pusat Perbukuan
iii
Kata Pengantar
S
elamat, Anda sekarang telah duduk di kelas XII sekolah menengah atas. Tantangan Anda semakin berat karena harus mempersiapkan ujian nasional dan persiapan untuk tes masuk ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, Anda harus lebih rajin dan tekun belajar agar dapat meraih cita-cita. Untuk menunjang keberhasilan Anda dalam belajar diperlukan buku pegangan yang akan membantu dalam memahami berbagai materi pelajaran. Salah satunya adalah buku Bahasa dan Sastra Indonesia ini. Buku ini sampai di tangan Anda untuk membantu dan mempermudah dalam mempelajari materi bahasa dan sastra Indonesia. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh ketika mempelajari bahasa dan sastra Indonesia. Dengan mempelajari bahasa, secara tidak langsung Anda mempelajari tentang ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora) dan nilainilai kemanusiaan. Buku ini disajikan berdasarkan lima kompetensi yang terintegrasi, yaitu: (1) kemampuan mendengarkan, (2) kemampuan berbicara, (3) kemampuan membaca, (4) kemampuan menulis, dan (5) kemampuan bersastra. Kelima kemampuan tersebut disajikan dengan pola kombinasi yang terintegrasi sehingga diharapkan Anda akan memiliki kompetensi bahasa secara lisan maupun tertulis. Selain itu, di dalamnya terdapat ilustrasi yang menunjang dan relevan dengan materi pokoknya. Di awal tema disajikan gambar, peta konsep, dan prolog yang bertujuan agar siswa bisa mempunyai gambaran wacana materi yang akan dipelajari dari tema tersebut. Terdapat pula pelatihan dengan alur pengerjaan pada tiap subbab. Ada juga ruang info, refleksi, dan latihan di setiap akhir pelajaran untuk mengetahui kompetensi hasil belajar Anda. Akhirnya, selamat menggunakan dan mempelajari buku ini. Semoga Anda berhasil meraih cita-cita. Jangan lupa juga, selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Surakarta, Mei 2008 Penulis
iv
Cara Penggunaan Buku Agar Anda lebih mudah mempelajari buku ini serta mendapatkan hasil belajar yang maksimal, perhatikan dan pahami bagian-bagian buku berikut.
Tema
Bab pembuka yang berisi tentang tema yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Gambar Tema
Merupakan pengantar yang dapat memberikan gambaran dalam sebuah materi yang berhubungan dengan tema keseluruhan dalam satu babnya. Dalam hal ini, gambar tema bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya sehingga saling berhubungan.
Peta Konsep
Merupakan alur pemikiran yang sistematis untuk mempermudah dalam memahami materi pembelajaran dalam satu babnya.
Tujuan Pembelajaran
Disampaikan untuk lebih memfokuskan Anda dalam memahami materi yang akan dipelajari.
Materi Pembelajaran
Berisi pembahasan umum tentang materi yang akan dipelajari dalam setiap tema.
Pelatihan
Berisi soal pelatihan yang diberikan yang mengacu pada aspek kebahasaan yang telah dipelajari.
Ruang Info
Berisi pengetahuan yang tentang kebahasaan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.
Refleksi
Mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari agar lebih siswa lebih memahami bab yang telah diberikan.
Latihan
Berisi soal pilihan ganda dan soal uraian pada akhir bab yang wajib dikerjakan apabila telah selesai belajar dan memahami dalam satu bab sebelumnya.
Ulangan Akhir Semester
Berisi soal pilihan ganda dan soal uraian yang berisi soal tentang keseluruhan materi.
Glosarium
Merupakan kata-kata atau istilah yang berisi tentang arti untuk mempermudah pemahaman dalam bidang tertentu.
Indeks
Merupakan daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku materi.
v
Daftar Isi Kata Sambutan ......................................................................... Kata Pengantar ......................................................................... Cara Penggunaan Buku ............................................................ Daftar Isi ..................................................................................
iii iv v vi
Tema 1: Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi ........ I. Kompetensi Berbahasa ...................................................................... A. Mendengarkan Berita ........................................................................ B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi..................................... C. Membaca Intensif Paragraf Induktif ................................................... D. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan .................................................... II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan .................................. B. Membaca dan Menanggapi Cerpen .................................................. Latihan .....................................................................................................
1 2 2 5 11 15 17 17 21 27
Tema 2: Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat .. I. Kompetensi Berbahasa ...................................................................... A. Berpidato Tanpa Teks ........................................................................ B. Membaca Intensif Teks Deduktif ........................................................ C. Menulis Laporan Diskusi ................................................................... D. Mengidentifikasi Makna Konotatif dan Denotatif, Gramatikal dan Leksikal, Kias dan Lugas, Umum dan Khusus .................................. II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Melisankan Gurindam XII ................................................................. B. Menulis Prinsip-prinsip terhadap Karya Sastra Indonesia ................ Latihan .....................................................................................................
29 30 30 33 35
Tema 3: Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas .............. I. Kompetensi Berbahasa ...................................................................... A. Menyampaikan Intisari Buku Biografi ............................................... B. Menulis Paragraf Persuasi ................................................................. C. Mengaplikasikan Aspek Kohesi dan Koherensi pada Paragraf .......... II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Membahas Cerpen Indonesia dan Terjemahan ................................. B. Membahas Nuansa Makna dalam lagu Pop Indonesia .....................
59 60 60 62 66 68 68 79
Latihan .....................................................................................................
83
vi
40 43 43 47 56
Tema 4:
Pelaksanaan Program-program Sekolah ..................
87
Kompetensi Berbahasa ...................................................................... Mendengarkan Isi Program Sekolah .................................................. Menyampaikan Topik Suatu Uraian ................................................. Menyusun Paragraf Argumentatif ...................................................... Mengklasifikasikan Jenis Paragraf .....................................................
88 88 91 93 94
II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Menganalisis Sikap Penyair dalam Puisi Terjemahan yang Dilisankan ......................................................................................... B. Menulis Teks untuk Kebutuhan Majalah Dinding ..............................
96 96 98
Latihan .....................................................................................................
104
Tema 5:
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia .....................
107
Kompetensi Berbahasa ...................................................................... Mendengarkan Isi Laporan ............................................................... Membaca Teks Pidato ....................................................................... Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif ............................................. Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat .............
108 108 110 112 116
II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan .................................. B. Menilai Unsur Drama dan Pembabakan Drama Terjemahan ...........
120 120 123
Latihan .....................................................................................................
128
Tema 6:
Kualitas Pendidikan di Indonesia ............................
131
Kompetensi Berbahasa ...................................................................... Mendengarkan Informasi Berita ........................................................ Menyampaikan Program Kegiatan .................................................... Menggunakan Berbagai Kalimat secara Pragmatik ........................... Kompetensi Bersastra ........................................................................ Menilai Penghayatan Penyair Terhadap Puisi Terjemahan ............... Menjelaskan Tema, Plot, Tokoh, dan Perwatakan Ragam Sastra Prosa Naratif Terjemahan dalam Diskusi Kelompok ......................... C. Mementaskan Drama Karya Sendiri .................................................
132 132 135 140 142 142 143 148
Latihan .....................................................................................................
150
Tema 7:
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan .................
153
Kompetensi Berbahasa ...................................................................... Mendengarkan Informasi Isi Program Sekolah .................................. Membaca Intensif Artikel pada Internet ............................................. Mengidentifikasi Makna Kata dan Makna Bentuk Lingual Lain........
154 154 156 158
I. A. B. C. D.
I. A. B. C. D.
I. A. B. C. II. A. B.
I. A. B. C.
vii
II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Mengomentari Unsur-unsur Intrinsik Berbahasa dalam Drama Indonesia yang Memiliki Warna Lokal/Daerah ................................. B. Menentukan Tema, Plot, Tokoh, Perwatakan, dan Pembabakan, Serta Perilaku Berbahasa .................................................................. C. Menulis Prinsip-prinsip Kritik dan Esai ............................................. Latihan .....................................................................................................
166 173 177
Tema 8: Kasus Korupsi di Indonesia ..................................... I. Kompetensi Berbahasa ...................................................................... A. Membaca Cepat Teks ........................................................................ B. Menulis Makalah ............................................................................... C. Menganalisis Wacana Bahasa Indonesia .......................................... II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Membandingkan Puisi Indonesia dan Puisi Terjemahan .................. B. Transliterasi Arab Melayu ke Aksara Latin ........................................ Latihan .....................................................................................................
181 182 182 184 188 190 190 192 196
Tema 9: Ragam Budaya Nasional .......................................... I. Kompetensi Berbahasa ...................................................................... A. Menyampaikan Topik Suatu Uraian ................................................. B. Membaca Intensif Artikel dalam Media Cetak ................................... C. Ragam Bahasa Indonesia ................................................................. II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Membaca dan Menanggapi Puisi ...................................................... B. Membaca dan Menanggapi Drama ................................................... C. Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin ....................................................... Latihan .....................................................................................................
199 200 200 202 204 206 206 207
Tema 10: Bencana Alam di Sekitar Kita ................................. I. Kompetensi Berbahasa ...................................................................... A. Mendengarkan Informasi Berita ........................................................ B. Membaca Teks/Naskah Pidato .......................................................... C. Menyusun Paragraf Contoh, Perbandingan, dan Proses Sesuai dengan Ciri-ciri Paragraf ................................................................... II. Kompetensi Bersastra ........................................................................ A. Membahas Drama Indonesia dengan Warna Daerah ....................... B. Menerapkan Prinsip-prinsip Penulisan Kritik dalam Bentuk Karya Sastra Indonesia ................................................................................ Latihan .....................................................................................................
217 218 218 220
Latihan Ujian Akhir .................................................................. Daftar Pustaka .......................................................................... Glosarium ................................................................................. Indeks ..................................................................................
237 245 247 249
viii
161 161
211 214
222 225 225 228 235
Tema 1
Sumber: Gatra, 20 Februari 2008
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Gatra 16 Maei 2007
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
PETA KONSEP Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
Kebahasaan
Mendengarkan Berita
Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi
Kesastraan
Membaca Intensif Paragraf Induktif
Menulis Surat Lamaran Pekerjaan
Mendengarkan Membaca dan Pembacaan Pu- M e n a n g g a p i isi Terjemahan Cerpen
Telekomunikasi di Indonesia dewasa ini sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan maraknya operator-operator seluler yang berlomba-lomba mengenalkan produknya ke masyarakat luas dengan berbagai keunggulannya masing-masing. Pelajaran ini mengajak Anda untuk mempelajari dan mempraktikkan cara mendengarkan berita, menanggapi isi pembicaraan dalam diskusi, membaca intensif paragraf induktif, menulis surat lamaran pekerjaan, mendengarkan pembacaan puisi terjemahan, membaca dan menanggapi cerpen. Semua aspek di atas akan dikaitkan dengan tema Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi.
I. Kompetensi Berbahasa A. Mendengarkan Berita Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat pokok-pokok isi berita, memilahnya menjadi fakta dan pendapat, serta menanggapinya.
Sumber: Clipart
Teknologi telekomunikasi dan informasi terus berkembang, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Oleh sebab itu, kita harus mampu menyimak secara kritis agar tidak terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa. Perkembangan telekomunikasi akan semakin meningkat dengan dimunculkannya berbagai sarana dan prasarana yang memadai, baik me- Gambar 1 Dengan antena parabola, kita dapat menangkap berbagai siaran berita. lalui telepon, televisi, radio, pager, internet, dan sebagainya. Informasi-informasi tersebut jelas memberikan dampak positif dan negatif kepada masyarakat. Berbagai informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Untuk informasi dari media cetak, kita dapat membaca informasi dari dalam media tersebut. Sedangkan untuk menangkap berita/informasi dari media elektronik (khususnya radio dan televisi) kita harus mendengarkannya dengan saksama. Artinya, mengikuti jalan pikiran sang pembicara dengan sungguh-sungguh. Setelah mendengarkan berita, Anda dituntut untuk menyusun kembali berita tersebut dalam bentuk catatan seperti dalam format berikut. Format 1.1 Judul Acara Stasiun Waktu Siaran Tanggal Siaran Isi Berita 1. Apa 2. Siapa 3. Di mana 4. Kapan 5. Mengapa 6. Bagaimana 2
: : : : : : : : : : :
................................................. ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. .................................................
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
1. Mencatat Pokok-pokok Isi Berita Selain bersumber dari radio atau televisi, mendengarkan berita dapat dilakukan dengan mendengarkan pembacaan teks oleh teman, ayah, ibu, ataupun kakak. Untuk itu, mintalah seorang dari mereka untuk membacakan teks berikut. Dengarkan dengan saksama! Sambil mendengarkan, catat di buku tugas Anda tentang pokok-pokok isinya dengan format berikut ini! Format 1.2 Pokok-pokok Isi Berita No. 1.
Judul
Sumber
Apa Siapa Di Mana Kapan Mengapa Bagaimana
Jaringan Kompas, JRKY Radio 7 Mei Komunitas 2007 Yogyakarta Dideklarasikan
Teks Berita
Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta Dideklarasikan Sebanyak 31 “Radio Komunitas” di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (6/5), mendeklarasikan berdirinya Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY). Pendeklarasian di Gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro tersebut, didukung 35 organisasi nonpemerintah. Pernyataan deklarasi dibacakan Surowo (dari Radio Balai Budaya Minomartani). Sebelum pembacaan deklarasi, diadakan dialog publik tentang radio komunitas. Setidaknya empat pembicara yang tampil, masing-masing Danil Sunandar (perwakilan radio warga), YS. Matyastiadi (perwakilan radio kampus), Martinus Ujianto (perwakilan lembaga swadaya masyarakat), dan Nur Achmad Affandi (Wakil Ketua DPRD DIY). Dialog menyimpulkan, kehadiran radio komunitas merupakan proses pemberdayaan secara mandiri. Sayangnya, negara tidak memberi ruang gerak dan malah cenderung represif terhadap mereka. Tindakan represif berupa sweeping justru sebuah upaya yang menghambat pemberdayaan rakyat mengelola informasi. Nur Achmad Affandi berkomentar, dengan berdirinya JRKY, diharapkan upaya penyadaran terhadap aparat pemerintah semakin gencar. “Selama ini, aparat pemerintah belum sepenuhnya melihat radio komunitas sebagai bagian dari partisipasi masyarakat membangun komunitasnya. Mereka baru melihatnya dari satu sisi,” papar wakil rakyat dari PKB itu. Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
3
Koordinator JRKY, Adam Agus S., menjelaskan agenda utama yang mendesak diperjuangkan adalah terakomodasinya lembaga penyiaran komunitas dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran. RUU yang akan dibahas DPR dan Pemerintah pertengahan Mei 2007, sama sekali tidak merangkum keberadaan radio komunitas. Pemerintah menolak pencantuman lembaga penyiaran komunitas, dengan alasan radio komunitas tergolong gelap sehingga harus di sweeping. Padahal, kata Adam, radio komunitas telah berkembang sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat dalam mengelola informasi. Dengan kekuatan pemancar 10 watt, radio komunitas di Yogyakarta mampu memberi layanan informasi kepada komunitas tertentu, baik geografis maupun sesama kepentingan. “Saat ini tercatat 31 radio komunitas di DIY yang menyatakan tergabung dalam JRKY. Akan tetapi, sesungguhnya, secara riil di lapangan jumlahnya berkisar 60. Radio semacam itu terus menjamur sejak tahun 1997 hingga sekarang,” tandas Agam. (Sumber: harian Kompas, 7 Mei 2007, dengan perubahan seperlunya)
2. Memilah antara Fakta dan Pendapat Fakta adalah keadaan, kejadian, atau peristiwa yang benar dan bisa dibuktikan. Termasuk di dalamnya ucapan pendapat atau penilaian orang atas sesuatu. Dalam kode etik jurnalistik, pasal 3 ayat (30) dijelaskan antara lain, “…di dalam menyusun suatu berita, wartawan Indonesia harus membedakan antara kejadian (fact) dan pendapat (opini) sehingga tidak mencampuradukkan yang satu dengan yang lain untuk mencegah penyiaran berita-berita yang diputarbalikkan atau dibubuhi secara tidak wajar.” Pendapat juga disebut opini. Dikenal public opinion atau pendapat umum dan general opinion atau anggapan umum. Opini merupakan persatuan (sintesis) pendapat-pendapat yang banyak; sedikit banyak harus didukung orang banyak baik setuju atau tidak setuju; ikatannya dalam bentuk perasaan/emosi; dapat berubah; dan timbul melalui diskusi sosial. Berdasarkan catatan dalam format 1.2, Anda dapat membedakan antara fakta dan pendapat dalam teks yang dibacakan oleh teman, ayah, ibu, atau kakak tadi. Selanjutnya, salin di buku tugas format berikut ini untuk mengerjakan! Format 1.3 No. 1.
2. 4
Fakta
Pendapat
31 radio komunitas menjadi anggota Agenda utama yang paling mendesak JRKY. untuk diperjuangkan adalah RUU Penyiaran. .................................................. ....................................................
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
3. Menanggapi Isi Berita Tanggapan adalah ulasan atau komentar atas berita, pidato, laporan, dan sebagainya. Tanggapan terhadap berita dapat diberikan pada seluruh aspek berita, seperti isi, unsur berita, bahasa, gaya penulisan berita, dan sebagainya. Sebelum menanggapi berita, kita harus memahami berita tersebut. Setelah itu, baru kita lakukan analisis secara mendalam terhadap seluruh aspeknya. Dalam memberikan tanggapan terhadap suatu berita atau laporan diperlukan pemahaman tiga aspek penting dari tulisan tersebut. Tiga aspek dalam tulisan tersebut adalah aspek tulisan/ejaan, aspek substansi/isi, dan aspek penyajian berita. Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita hendaknya menggunakan ragam bahasa standar. Bahasa standar mempunyai ciri-ciri: cendekia, luwes, dinamis, efektif, dan enak dibaca, tetapi tetap berpedoman pada kaidah bahasa yang berlaku. Berdasarkan catatan dalam format 1.2 dan 1.3, Anda dapat memberikan tanggapan terhadap berita yang didengarkan, baik tanggapan yang setuju mapun yang menolak. Untuk itu, sampaikan tanggapan Anda secara lisan kepada ayah, ibu, kakak, atau teman yang membacakan teks tadi!
B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat pembicara dan pokok-pokok yang dibicarakan, mengajukan pertanyaan, menyetujui dan menolak pendapat, serta mengajukan argumentasi.
1. Mencatat Siapa dan Apa yang Dibicarakan dalam Diskusi Kemampuan berkomunikasi seseorang tidak tumbuh dengan sendirinya. Komunikasi seseorang akan baik dan terlatih apabila sering berkomunikasi dalam berbagai peristiwa dan beraneka ragam pendengarnya. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa secara nyata. Kegiatan ini dapat berlangsung dengan bercakap-cakap, tanya jawab, berdialog, berpidato, dan berdiskusi/seminar. Seseorang agar memiliki keterampilan berbicara secara baik dan benar dalam forum-forum diskusi/seminar, maka dia harus menguasai hal-hal berikut ini. a. Penguasaan masalah. b. Penguasaan lafal dan intonasi. c. Pengenalan situasi. d. Keberanian berbicara. e. Penguasaan bahasa/kekayaan kosakata dan gaya penyampaiannya f. Sering latihan/kebiasaan.
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
5
Tujuan berbicara dalam forum apa pun tentulah didorong oleh keinginan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada siapa yang diajak berbicara. Dalam diskusi/seminar ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, mengingat diskusi itu merupakan suatu forum musyawarah untuk memufakati suatu masalah yang dihadapi bersama-sama. Pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi. a. Moderator Seorang anggota diskusi/seminar yang ditunjuk oleh panitia seminar/diskusi untuk memimpin jalannya diskusi sampai selesai. b. Notulen Seorang anggota seminar yang ditunjuk oleh panitia dan moderator sebagai pencatat dan perekam dalam proses jalannya seminar/diskusi. c. Pembicara Seorang ahli atau pakar yang dimintai oleh panitia untuk menjadi pembicara atau memberikan materi dalam diskusi/seminar tersebut. d. Peserta Anggota seminar yang mengikuti seminar/diskusi dan mendaftar secara langsung ataupun hanya sebagai partisipan. Kewajiban-kewajiban peserta diskusi/seminar. a. Berkemampuan mengusahakan terselenggarakannya diskusi secara lancar dan tertib. b. Sabar, adil, dan tidak memihak. c. Mematuhi dan menjalankan peraturan diskusi yang telah dibuat/ditetapkan. d. Bersama-sama anggota/sekretaris menyusun kesimpulan diskusi dan mengumumkannya. e. Menguasai pokok-pokok masalah yang didiskusikan. Hak peserta diskusi. a. Mematuhi aturan berdiskusi. b. Menguasai/memahami pokok-pokok masalah. c. Aktif menyumbangkan ide, gagasan, dan pokok-pokok pikirannya. d. Menghargai pendapat orang lain. e. Selalu menghindari sikap emosional dan alogis. f. Mengajukan usul/pendapat setelah dipersilakan oleh ketua diskusi. Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas empat orang! Tunjuklah seorang teman untuk membacakan teks berikut ini! Sambil mendengarkan, catat tentang siapa yang dibicarakan dan pokok-pokok pembicaraannya! Salin format berikut di buku tugas untuk mengerjakan! Format 1.4 No. 1. 2.
6
Pembicara
Pokok-pokok Permbicaraan
.................................................. ....................................................... .................................................. .......................................................
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Kaderisasi Penulis Pelajar dan Mahasiswa di Media Massa Cetak Satu fenomena sangat menyedihkan ketika tahun ‘80-an beberapa pengarang muda seperti Hilman Hariwijaya, Zara Zettira, Gola Gong, dan Bubin Lantang merajai peredaran buku-buku cerita remaja, dialogdialog kepenulisan pun hangat diselenggarakan dengan peserta melimpah. Meskipun demikian, dunia kepenulisan bagi remaja dan mahasiswa sampai saat ini memang masih sepi oleh penggemar. Diibaratkan “hangat-hangat tahi ayam”, pada saat ada diklat kepenulisan, diklat jurnalistik, dan sebagainya, mereka berbondong-bondong untuk meramaikannya tetapi setelah itu ibarat mimpi lewat saja. Ada satu protes keprihatinan yang dilontarkan oleh seorang penulis yang sudah memiliki nama, yaitu Gola Gong pada saat seorang panitia dialog kepenulisan mengajukan proposal kepadanya sebagai pembicara dalam dialog tersebut. “Apakah tidak bosan mengundang saya? Hasilnya selama ini yang sudah terwujud apa? Apakah saya masih laku untuk ditawarkan, sementara dunia fashion, jumpa fans, cover majalah, jauh lebih laris dibandingkan dunia kepenulisan?” Hal ini saya kira wajar jika Gola Gong seakan-akan memberontak melihat ketidakpedulian para remaja dan mahasiswa sekarang terhadap lahan yang sebenarnya menjanjikan masa depan yang sangat cerah. Apalagi setelah adanya reformasi tahun 1998, adanya kebebasan berdemokrasi, berekspresi, dan berkarya sangat marak bermunculan media massa cetak dan elektronik di Indonesia. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan penulispenulis remaja yang masih memiliki idealisme dan ketangguhan berkarya secara inovatif. Faktor utama yang menyebabkan “kemandekan dan kemandulan” proses kreatif para mahasiswa dan remaja dalam dunia tulis-menulis adalah sebagai berikut. 1. Mahasiswa kurang mencintai dunia tulis-menulis. 2. Kurangnya bekal dan pelatihan kepenulisan atau jurnalistik bagi mahasiswa. 3. Mahasiswa kurang merespons kegiatan tulis-menulis yang dapat mendukung keprofesionalan sebagai sarjana plus pada saat lulus kuliah nantinya. Sebagai pegangan bagi penulis pemula, perlu diperhatikan beberapa persyaratan ketika ingin menulis artikel, esai, atau mungkin karya jurnalistik lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
7
1. Mengetahui Persyaratan Menulis a. Tulisan harus orisinil, belum pernah dimuat di media lain. b. Bersifat aktual dan faktual. c. Mengandung unsur ilmiah populer, bukan ilmiah teknis. d. Tidak menyerang pribadi orang lain atau memojokkan pihakpihak tertentu. e. Tidak melanggar kesusilaan. f. Materi bukan merupakan promosi yang bersifat komersial tentang suatu produk atau usaha jasa lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Etika Penulisan Kebebasan penulis artikel di media cetak tetap harus berpegang pada rambu-rambu ataupun aturan penulisan di media cetak. Berikut ini beberapa etika yang harus diperhatikan seorang penulis media cetak. a. Jangan mengirimkan naskah yang sama atau mirip kepada lebih satu media cetak. b. Jangan memanfaatkan artikel untuk kepentingan seseorang atau kelompok. c. Jangan menanyakan kapan artikel Anda dimuat dan honor Anda sebagai penulis. g. Jangan meminta kembali artikel Anda apabila tidak dimuat di media cetak. h. Pahami karakter media cetak yang Anda incar tersebut, baik model, gaya, pembaca, dan model pengiriman naskahnya. 3. Memahami Karakter Redaktur Masing-masing redaktur media cetak memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun demikian, para redaktur pada umumnya memiliki cara kerja yang sama dalam bidang penerbitan media. Oleh karena itu, Anda harus mengenali dan memahami karakter redaktur masing-masing media cetak. 4. Mengenal Kerja Redaktur Seorang redaktur media cetak biasanya memiliki beberapa alternatif ketika menentukan sebuah tulisan dimuat atau tidak. Halhal yang biasanya dilakukan oleh redaktur untuk memilih artikel yang akan dimuatnya, antara lain sebagai berikut. a. Apakah topik artikel aktual atau judulnya menarik. b. Khusus untuk judul apakah ada kejutan, keunikan, atau menunjukkan kebaruan. c. Apakah panjang tulisan sesuai yang dipersyaratkan masingmasing media masa cetak. d. Apakah artikel datang tepat waktu atau bahkan mendahului waktu, khususnya artikel yang menanggapi peristiwa teragenda. 8
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
e.
Apakah artikel itu secara teknis memudahkan (misalnya Anda kirim lengkap dengan disketnya). f. Apakah artikel itu mempunyai ide baru atau sekadar mengulang pendapat orang lain. g. Apakah sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. h. Bagaimana mengurai sintesis antara teori dan kenyataan. i. Apakah sistematika penulisan artikel sudah runtut atau belum. 5. Strategi Pengiriman Naskah a. Artikel dikirim sendiri. b. Dikirim lewat pos atau paket. c. Mengirim lengkap dengan disket. d. Dikirim melalui modem. e. Mengirim lewat faksimile. f. Mengirim melalui e-mail. 6. Mengenali Kelemahan a. Penulis senior. b. Penulis pemula. Keuntungan menjadi seorang penulis secara nyata dalam kehidupan kita adalah sebagai berikut. 1. Mendapatkan honorarium yang sangat menarik dari tulisan-tulisan yang dimuat di media massa cetak atau majalah, baik lokal, nasional, maupun internasional. 2. Memiliki kebanggaan pribadi karena tulisannya dapat dimuat di salah satu media massa cetak, baik lokal maupun nasional sehingga nama diri dan ide kita dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat, baik para praktisi, akademisi, maupun klien. 3. Nama kita dikenal oleh para akademisi, praktisi media massa cetak, redaktur, dan para editor penerbitan, sehingga akan membuka jalan untuk keberhasilan kita di masa-masa yang akan datang. Akhirnya, sebagai catatan akhir marilah kita bersama-sama berproses, berkreatif, berekspresi, dan berapresiasi untuk dapat mewujudkan keinginan dan idealisme kita dengan menulis. Riwayat Singkat Pembicara Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. lahir di Sragen, 13 Oktober 1976. Saat ini penulis tinggal dengan istrinya, Yuli Kusumawati, S.S. di Tunggul Sari RT 02/06, Pajang, Laweyan, Surakarta Telp. (0271) 739450. Pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di Sragen, yaitu SDN Pungsari 1 tahun 1988, SMPN 1 Plupuh tahun 1991, dan SMUN Gemolong tahun 1994. Gelar Sarjana Sastra diraih di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, bidang Linguistik, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS tahun 1999 dengan Skripsi “Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Rubrik Wong Solo Ngudarasa Solopos: Kajian Pragmatik”, dan gelar Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
9
Magister Humaniora, minat utama Linguistik, diraih di Pasca-sarjana UGM Yogyakarta tahun 2002 dengan Tesis “Asosiasi Pornografis JudulJudul Berita Artis dalam Media Massa Cetak: Kajian Sosiolinguistik”. Penulis memulai karier mengajar sejak tahun 1997-1998 sebagai Tentor LBB Omega Gama dan Primagama Surakarta, tahun 1999-2000 menjadi wartawan di SKH Pos Kita/Bengawan Pos Solo, tahun 20002002 menjadi tentor di LBB Neutron Yogyakarta, dosen di Universitas Veteran Bantara Sukoharjo dan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sejak 1 Desember 2002 penulis diangkat sebagai dosen tetap Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan PBS FKIP UNS - sekarang. Mata kuliah yang pernah diampu di Perguruan Tinggi antara lain; Sosiolinguistik, Pragmatik, Semantik, Psikolinguistik, Linguistik Umum, Linguistik Terapan, Fonologi, Sintaksis, Analisis Kesalahan Bahasa, Jurnalistik, Filsafat Ilmu, dan Menyimak. Hasil karya ilmiahnya antara lain: “Asosiasi Pornografis dalam Media Massa Cetak” (Jurnal Retorika Pascasarjana PBI UNS, Oktober 2003), “Valensi Morfologis Verba Adjektiva dalam Bahasa Indonesia” (Jurnal Dwijawacana FKIP UNS, Mei 2004), “Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo (Jurnal Humaniora Fakultas Ilmu Budaya UGM, Juni 2004), Eksistensi Bahasa Jawa di Eraglobalisasi ( Seminar Nasional), Emang Islam Nggak Gaul karya Munif Tauhcid (sebagai Editor), Pragmatik: Teori dan Analisis (Lingkar Media Yogyakarta, Juli 2007), Cendera Mata Cinta from “ABG” to “ABG” karya Drs. Yant Mujiyanto (sebagai Editor). Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai semi-nar dan menulis di media massa cetak, seperti Solopos, Bengawan Pos, Kedaulatan Rakyat, dan Suara Merdeka. (Sumber: Materi Training Dasar-Dasar Jurnalistik di SMK 6 Solo, 3 Oktober 2007)
2. Mengajukan Pertanyaan terhadap Pokok Pembicaraan Berdasarkan catatan dalam format 1.4, buatlah pertanyaan tentang teks yang Anda dengarkan, lalu ajukan kepada teman dalam kelompok diskusi! Contoh: a. Mengapa harus ada kaderisasi penulis untuk pelajar dan mahasiswa? b. Apakah profesi penulis dapat dijadikan mata pencaharian hidup?
3. Mengemukakan Persetujuan dan Penolakan Buatlah tanggapan persetujuan dan penolakan terhadap pendapat-pendapat pembicara dalam makalah yang disampaikan dalam seminar jurnalistik di atas! Kerjakan di buku tugas Anda!
10
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Contoh: a. Maaf, saya kurang sependapat dengan apa yang Bapak sampaikan tadi mengenai “profesi kepenulisan” karena saya belum yakin bahwa dengan menulis kita bisa hidup layak. (Ungkapan Penolakan) b. Saya setuju dengan pendapat Bapak tadi bahwa kita harus memulai dari diri kita sendiri untuk menulis. Terima kasih. (Ungkapan Persetujuan)
4. Mengajukan Argumen Mendukung dan Menentang Ajukan argumen yang mendukung dan menentang terhadap pendapatpendapat pembicara dalam makalah yang disampaikan dalam diskusi atau seminar jurnalistik di atas. Sebelumnya, tuliskan di buku tugas Anda! Contoh: 1. Maaf Pak, saya kurang sependapat dengan pemikiran Bapak tadi. Karena untuk menulis memerlukan modal. Dengan demikian, penulis pemula seperti saya kurang percaya diri untuk mampu me-nulis seperti yang Bapak sampaikan tadi. (Argumen Menentang) 2. Maaf Bapak Moderator, saya hanya ingin menyampaikan bahwa pada prinsipnya saya sependapat dengan pendapat yang disampaikan Bapak Rohmadi tadi. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau training ini dilanjutkan ke training jurnalistik tingkat lanjut karena dengan menulis akan mendatangkan banyak keuntungan bagi kita, baik pelajar maupun mahasiswa. Terima kasih. (Argumen Mendukung)
C. Membaca Intensif Paragraf Induktif Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengindentifikasi ciri-ciri teks yang berpola induktif dan menyimpulkannya.
1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Berpola Induktif Paragraf adalah bagian dari telaah wacana dalam bahasa Indonesia. Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif. Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwaperistiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. letak kalimat utama di akhir paragraf, b. diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
11
Contoh:
Di dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1952, 62,7% orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Pada tahun 1960 adalah 63,8%. Dari penyajian statistik tersebut, ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh. (Sumber: Suara Karya, 29 Maret 2008)
Dalam contoh paragraf induktif di atas terdiri atas empat kalimat berurutan yang diawali dengan kalimat pertama sebagai serangkaian kalimat pernyataan, kemudian diikuti kalimat kedua, ketiga, dan diikuti kalimat keempat sebagai kesimpulan.
2. Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola Generalisasi, Analogi, dan Sebab-Akibat a. Generalisasi Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan faktafakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri sebagai penjelasan lebih lanjut. Contoh:
Pemerintah mendirikan sekolah sampai ke pelosok. Puskesmas didirikan di mana-mana. Lapangan kerja baru diciptakan. Pembangunan rumah ibadah diperbanyak atau dibantu pemerintah. Memang menjadi tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
b. Analogi Adalah proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.
12
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Contoh: Secara tak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil Steadler 4B menghasilkan gambar vinyet yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat lunak dan menghasilkan garis-garis hitam dan tebal. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun ia selalu memakai pensil itu untuk membuat vinyet, tetapi ketika ia berlibur di rumah nenek di sebuah kota kecamatan ia kehabisan pensil. Ia mencari di toko-toko di kota itu tidak ada. Akhirnya, daripada tidak dapat mencoret-coret ia memilih merek lain yang sama lunaknya dengan Steadler 4B. “Ini tentu akan menghasilkan vinyet yang bagus juga,” putusnya.
c. Sebab-Akibat Adalah proses penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat. Contoh: Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada, tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, maka kepentingan bersama didahulukan. Dengan demikian, antara kepentingan perorangan dan kepentingan berjalan serasi. Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara bersama dan secara terkoordinasi, bagi bangsa Jepang sudah berjalan dengan sendirinya.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengindentifikasi ciri-ciri teks yang berpola induktif dan menyimpulkannya. Sekarang kerjakan perintah di bawah ini! Baca teks berikut ini dengan cermat! Sambil membaca, catat tiap-tiap paragrafnya yang termasuk pola generalisasi, analogi, dan sebab-akibat! Salin format berikut di buku tugas Anda untuk mengerjakannya! Format 1.5 No.
Paragraf Ke-1
Pola Generalisasi
Anlogi
Sebab-Akibat
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
13
Mahir Membaca Kuasai Informasi Oleh: Dr. Ella Yulaelawati Mahir membaca mengandung makna melampaui kemampuan membaca bunyi teks. Mahir membaca adalah mahir memahami makna wacana bacaan secara mendalam disertai dengan kemampuan membaca dan menafsirkan konteks dari wacana tersebut. Kondisi sosial, budaya, dan ekonomi, sebagai latar suatu wacana bacaan yang tersedia dapat dicerna dan dipahami dengan baik. Seseorang yang mahir membaca adalah seseorang yang mampu membunyikan teks, memahami wacana, dan menghayati konteks suatu bacaan. Bagi pembaca mahir, konteks bacaan dipahami berdasarkan informasi yang memadai. Pembaca yang mahir perlu terampil menulis untuk menata dan menyimpan informasi yang dapat digunakan dalam pemahaman bacaan lebih lanjut. Dengan sendirinya, seseorang yang mahir membaca adalah seseorang yang mampu menguasai informasi.
Sumber: Foto Haryana
Agar menguasai informasi, seseorang diharuskan banyak sekali membaca dari berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Ia diharapkan dapat mencari, menyimpan, dan mengelola informasi dengan menafsirkan informasi dalam bentuk catatan, kliping, tulisan, dan laporan. Ia juga harus dapat selalu mengkinikan (mengupdate) informasi agar tidak terGambar 2 Membaca dapat metinggal. Keikutsertaan dalam nambah wawasan seseorang. mengkinikan informasi memerlukan kemampuan dalam mempelajari informasi baru sekaligus menyeleksi informasi yang bermanfaat dan menyisihkan informasi yang tidak relevan agar terjadi otomatisasi dalam berkomunikasi secara efisien. Pengetahuan-pengetahuan usang yang tidak bermanfaat dapat dikaji ulang, bahkan bila perlu dilupakan agar terlepas dari belenggu statis yang mengundang ketertinggalan. Kemahiran mengelola informasi terkini mencakup kemampuan meneliti, memilih, menggunakan informasi disertai data akurat, dan membuang pengetahuan yang tidak relevan. Dengan demikian, seseorang yang mahir mengelola informasi akan mampu menciptakan pengetahuan baru.
14
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Mereka yang menguasai dan mengelola informasi, dapat melahirkan kritik yang bermakna dan membangun. Mereka dapat melahirkan kritik dengan pemahaman kontekstual berdasarkan data akurat yang menunjang persoalan-persoalan dalam kehidupan. Dengan kemampuannya, mereka dapat memberikan gagasan-gagasan baru sebagai solusi atas permasalahan yang dikemukakannya. Kemahiran membaca perlu didukung dengan penguasaan bahasa yang memadai, karena bahasa merupakan wahana perolehan dan penyampaian informasi dan pengetahuan. Penguasaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu harus ditingkatkan. Dengan demikian, seseorang dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan antarmasyarakat dan kegiatan nasional .... (Dikutip seperlunya dari Buletin Pusat Perbukuan, Depdiknas No. 6 Tahun 2006)
D. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengenali unsur-unsur dalam surat lamaran pekerjaan, menuliskannya berdasarkan iklan, serta memperbaiki dari segi struktur antarkalimat dan EYD.
1. Unsur-unsur dalam Surat Lamaran Pekerjaan Surat lamaran pekerjaan biasa ditulis seseorang ditujukan kepada suatu instansi atau perusahaan. Dalam surat lamaran tersebut, seorang pelamar menawarkan keahlian, kemampuan, atau jasa agar diterima menjadi karyawan atau pegawai di instansi atau perusahaan tersebut. Unsur-unsur yang terdapat dalam surat lamaran pekerjaan adalah sebagai berikut. a. Identitas pelamar, yang meliputi nama, alamat, usia, tempat dan tanggal lahir, pendidikan. b. Jenis pekerjaan yang diminta. c. Bila telah mempunyai pengalaman, dicantumkan pengalaman kerja. d. Data pendukung yang dimiliki, misalnya: STTB, riwayat hidup, dan sertifikat keahlian. e. Sumber lamaran, baik dari iklan maupun pengumuman.
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
15
2. Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan Berdasarkan Iklan Cermati iklan lowongan pekerjaan di bawah ini! Berdasarkan iklan tersebut, berikut ini disajikan contoh surat lamaran pekerjaan yang ditawarkan.
(Sumber: Solopos, 24 Januari 2007)
Hal Lampiran
: :
Lamaran Pekerjaan Satu berkas
Yth. Kepala Personalia Sadar Djaya di Jl. Majapahit VII No. 34 Solo Dengan hormat, Dengan adanya iklan di Solopos, 24 Januari 2007, dengan ini saya mengajukan lamaran menjadi karyawan di Sadar Djaya, yaitu bagian Teknisi Komputer. Sebagai karyawan, saya akan berkerja keras untuk kemajuan perusahaan Bapak. Berikut ini saya lampirkan: 1. Satu lembar copy ijazah terakhir 2. Satu lembar copy KTP 3. Tiga lembar pasfoto ukuran 4 x 6 4. Satu lembar daftar riwayat hidup Demikian lamaran dari saya. Besar harapan saya untuk dapat mengikuti tes seleksi. Atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Hormat saya,
Yuma Ari
16
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
3. Memperbaiki Surat Lamaran Perhatikan sekali lagi contoh surat lamaran di atas. Setelah Anda mengetahui unsur-unsur yang harus ada dalam surat lamaran, tentunya dapat dilihat bahwa contoh surat tersebut masih terdapat berbagai kekurangan, baik dari segi struktur, diksi (pilihan kata), kejelasan kalimat, (Sumber: Suara Merdeka, kaitan antarkalimat, dan ejaannya. Untuk itu, Sabtu 28 Juli 2008) Anda diminta menuliskan kembali perbaikan dari contoh surat lamaran tadi di buku tugas! Buatlah contoh surat lamaran yang benar dengan melihat lowongan pekerjaan di atas!
Pelatihan Setelah Anda mempelajari unsur-unsur dalam surat lamaran pekerjaan, menyusun surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan, dan memperbaiki surat lamaran, selanjutnya Anda kerjakan tugas berikut! Carilah iklan lowongan pekerjaan di media cetak. Buatlah surat lamaran terhadap pekerjaan tersebut. Kerjakan di selembar kertas dan kumpulkan kepada Bapak/Ibu Guru Anda! Perhatikan struktur, diksi, kejelasan kalimat, dan ejaannya.
II. Kompetensi Bersastra A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menentukan isi puisi yang dibacakan, temanya, sikap penyair, dan menjelaskan amanatnya.
1. Menentukan Isi Puisi yang Dibacakan Puisi merupakan karya sastra yang didominasi oleh unsur perasaan, imajinasi, irama, dan persajakan yang ditata berbaris-baris dan berbait-bait dalam nada dan irama yang sesuai. Di dalam puisi dapat ditemukan isinya, esensi, dan substansi maksud yang terkandung di hati penyair. Ketika puisi itu dibacakan, baik pembaca maupun pendengar, dapat menentukan isinya. Hal ini terjadi, baik dalam puisi Indonesia maupun puisi terjemahan. Coba Anda simak pembacaan puisi-puisi terjemahan yang dilakukan oleh teman-teman berikut ini! Sambil membaca, tentukan isi yang terkandung di dalamnya. Bapak/ Ibu Guru akan menunjuk beberapa siswa untuk membacakan beberapa puisi berikut ini di depan kelas. Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
17
Puisi a: Seorang Anak Bercakap dengan Tuhan Oleh: Patherine Marshall Tuhanku, waktu usiaku lima tahun, masih sangat muda Kupikir semua makananku berasal dari gudang penyimpan Aku tak pernah mengerti mengapa Ayah bersyukur kepada-Mu Kini usiaku enam tahun Makin mengertilah aku Kini kutahu gudang-gudang penyimpanan itu Tak mungkin menyimpan makanan, tanpa berkah-Mu Jika Kau tak merestui apa yang tumbuh Terima kasih Tuhanku, untuk benih kecil mungil Yang merekah ke dalam selaput ercis hijau ke dalam tomat merah Ke dalam labu kuning dan apel yang ranum Terima kasih atas hujan dan sinar matahari Yang merekahkan benih-benih Terima kasih untuk pak tani Yang menanamkan benihnya Dan kepada lelaki yang mengemudi truk-truk besar Membawa bahan makanan ke pasar Terima kasih untuk lelaki penyimpan seperti Tuan Barnes Dalam apron putihnya yang longgar Untuk Bapak yang membelikanku makanan Untuk Mama yang memasakkanku Hingga segalanya jadi lezat kunikmati Terima kasih Tuhan Amin
(Sumber: Puisi Seputar Dunia, Nusa Indah, 1984, hal. 110-111, Terjemahan Nyoman Gusthi Eddy)
18
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Puisi b: Kasidah Cinta Oleh: Jalaluddin Rumi Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, kusimpan kasih-Mu dalam dada. Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu, segera saja bagai duri bakarlah aku. Meskipun aku diam-tenang bagai ikan, namun aku gelisah pula bagai ombak dan lautan. Kau yang telah menutup rapat bibirku, tariklah misaiku ke dekatMu. Apakah maksud-Mu? Mana aku tahu? Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu. Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu. Bagai unta memamah biak makanannya, dan bagai unta yang geram mulutku berbusa. Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, di hadirat Kasih aku jelas-nyata. Aku bagai benih di bawah tanah, aku menanti tanda musim semi, Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi, dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat menggaruk-belai kepala pula. (Sumber: Kasidah Cinta, Budaya Jaya, hal. 138, Terjemahan Hartoyo Andangjaya)
Puisi c: Terimalah Aku Oleh: Rabindranath Tagore Terimalah aku, duh Gusti, terimalah aku sejenak. Biarkanlah hari-hari piatu itu berlalu tanpa Engkau kulupakan. Cukup sebarkanlah waktu yang sesaat ini ke seluruh pangkuan-Mu, merengkuhnya di balik cahaya-Mu. Aku lelah mengembara dalam pengejaran suara-suara yang menyeretku, namun mereka tak membawaku ke manapun. Sekarang lzinkan aku duduk dalam damai dan mendengarkan perkataan-Mu, dalam jiwa ketenanganku. Jangan palingkan wajah-Mu dari rahasia-rahasia gelap kalbuku, tetapi bakarlah mereka sampai menyala bersama api-Mu. Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
19
Puisi d: Salamku Kawan perjalananku, inilah salam dari sang pengelana untuk-Mu. Wahai Tuhan patah-hatiku, Tuhan derita dan kehilanganku, Tuhan ketenangan kelabu runcuhnya hariku, salamku dan rumah kehancuranku untuk-Mu. Wahai cahaya pagi yang baru terlahir, matahari yang abadi, salamku dan pengharapan yang tak pernah mati untuk-Mu. Wahai pemanduku, akulah sang pengelana di atas jalan tak berujung ini, salamku dan seorang pengembara untuk-Mu. (Sumber: The Hearth of God Menyingkap Kalbu Ilahi, Jendela Grafika, 2002, Hal. 7, Terjemahan Ribut Wahyudi)
2. Menentukan Tema dengan Bukti yang Mendukung Penentuan tema dalam puisi dilakukan dengan cara menyarikan atau merumuskan keseluruhan larik puisi. Setelah itu, mencari bukti-bukti yang mendukung atas tema yang sudah ditentukan berupa baris-baris tertentu yang selaras dengan tema. Bukti tersebut diharapkan dapat meyakinkan pembaca, bahwa tema yang kita tentukan tersebut benar adanya.
3. Menentukan Sikap Penyair terhadap Puisi Pada hakikatnya, objek inti yang dibicarakan dalam puisi itulah tema puisi. Dalam mengembangkan tema menjadi sebuah puisi, penyair memiliki sikapsikap tertentu terhadap tema itu. Adakalanya penyair menyikapinya dengan penuh kesungguhan, kecintaan, kegairahan, optimisme, kadang-kadang sebaliknya dengan rasa pesimistis, penuh kegetiran, sikap masa bodoh. Adakalanya juga dengan sikap penuh keluguan, naif/kekanak-kanakan, cengeng atau pragmatis/praktis. Bagaimana atau seperti apa puisi yang berhasil ditulisnya sangatlah ditentukan oleh sikap seorang penyair terhadap pembaca. Jika penyair bersikap menggurui pembaca, puisinya akan penuh dengan nasihat-nasihat lugas. Penyair yang menyikapi pembaca sebagai sosok yang cerdas dan apresiatif mendorong seorang penulis untuk menulis puisi dengan bahasa figuratif dan simbol-simbol yang kaya nuansa.
4. Menjelaskan Amanat Puisi Amanat puisi adalah pesan moral seorang penyair yang diharapkan menjadi sesuatu yang bermakna bagi para pembaca, menjadi hikmah, renungan, atau nasihat. Amanat puisi biasanya mempunyai benang merah dan misi visi yang relevan dengan tema.
20
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Pelatihan Anda sudah mempelajari menentukan isi puisi, agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Coba Anda baca sekali lagi keempat puisi terjemahan di atas! 2. Sambil membaca, tentukan amanat masing-masing puisi! 3. Buatlah amanat tersebut di buku tugas dan sebagai pekerjaan rumah! 4. Dengarkan dengan saksama puisi yang dibacakan teman Anda!
B. Membaca dan Menanggapi Cerpen Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membaca cerpen yang dianggap penting dalam tiap periode, menunjukkan cerpen yang tidak memiliki dasar cerita, menjelaskan standar budaya yang dianut oleh masyarakat cerita tersebut, serta menyimpulkan pesan di dalamnya.
Sejarah sastra dibagi dalam banyak periode dan dalam tiap-tiap periode dapat dibaca cerpen-cerpen yang dianggap penting. Dalam periodisasi sastra Indonesia dikenal Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Masa Jepang, Angkatan ’45, Dekade 50-an, Angkatan ’66, Dekade 70–80-an, Dekade 90-an, Angkatan 2000. Cerpen-cerpen terpenting pada periode-periode tersebut memiliki ciri-ciri dan karakter spesifik tersendiri. Dari bermacam jenis cerpen yang ada, dapat dijumpai cerpen-cerpen konvensional dan inkonvensional. Ciriciri cerpen yang konvensional adalah sebagai berikut. 1. Memiliki tema, penokohan, seting, dan plot yang serba umum. 2. Ditulis secara singkat, padat, dan jelas. 3. Mengandung kesatuan cerita, independen, dan sudah tuntas dengan dirinya sendiri. Ciri-ciri cerpen inkonvensional adalah tidak memiliki dasar cerita/ tema yang jelas, namun menampilkan alur yang kronologis/urut waktu.
1. Membaca Cerpen Terpenting pada Tiap Periode Di atas telah disinggung secara sekilas Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia, dari masa Angkatan Balai Pustaka sampai Angkatan 2000 sekarang ini. Seperti juga sekarang, di samping cerpen-cerpen lepas yang dimuat di surat kabar atau majalah, sejak dahulu pun cerpen-cerpen telah diterbitkan dalam bentuk buku. Bahkan sebelum terbitnya majalah Pujangga Baru yang juga memuat cerpen, pada masa Balai Pustaka telah menerbitkan buku-buku kumpulan cerpen berjudul Teman Duduk dan Pengalaman Masa Kecil karya Muhammad Yamin dari Angkatan Balai Pustaka.
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
21
Buku-buku kumpulan cerpen yang di dalamnya termuat cerpen-cerpen yang dianggap penting pada tiap periode terus bermunculan sejak Angkatan Balai Pustaka sampai kini. Salah satu cerpen yang cukup mewakili zamannya adalah cerpen Lempengan-lempengan Cahaya karya Danarto, yang bahasanya sangat indah, plastis, bernas dengan untaian cerita yang imajinatif, serta menyiratkan religiusitas yang mendalam. Danarto sendiri dikenal sebagai cerpenis piawai yang banyak menciptakan cerpen-cerpen sufistik dengan keimanan kepada Allah yang merasuk sukma. Dia termasuk salah seorang tokoh cerpen Dekade 80-an dengan karya-karya absurd sebagaimana Putu Wijaya, Budi Darma, dan pengarang sezamannya. Sekarang, bacalah dengan penuh penghayatan cerpen Lempengan-lempengan Cahaya karya Danarto di bawah ini! Lempengan-Lempengan Cahaya Oleh: Danarto Sebagai lempengan cahaya, ayat-ayat itu meluncur dengan kecepatan di luar batas angan-angan. Udara, awan-gemawan, cuaca, terang, gelap, dan bau-bauan memandang ayat-ayat itu penuh kegembiraan. Udara, tempat percampuran segala zat, seperti memperoleh zat baru setelah dilewati ayat-ayat itu. Cuaca lalu menerbitkan warna begitu ayat-ayat itu melintas, suatu warna yang tidak bercampur dengan warna-warna yang sudah disapukan sebelumnya, seluas langit. Suatu warna bintang terang yang berbinar-binar, yang langit tidak mampu menangkap kecepatannya. Ayat-ayat itu tiba-tiba saja sudah berada di ujung, ditandai dengan ledakan cahaya besar tanpa bunyi. “Saya merasakan seperti tidak bergerak,” kata Al-Fatihah. “Apakah karena kecepatan kita yang luar biasa?” sahut Ayat Kursi. “Apakah kita benar-benar melakukan pengembaraan?” kata Surah Ali Imran. “Saya merasakan apa saja yang kita lewati menyambut kita penuh kegembiraan.” “Rasanya kegembiraan itu sebuah nyanyian besar.” “Yang memenuhi langit.” Apakah pernah terlintas suatu cuaca yang seperti itu, percampuran antara suasana-warna-bunyi, yang senyata-nyatanya, yang meneduhkan mata, menyedapkan pembauan, dan empuk di telinga, lalu-lalang di tenggorokan sama leluasanya lewat lubang hidung, membuat segalanya ringan. Apakah pernah terlintas suatu cuaca yang seperti itu, yang rata, yang tanpa dimensi, yang tak ada jarak, jauh dan dekat satu jangkauan, semua sisi benda terlihat, semua sama besarnya, semua nyaring bunyinya, semua dalam kedudukan yang mengambang,tembus mata, dalam suatu kepekatan warna. 22
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Apakah pernah terlintas suatu cuaca yang seperti itu, di antara bunyibunyian dan kediaman, benderang tanpa bayangan, warnanya silih berganti, yang kabut menjadi kelambu, yang embun menjadi permadani, suatu pemandangan mengambang yang setiap saat siapa pun dapat berhenti tanpa menginjak sesuatu dan tanpa jatuh meluncur. “Apakah ini, yang melintas sebagai lempengan-lempengan cahaya?” tanya sapuan warna. “Kami adalah ayat-ayat suci,” sahut Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan Surah Ali Imran bersamaan. “Alangkah berbahagia kalian,” kata sesayup bunyi. “Apakah kami nampak seperti itu?” tanya ayat-ayat itu. “Kalian nampak jauh lebih baik lagi,” kata seberkas udara. “Kalian bernyanyi,” sambung sebersit bau. “Apakah kami kedengaran bernyanyi?” “Kalian nampak lebih dari itu.” “Dari mana mau ke mana kalian?” “Kami dari Lauhul Mahfus, dengan tujuan bumi.” “Jadi selama ini kalian ada dalam pingitan?” “Ya. Dan masih banyak sekali yang lain.” “Saya lalu ingat, pernah pula berduyun-duyun ayat-ayat suci meluncur dari ketinggian yang tak terbayangkan, menuju bumi yang hijau royo-royo.” “Kapan itu?” “Jauh. Jauh. Jauh sekali sebelum pengembaraan kalian ini.” “Enak ya ditugaskan di bumi.” “Di antara para pembangkang Tuhan?” “Di antara para pembangkang Tuhan.” “Di antara gerombolan yang saling bermusuhan?” “Di antara gerombolan yang saling bermusuhan.” “Di antara ambang kehancuran?” “Di antara ambang kehan-curan.” Sapuan warna memoles langit dengan hijau Sesayup bunyi menghantarkan suara. Seberkas udara meniup suasana Sebersit bau mengantar pengembaraan Ayat-ayat meluncur jauh, semakin jauh. Semua benda yang mengisi langit mengucapkan selamat jalan Yang padat, yang cair, mencarikan jalan memasukkan gelap ke dalam terang menghembuskan harum ke seluruh bentangan merentang cakrawala biru kuning hijau ungu merah hitam berbaris rapi dan lurus. Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
23
“Kami, bintang-bintang, menyibak. Menebas rintangan, membuka jalan,” seru kelompok bintang ketika menyaksikan ayat-ayat suci itu meluncur. “Salam sejahtera,” balas Ayat-ayat itu. “Semoga kedamaian melimpah,” seru Awan gemawan. “Semoga keseimbangan tetap terjaga,” balas Ayat-ayat itu. “Kalian menuju bumi? “Kami menuju bumi.” “Bumi yang hijau.” “Bersim-bah merah.” “Bumi yang subur.” “Yang digerogoti gersang.” “Pangkalan terakhir kalian.” “Sebelum menuju kekekalan.” Bintang-bintang saling beranggukan tanda kegembiraan. Sesaat keseimbangan meregang, lalu teratur kembali. Awan gemawan berarak cepat, seperti ditiup mulut langit. Kecepatan cahaya ditahan sejenak, memberi senyuman bagi yang lewat. Semburat warna berbinar-binar, suatu bias dari lempengan-lempengan cahaya yang melayang keras, bias yang beruntun, bersusun, yang sejauh mata tak dapat menjangkaunya. Ayat-ayat itu menyapu bersih suasana, apa pun yang digambarkannya. Suasana tenteram, suasana nyaman, suasana syahdu, ayat-ayat tidak memerincinya. Setiap sibakan yang dilalui ayat-ayat itu mengepulepul, tanpa sesayup bunyi terdengar. Kesyahduan seperti ini barangkali bagi manusia justru menakutkan, sejauh ini setiap gerak-gerik manusia selalu diikuti suara-suara, sekecil dan selemah apa pun. Benda-benda wadag, sekalipun bernama manusia, rupanya hanya dapat bergaul dengan suara-suara yang agal saja. Ini tentu persaudaraan sejenis, hanya bentuk saja yang berbeda. Ayat-ayat suci itu ketika memasuki atmosfir menimbulkan suara gemuruh. Gurun dan gunung-gunung batu terbakar. Binatang-binatang padang pasir — berbagai jenis yang melata maupun yang terbang — berkaparan. Oase-oase mendadak kering kerontang. Pohon-pohon korma yang mengelilinginya hangus jadi patung arang. Melihat pemandangan ini, padang pasir itu miris. Segerombolan awan tidak kuasa menahan sedu sedannya, memohon kepada Tuhan: “Ya, Allah, tidak mungkin dibiarkan pemandangan yang mengerikan ini berlangsung lama. Tidak sesuatu pun akan kuat menatapnya.” “Apa sesungguhnya yang ingin kamu lakukan?” jawab Allah. “Hanya Allah Yang Mahatahu,” seru Awan. “Baiklah,” kata Allah, “Wahai awan, sedotlah air laut sebanyak-banyaknya. Lalu semburkan air itu ke seluruh padang pasir ini dengan menyebut nama-Ku lebih dahulu.” Secepat kilat segerombolan awan itu melesat mencari lautan. Dari atas lalu disedotnya laut itu selahap-lahapnya. Sebagai pilar yang amat besar yang menyangga langit, air laut yang disedot awan itu nampak gilig putih, kokoh menunjang angkasa. Dan segerombolan awan itu lalu mengucap, “Dengan nama Allah Yang Mahapengasih-Mahapenyayang,” lalu menyemburkan air laut itu ke segala jurusan padang pasir yang membentang di bawahnya. 24
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Padang pasir itu menerima curahan hujan dengan kegembiraan yang sangat. Segalanya lalu kembali seperti sediakala. Gurun dan gunung-gunung batu menjadi berkilau kembali. Binatang-binatangnya hidup kembali. Oase-oasenya menyemburkan air kembali. Dan batangbatang korma menghijau kembali. Nabi Muhammad yang sudah memulai masa kenabiannya mendengar suara gemuruh itu. Sering juga terdengar suara gemerincing. Lalu wahyu itu diterimanya begitu berat hingga peluh Rasulullah bercucuran sebesar biji jagung, sekalipun di malam hari yang dingin. Segala puja dan puji hanya bagi Allah Subhanahu Wataala, yang menciptakan dan memelihara alam semesta seisinya. Ketika ayat-ayat itu sudah dikenal luas seantero benua-benua, dan dibaca berulang-ulang oleh ratusan juta orang yang melakukan salat, lempengan-lempengan cahaya itu terus meluncur. Mereka terus mengembara. Seolah-olah kewajiban yang dibebankan ke pundak mereka tak selesai-selesainya. Suatu tugas abadi. Ayat-ayat itu agaknya ingin kekal di dalam pengembaraan-nya. Dengan kecepatan sekejap mata untuk ribuan kilometer, ayat-ayat itu tiba-tiba muncul di depan orang per orang, di kerumunan pengajian, di masjid, di pasar, di kantor, di stasiun, di hotel, di bengkel, di sawah, di pabrik, di rumah-rumah, di hutan, di gunung, di telaga, di tempat-tempat persembunyian. Setiap kali ayat-ayat itu muncul di depan orang-perorang maupun di kerumunan pengajian, seolah-olah menantang meski kemunculannya yang tiba-tiba itu selalu disertai kerendahhatian. Begitulah orang-orang menjadi terperangah. Merasa ditatap dengan sejumlah syarat, meski ayatayat itu tak pernah mengajukan apa-apa sebagai apa-apa. Lalu orangorang menjadi sibuk. Menjadi kecanduan kerja, padahal mereka dulunya biasa-biasa saja. Orang-orang seperti mendapat janji. Dan janji itu bakal dipenuhi. Orang-orang jadi demam. Semuanya menjadi pemburu. Pengembaraan ayat-ayat itu juga sampai di Palestina. Ayat-ayat itu mengetuk-ngetuk pintu rumah sebuah keluarga Palestina. Ketukan itu memang terasa sangat lemah dibanding rentetan tembakan dan ledakan-ledakan yang memporak-porandakan bangunan sekelilingnya. Siapa yang peduli ketukan? Seluruh anggota keluarga yang ada di dalam rumah boleh jadi sedang bertiarap di lantai, mencoba menghindari desingan hujan peluru. Dan pemburu-pemburu bagi berdirinya negara Palestina mendapat semangatnya dari ayat-ayat ini. Para pemburu itu sedang memperjuangkan didapatkannya tanah bagi negara Palestina, meski sebenarnya tanah itu sudah ada. Tanah itu sudah lama ada, hanya saja ada bendera lain yang sedang mendudukinya. Israel bukanlah Israel kalau ia tidak Israel. Sumber: Horison, Tahun XXIII, no 7, Juli 1988, hal. 230 - 232
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
25
2. Menunjukkan Cerpen yang Tidak Memiliki Tema Di antara cerpen-cerpen yang inkonvensional, yang absurd, yang tidak menganut pola dan cerita yang umum, ada cerpen-cerpen yang tidak memiliki dasar cerita atau tema yang jelas, namun menampilkan alur yang kronologis. Dalam cerpen tersebut digunakan bahasa figuratif atau simbolik yang maknanya perlu ditafsirkan secara mendalam. Dalam banyak bagian, cerpen tersebut terasa puitis. Cerpen karya Danarto yang di samping sastrawan juga pelukis dan dosen, berjudul Lempengan-lempengan Cahaya di atas merupakan salah satu contoh cerpen dengan fenomena di atas. Membaca dan menikmati cerpen tersebut kita merasa dibawa ke alam perenungan dan pemikiran yang tidak umum, tidak seperti yang terdapat dalam cerpen-cerpen biasa. Kita tahu bahwa cerpen tersebut bersifat relijius, mempunyai fungsi memperdalam keimanan, namun kita juga merasakan bahwa cerpen tersebut mengandung suatu misteri yang tidak langsung terkuak. Tema dan dasar ceritanya terasa samar-samar, tidak transparan. Penokohan dan setingnya tidak seperti yang dijumpai dalam cerpen konvensional. Jika dicermati, alur yang digunakan sang pengarang tersebut dapat diikuti karena sifatnya yang kronologis/urut waktu.
3. Menjelaskan Standar Budaya Masyarakat dalam Cerpen Dalam cerpen-cerpen tertentu dijumpai gambaran masyarakat dalam untaian cerita yang menampilkan standar budaya baik-buruk dan benar-salah. Dalam cerpen-cerpen tersebut pengarang mengeks-presikan sikap masyarakat yang cenderung masih memegang nilai-nilai budaya yang adiluhung, yang humanistis, bahkan relijius. Di sana pengarang menampilkan perannya sebagai figur yang adiluhung, yang mempunyai komitmen terhadap nilai kebaikan dan kebenaran yang menjunjung peradaban dan keadilan. Ada misi dan visi yang yang terarah dan tanggung jawab moral dalam karya-karya mereka.
Ruang Info Cerita pendek dicirikan dengan beberapa hal antara lain, secara fisik bentuknya cerita yang pendek, adanya sifat rekaan (fiction), dan adanya sifat naratif atau penceritaan.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara cara mendengarkan berita, menanggapi isi pembicaraan dalam diskusi, membaca intensif paragraf induktif, menulis surat lamaran pekerjaan, mendengarkan pembacaan puisi terjemahan, membaca dan menanggapi cerpen. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu. 26
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Di bawah ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi atau seminar, kecuali .... a. moderator b. pembicara c. notulen d. peserta e. ketua 2. Cara pengiriman naskah ke media cetak bisa melalui .... a. dikirim lewat wesel b. dikirim lewat bank c. dikirim lewat faksimile d. dikirim lewat cek e. dikirim lewat giro 3. Tanggapan penolakan di bawah ini yang tepat adalah .... a. Saya tidak sependapat dengan Anda yang tidak masuk akal. b. Maaf, hal itu tidak dapat diterima. c. Saya tidak setuju sebab hal itu tidak benar. d. Wah, pendapat itu harus ditolak! e. Saya kurang sependapat dengan Bapak karena saya belum yakin tentang hal itu. 4. Di bawah ini yang termasuk pola menarik kesimpulan adalah .... a. analogi b. kronologi c. sebab - sebab d. haplologi e. akibat - akibat 5. Berikut ini yang tidak termasuk unsur-unsur dalam surat resmi lamaran pekerjaan adalah .... a. tanggal surat b. ucapan terima kasih c. alamat surat d. isi surat e. hal 6. Unsur-unsur intrinsik cerpen adalah .... a. psikologi - penokohan - pesan d. tokoh - penokohan - filsafat b. alur - konflik - tema e. amanat - budaya - tema c. latar - konflik - struktural Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
27
7. Membuat surat lamaran yang baik dan benar harus ditinjau dari segi .... a. kalimat - kata b. EYD - hal c. diksi - EYD d. hal - struktur e. kaitan antarkalimat - hal 8. Yang bukan persyaratan menulis di media cetak adalah .... a. bersifat aktual dan faktual b. mengandung gagasan sentral yang jelas c. tidak menyerang pribadi seseorang d. mengandung materi yang bersifat promosi komersial e. mengandung unsur ilmiah populer 9. Yang merupakan ciri paragraf induktif adalah .... a. letak kalimat utama di awal paragraf b. bersifat umum - khusus c. letak kalimat utama di tengah paragraf d. bersifat khusus - umum - khusus e. letak kalimat utama di akhir paragraf 10. Di bawah ini yang termasuk unsur ekstrinsik karya sastra adalah .... a. psikologi - budaya - agama b. struktural - semiotik - alur c. tema - amanat - konflik d. latar - pesan - konflik e. tokoh - agama - filsafat B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Buatlah contoh tanggapan persetujuan dan penolakan dengan bahasa yang baik (masing-masing dua)! 2. Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik? Jelaskan! 3. Buatlah kalimat yang menyatakan opini dan fakta (masing-masing dua)! 4. Sebutkan lima kewajiban yang harus dipenuhi peserta diskusi! 5. Buatlah contoh surat lamaran pekerjaan yang baik dan benar!
28
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 2
Sumber: Gatra, 28 November 2007
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Foto Haryana
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
PETA KONSEP Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
Kebahasaan
Berpidato Tanpa Teks
Membaca Intensif Teks Deduktif
Menulis Laporan Diskusi
Kesastraan
Mengidentifikasi Makna Konotatif dan Denotatif, Gramatikal dan Leksikal, Kias dan Lugas, Umum dan Khusus
Melisankan Gurindam XII
Menulis Prinsipprinsip Kritik terhadap Karya Sastra Indonesia
Pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini sudah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan. Kurangnya kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih membuat perubahan iklim yang tidak dapat dipastikan. Karena hal itulah perlu penanganan yang sangat intensif mengenai pencemaran lingkungan yang terjadi dewasa ini. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara berpidato tanpa teks, membaca intensif teks deduktif, menulis laporan diskusi, mengidentifikasi makna konotatif dan denotatif; gramatikal dan leskikal; kias dan lugas; umum dan khusus, melisankan gurindam XII, menulis prinsip-prinsip kritik terhadap karya sastra Indonesia. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat.
I. Kompetensi Berbahasa A. Berpidato Tanpa Teks Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu lancar berpidato, mencatat pidato teman, dan memberikan masukan atas kekurangannya.
1. Lancar Berpidato dengan Lafal, Intonasi, Nada, dan Sikap yang Tepat Berpidato adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan pikiran, baik direncanakan maupun tidak direncanakan. Berpidato merupakan salah satu keterampilan berbicara. Apabila kita pandai berpidato tentu saja akan mendatangkan banyak keuntungan, baik keuntungan secara pribadi maupun secara umum bagi keluarga dan masyarakat luas.
a. Unsur-unsur Pidato Unsur-unsur dalam berpidato adalah pembicara, bahan/materi pembicaraan, objek atau pendengar, dan tema. Ketiga unsur tersebut saling memengaruhi satu dengan yang lain. Hilangnya salah satu unsur tersebut di atas, akan mengakibatkan ketimpangan dalam berpidato.
b. Metode Berpidato Berpidato yang baik tentu harus memilih metode yang baik. Metode-metode berpidato yang baik dapat dibagi menjadi berikut ini. 1) Metode naskah, yaitu berpidato yang mengandalkan pada naskah. Metode ini dipakai biasanya dalam pidato-pidato resmi, pidato di televisi atau di radio. 2) Metode menghafal, yaitu metode berpidato yang direncanakan jauh hari sebelumnya. Metode ini biasanya akan membosankan bagi pendengarnya. 3) Metode impromptu/serta-merta, yaitu metode berpidato berdasarkan kebutuhan sesaat. Oleh karena itu, metode ini tanpa ada persiapan sebelumnya, sehingga hasilnya akan kurang maksimal. 4) Metode ekstemporan (catatan kecil), yaitu metode berpidato yang direncanakan dengan menggunakan catatan kecil sebagai inti dan rangkaian pembicaraan yang akan disampaikan kepada pendengarnya. Keempat metode ini saling melengkapi. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, sebagian orang yang kreatif justru menggabungkan berbagai metode berpidato di atas untuk menarik simpati pendengarnya.
30
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
c. Maksud dan Tujuan Berpidato Berpidato tidak hanya sekadar bermain kata-kata. Berpidato juga memiliki maksud dan tujuan yang baik dan bermanfaat. Maksud dan tujuan berpidato antara lain sebagai berikut. 1) Mendorong/memberi semangat pendengarnya. 2) Meyakinkan pendengarnya. 3) Menginginkan reaksi dari pendengarnya. 4) Memberitahukan/menginformasikan pendengarnya. 5) Menyenangkan dan menghibur pendengarnya.
d. Teknik Penyajian Berpidato yang Baik Dalam menyampaikan materi pidato diperlukan strategi penyampaian yang baik untuk menarik simpati pendengarnya. Teknik penyampaian pidato yang baik adalah sebagai berikut. 1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pendengar. 2) Menggunakan contoh dan ilustrasi yang mempermudah pendengar dalam memahami konsep yang abstrak apabila diperlukan. 3) Memberi penekanan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya penyajian. 4) Mengorganisasikan materi sajian dengan urut dari hal mudah ke hal yang sulit dan lengkap. 5) Menghindari penggunaan kata-kata yang meragukan dan berlebih-lebihan. 6) Program atau materi disajikan dengan urutan yang jelas. 7) Berikan ikhtisar butir-butir yang penting, baik selama sajian maupun pada akhir sajian. 8) Gunakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal yang penting. 9) Kejelasan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat agar pendengar tidak bosan atau terkesan monoton. 10) Membuat dan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman pendengar, minat pendengar, atau sikap pendengar, jika diperlukan. 11) Menggunakan nada suara, volume suara, kecepatan bicara secara bervariasi. 12) Menggunakan bahasa tubuh yang mendukung komunikasi Anda dengan pendengar.
2. Mencatat Pidato Teman Berlatihlah pidato tanpa teks di depan kelas. Lakukan secara bergantian dengan teman. Saat teman Anda berpidato di depan kelas, catatlah penampilannya berdasarkan format berikut ini! Salin dahulu di buku tugas!
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
31
Format 2.1 Nama Teman : Judul Pidato : Penilai
:
Keberanian
Vokal
Bahasa
Materi
Bagus ........................... ........................... ........................... ........................... ........................... ...........................
Jelas .......................... .......................... .......................... .......................... .......................... ..........................
Jelas ........................... ........................... ........................... ........................... ........................... ...........................
Bagus .......................... .......................... .......................... .......................... .......................... ..........................
3. Memperbaiki Cara Berpidato dan Isi Pidato Berdasarkan Masukan Teman Untuk memperbaiki berpidato perlu berbagai masukan dan latihan secara terus-menerus. Oleh karena itu, mintalah masukan dan saran dari teman-teman dan guru saat Anda berpidato di depan kelas. Jangan merasa rendah diri dan tersinggung apabila mendapatkan masukan dan kritikan dari guru dan temanteman. Anggaplah sebagai masukan positif dan demi perbaikan kualitas dan kemampuan Anda dalam berpidato.
Pelatihan Anda sudah mempelajari bagaimana cara lancar berpidato, mencatat pidato teman, dan memberikan masukan atas kekurangannya. Sekarang asahlah kemampuan berpidato Anda dengan melakukan perintahperintah di bawah ini! 1. Buatlah pidato yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan! 2. Berpidatolah secara lisan dengan mengungkapkan wawasan Anda tentang pencemaran lingkungan di hadapan teman-teman Anda di depan kelas! 3. Teman-teman yang belum mendapat giliran maju ke depan diharapkan memberikan penilaian!
32
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
B. Membaca Intensif Teks Deduktif Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menemukan paragraf deduktif, kalimat yang mengandung gagasan utama, mendaftar gagasan pendukungnya, dan menyimpulkannya.
1. Menemukan Paragraf Berpola Deduktif Paragraf adalah bagian dari telaah wacana dalam bahasa Indonesia. Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif. Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwaperistiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. letak kalimat utama di awal paragraf atau paragraf kedua, b. diawali dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus. Untuk menemukan paragraf, baik yang berpola deduktif maupun induktif, harus dilakukan membaca yang intensif terhadap teks. Membaca intensif maksudnya membaca secara sungguh-sungguh sehingga mengetahui isinya secara optimal. Baca teks berikut ini secara intensif! Sambil membaca, temukan paragraf yang termasuk deduktif! Salin format berikut di buku tugas untuk mengerjakan! Format 2.2 No. 1.
Paragraf KeParagraf ke-1
Pola Deduktif Ya Tidak
Mencermati Masalah Pencemaran Lingkungan; Perlu Solusi Jangka Panjang dan Pendek Pencemaran lingkungan tampaknya semakin parah di negeri ini. Berbagai kasus pencemaran mencuat di beberapa wilayah. Penderitaan manusia maupun kerugian material pun mulai disadari sebagai akibat dari terkontaminasinya alam lingkungan oleh racun dari berbagai limbah. Warga masyarakat di Teluk Buyat, Minahasa, Sulawesi Utara, banyak yang menderita penyakit yang sulit dideteksi jenisnya. Namun dipastikan bahwa penyakit itu muncul lantaran adanya kandungan logam berat di dalam tubuh penderita yang melebihi takaran semestinya. Hal itu tak lain disebabkan adanya pencemaran lingkungan. Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
33
Pada bagian lain, dari penelitian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di Kabupaten Karanganyar juga terkuak adanya pencemaran lingkungan tanah pertanian dan sumur warga. Ada tiga wilayah kecamatan yang tercemar. Sementara itu di Kabupaten Sragen diberitakan juga terjadi pencemaran di aliran Sungai Bengawan Solo sehingga para penambang pasir di Desa Newung, Sukodono, Sragen sering mengalami gatal-gatal. Dalam kesehariannya mereka bekerja menambang pasir di Bengawan Solo yang tercemar limbah. Jika instalasi pengolahan limbah suatu pabrik belum dioperasikan optimal dan sempurna atau terjadi kerusakan IPAL dan pemadaman listrik, akan mempengaruhi hasil limbah yang diolah. Pada akhirnya, akan menimbulkan pencemaran limbah buangan tersebut. Limbah buangan yang mengandung larutan logam berat akan meracuni kehidupan yang terkena atau yang menggunakan air itu. Logam itu keberadaannya di bumi dapat berasal secara alamiah, yakni hasil proses mineral batuan yang bercampur dengan tanah, adanya aliran air di bawah tanah yang melalui tanah-tanah yang mengandung unsur logam berat sehingga akan mempengaruhi tanah yang dialiri tersebut. Selain itu, juga dapat melalui air hujan yang membawa partikel unsur-unsur itu di udara setelah terjadi presipitasi. Dalam kasus pencemaran lingkungan, jalan penyelesaian yang biasa ditempuh adalah dengan memberi ganti rugi kepada pihak korban. Seperti, korban pencemaran air kemudian diberi air bersih sebagai solusi. Itu merupakan penyelesaian sesaat dan tidak menyelesaikan masalah jangka panjang. “Solusi jangka pendek memang penting, namun demikian semua pihak juga perlu duduk bersama untuk menentukan langkah solusi jangka panjang,” tutur Rossana Dewi, Direktur Eksekutif LSM Gita Pertiwi. “Masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah yang sulit sebab semua pihak memiliki kepentingan. Pihak industri juga punya kepentingan untuk berdiri, sedangkan pihak masyarakat juga mempunyai kepentingan. Namun demikian, jika terjadi pencemaran, banyak industri yang tutup mata. Di sisi lain warga yang membau limbah juga akan protes,” imbuhnya. Namun, masalah pencemaran sebenarnya ada langkah antisipasinya. Seperti adanya syarat HO untuk mendirikan pabrik. Itu langkah antisipasi. Selain itu, juga perlu policy lain yang dapat menguntungkan pelestarian alam. Di lahan pertanian memang pencemaran tidak disebabkan oleh adanya industri, karena pertanian sendiri juga dapat menimbulkan pencemaran. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berpuluh tahun tentu saja akan meracuni tanah.
34
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Dalam hal ini memang petani tidak punya alternatif lain selain menggunakan pupuk itu. Ini perlu policy, bukan justru mencari kambing hitam atas terjadinya pencemaran. Jika telah terjadi pencemaran, yang diperlukan adalah solusi pemecahannya secara bersama. Pemerintah, pelaku usaha, masyarakat sekitar usaha, LSM, pers, dan pihak yang berkompeten lainnya perlu duduk bersama. (Dikutip seperlunya dari harian Solopos, 13 Agustus 2007)
2. Menemukan Gagasan Utama dan Gagasan Pendukung dalam Teks Baca sekali lagi contoh teks di atas! Sambil membaca, catat gagasan utama dan gagasan pendukungnya! Salin format berikut di buku tugas untuk mencatatnya! Format 2.3 No.
Paragraf Ke-
Gagasan Utama
Gagasan Pendukung
1.
Paragraf ke-1
...............................
...................................
3. Menyimpulkan Isi Teks Berdasarkan catatan pada format 2.3, dapat ditulis kesimpulan isi teks dari bacaan di atas. Kerjakan di buku tugas!
C. Menulis Laporan Diskusi Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam laporan diskusi, menyusunnya, dan melengkapinya dengan laporan.
1. Mengenali Unsur-Unsur dalam Laporan Hasil Diskusi Diskusi bertujuan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat disumbangkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sumbangan pemikiran. Laporan kegiatan diskusi disampaikan dalam bentuk tertulis agar lebih jelas, lengkap, koherensif. Pihak yang membuat laporan diskusi adalah panitia penyelenggara/ pelaksana, sedangkan laporan ditujukan atau diserahkan kepada pihak yang membawakan panitia. Oleh pihak yang menerima laporan, hasil-hasil diskusi dapat ditindaklanjuti dengan cara memublikasikannya kepada khalayak umum.
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
35
Sumber: Foto Haryana
Laporan diskusi harus singkat, jelas, terperinci, dan lengkap. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pihak penerima laporan dalam menangkap kandungan pokok laporan. Sementara itu, isi laporan sebaiknya mencakup halhal penting penyelenggaraan diskusi. Hal-hal yang lazim terdapat dalam laporan diskusi adalah badan penye- Gambar 5 Diskusi, diperlukan untuk lenggara, tempat, waktu penyelenggara- memecahkan masalah secara bersama. an, tujuan, dan rumusan diskusi. Secara terperinci, unsur-unsur yang harus ada dalam laporan hasil diskusi adalah sebagai berikut. a. Pendahuluan, yang terdiri atas: 1) latar belakang pelaksanaan diskusi, 2) tujuan diskusi, 3) langkah-langkah persiapan. b) Uraian pelaksanaan, terdiri atas: 1) tempat dan waktu, 2) peserta, 3) prosesi jalannya diskusi, 4) rumusan hasil diskusi. c) Penutup, yang terdiri atas: 1) kesimpulan, 2) saran-saran. d) Lampiran
2. Menyusun Laporan Hasil Diskusi Perhatikan laporan diskusi yang lengkap dengan unsur-unsurnya berikut ini! LAPORAN KEGIATAN DISKUSI TEMA: SOLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH RUMAH TANGGA Diselenggarakan oleh: Mahasiswa Pencinta Alam FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Juni 2007
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Diskusi Perkembangan iptek di berbagai bidang membuat perubahan di berbagai sektor kehidupan, khususnya lingkungan dan tatanan kehidupan, peradapan manusia, serta nilai-nilai budaya bangsa di Indonesia. 36
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Perubahan tersebut berimbas pula pada masalah-masalah lingkungan, baik skala besar maupun skala kecil, seperti rumah tangga. Keengganan warga mengolah sampah rumah tangga kadang kala berakibat fatal pada pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga. Di Indonesia, pencemaran lingkungan sudah menjadi masalah yang besar sehingga mengakibatkan terjadinya polusi dan perubahan nilainilai kehidupan dalam masyarakat, khususnya untuk sadar terhadap kebersihan lingkungannya. Pola kehidupan masyarakat kita sedang berubah dan bergerak dari agraris menuju masyarakat industrial, dari tradisional-statis menuju modern-dinamis, dari nilai lokal-daerah menuju nilai global-universal, dari keseragaman menuju keberagaman, dari satu nilai menuju serba nilai. Inilah wajah masyarakat kita yang sedang berubah akhir-akhir ini sebagai konsekuensi logis dari berlangsungnya era globalisasi dunia. Fenomena-fenomena perubahan transformasi sosial budaya dan lingkungan tersebut di atas tidak dapat dihindarkan lagi. Merujuk fenomena-fenomena di atas, maka dalam rangka memperingati hari Bumi se-Dunia tanggal 1 Juni, Mahasiswa Pencinta Alam FKIP UNS bekerja sama dengan Pusat Studi Lingkungan Hidup, menyelenggarakan diskusi. Kegiatan diskusi ini diharapkan dapat menjadi media ekspresi, dan berkolaborasi antara masyarakat pencinta, pemerhati, dan para ahli lingkungan untuk memadukan aneka pemikiran dalam upaya mewujudkan solusi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah rumah tangga. B. Tema Solusi pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga Subtema: 1. Ada apa dengan limbah rumah tangga? 2. Pemanfaatan teknologi dalam mengolah limbah rumah tangga. 3. Penanganan limbah rumah tangga yang efektif. 4. Pemasyarakatan teknik pengelolaan limbah rumah tangga. 5. Limbah rumah tangga dan penanganannya. 6. Peran media cetak dalam pemasyarakatan sadar lingkungan dan solusi penanganan limbah rumah tangga. C. Tujuan 1. Menghimpun gagasan, pikiran, pendapat mengenai solusi pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga serta impilkasinya terhadap kesehatan lingkungan.
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
37
2. Memperoleh informasi aktual mengenai pengelolaan limbah rumah tangga dari pencinta, pemerhati, dan ahli lingkungan. 3. Memperoleh masukan yang dapat dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan agar penanganan limbah rumah tangga lebih efektif. D. Manfaat Diskusi Diskusi ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang efektif dari para ahli lingkungan dalam pengelolaan limbah rumah tangga yang sering mengakibatkan pencemaran lingkungan. BAB II PELAKSANAAN DAN HASIL DISKUSI A. Pelaksanaan 1. Topik Diskusi dan Pembicara Dalam diskusi ini ditampilkan pembicara utama berikut. a. Mr. John Custer (SIL-International-Indonesia) "Solusi Efektif Penangganan Limbah Rumah Tangga" b. Dr. rer.nat. Sadjidan, M.Si. (Ketua Prodi Biologi Pascasarjana UNS) "Pengolahan Limbah Rumah Tangga dalam Perspektif Lingkungan Hidup" c. Drs. Sugiyanto, M.Si.,M.Si. (Dosen Lingkungan Hidup Pascasarjana UNS) "Implementasi Teknik dan Strategi penanganan Limbah Rumah Tangga di Masyarakat" 2. Peserta 1. Guru IPS dan Biologi SMP dan SMA. 2. Kepala sekolah SMP dan SMA 3. Mahasiswa S-1, S-2, san S-3 Geografi, Biologi, dan Kehutanan 4. Dosen Geografi, Biologi, dan Kehutanan 5. Pemerhati lingkungan Hidup 6. Peneliti dan praktisi lingkungan hidup 7. Mahasiswa Pencinta Alam 3. Waktu dan Tempat Diskusi ini dilaksanakan di Aula FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Ir. Sutami No. 36 A pada 1 Juni 2007 pukul 08.00 sd. 16.00 WIB 4. Penyelenggara Mahasiswa Pencinta Alam FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
38
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
B. Hasil Diskusi 1. Peserta Peserta dalam diskusi tanggal 1 Juni 2007 telah memenuhi target karena diikuti oleh sekitar 250 peserta. Padahal target semula ditargetkan hanya 150 peserta. Oleh karena itu, diskusi ini dianggap telah mencapai target. 2. Pelaksanan Diskusi Diskusi ini dibuka oleh Pembantu Dekan Tiga FKIP Universitas Sebelas Maret, Drs. Amir Fuady, M.Pd. Pelaksanaan diskusi sangat menarik dan apresiatif, baik dari pembicara dan peserta. Ketiga pembicara menyampaikan berbagai materi mengenai solusi pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga. Oleh karena itu, para peserta pun sangat antusias mengikuti diskusi ini. 3. Kendala-kendala Ada sedikit kendala terkait dengan LCD, akan tetapi dapat diatasi dengan baik. BAB III PENUTUP A. Simpulan Kesimpulan dari kegiatan diskusi ini telah dilaksanakan dengan baik dan lancar. Simpulan diskusi ini adalah bahwa limbah rumah tangga harus dikelola secara baik dengan memanfatkan teknologi sederhana. Dengan demikian tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. B. Saran Berdasarkan hasil diskusi selanjutnya, disarankan bahwa: 1. Diperlukan diskusi lebih lanjut dengan mendatangkan berbagi pihak untuk memperoleh hasil pemikiran yang lebih luas; 2. Dilakukan persiapan yang lebih maksimal. Demikianlah laporan kegiatan diskusi. Semoga bermanfaat dan segala kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan ini diharapkan menjadi pengalaman yang berharga untuk kegiatan selanjutnya. Surakarta, 5 Juni 2007 Ketua Panitia, Ttd. M. Yuma Arridhwan Adiputra NIM K12006009 Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
39
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengetahui unsur-unsur dalam laporan diskusi, menyusunnya, dan melengkapinya dengan laporan. 1. Buatlah kelompok diskusi yang terdiri atas empat orang dengan tema bervariasi! 2. Lakukan diskusi dengan teman-teman Anda dan guru Anda hanya sebagai fasilitator! 3. Tulislah sebuah laporan diskusi tersebut sesuai dengan kerangka laporan diskusi di atas! 4. Mintalah masukan dan saran dari teman dan guru Anda! 5. Perbaikilah laporan tersebut sesuai dengan masukan-masukan yang Anda terima!
D. Mengidentifikasi Makna Konotatif dan Denotatif, Gramatikal dan Leksikal, Kias dan Lugas, Umum dan Khusus Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu makna konotatif dan denotatif, gramatikal dan leksikal, kias dan lugas, umum dan khusus.
Makna memiliki arti penting untuk memaknai sebuah kalimat. Makna dapat dibedakan berdasarkan intonasi kalimat, kontek atau situasi dan cakapan kata tersebut dalam kalimat. Makna kata adalah maksud suatu kata atau isi suatu pembicaraan atau pikiran. Menurut jenisnya makna kata terdiri dari hal-hal berikut.
1. Makna Denotasi Makna detonatasi adalah makna yang sebenarnya, makna ini dapat digunakan untuk menyampaikan hal-hal yang faktual. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Contoh: Andi makan roti. Irma menulis surat di meja belajar. Yuma minum susu.
2. Makna Konotatif Makna konotatif adalah makna yang bukan makna sebenarnya. Makna ini biasanya digunakan dalam konteks sindiran. Makna konotatif sebenarnya adalah makna denotasi yang mengalami penambahan. 40
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Contoh: Joni adalah sampah masyarakat di kampungnya. Andi menjadi kambing hitam dalam masalah tersebut. Anda sudah mempelajari makna denotasi dan konotasi. Sekarang asahlah kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah pada format berikut! Jenis Kata
Contoh Kata
Denotasi
1. 2. 3. 4.
Konotasi
1. Bapak bangsa
Makna
Bapak guru Bapaknya Joko ........................ ........................
1. 2. 3. 4.
Pria yang pekerjaannya mengajar. Pria yang menjadi orang tua Joko. .................................................. ..................................................
1. Orang yang berjasa membangun sebuah bangsa. 2. .................................................. 3. ..................................................
2. ........................ 3. ........................
3. Makna Leksikal Makna leksikal adalah makna yang bersifat tetap. Oleh karena itu, makna ini sering disebut dengan makna yang sesuai dengan kamus. Contoh: Makan Minum
kambing buku
sapi pensil
4. Makna Gramatikal Makna gramatikal adalah makna yang berubah-ubah sesuai dengan konteks pemakainya. Kata ini sudah mengalami proses gramatikalisasi, baik pengimbuhan, pengulangan, ataupun pemajemukan Contoh: Berlari = melakukan aktivitas Bersedih = dalam keadaan Bertiga = kumpulan Berpegangan = saling Anda sudah mempelajari makna leksikal dan gramatikal. Sekarang asahlah kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah pada format berikut! Jenis Makna
Contoh Kata
Makna
Leksikal Gramatikal
1. Ibu 2. Keibuan
1. Orang yang melahirkan. 2. Bersifat seperti seorang ibu.
Leksikal Gramatikal
1. ....................... 2. .......................
1. .................................................... 2. ....................................................
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
41
5. Makna Lugas Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya. Makna ini hampir sama dengan makna denotatif. Contoh: Bendaharawan itu sedang makan.
(makna lugas)
6. Makna Kias Makna kias adalah makna yang bukan makna sebenarnya. Makna ini sama dengan makna konotasi. Ia diisukan makan uang dinas. (makna kias) Tikus kantor = koruptor Kambing hitam = fitnah Tangan dingin = suka memukul Carilah kata yang mengandung makna lugas dan kias dalam surat kabar atau majalah! Klasifikasikan makna lugas dan kias tersebut dan tulislah! Salinlah di buku tugas masing-masing!
7. Membedakan Makna Umum dengan Makna Khusus Makna umum adalah makna yang memiliki cakupan lebih luas dibandingkan dengan kata-kata yang lain, sedangkan makna khusus makna yang memiliki cakupan lebih sempit. Contoh: Andi memilih jalur transportasi darat. (makna umum) Titin naik bus ke Jakarta. (makna khusus) Carilah kata yang mengandung makna umum dan khusus dalam surat kabar atau majalah! Klasifikasikan makna umum dan khusus tersebut dengan format berikut ini! Kerjakan di buku tugas masing-masing!
Pelatihan Setelah Anda memaknai makna di atas, carilah sebuah teks bacaan dalam media cetak/majalah, kemudian identifikasi makna kata-kata berikut! Denotasi Konotasi
42
Leksikal
Gramatikal
Lugas
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Kias
II. Kompetensi Bersastra A. Melisankan Gurindam XII Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu melisankan Gurindam XII dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai, menjelaskan diksinya, menyimpulkan isinya, serta menjelaskannya sebagai bentuk karya sastra yang khas pada masanya.
1. Melisankan Gurindam XII dengan Lafal, Intonasi, dan Ekspresi yang Sesuai Gurindam merupakan salah satu jenis karya sastra klasik. Gurindam disebut juga peribahasa. Gurindam yang sangat terkenal adalah kumpulan gurindam karangan pujangga Melayu Klasik, yaitu Raja Ali Haji. Gurindam tersebut bernama Gurindam Dua Belas, terdiri atas dua belas pasal dan berisi kurang lebih 64 buah gurindam. Ciri-ciri gurindam adalah sebagai berikut. a. Terdiri atas dua baris. b. Rumus rimanya /aa/ c. Baris pertama merupakan syarat dan baris kedua merupakan akibat dari baris pertama. d. Berisi ajaran, nasihat keagamaan, dan budi pekerti. Berikut ini disajikan petikan dari Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Coba Anda lisankan dengan memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi dan sesuai dengan isi gurindam tersebut! Guru akan menunjuk salah satu siswa untuk melisankan di depan kelas. Gurindam Dua Belas I Barangsiapa mengenal Allah suruh dan tegahnya tiada ia menyalah Barangsiapa mengenal akhirat tahulah ia dunia mudarat II Barangsiapa meninggalkan sembahyang seperti rumah tiada bertiang Barangsiapa meninggalkan zakat tiadalah hartanya beroleh berkat
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
43
III Apabila terpelihara lidah niscaya dapat daripadanya paedah Apabila perut terlalu penuh Keluarlah fiil yang tiada senunuh IV Hati itu kerajaan di dalam tubuh jikalau lalim, segala anggota pun rubuh Pekerjaan marah jangan dibela nanti hilang akal di kepala V Jika hendak mengenal orang yang berilmu bertanya dan belajar tiadalah jemu Jika hendak mengenal orang yang berakal di dalam dunia mengambil bekal VI Cahari olehmu akan sahabat yang boleh dijadikan obat Cahari olehmu akan guru yang boleh tahukan tiap seteru VII Apabila banyak berkata-kata di situlah jalan masuknya dusta Apabila anak tidak dilatih jika besar bapaknya letih VIII Kepada dirinya ia aniaya orang itu jangan engkau percaya Keaiban orang jangan dibuka keaiban diri hendaklah sangka 44
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
IX Perkumpulan laki-laki dengan perempuan di situlah syaitan punya jamuan Jika orang muda kuat berguru dengan syaitan jadi berseteru X Dengan bapa jangan durhaka supaya Allah tidak murka Dengan ibu hendaklah hormat supaya badan dapat selamat XI Hendaknya jadi kepala buang perangai yang cela Hendaklah memegang amanat buanglah segala khianat XII Ingatkan dirinya mati itulah asal berbuat bakti Akhirat itu terlalu nyata kepada hati yang tidak buta Kedua belas pasal “Gurindam Dua Belas” tersebut berisi nasihat tentang agama, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku. Pasal I dan II memberi nasihat tentang agama (religius). Pasal III tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya. Pasal IV tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi). Pasal V tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar. Pasal VI tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk. Pasal VII berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anakanaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri. Pasal VIII berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap sese-
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
45
orang. Pasal IX berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya. Pasal X berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. Pasal XI berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat. Pasal XII (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat. Sumber: Apresiasi Puisi oleh Herman J. Waluyo, hal. 46 – 49.
2. Menjelaskan Diksi Gurindam Dihubungkan dengan Konteks Diksi (pilihan kata) yang dibacakan sang penyair dalam penulisan gurindam sungguh istimewa. Berhubungan dengan konteks keimanan dan budi pekerti, Raja Ali Haji menuliskan gurindamnya dengan pilihan atau dengan idiomidiom keagamaan, terutama dalam bahasa Arab. Kata Allah, akhirat, sembahyang, zakat, berkat, faedah, fiil, syaitan, tidak asing dalam gurindam tersebut. Di samping itu, penyair juga menggunakan pilihan kata yang sangat serasi, baris pertama dan kedua dalam setiap baitnya selalu diakhiri dengan bunyi yang sama. Jika dicermati, terbukti bahwa yang sama itu bukan hanya huruf akhirnya, tetapi juga suku katanya.
3. Menyimpulkan Isi Gurindam Menyimpulkan isi gurindam berarti merumuskan inti maksud yang terkandung dalam hati penyair dengan ditulisnya bait-bait gurindam tersebut. Pada umumnya, kesimpulan lebih pendek daripada wacana yang disimpulkan. Akan tetapi, tidaklah demikian dalam gurindam. Dua baris dalam satu bait yang saling berkorespondensi dan menunjukkan hubungan sebab akibat sesungguhnya sudah merupakan kristal pemikiran penyair. Oleh karenanya, menyimpulkan isi gurindam sangat mungkin tidak sehemat penyair dalam menuliskan gurindamnya.
4. Menjelaskan Gurindam sebagai Karya Sastra yang Khas Puisi-puisi lama yang sezaman dengan gurindam adalah pantun dan syair. Gurindam termasuk karya sastra yang khas pada zamannya. Kekhasan itu dapat dilihat dalam ciri-ciri yang dimilikinya. Anda telah mengetahui, bukan? Coba bandingkan dengan ciri-ciri pantun dan syair berikuti ini. Ciri-ciri pantun adalah: a. terdiri atas empat baris, b. tiap baris terdiri atas 8 - 12 suku kata,
46
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
c. d. a. b. c. d.
dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris kedua merupakan isi, rima berakhir dengan pola /abab/. Ciri-ciri syair adalah: terdiri atas empat baris, tiap baris terdiri atas 8-10 suku kata, tidak memiliki sampiran dan isi, semua merupakan isi, berima akhir a-a-a-a.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara melisankan Gurindam XII dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai, menjelaskan diksinya, menyimpulkan isinya, serta menjelaskannya sebagai bentuk karya sastra yang khas pada masanya. Nah, agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintahperintah di bawah ini! Bacalah secara lisan Gurindam XII di depan teman-teman Anda!
B. Menulis Prinsip-prinsip Kritik terhadap Karya Sastra Indonesia Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menyusun sinopsis karya sastra, mendeskripsikan unsurunsur pembentuknya, membahasnya, dan menilainya.
1. Menyusun Sinopsis Karya Sastra Sinopsis adalah ringkasan cerita. Semua jenis karya sastra dapat dibuat sinopsis, kecuali puisi. Hal ini karena puisi merupakan karya sastra dengan bahasa singkat, terdiri atas larik-larik dan bait-bait yang berirama dan bersajak, merupakan ekspresi perasaan dan pikiran yang tidak mengandung cerita. Ada juga puisi yang mengandung cerita, berisi kisah-kisah perjalanan, pengembaraan, petualangan. Puisi jenis itu disebut balada. Akan tetapi, karena kesingkatan dan penataannya dalam pembarisan dan pembatasan, balada bukan disinopsiskan melainkan diparafrasekan. Karya sastra yang dapat dibuat sinopsisnya adalah bentuk prosa dan naskah drama, karena keduanya mengandung untaian cerita. Sebuah cerita konvensional (umum) memiliki tema, penokohan, seting/latar, plot/alur, dan amanat. Sinopsis sebaiknya dimulai dengan identitas buku yang terdiri atas judul buku, nama pengarang, tahun terbit, kota penerbitan, tahun terbit. Coba Anda cermati contoh sinopsis berikut ini!
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
47
Di Bawah Lindungan Ka’bah Pengarang : Penerbit : Tahun :
Hamka Bulan Bintang 938; Cetakan XIII, 1978
Tanpa memberi tahu siapa pun, Hamid meninggalkan kampungnya menuju Siantar, Medan. Kepergiannya kali ini bukan lagi untuk menuntut ilmu di sekolah, seperti yang ia lakukan beberapa tahun yang lalu. Hamid, ibarat orang sudah “jatuh tertimpa tangga pula”. Setelah Haji Jafar, orang yang selama ini banyak menolongnya, berpulang ke Rahmatullah, tak lama kemudian ibu kandung yang dicintainya menyusul pula ke alam baka. Hamid kini tinggal sebatang kara. Ayahnya telah meninggal ketika ia berusia empat tahun. Dalam kemalangannya ilu, Mamak Asiah dan anaknya, Zainab, tetap menganggapnya sebagai keluarga sendiri. Oleh karena itu, Mak Asiah begitu yakin terhadap Hamid untuk dapat membujuk Zainab agar mau dikawinkan dengan saudara dari pihak mendiang suaminya. Dengan berat hati, Hamid mengutarakan maksud itu walaupun yang sebenarnya, ia sangat mencintai Zainab. Namun, karena Zainab anal, orang kaya di kampung itu, ia tak berani mengutarakan rasa cintanya itu. Setibanya di Medan, Hamid sempat menulis surat kepada Zainab. Isi surat it mengandung arti yang sangat dalam tentang perasaan hatinya. Namun, apa mau dikata, ibarat bumi dengan langit; rasanya tak mungkin keduanya dapat bersatu. Meninggalkan kampung halamannya berikut orang yang dicintainya adalah salah satu jalan terbaik. Begitu menurut pikiran Hamid. Dari Medan, Hamid meneruskan perjalanan ke Singapura dan akhirnya sampailah ia di tanah suci, Mekah. Di Mekah ia tinggal pada seorang Syekh, yang pekerjaannya menyewakan tempat bagi orangorang yang akan menunaikan ibadah haji. Telah setahun Hamid tinggal di kota suci itu. Pada musim haji, banyaklah orang datang dari berbagai penjuru. Tanpa diduganya, teman sekampungnya, menyewa pula tempat Syekh itu. Orang yang baru datang itu bernama Saleh, suami Rosna, yang hendak menuntut ilmu agama di Mesir setelah ibadah haji selesai. Dari pertemuan yang tak disangka-sangka itu, ternyata banyak sekali berita dari kampung halaman terutama berita tentang Zainab yang sejak ditinggalkan Hamid dan tidak jadi dikawinkan dengan saudara ayahnya itu, kini sedang dalam keadaan sakit-sakitan. Hamid sangat senang hatinya mendengar kabar itu, tetapi ia harus menyelesaikan ibadah hajinya yang tinggal beberapa hari. Ia bermaksud segera pulang ke kampung. Sementara itu Saleh, teman Hamid, segera mengirim surat kepada istrinya. Surat Saleh diterima istrinya yang segera pula 48
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
memberitahukannya kepada Zainab. Alangkah senang hati Zainab mengetahui bahwa orang yang dicintainya ternyata masih ada. Namun, penyakit yang diderita Zainab makin hari makin parah. Dengan segala kekuatan tenaganya, ia menulis surat untuk orang yang dikasihinya. Surat yang dikirim Zainab diterima Hamid. Namun, rupanya isi surat itu sangat mempengaruhinya. Dua hari setelah itu, bersamaan dengan keberangkatan para jemaah haji ke Arafah guna mengerjakan wukuf, kesehatan Hamid terganggu. Walaupun demikian, Hamid tetap menjalankan perintah suci itu. Sekembalinya Hamid dari Arafah, suhu badannya semakin tinggi. Apalagi di Arafah, udaranya sangat panas Hamid tak mau menyentuh makanan sehingga badannya menjadi lemah. Pada saat yang sama, surat dari Rosna diterima Saleh yang menerangkan bahwa Zainab telah wafat. Kendati Hamid dalam keadaan lemah, ia mengetahui bahwa ada surat dari kampungnya. Firasatnya begitu kuat pada berita surat yang disembunyikan Saleh. Hamid menanyakan isi surat itu. Dengan berat hati Saleh menerangkan musibah kematian Zainab. Jadi Zainab telah dahulu dari kita?” tanyanya pula. Ketika akan berangkat ke Mina, Hamid tak sadarkan diri. Temannya, Saleh, terpaksa mengupah orang Badui untuk membawa Hamid ke Mina. Dari situ mereka menuju Masjidil Haram kemudian mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali. Tepat di antara pintu Kabah dengan Batu Hitam, kedua orang Badui itu diminta berhenti. Hamid mengulurkan tangannya, memegang kiswah sambil memanjatkan doa yang panjang: “Ya Rabbi, Ya Tuhanku, Yang Maha Pengasih dan Penyayang!” Semakin lama suara Hamid semakin terdengar pelan. Sesaat kemudian, Hamid menutup matanya untuk selama-lamanya. (Sumber: Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern, Grasindo, 1992)
Pelatihan Cari dan bacalah sebuah novel sastra yang mengangkat tema seputar keimanan dan ketakwaan yang ada di perpustakaan sekolah! Sambil membaca, buatlah sinopsisnya! Pada pertemuan berikutnya, kumpulkan pada Guru untuk diperiksa.
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
49
2. Mendeskripsikan Unsur-unsur Pembentuk Cerita dalam Karya Sastra Unsur-unsur yang terdapat di dalam suatu karya sastra disebut dengan unsur intrinsik. Unsur-unsur inilah yang menjadi pembentuk cerita, yang terdiri atas tema, penokohan, seting/latar, plot/alur, dan amanat. Semua unsur tersebut, terkait dangat erat sehingga menjadikan cerita utuh dan padu. Tema merupakan garis besar inti cerita. Penokohan merupakan gambaran tokoh-tokoh pendukung cerita lengkap dengan karakteristiknya. Seting adalah tempat dan waktu bergulirnya untaian peristiwa cerita beserta suasana yang ada dalam cerita tersebut. Plot merupakan aliran jalan cerita yang digunakan pengarang dalam mengungkapkan ceritanya, sedangkan amanat adalah pesanpesan moral yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui tokohtokoh ceritanya.
3. Membahas Karya Sastra yang Dideskripsikan Pembahasan terhadap suatu karya sastra menyangkut tentang hal-hal yang menarik, menonjol, dan istimewa dalam karya sastra tersebut. Jadi, merupakan penggarisbawahan dari salah satu faktor intrinsik. Hal ini sifatnya relatif, tergantung karya sastra yang dibahas sekaligus pembahasnya.
Pelatihan Berdasarkan sinopsis dari novel yang Anda susun, coba deskripiskan unsur-unsur pembentuk ceritanya! Selanjutnya, bahaslah segi-segi tertentu yang menurut Anda penting, menarik, dan istimewa!
4. Menilai Karya Sastra yang Dibahas Penilaian terhadap karya sastra yang telah dibahas di atas merupakan kegiatan yang disebut kritik sastra. Kritik sastra adalah menilai kualitas karya sastra secara objektif, baik buruknya dan kekuatan serta kelemahan karya tersebut. Kritik sastra dapat dilakukan dengan menelaah karya sastra tertentu tanpa menyinggung sosok sastrawannya. Akan tetapi, dapat juga dilakukan dengan menyorot figur sang sastrawan. Pengarang sebagai kreator dan karya sastra sebagai cermin pribadi pengarang dikaji sama intensnya. Hal ini acap dilakukan oleh Dr. H.B. Jassin, kritikus sastra Indonesia yang sangat terkenal yang memelopori perkembangan kritik sastra di Indonesia. Berikut ini disajikan contoh kritik sastra. Coba Anda bacalah secara intensif!
50
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Sedikit Sejarah Rustam Effendi ....................................................................................................... Drama bersajak Bebasari oleh Rustam Effendi adalah penting sebagai hasil usaha mencobakan bentuk baru dalam kesusastraan Indonesia. Di sini syair mendapat bentuk baru, digunakan dalam percakapan-percakapan suatu cerita berbentuk tonil. Dengan sekaligus di sini dilakukan dua percobaan, yakni pertama syair yang bersifat cerita buat yang pertama kali dipakai untuk menyatakan pikiran dan perasaan sebagai pengucapan cita-cita kebangsaan dan kedua bentuk sandiwara buat pertama kali dimasukkan pula dalam kesusastraan Indonesia. Drama bersajak ini tidak asing dalam kesusastraan dunia kalau kita mengarahkan pandangan kita ke Yunani dengan penulis-penulis dramanya Aeskylos, Sofokles, Euripides, ke Jerman dengan Goethe dan Schiller, dan ke Inggris dengan Shakespheare. Dalam drama Bebasari dengan mudah kita melihat simbolik hasrat bangsa Indonesia yang hendak merdeka. (Bebasari, perkataan bebas ada dalamnya). Rustam tidak mengambil sesuatu tokoh dalam sejarah seperti Sanusi Pane dan Muhammad Yamin. Pemain-pemainnya hanya perlambang-perlambang. Rawana, raksasa yang zalim, kita kenali sebagai penjajah, yang telah merampas kemerdekaan Bebasari, perlambang Indonesia; sedangkan Bujangga ialah putra Indonesia. Semangat berontak dan hasrat kemerdekaan menjadi suara dasar drama ini. Berkata Bujangga: Setiap pohon di dalam belukar Dari pucuknya lalu ke akar, Setiap batu di dalam sungai, Setiap buih ombak di pantai, Setiap sinar syamsu yang permai, Setiap bunyi di tengah ngarai, Itulah rakyat pembala aku, Karena itu tanah airku, Disuarankan moyang bapa dan ibu, Sedarah sedaging dengan jiwaku. Menggetarkan hati penjajah tenaga sugestif yang terkandung dalam perkataan Esa dan Arma: Tuhanku Raja raksasa, Terbanglah cepat naik angkasa, Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
51
Tinggalkan taman dari yang indah, Sampai waktunya kita bertahta, Tangkas perangnya, maksudnya sakti, Musuh berkeris senajata hati, Hilang satu, timbul seratus, Segala insan menentang angus. Dan apakah meragu-ragukan kata amanat dari Bebasari ini? Kakanda, dari zaman berganti zaman, Tetap hatiku menanti tuan, Kakanda bakal membawa merdeka, Sebab cintamu kepada loka. Susah payah tuan kemari, Menyeberangi darah menempuh duri. O, kakanda, junjungan beta, Tidak kemenangan dapat dipinta. Tiap pekerjaan meminta korban, Tiap asmara melupakan badan. Adapun kita hidup di sini, Selintas lalu sebagai mimpi, Selama hidup tak putus perang, Itulah kehendak zaman sekarang, Asmara sayap usaha yang tinggi, Asmara kepada bangsa sendiri. Di dalam kumpulan sajak-sajak Rustam Effendi Percikan Permenungan banyak orang akan bersua dengan perasaan-perasaan yang akan dianggap oleh Angkatan 45 sentimentil, penggunaan bahasa yang berlebih-lebihan sehingga dirasa sebagai permainan kata, tanda-tanda baca yang tidak perlu dan ini memang perbedaan paham yang sewajarnya yang jika diingat, bahwa antara Rustam Effendi dengan Angkatan 45 ada jarak waktu 20 tahun yang mengalir cepat dan diisi oleh kejadian-kejadian sejarah yang hebat-hebat. Cinta kepada ibu, cinta kepada kampung halaman, asmara remaja, kesedihan dan sedu sedan, hanya dianggap cukup baik bagi pemuda yang berangkat dewasa dan adalah pengalaman-pengalaman prive yang
52
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
tidak perlu dicanangkan. Akan tetapi kedewasaan bukanlah terletak pada soal, tetapi jiwa yang mengalami soal. Jiwa ini pun tidak dapat dipotongpotong tetapi keseluruhan juga yang dapat mencintai, membenci, sedih dan senang, putus asa dan berharap, serta lemah dan keras. Di dalam masa yang tenang, tatkala mobil baru satu dua yang di jalan-jalan dan kapal udara suatu keanehan, di masa persoalan (zakelijkheid) belum lagi menguasai dan mengejar-ngejar kehidupan manusia di Indonesia, sudah tentu tidak dapat diharapkan persoalan dalam pandangan hidup dan sikap hidup orang-orang. Tentang bahasa sudah tampak jelas bahwa Rustam Effendi masih melakukan percobaan-percobaan. Seperti juga Amir Hamzah dan Sanusi Pane pada mulanya, dia mencari ke Sansekerta dan bahasa Arab, suatu hal yang ditinjau sepintas lalu agak aneh, karena perkataan-perkataan lama itu tidak hidup lagi dalam masyarakat yang sebaliknya mengambil dan memerlukan lagi perkataan-perkataan dan pengertian-pengertian baru yang sesuai dengan kemajuan masyarakat. Di masa Pujangga Baru seorang Amir Hamzah masih merasa jelek perkataan mesin dan radio digunakan oleh seorang kawan sealiran Armin Pane dalam sajaksajaknya. Perbedaan paham ini diterangkan dengan mengingat bahwa para pengarang dan penyair itu mempunyai pandangan dunia yang berlainan pula. Seseorang masih ingin hidup di zaman silam, sedangkan yang lain telah melempar tinjauan ke depan. Akan tetapi, yang tidak dapat disingkirkan oleh mereka itu adalah pemakaian bahasa daerahnya yang demikian memperkaya pula bahasa Indonesia. Bukan saja bahasa daerah, tetapi juga bahasa “kocokan” dan bahasa “golongan”, semua itu memperkaya sehingga menjadikan bahasa Indonesia. Perjuangan Pujangga Baru selain perjuangan pembaharuan kesusastraan yang berarti juga pembaharuan pandangan hidup dan sikap hidup adalah perjuangan memperbaharui bahasa. Oleh Takdir Alisyahbana, Armin Pane dan Sanusi Pane pernah dengan sengit dilakukan perang pena dengan kaum “kolot” dari kalangan guru yang hendak mempertahankan “Melayu Asli”, memuncak pada uraian Takdir “Kekacauan yang Nikmat”, Pujangga Baru 1935, yang di dalamnya dikatakan bahwa “bahasa Thionghoa Melayu yang sering diejekkan itu kami berikan hak yang selayaknya”. Demikianlah, dalam bahasa pun dilakukan pendemokrasian. Rustam Effendi dalam tahun 1926 belum sejauh itu. Di dalam sajaksajaknya dalam Percikan Perenuangan dan drama Bebasari masih berkuasa bahasa daerah dan seperti dikatakan di atas dicarinya pula perbendaharaan kata-kata lama dari Sanskerta dan Arab. Akan tetapi, cara mempergunakan bahasa lama itu mempunyai individualitas sendiri, dalam pembentukan kata baru untuk mendekati kehalusan perasaan, dalam kombinasi kata-kata, malahan dalam kebebasan kepenyairannya
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
53
itu sering membuat kata baru atau memotong kata-kata yang ada untuk disesuaikan dengan irama dan bunyi yang dikehendakinya. Demikian perkataan dari dipendekkannya menjadi dir, perkataan menunggu menjadi menung, perkataan badai menjadi bad, perkataan dunia menjadi duya dan individualisme ini kita mesti terima dari orang yang berjiwa merdeka: Sarat saraf saja mungkiri, Untai rangkaian seloka lama, Beta buang beta singkiri, Sebab laguku menurut sukma. Akan tetapi, individualisme ini tidak dapat diartikan dalam pengertiannya yang mutlak. Maksudnya adalah penemuan diri sendiri, harga diri sendiri sebab dalam hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan perhubungan tetap kuat dan mesra. Sajak-sajaknya Pangkuan Bunda, Bunda dan Anak, Kuburan Bunda, Kerajaan Tuhan, dan Tanah Air cukup membuktikan bagaimana kerasnya hubungan keluarga hubungan dengan Yang Mahakuasa, hubungan dengan bangsa. Apakah ini ratapan seorang individualis? Bilakah bumi bertabur bunga, Disebarkan tangan yang tiada terikat, Dipetik, jari yang lemah lembut, Ditanami sayap kemerdekaan rakyat? Bilakah lawang bersinar bebas, Ditinggalkan dera yang tiada berkata? Bilakah susah yang beta benam, Dihembus angin kemerdekaan kita? Di sanalah baru bermohon beta, Supaya badanku berkubur bunga, Bunga bingkisan, suara sa’irku. Disitulah baru bersuka cita, Pabila badanku bercerai nyawa, Sebab menjemput menikam bangsaku.
54
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Kesusastraan bukanlah hanya apa yang berlaku pada sesuatu masa, tetapi juga yang berlaku pada lain-lain masa dengan ukuran cita rasanya sendiri. Hikayat, dengan pantun dan syair yang indah sama masuk kesusastraan seperti juga roman, sajak dan drama yang disebut modern, nilainya menurut ukuran-ukurannya tentu boleh bertingkat-tingkat pula. Sumber: H.B. Jassin. 1950. Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai, Jakarta: Gunung Agung, hal. 122-125.
Ruang Info Puisi Chairil Anwar yang barisnya pendek-pendek seperti “Isa” dan “1943” mengemukakan kesan-kesan penyair, sehingga ditulis dengan baris-baris yang pendek-pendek. Namun, puisi tersebut adalah puisi yang dapat dikategorikan beraliran realisme.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari dan mempraktikkan cara berpidato tanpa teks, membaca teks deduktif, menulis laporan diskusi, mengidentifikasi makna konotatif dan denotatif; gramatikal dan leksikal; kias dan lugas; umum dan khusus; melisankan gurindam XII, prinsip-prinsip kritik terhadap karya sastra Indonesia. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
55
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Ciri-ciri paragraf deduktif adalah .... a. kalimat utama di tengah paragraf b. kalimat utama di akhir paragraf c. kalimat utama di awal paragraf d. diawali dari pernyataan khusus ke umum e. diawali dari pernyataan umum - khusus - umum 2. Di bawah ini yang bukan unsur dalam laporan diskusi adalah .... a. waktu penyelenggaraan b. tempat c. tujuan d. badan penyelenggara e. struktur 3. Cara pembacaan puisi yang tepat dilihat dari .... a. ekspresi - intonasi -pelafalan b. ekspresi - tema - pesan c. ekspresi - pelafalan - tema d. ekspresi - tema - alur e. ekspresi - intonasi - alur 4. Hadirin yang berbahagia, Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat melaksanakan acara “Bersih Desa” yang diadakan pada hari Minggu pagi ini. Kutipan di atas merupakan teks pidato bagian .... a. pembukaan b. penutup c. isi d. akhir e. kesimpulan 5. Suatu pidato akan berhasil baik bila dilakukan persiapan-persiapan berikut ini, kecuali .... a. membuat kerangka pidato b. mengumpulkan bahan c. memilih masalah yang tepat d. menyampaikan dengan menarik e. menghargai perbedaan pendapat
56
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
6. Paragraf yang mempunyai pola umum - khusus disebut .... a. paragraf induktif b. paragraf deduktif c. analogi d. generalisasi e. sebab - akibat 7. Laporan hasil diskusi dibuat oleh .... a. panitia b. pihak yang berwenang c. pelaksana harian d. pembicara e. peserta 8. Berikut ini termasuk tugas moderator, kecuali .... a. menyiapkan naskah diskusi b. membuka diskusi c. menyimpulkan hasil diskusi d. mengatur jalannya diskusi e. menutup diskusi 9. Di a. b. c. d. e.
bawah ini yang bukan teknik penyajian berpidato yang baik adalah .... bahasa mudah dipahami menggunakan contoh dan ilustrasi menyajikan program yang jelas memberi penekanan dalam gaya penyajian menggunakan kata-kata yang berlebihan
10. Pidato yang dilakukan seseorang di hadapan pendengar yang membicarakan suatu hal disebut .... a. berbicara b. sambutan c. khotbah d. ceramah e. diskusi B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkan maksud dan tujuan berpidato! 2. Buatlah paragraf dengan pola deduktif! 3. Carilah cerpen atau novel di media cetak! Baca dan buatlah sinopsisnya di buku tugas! 4. Buatlah satu contoh laporan hasil diskusi secara lengkap!
Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
57
5. Hadirin yang terhormat, Dalam kesempatan ini, saya akan mencoba membahas bahaya merokok. Pada dasarnya, perokok dan bukan perokok sama-sama mengakui bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan, antara lain risiko terkena penyakit jantung, kanker, impotensi, serta gangguan kehamilan. Selain itu, asap rokok juga dapat mencemari lingkungan. Untuk itu, hendaknya para perokok menyadarinya. Berdasarkan teks kutipan pidato di atas, tuliskan tujuannya!
58
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 3
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Tempo, 28 ags-3 spt 06
Sumber: Garuda Januari 06
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
PETA KONSEP Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
Kebahasaan
Menyampaikan Intisari Buku Biografi
Menulis Paragraf Persuasi
Kesastraan
Mengaplikasikan Aspek Kohesi dan Koherensi pada Paragraf
Membahas Cerpen Indonesia dan Terjemahan
Membahas Nuansa Makna dalam Lagu Pop Indonesia
Tumbuhnya kreativitas setiap anak ditunjang dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan seorang anak. Baik kegiatan di sekolah maupun kegiatan di luar sekolah. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara menyampaikan intisari buku biografi, menulis paragraf persuasi, mengaplikasikan aspek kohesi dan koherensi pada paragraf, membahas cerpen Indonesia dan terjemahan, dan membahas nuansa makna dalam lagu pop Indonesia. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas.
I. Kompetensi Berbahasa A. Menyampaikan Intisari Buku Biografi Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat hal-hal yang menarik dari tokoh, menyampaikannya kepada teman, dan mengomentari penyampaian teman.
1. Mengenal Buku Biografi
Sumber: Sampul buku 100 Tokoh Besar
Biografi berisi riwayat hidup seseorang, biasanya seorang tokoh yang terkenal. Dalam buku biografi ini berisi pandangan hidup, perjuangan, keberhasilan/prestasi, dan kesulitan yang dihadapi sang tokoh. Buku biografi ini biasanya ditulis orang lain, sedangkan yang ditulis sendiri oleh sang tokoh disebut autobiografi. Cermati gambar sampul buku kumpulan biografi para tokoh terkenal yang mampu membentuk sejarah dunia di samping ini!
2. Mencatat Hal-hal Menarik dari Kehidupan Tokoh Baca biografi tokoh Galileo Galilei berikut ini yang diambil dari buku “100 Tokoh Besar yang Membentuk Sejarah Dunia”! Sambil membaca, catat hal-hal yang menarik dari kehidupan tokoh tersebut! Salin format berikut di buku tugas untuk mengerjakannya! Format 3.1
60
Nama Tokoh
Sumber Buku
Hal-Hal yang Menarik
Galileo Galilei
100 Tokoh Besar yang Membentuk Sejarah Dunia
....
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Lahir di Pisa, Itali, anak dan ahli Matematika Vincenzo Galilei, beliau merupakan mahasiswa fisika pada usia belasan tahun dan menulis suatu makalah tentang gaya tarik (gravitasi) tertentu dan benda-benda padat.
Sumber: Jendela Iptek
Galileo Galilei
Pada usia 24 tahun, dia menjadi guru besar Matematika di Pisa. Di situlah ia merumuskan teori bahwa benda-benda dengan berat berbeda jatuh dengan kecepatan yang sama dan membuktikannya melalui demonstrasi yang terkenal dari puncak Menara Miring di Pisa. Dia menjatuhkan suatu bola logam dan bola kayu pada saat yang bersamaan. Kedua benda tersebut menyentuh tanah pada saat yang bersamaan. Galilei juga memastikan bahwa Yupiter, selain Mars dan Venus, berbentuk bulat seperti bola, tetapi planet Saturnus masih belum jelas baginya. Dia mengamati apa yang terlihat sebagai dua bulan di sisi-sisi planet yang kedudukannya tidak pernah berubah. Sebenarnya yang dilihat adalah sistem cincin Saturnus yang berukuran sangat besar. Dengan teleskopnya, Galilei mampu melihat dinding tersebut, tetapi peralatannya tidak cukup kuat untuk menentukan secara tepat apa benda-benda tersebut. Dia mempelajari permukaan bulan dan menemukan bintik-bintik sinar matahari, yang membantu dalam pembuktian bahwa matahari berotasi.
Pada tahun 1616, gereja Katholik, yang memegang pandangan yang berlawanan, melarang Galilei mengajarkan atau menerbitkan gagasannya tersebut. Akan tetapi, dia menerbitkan bukunya yang berjudul Dialog Mengenai Dua Prinsip Sistem Dunia Tahun 1632, yang menimbulkan kutukan dari gereja. Ditempatkan sebagai tahanan rumah, Galileo menjalani sisi hidupnya dekat Kota Florence mempelajari benda-benda langit. Pada tanggal 8 Januari 1642, dia wafat, dalam keadaan hampir buta karena mengamati bintik-bintik matahari dengan mata telanjang. Tiga ratus lima puluh tahun berikutnya, 31 Oktober 1992, teorinya secara formal diakui oleh Paus Johanes Paulus II. (Sumber: 100 tokoh besar yang membentuk sejarah dunia)
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
61
Albert Einstein 1879-1955
Sumber: Jendela Iptek
Einstein lahir tahun 1879, di kota Ulm, Jerman. Dia memasuki perguruan tinggi di Swiss dan menjadi warganegara Swiss pada tahun 1900. Di tahun 1905 dia mendapat gelar Doktor dari Universitas Zurich, tetapi (anehnya) tak bisa meraih posisi akademis pada saat itu. Di tahun itu pula, dia menerbitkan kertas kerja perihal "relatif khusus," perihal efek foto elektrik, dan tentang teori gerak Brown. Hanya dalam beberapa tahun saja kertas-kertas kerja ini, terutama yang menyangkut relativitas, telah mengangkatnya menjadi salah seorang ilmuwan paling cemerlang dan paling orisinal di dunia. Teoriteorinya sangat kontroversial. Tak ada ilmuwan dunia kecuali Darwin yang pernah menciptakan situasi kontroversial seperti Einstein. Akibat itu, di tahun 1913 dia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin dan pada saat bersamaan menjadi Direktur Lembaga Fisika "Kaisar Wilhelm" serta menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Jabatan-jabatan ini tidak mengikatnya untuk sebebas-bebasnya mengabdikan sepenuh waktu melakukan penyelidikan-penyelidikan, kapan saja dia suka. Pemerintah Jerman tidak menyesal menyiram Einstein dengan sebarisan panjang kedudukan yang istimewa itu karena persis dua tahun kemudian Einstein berhasil merumuskan "teori umum relativitas," dan tahun 1921 dia memperoleh hadiah Nobel. Sepanjang paruhan terakhir dari kehidupannya, Einstein menjadi buah bibir dunia, dan hampir dapat dipastikan dialah ilmuwan yang termasur yang pernah lahir ke dunia. Karena Einstein seorang Yahudi, kehidupannya di Jerman menjadi tak aman begitu Hitler naik berkuasa. Di tahun 1933 dia hijrah ke Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, bekerja di Lembaga Studi Lanjutan Tinggi dan di tahun 1940 menjadi warga negara Amerika Serikat. Perkawinan pertama Einstein berujung dengan perceraian, hanya perkawinannya yang kedua tampaknya baru bahagia. Punya dua anak, keduanya laki-laki. Einstein meninggal dunia tahun 1955 di Princeton.
62
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Einstein senantiasa tertarik pada ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan sering mengemukakan pandangan-pandangan politiknya. Dia merupakan pelawan teguh terhadap sistem politik tirani, seorang pendukung gigih gerakan pacifis, dan seorang penyokong teguh Zionisme. Dalam hal berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial dia tampak seorang yang individualistis. Suka humor, sederhana dan ada bakat gesek biola. Tulisan pada nisan makam Newton yang berbunyi: "Bersukarialah para arwah karena hiasan yang ditinggalkannya bagi kemanusiaan!" sebetulnya lebih kena untuk Einstein. (Sumber:100 tokoh besar yang membentuk sejarah dunia)
3. Menyampaikan Hal-hal yang Menarik dari Kehidupan Tokoh a. Berdasarkan catatan yang Anda buat, ceritakanlah di depan kelas secara bergantian! b. Saat teman Anda menyampaikan cerita, berikan tanggapan dari aspek kelengkapan isi, urutan uraian, penggunaan bahasa, kelancaran, kebenaran, keberanian mental, dan kebenaran isinya! Tulis tanggapan Anda di buku tugas!
4. Menanggapi Penyampaian Biografi Untuk memperbaiki penyampaian biografi, Anda memerlukan masukan dari teman-teman agar dapat diketahui kekurangannya. Coba buatlah komentar tentang penyampaian salah satu teman Anda secara tertulis, kemudian sampaikan kepadanya secara lisan!
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengenal buku biografi, mencatat hal-hal menarik dari kehidupan tokoh, menyampaikan hal-hal yang menarik dari kehidupan tokoh, menanggapi penyampaian biografi sekarang agar lebih mengasah kemampuan Anda kerjakan kegiatan berikut di rumah! 1. Carilah buku biografi tokoh terkenal di perpustakaan atau meminjam pada teman! 2. Bacalah buku tersebut dengan cermat! Sambil membaca, catat di buku tugas Anda tentang pandangan hidup tokoh, keberhasilan/ prestasi tokoh, perjuangan tokoh, serta kesulitan dan masalah yang dihadapi si tokoh! 4. Sampaikan secara lisan biografi tokoh itu di depan kelas pada pertemuan selanjutnya untuk diberikan tanggapan!
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
63
B. Menulis Paragraf Persuasi Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasi, menentukan topik, dan menyusunnya berdasarkan kerangka.
1. Mengidentifikasi Paragraf Persuasi Baca secara intensif beberapa teks yang mengandung paragraf persuasi berikut ini. Sambil membaca, identifikasikan ciri-ciri paragraf persuasi tersebut dan catat di buku tugas Anda! Teks a: Tips Tahun Baru Bersama Keluarga Tahun baru ternyata menjadi ajang untuk berkumpul seluruh anggota keluarga, melakukan sesuatu yang dapat melahirkan suasana, semangat, dan keceriaan baru bagi keluarga. Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan. 1. Perubahan pada rumah. Mendiskusikan perubahan-perubahan yang dapat dilakukan untuk memperindah rumah menjadi ajang kumpulkumpul yang mengasyikkan. Lakukan hal yang sama untuk tempat tinggal Anda saat ini. Diskusikan bersama dengan seluruh anggota keluarga, apa yang dapat dilakukan bersama. Tak perlu direnovasi besar-besaran yang memakan banyak biaya. Penambahan sedikit tanaman atau merapikan sudut-sudut rumah bisa menjadi alternatif pilihan. 2. Menyumbangkan barang yang sudah tidak Anda gunakan lagi. Bukalah lemari pakaian Anda dan pilah baju-baju yang tidak Anda kenakan selama setahun ini. Lakukan hal yang sama untuk mainan, kaset, buku, majalah, koran, dan lain-lain. Barang-barang yang terabaikan ini akan sangat berguna bagi orang lain. 3. Bersama-sama menulis surat yang berisi harapan dan hal-hal yang ingin dicapai dalam suatu tahun ke depan. Cara ini akan sangat membantu seluruh anggota keluarga untuk menanamkan apa yang seharusnya bisa diberikan, bukan apa yang seharunya didapat. Di akhir tahun, Anda bisa bersama-sama anggota keluarga membaca dan mendiskusikannya. 4. Jadwalkan sehari dalam setahun untuk melakukan hobi yang disukai seluruh anggota keluarga. Misalnya: berkemah, memancing, atau sekadar nonton bersama anggota seluruh keluarga. Memasak resep baru atau mengobrol di taman pun dapat menjadi pilihan yang baik. (Sumber: Nova, 4 Januari 2006 dengan perubahan seperlunya)
64
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Teks b: Di masa pertumbuhan, tentunya putra-putri Anda membutuhkan susu dengan nutrisi yang tepat. Berikan BONEETO, susu berkalsium tinggi untuk membantu pertumbuhan tulang dan giginya. Kandungan kalsiumnya memenuhi kebutuhan kalsium harian anak Anda. BONEETO pilihan asyik untuk pertumbuhan putra-putri Anda. (Sumber: Nova, 25 April 2006 dengan perubahan seperlunya)
Teks c: Rasakan keindahan suara polyphonic dari speaker unik “Snowflake”. Anda akan terpesona pada keindahan dan kejernihan 40 nada dering polyphonic melalui speaker khususnya. Dengan fasilitas direct link untuk men-download games, wallpaper, dan nada dering, ekspresikan diri Anda ... sejernih yang Anda mau! The new J2001 by Sony Ericson. What’s your tune? (Sumber: Kompas, 22 Januari 2007 dengan perubahan seperlunya)
Berdasarkan contoh ketiga teks di atas, dapat diidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasi adalah sebagai berikut. a. Bertujuan memengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penulisnya. b. Teks yang mengandung persuasi biasanya menggunakan segala upaya yang memungkinkan pembaca terpengaruh. c. Kadang-kadang menggunakan alasan yang tidak rasional. d. Paragraf persuasi biasanya terdapat dalam iklan atau dalam tips-tips tertentu. e. Dalam iklan, karangan persuasi ini disebut juga persuasif-provokatif.
2. Menentukan Topik Persuasi Berdasarkan ciri-ciri paragraf persuasi di atas, Anda tentunya mengetahui bahwa tidak semua topik dapat ditulis menjadi paragraf persuasi. Topik yang dipilih untuk ditulis secara persuasi umumnya adalah topik yang dapat digunakan untuk memengaruhi orang lain sehingga mereka terpengaruh dan mau bertindak seperti yang ditulis.
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
65
Berikut ini contoh beberapa topik yang dapat ditulis menjadi paragraf persuasi. a. Menaati peraturan lalu lintas dapat menghindari kecelakaan. b. Musik dapat meningkatkan kreativitas anak-anak. c. Menggunakan sabuk pengaman saat mengemudi dapat menghindari cedera serius jika terjadi kecelakaan. d. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat mencegah tawuran antarpelajar. Dari beberapa contoh topik di atas, Anda dapat menentukan salah satu untuk dijadikan sebuah paragraf persuasi. Misalnya, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat mencegah tawuran antarpelajar.
3. Menyusun Kerangka Paragraf Persuasi Setelah menentukan topik yang akan diangkat menjadi paragraf persuasi, selanjutnya dibuat kerangka paragraf tersebut. Contoh: Topik
:
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat mencegah tawuran antarpelajar.
Tujuan
:
Dapat memengaruhi para pelajar agar lebih banyak menggunakan waktu luang di luar jam pelajaran untuk mengikuti ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah.
Sasaran : Para pelajar dan sekolah. Alasan, bukti, dan pendukung lainnya. 1. Sekarang ini banyak sekali terjadi tawuran antarpelajar. 2. Penyebab tawuran itu di antaranya adalah waktu luang yang dimiliki para pelajar selesai jam sekolah. 3. Untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, sehingga para pelajar tidak cenderung melakukan hal-hal yang destruktif. 4. Sekolah hendaknya menyediakan berbagai ekstrakurikuler sebanyak mungkin untuk kegiatan pelajar selesai jam sekolah.
4. Menyusun Paragraf Persuasi Dari topik yang telah ditentukan sekaligus kerangka paragrafnya, dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf persuasi berikut ini. Contoh: Sekarang ini sering kita dengar terjadinya tawuran antarpelajar, baik di kota besar maupun di kota kecil. Tawuran antarpelajar ini pada dasarnya disebabkan oleh hal-hal sepele, di antaranya adalah adanya waktu luang yang dimiliki oleh para pelajar selepas jam belajar di sekolah. 66
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Mereka kurang dapat memanfaatkan waktu luang tersebut dengan diisi kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi dirinya, baik saat sekarang maupun untuk masa depannya nanti. Untuk itu, dengan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah, dapat mencegah terjadi tawuran antarpelajar tersebut. Di sini sekolah mempunyai peranan penting untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dipilih oleh para pelajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk itu, pilihlah kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan di sekolah Anda!
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasif, menentukan topik, dan menyusunnya berdasarkan kerangka. Sekarang kembangkan kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Buatlah iklan hasil produksi rumah tangga yang bersifat persuasi, diantaranya nama produknya, bahan yang diperlukan, keunggulannya, sehingga banyak orang menggunakan produk tersebut! 2. Tulislah sebuah paragraf persuasi yang berisi tentang kampanye antinarkoba atau lebih dikenal dengan istilah “Say No to Drug”! 3. Tukarkan hasil tulisan Anda dengan milik teman di sekolah dan salinglah memberi komentar!
C. Mengaplikasikan Aspek Kohesi dan Koherensi pada Paragraf Tujuan Pembelajaran Anda diajak untuk menentukan tingkat kekohesian dan kekoherenan suatu paragraf, menentukan pemarkah kohesi dan koherensi dalam paragraf, serta menyusun paragraf yang kohesi dan koheren.
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat antara yang satu dengan kalimat yang lain. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu, sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. berikut ini adalah ciri-ciri atau karakteristik paragraf yang baik. 1. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan. Dalam setiap paragraf hanya ada satu pokok pikiran. 2. Pada umumnya, paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat. 3. Pargraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran. 4. Pargraf adalah kesatuan yang koheren dan padu. 5. Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
67
1. Menentukan Tingkat Kekohesian dan Kekoherenan Paragraf Coba Anda perhatikan paragraf berikut ini! Selanjutnya, tentukan tingkat kekohesian dan kekoherenan dalam paragraf tersebut dan masukkan dalam format berikut ini! Salinlah di buku tugas Anda! Format 3.2 No.
Paragraf
Penanda Kohesi Cukup
Kurang
Penanda Koherensi Cukup
Kurang
Dalam suasana hening, hasil belajar akan mantap. Itulah alasan mengapa lokasi dan ruang belajar didesain sedemikian cermat. Asrama yang dihuni oleh banyak siswa atau mahasiswa diusahakan agak terpisah dari kebisingan lalu lintas dan dicarikan tempat yang berlingkungan lebih aman. Ruang-ruang kelas dijauhkan dari lapangan basket dan anak-anak main pingpong. Kapan penghuni asrama dengan bebas boleh menyetel televisi, tape recorder, dan radio diatur. Tamu atau masyarakat luar asrama dibatasi. Motor dan mobil tidak diizinkan masuk asrama pada pagi hari. Siswa dilarang makan pagi lewat pukul setengah tujuh dan izin memainkan alat musik hanya diberikan pada jam-jam istirahat.
2. Menentukan Pemarkah Kohesi dan Koherensi dalam Paragraf Alat penanda atau pemarkah kohesi dan koherensi dalam paragraf dapat berupa kata dan kelompok kata. Permarkah-pemarkah tersebut sangat antara lain sebagai berikut. a. Penanda hubungan kelanjutan, misalnya: dan, lagi, serta, lagi pula, dan tambahan lagi. b. Penanda hubungan urutan waktu, misalnya: dahulu, kini, sekarang, sebelum, setelah, sesudah, kemudian, sementara itu, dan sehari kemudian. c. Penanda klimaks, misalnya: paling, se-nya, dan ter-. d. Penanda perbandingan, misalnya: sama, seperti, ibarat, bak, dan bagaikan. e. Penanda kontras, misalnya: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya. f. Penanda ilustrasi, misalnya: umpama, contoh, dan misalnya. g. Penanda sebab-akibat, misalnya: karena, sebab, dan oleh karena. h. Penanda kesimpulan, misalnya: kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya, dan rangkuman.
68
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
3. Menyusun Paragraf yang Kohesif dan Koheren Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang digunakan oleh seorang pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Oleh karena itu, menyusun paragraf yang kohesif dan koherensif berarti harus memenuhi kriteria ciri-ciri paragraf yang efektif seperti yang dijelaskan pada penjelasan sebelumnya. Untuk memenuhi karakteristik tersebut, langkah-langkah menyusun paragraf yang baik adalah sebagai berikut. a. Menentukan kalimat topik. b. Menentukan Kalimat penjelas. c. Menentukan kalimat-kalimat pengembang. d. Menentukan kalimat kesimpulan. Contoh: Sejak kepala sekolah pindah, tanggung jawab Pak Umar semakin berat. Tugas-tugas membimbing guru muda dibebankan kepadanya. Penyelesaian program perluasan sekolah pun harus ia tangani juga. Kelestarian berlangsungnya iklim persaingan antarsiswa ada di tangannya. Rencana pertemuan rutin antara orang tua siswa dengan pihak sekolah yang sudah lama dipersiapkan harus ia laksanakan pula. Sekarang, Pak Umar benar-benar menjadi tumpuan harapan sekolah.
II. Kompetensi Bersastra A. Membahas Cerpen Indonesia dan Terjemahan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membahas unsur pembentuk cerpen Indonesia dan terjemahan serta membandingkan nilai moral di dalamnya.
1.
Membahas Unsur Pembentuk Cerpen Indonesia dan Terjemahan Cerpen Indonesia adalah karya sastra yang ditulis oleh orang Indonesia dengan bahasa Indonesia, sedangkan cerpen terjemahan adalah karya sastra yang ditulis oleh orang asing yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Unsur-unsur pembentuk cerpen, baik cerpen Indonesia maupun terjemahan, adalah unsur yang terdapat di dalam cerpen tersebut, yang meliputi tema, tokoh, penokohan, dan alur. Berikut ini disajikan cerpen Indonesia dan
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
69
cerpen terjemahan. Coba Anda baca secara intensif! Sambil membaca, tuliskan unsur-unsur pembentuk kedua cerpen tersebut di buku tugas dengan mengikuti format berikut ini! Format 3.3 No. 1. 2. 3. 4.
Cerpen Indonesia Tema Penokohan Latar
Cerpen Terjemahan Alur
........ Cut ......... ......... ........ ................. ......... ......... ........ ................. ......... ......... ........ ................. ......... .........
Tema
Penokohan
Latar
Alur
......... Aksenov ......... ......... ......... .................. ......... ......... ......... .................. ......... ......... ......... .................. ......... .........
Cerpen Indonesia: Cut Oleh: Asma Nadia Sudah tiga hari, Cut. Tapi aku masih berharap akan melihatmu. Lelaki bertubuh jangkung, dengan kulit legam itu terus berjalan tanpa alas kaki. Sesosok tubuh mungil dalam gendongan sesekali menggeliat. Mungkin karena udara panas yang menyengat. Mungkin juga akibat bau menusuk atau lapar yang berkeriuk. Laki-laki itu terus berjalan. Kedua tangannya yang kurus terkadang membelai punggung si sosok kecil. Menenangkannya. Mendekapnya lebih erat. Berharap kehangatan cinta bisa menyumpal rasa lapar. Sia-sia. Makhluk kecil di pelukannya malah terisak di antara suara batuk yang mengguncang bahu kecilnya. “Sshh... sshh....” Si lelaki menggoyang-goyangkan tubuh ringkih anaknya. Suara isak masih terdengar sebelum pelan-pelan senyap. Matahari tegak lurus di atas kepala. Si lelaki memandang cermat daerah yang dilalui. Puingpuing bangunan dan serpihan kayu menumpuk. Tubuh-tubuh membujur kaku. Nanar matanya mencari-cari, melihat satu per satu. Tak tahu harus lega atau menangis. Setelah Ayah, Mak, dan saudara-saudaranya tewas dalam gelombang tsunami yang menggulung, hanya perempuan itu yang menjadi tumpuan harapan. ***** Ahh, di mana engkau, Cut? Kebahagiaan yang sempurna. Cut Rani adalah gadis kebanggaan di Keudah. Incaran banyak mata. Dan dia, lelaki yang hanya memiliki rasa, memenangkan pertarungan, 70
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
“Selamat, kawan!” Hasan, teman semasa SMA, menjabat tangan Zein kuat-kuat. Lelaki berkulit gelap dengan rambut berombak itu sedikit tersipu. Sudah bukan rahasia di kampung mereka, perihal perasaan sahahatnya itu pada Cut Rani, istrinya kini. Istri. Zein membisikkan kata itu dalam hati. Sambil kedua mata menikmati betul pemandangan di sisinya. Cut Rani tampak luar biasa cantik hari itu. Wajahnya tak putus mendulang senyum. Kelopak matanya menyambut ramah tamu-tamu yang mendekat. Ada bintang kecil-kecil menari di sana, dan tertangkap siapa pun yang beradu pandang dengannya. Butiran keringat di pucuk hidung, kian menambah pesona gadis itu. Istrinya. Istri. Zein mengulang-ulang kata itu di kepalanya. Sambil terus menerima uluran ucapan selamat yang tertuju padanya. Sering pemuda itu harus tersenyum malu, saat menyadari perhatian dan wajahnya, beberapa kali tak terfokus pada tamu-tamu yang memberi selamat. Sebab Cut Rani begitu indah. Begitu banyak lelaki mendapatkan perempuan, batinnya, tapi tak semua mendapatkan istri. Dia sungguh beruntung Zein lama di Jakarta selepas kuliah. Atasannya, juga teman-teman satu kantor, kelihatan mudah saja mendapatkan perempuan. Putus satu, sambung satu. Putus. Sambung lagi. Putus, sambung lagi. Bahkan tak perlu ada jeda setelah putus. Seolah panah asmara begitu elastis untuk dibelok-belokkan, ketika target yang dipasang berubah arah. Tapi banyak dari perempuan yang sebagian dinikahi oleh teman-teman sekantornya, jauh dari kriteria lelaki itu. Dandanan, gaya bicara, cara mereka berpakaian. Perempuan-perempuan itu cantik. Dan di mata Zein, itulah yang didapatkan teman-temannya. Mereka mendapatkan perempuan, tapi bukan istri. Tentu saja pendapat itu hanya disimpannya diam-diam. Bisa-bisa diketok kepalanya jika mereka tahu apa yang dipikirkannya. “Apa salahnya dengan perempuan cantik?” protes Iwan, rekannya di kantor. Zein menggelengkan kepala. Bingung juga disergap tiba-tiba begitu. “Bukan itu.” “Ah, jangan munafik, Zein. Bukankah itu yang pertama membuat kita tertarik pada mereka?” Zein ingin menggeleng. Tapi dirasanya percuma. Mereka tak akan mengerti, pikirnya. Betul, percuma.
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
71
“Yang penting cantik! Seksi. Apalagi?” Bayangan Cut Rani mendadak saja berkelebat. Cut Rani yang sehari-hari berbaju kurung dan kain. Cut Rani yang kerap tersipu setiap bersitatap dengan laki-laki. Cut Rani yang rajin mengaji. Mata kejora, hidung bangir, dan bibir merah jambu milik gadis itu nyaris sama istimewanya dengan gadis-gadis lain yang Zein temui di kota. Tapi entah kenapa, bernilai lebih ketika semua itu menyatu pada sosok Cut Rani. Dada Zein berdebar keras. Di kursinya, Iwan masih menunggu jawaban. Bagi cowok berambut kelimis itu, Zein terlalu sombong sebagai lelaki. Entah apa pula yang bisa disombongkannya? Setidaknya pegawai perempuan di kantor mereka yang rata-rata masih muda itu pasti setuju. Sebagai lelaki, cowok Aceh itu belum memiliki segala. Karir pun baru dimulai. “Kalaupun kusampaikan, belum tentu kamu mengerti, Wan!” Kalimat itu diucapkan Zein hati-hati, “Sudahlah!” “Try me!” Iwan mendekatkan kursinya, hingga berhadapan persis dengan kursi Zein. “Keluargaku di kampung, banyak yang susah.” “Lalu?”’ Zein tertawa, “Aku harus sombong biar tak mudah patah hati.” Sebenarnyalah, kesetiaan sudah lama dia bangun. Kesetiaan yang nanti akan dipersembahkannya pada gadis dari Keudah itu. Cut Rani. Iwan tak sepenuhnya mengerti. Tapi ketika dia menuntut penjelasan, Zein hanya tertawa, lalu membalikkan kursinya, kembali menghadap meja komputer. *** Hari kelima. Di mana kau sayang? Lelaki itu duduk bersandar pada sisa dinding sebuah bangunan. Di pangkuannya si bayi mungil tampak lemas. Mata kecilnya sayu. Tubuhnya terkulai. Batuk-batuknya makin keras. Tarikan napasnya melambat. Keceriaan sudah lima hari ini terbang entah ke mana, juga celoteh riang dalam bahasa bayi yang biasa mereka dengar. Mereka, dia, dan Cut Ranni. Biasanya dia dan istri kerap memandangi wajah lelap Mutia dengan kedua pipi yang montok dan tubuh berisi menggemaskan.
72
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
“Anak-anak kecil tu luar biasa ya Bang….” “Apanya?” Lelaki itu menatap cermat wajah Mutia. Menggemaskan, seperti bayi umumnya. “Mereka begitu kecil. Begitu mungil.” Berkata begitu Cut Rani menyelipkan jarinya hingga berada dalam genggaman jari si kecil. “Memang begitu. Kalau besar namanya bukan bayi lagi.” Dia mencoba melucu. Cut Rani memanyunkan bibirnya. Indah. Lelaki itu selalu bisa menikmati ekspresi istrinya. Bahkan ketika Cut Rani mengomel atau merajuk. “Abang nih. Tengoklah....” Seperti mendapatkan komando dari atasan tertinggi, lelaki itu menegapkan tubuhnya, dan memberi tanda hormat. “Siiii…aaaap!” “Ah, Abang nih!” Cut Rani merajuk lagi. Semakin indah di mata si lelaki. “Apanya, Sayang?” Mereka berdiri bersisian, memandang sosok mungil dalam boks bayi. “Bayi-bayi ni begitu kecil, tapi besarnya kebahagiaan yang mereka timbulkan.” Dia mengangguk. Mcnyetujui pendapat sang istri. Tapi kini, lelaki itu hanya bisa mengerjapkan mata, menahan air agar tak tumpah dari sana. Cut-nya…ke mana lagi dia harus mencari? Beberapa hari yang lalu, semuanya masih baik-baik saja. Mereka masih bersama. Sampai kejadian itu datang. Guncangan dahsyat yang membuat kaki-kaki tak mampu menopang badan. Mengempaskan segalanya. Keduanya bahkan harus merayap agar sampai ke boks bayi dan mengangkat Mutia. “Bang….” Cut Rani menatapnya. Belum pernah dia melihat pandangan istrinya sesedih itu. Tanpa bintang-bintang yang biasa menarikan kerlip di sana. Suara teriakan panik menggema di mana-mana. Mereka tak bisa berpikir lama. Tak sempat membawa apa pun lagi. Si lelaki hanya tahu dia harus menyelamatkan istri dan anaknya. Mereka berhasil keluar rumah. Satu tangan lelaki itu memeluk erat bayi mereka, satu tangan lagi menggenggam kuat-kuat pergelangan istrinya. “Cepat!” Kepanikan di mana-mana. Bau kematian di udara. Orang-orang tunggang langgang. Orang-orang terinjak-injak. Orang-orang menjerit. Menangis. Menggerung. Di antaranya ada suara mengerikan lain, bersama sesuatu yang merekah. Tanah retak-retak. Lain sesuatu yang basah menggulung tinggi. Mengejar! Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
73
Mereka bertatapan sekejap. Menautkan jari lebih erat. Ketika itulah dia sadar, bintang-bintang di mata istrinya benar-benar telah pergi. Lelaki itu memandang jemarinya yang terluka. Seperti belum lama dia merasai tangan halus istrinya. Menggenggamnya kuat-kuat. Air matanya kembali mengambang. Begitu beberapa lama. Hingga seperti tersentak, lelaki itu teringat sesuatu. Tangannya meraba kantung celana panjang. Hati-hati dikeluarkannya sebentuk dompet perempuan. Sebelum musibah besar itu mereka berencana ke pasar. Seperti biasa, Cut Rani telah menitipkan dompet itu padanya. Sebab sebagian besar baju perempuan itu tak berkantung, dan istrinya tak suka melenggang dengan tas. Pelan-pelan dikeluarkannya kertas kecil berlapis plastik yang terselip di dompet. Tampak foto hitam putih berukuran dua kali tiga di sana. Lelaki itu menatapnya tak percaya. Lantas seolah dirasuki tenaga baru, dia bangkit, lalu menunjukkan foto dalam KTP itu ke orang-orang yang ditemuinya. Berharap di antara mereka ada yang sempat melihat istrinya, setelah bencana maha dahsyat itu. Tak dirasanya lelah, atau sosok mungil yang memberati sebelah tangannya. Lelaki itu terus mencegat orang-orang yang berjalan dari segala penjuru. Orang-orang yang berjalan dengan pandangan kosong. Tapi tak ada yang melihat Cut Rani. Sebaliknya, sebagian justru menunjukkan foto-foto lain, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Lalu mereka sama terpekur saat menemukan gelengan kepala sebagai jawaban. Cut, ke mana Abang harus mencarimu? Sebuah truk penuh barang, berhenti tak jauh darinya dan segera saja menjadi pusat perhatian. Menyadarkan lelaki itu akan kepentingan yang lain, Cut Rani kecil di tangannya. “Sssh.. .ssh... Mutia, jangan tidur. Sebentar lagi kita makan.” Lelaki itu menyelipkan KTP ke dalam dompet, lalu memasukkannya ke dalam saku celana yang kotor dan penuh bercak lumpur kering. Setelah itu baru bergegas mendekati truk yang sudah ramai dikerubuti orang. Sejam berdiri dalam antrian, ia mengambil tempat agak menyudut. Memotong kecil-kecil biskuit di tangannya. Mengantarkannya ke mulut mungil Mutia, yang kemudian bergerak lambat-lambat. Sesekali terbatuk. “Ya, begitu Bang. Kalau banyak-banyak tersendak dia nanti.” Lelaki itu merasakan matanya kembali mengembun. Betapa sulit mengusir letupan-letupan sisa kenangan. Saat kebahagiaan masih menjadi milik mereka. “Zein!” Sebuah panggilan didengarnya. Kali ini nyata. Hasan! 74
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Mereka berpelukan. Menahan sedu dan sedan yang menggumpal di dada, dan menyisakan telaga di bola mata. “Ada kabar tentang Cut Rani. Kau belum dengar?” Wajah lelaki itu pias. Rahangnya mengeras. ***
Cerpen terjemahan: Tuhan Tahu, Tapi Menunggu Oleh: Leo Tolstoy Judul asli : Penulis : Penerjemah :
God Sees the Truth, But Waits Leo Tolstoy H. Kristono
Di kota Vladimir tinggal seorang pedagang muda bernama Ivan Dmitrich Aksenov. Ia memiliki dua buah toko dan sebuah rumah tinggal. Aksenov cukup tampan, selalu riang dan sangat gemar bernyanyi. Pada suatu musim panas Aksenov hendak pergi ke Pekan Raya Nizhny. Ketika akan berangkat, istrinya berkata, “Ivan, janganlah bepergian pada hari ini. Semalam aku bermimpi buruk tentang dirimu.” Aksenov tertawa dan menyahut, “Engkau mengada-ada, istriku.” “Aku sendiri tidak yakin; yang kutahu hanyalah bahwa semalam aku bermimpi buruk. Dalam mimpi itu kulihat engkau pulang dari kota dan kala kutanggalkan topimu kulihat rambutmu telah berwarna kelabu.” Lagi-lagi Aksenov tertawa. “Itu pertanda baik. Lihat saja nanti, apakah aku berhasil memborong hadiah dari sana atau tidak.” Setelah berkata demikian, dia berangkat. Di tengah perjalanan dia bersua dengan seorang saudagar kenalannya. Mereka menginap di sebuah losmen dengan letak kamar bersebelahan. Sebelum pergi tidur mereka sempat minum teh bersama. Aksenov senang sekali bepergian pada waktu subuh. Oleh karena itu, ia bangun pagi-pagi sekali dan meneruskan perjalanannya. Sesudah menempuh puluhan mil ia berhenti di teras sebuah penginapan untuk beristirahat. Tiba-tiba sebuah kereta berkuda tiga muncul, membawa seorang polisi beserta dua pengawal. Mereka mendatangi Aksenov, menanyai siapa namanya dan dari mana dia datang. Tawaran Aksenov untuk minum teh bersama diabaikan oleh polisi itu. Pertanyaan-pertanyaan silang terus-menerus diajukan. “Di mana kamu semalam menginap? Adakah seorang saudagar bersamamu? Apakah kaulihat saudagar itu tadi pagi? Mengapa kamu meninggalkan penginapan sebelum fajar tiba?” Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
75
Walau kebingungan, Aksenov tetap menjawab semua pertanyaan itu dengan jujur. Kemudian si polisi memanggil kedua pengawalnya dan berkata, “Aku petugas polisi di distrik ini. Kamu kuperiksa karena saudagar yang bersamamu semalam kedapatan mati tertikam. Barangbarangmu harus kami lihat. Mereka membuka koper Aksenov. Sekonyong-konyong polisi tadi menghunus sebilah pisau dari tas itu. “Pisau siapakah ini? Bagaimana pisau ini bisa berlumuran darah?” Aksenov mencoba menjawab. Tapi lidahnya kelu. Dia hanya mampu menggagap. “Saya - tidak - tahu - bukan milik saya.” “Kamulah satu-satunya yang dapat membunuh saudagar itu, sebab penginapan di sana terkunci dari dalam dan tak ada seorang pun. Di tasmu ada pisau seperti ini. Wajah dan tingkah lakumu menunjukkan siapa pelakunya! Ceritakanlah bagaimana kamu membunuh saudagar itu dan berapa banyak uang yang kamu ambil!” Aksenov bersumpah tidak melakukan pembunuhan; bahwa ia tak pernah lagi bertemu dengan saudagar itu setelah mereka berpisah untuk tidur, bahwa ia tidak memiliki uang selain delapan ribu rubel miliknya sendiri, dan bahwa pisau itu bukan kepunyaannya. Akan tetapi suaranya bergetar, mukanya pucat, serta badannya gemetar oleh ketakutan seolah-olah memang ia bersalah. Polisi itu memerintahkan pengawalnya untuk mengikat Aksenov dan membawanya dengan kereta. Ketika kakinya diikat, Aksenov membuat tanda salib dan menangis. Uang dan barangnya disita, sementara ia sendiri dipenjarakan di kota terdekat. Pencarian informasi atas dirinya dilakukan di Vladimir. Semua penduduk di sana menyatakan bahwa dulu memang Aksenov suka bermabuk-mabukan, namun tak dapat dipungkiri bahwa sesungguhnya ia orang yang baik. Sayang sekali dalam pengadilan tetap diputuskan. Aksenov ditahan karena membunuh seorang saudagar dari Ryazan dan merampok uang saudagar itu sebanyak dua puluh ribu rubel. Istri Aksenov tenggelam dalam keputusasaan, tak tahu manakah yang harus dipercayai. Anak-anak mereka masih kecil; bahkan yang bungsu masih menyusu. Dengan membawa semua anak mereka, dia pergi menjenguk suaminya. Ketika melihat sang suami dalam pakaian tahanan dan diborgol, berdiri di tengah-tengah pencuri dan kriminal yang lain, istri Aksenov jatuh pingsan. Setelah siuman, dia merangkul anak-anaknya dan duduk di dekat Aksenov. Dia menceritakan keadaan rumah, lalu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Maka Aksenov memberitahukan apa adanya. “Apa yang dapat kita lakukan?” tanya istri Aksenov.
76
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
“Kita harus mengajukan petisi kepada Tsar untuk tidak membiarkan orang yang tak bersalah dihukum.” “Aku telah mengajukan petisi, namun tidak diterima.” Aksenov terdiam, merenung dalam kesedihan. “Bukankah aku tidak mengada-ada ketika aku bermimpi rambutmu berubah menjadi kelabu? Seharusnya engkau tidak berangkat pada hari ini.” Dan sambil mengelus-elus rambut suaminya melalui terali besi, dia bertanya, “Suamiku, katakanlah dengan jujur kepada istrimu, apakah memang bukannya engkau yang membunuh saudagar itu?” “Jadi engkau juga mencurigai aku!” Aksenov tidak dapat menahan derita hatinya lagi. Sambil menutup muka ia menangis tersedu-sedu. Lalu seorang serdadu menyuruh istri dan anak-anak Aksenov pergi, karena waktu jenguk telah habis. Aksenov mengucapkan selamat tinggal kepada mereka untuk terakhir kalinya. Aksenov dipekerjakan di pertambangan Siberia bersama dengan para narapidana yang lain. Selama 26 tahun ia hidup seperti itu di Siberia. Rambutnya menjadi putih, sedangkan jenggotnya berwarna kelabu. Semua kejayaannya lenyap. Kini ia sudah bungkuk, berjalan pelahan, berbicara sedikit, jarang tertawa seperti dulu, tetapi rajin berdoa. Di penjara Aksenov belajar membuat sepatu bot. Dengan cara ini ia berhasil memperoleh sedikit uang, yang dipakainya untuk membeli buku Kehidupan Orang-Orang Suci. Ia membaca buku itu kala sinar matahari masuk ke dalam sel. Setiap hari Minggu di gereja penjara ia membaca kitab suci dan menyanyi dengan lantang, karena suaranya masih baik. Pimpinan penjara menyukai Aksenov karena kelembutan hatinya. Tahanan yang lain menghormatinya; mereka memanggil Aksenov dengan sebutan “Bapa” dan “Bapa Suci”. Apabila mereka hendak mengajukan permintaan mengenai sesuatu kepada pimpinan penjara, mereka selalu meminta Aksenov untuk menjadi juru bicara. Jika ada pertengkaran di antara mereka, Aksenov didatangi untuk diminta mengadili perkara mereka. Tiada kabar dari rumah untuk Aksenov, ia juga tidak mengetahui apakah istri dan anaknya masih hidup. Pada suatu hari serombongan tahanan baru dimasukkan ke situ. Pada malam harinya penghuni penjara yang lama berkenalan dengan mereka, menanyakan dari mana mereka datang dan mengapa mereka dipenjarakan. Di antara kerumunan orang itu duduklah Aksenov, mendengarkan segala percakapan mereka dengan air muka suram. Salah seorang penghuni baru yang bertubuh kekar dan baru berusia 60 tahun, menceritakan sebab-musabab ia dipenjarakan.
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
77
“Kawan-kawan, aku cuma mengambil seekor kuda yang diikat di sebuah tonggak, dan kemudian aku ditangkap dengan alasan mencuri. Kukatakan bahwa aku mengambil kuda itu hanya agar aku bisa pulang lebih cepat dan akan melepaskannya lagi; selain itu pemilik kuda adalah kenalan baikku. Namun mereka tetap menuduhku sebagai pencuri. Lucunya, mereka tidak dapat mengatakan bagaimana dan di mana aku mencuri kuda itu. Dulu memang aku pernah berbuat salah dan seharusnya oleh hukum aku dimasukkan ke sini, tetapi pada waktu itu perbuatanku tidak diketahui. Kini aku dipenjarakan tanpa berbuat salah sama sekali. Eh, aku lupa sedikit; aku pernah dikirim ke Siberia sebelumnya, tapi hanya sebentar.” “Kamu berasal dari mana?” tanya salah seorang. “Dari Vladimir. Namaku Makar Semenich.” Aksenov tertarik dan bertanya, “Ceritakanlah, Semenich, adakah kau ketahui sesuatu tentang keluarga Aksenov dari Vladimir? Apakah mereka masih hidup? “Mereka? Tentu saja aku tahu. Keluarga itu sangat kaya, meski ayah mereka ada di Siberia. Kelihatannya sang ayah adalah penjahat seperti kita. Engkau sendiri, Bapa, bagaimana engkau bisa kemari?” Aksenov tidak senang membicarakan ketidakberuntungannya. Ia hanya mendesah dan berkata, “Karena dosa-dosaku selama 26 tahun.” “Dosa-dosa apa?” tanya Makar Semenich. Akan tetapi Aksenov cuma menyahut, “Ah, memang aku pantas dihukum seperti ini.” Ia tidak bersedia berkata-kata lagi. Walau demikian yang lainnya menceritakan kepada Makar betapa seorang saudagar telah terbunuh dan terdapat pisau berlumuran darah dalam koper Aksenov, sehingga ia segera tidak adil dipenjarakan. Pada saat itulah Makar memandang Aksenov, memukul paha dan berseru, “Bukan main! Benar-benar bukan main! Betapa tuanya engkau sekarang, Bapa.” Yang lain mendesak Makar mengapa dia tampak begitu terkejut. Makar cuma berkata, “Sungguh mengherankan bahwa kami dapat berjumpa di sini.” Kata-kata ini membuat Aksenov menduga bahwa orang itulah yang sebetulnya membunuh saudagar dari Ryazan itu. “Barangkali engkau tahu siapa sebenarnya pembunuh saudagar itu?” tanya Aksenov. Makar Semenich tertawa bergelak-gelak. “Tentu saja pemilik koper itulah pembunuhnya! Seperti kata pepatah “Tak ‘kan ada pencuri mau mengaku sebelum tertangkap basah’. Bagaimana mungkin seseorang memasukkan pisau ke dalam tasmu, jika tas itu terletak di sebelah bantalmu? Bukankah engkau pasti terbangun?” 78
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Dari jawaban itu Aksenov merasa pasti bahwa Makarlah si pembunuh yang asli. Tanpa banyak berkata ia bangkit dan pergi. Pada malam harinya Aksenov tidak dapat tidur. Hatinya gundah dan segala macam bayangan mengganggu benaknya. Ia membayangkan istrinya ketika ia akan berangkat ke Pekan Raya Nizhny. Dilihatnya sang istri berdiri di hadapannya, berbicara, dan tertawa. Lalu ia melihat anakanak, sementara yang bungsu sedang menyusu. Ia teringat pula betapa menyenangkan keadaannya dahulu muda, bersemangat, dan senang menyanyi. Terba-yang di benaknya sel tempat ia hidup sekarang, para penjahat di sekitarnya, borgol yang mengikatnya dan seluruh kehidupan 26 tahun di penjara. Betapa cepatnya ia menjadi tua. Semua bayangan itu membuat jiwanya sedemikian terobek sampai-sampai ia berniat bunuh diri. “Semua ini gara-gara perbuatan penjahat sialan itu!” pikir Aksenov. Kemarahannya terhadap Makar sangat hebat hingga dia bermaksud membalas, sekalipun mungkin terpaksa dia menanggung akibatnya. Ia tetap berdoa setiap malam, namun tidak menemukan kedamaian. Selama itu ia tidak pernah mendekat Makar maupun menengok keadaannya. Pada waktu Aksenov berbaring pada malam harinya, seseorang dengan diam-diam datang dan duduk di dekat tempat tidurnya. Beberapa saat berikutnya Aksenov mengenali orang itu, tak lain Makar. “Apa lagi yang kau inginkan?” tanya Aksenov. “Mengapa engkau datang ke mari?” Makar Semenich diam saja, maka Aksenov duduk dan berkata, “Apa yang kau inginkan? Pergilah atau kupanggil pengawal!” Makar mendekat dan berbisik, “Ivan Dmitrich, maafkanlah aku.” “Untuk apa?” “Akulah pembunuh saudagar Ryazan itu dan akulah yang menyembunyikan pisau di kopermu. Sebenarnya pada waktu itu aku berniat membunuhmu pula, namun kudengar suara ribut di luar, maka kutaruh pisauku di dalam kopermu dan aku melarikan diri melalui jendela.” Aksenov terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Makar turun dari tempat tidur, menyembah Aksenov. “Ivan Dmitrich. Maafkanlah aku! Demi cinta kasih Ilahi, ampunilah aku! Akan kuakui segala perbuatanku agar engkau dibebaskan dan dapat kembali ke rumahmu.” “Memang mudah untuk berbicara,” kata Aksenov. “Aku telah menderita selama 26 tahun. Ke mana aku akan pergi? Istriku telah mati dan anak-anakku tentu sudah lupa akan diriku. Tidak ada lagi tempat di luar bagiku.”
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
79
Makar tidak bangkit berdiri, tetapi justru membentur-benturkan kepalanya ke lantai. “Ivan, ampunilah dosaku!” serunya. “Ketika mereka menyiksaku, tidak seberapa hebat penderitanku daripada melihat keadaanmu sekarang. Engkau masih mengasihi diriku. Demi nama Tuhan, ampunilah aku, orang yang keji ini!” Dan dia mulai menangis. Ketika Aksenov mendengar kesedihan dalam tangisnya, ia pun turut menitikkan air mata. “Tuhan akan mengampunimu,” katanya. “Mungkin aku sendiri seratus kali lebih jahat daripada dirimu.” Pada waktu berkata-kata itulah hatinya merasakan kebahagiaan; kerinduannya pada kampung halaman lenyap, hasratnya untuk meninggalkan penjara habis. Meski Aksenov menolak, Makar Semenich tetap mengakui perbuatannya kepada pimpinan penjara. Akan tetapi pada saat surat perintah pembebasan Aksenov dikeluarkan, ia sudah meninggal. Sumber: Pengajaran Gaya Bahasa, Henry Guntur Tarigan, Angkasa, 1985, hal. 111-118.
2. Membandingkan Nilai-nilai Moral dalam Cerpen Indonesia dan Terjemahan Nilai-nilai moral adalah nilai-nilai yang mengacu pada soal baik-buruk, saleh-jahat, setia-khianat, dan semacamnya, dalam arti mempertentangkan keduanya seraya mensugesti/menyarankan secara tersirat untuk berpihak pada yang baik, saleh, setia, dan benar. Berdasarkan kedua contoh cerpen di atas, baik cerpen Indonesia maupun cerpen terjemahan, coba Anda bandingkan nilai-nilainya! Tuliskan di buku tugas dengan mengikuti format di bawah ini! Format 3.4 No. 1.
80
Nilai-nilai Cerpen Indonesia
Cerpen Terjemahan
2.
................................................... Kesabaran Aksenov dalam bertahan hidup di penjara. ................................................... ...................................................
3.
...................................................
...................................................
4.
...................................................
...................................................
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
B. Membahas Nuansa Makna dalam Lagu Pop Indonesia Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengidentifikasi ragam makna dalam syair lagu Indonesia, relaksi makna, majas, komponen puisi, dan menjelaskan hubungan antarnuansa makna dengan isi lagu.
Sekarang ini industri musik di Indonesia tengah berkembang dengan pesatnya. Sebagai bukti adalah beberapa stasiun televisi swasta banyak menggelar berbagai ajang pencarian bakat lewat olah suara, di antaranya Super Mama yang digelar oleh Indosiar, KDI dan Dangdut Dadakan yang digelar oleh TPI, Indonesian Idol yang digelar oleh RCTI, dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan bahwa karya seni yang berjenis lagu sangat diterima oleh masyarakat, baik lagu jenis pop, keroncong, dangdut, jazz, dan sebagainya.
1. Mengidentifikasi Ragam Makna dalam Syair Lagu Indonesia Lagu-lagu yang berkembang di Indonesia sangat beragam dan peminatnya pun juga beragam, mulai dari pop, keroncong, dangdut, jazz, dan seterusnya. Kali ini Anda akan diajak membahas tentang salah satu syair lagu pop yang sempat menjadi hits beberapa tahun lalu dan dibawakan oleh Katon Bagaskara dari sampul album yang berjudul Klakustik. Cermati syair lagu pop berikut ini! Gerimis Musim penghujan Hadir tanpa pesan Bawa kenangan Lama t’lah menghilang Saat yang indah Dikau di pelukan Setiap nafasmu Adakah milikku oh.... Surya terpancar Dari wajah kita Bagai menghalau Mendung hitam tiba ... oh Sekejap badai datang Mengoyak kedamaian Segala musnah, lalu gerimis Langit pun menangis Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
81
Kekasih Andai saja kau mengerti Harusnya kita mampu Lewati itu semua Dan bukan menyerah untuk berpisah Kekasih... Andai saja kau sadari Semua hanya Satu ujian ‘tuk cinta kita Dan bukan alasan Untuk berpisah Setelah membaca dan mencermati syair lagu pop di atas, tentu Anda dapat mengidentifikasi ragam makna yang terdapat di dalamnya. a. Ragam Makna Denotasi Makna denotasi maksudnya adalah kata yang tidak mengalami perubahan makna, baik penambahan maupun pengurangan. Makna kata itu sesuai dengan konsep asal, apa adanya. Contoh: - mendung hitam tiba ... oh b. Ragam Makna Konotasi Makna konotasi maksudnya adalah makna kata yang didasarkan pada perasaan atau pikiran seseorang. Sering pula makna konotasi ini disebut dengan makna kias atau makna kontekstual. Contoh: - sekejap badai datang - mengoyak kedamaian
2. Mengidentifikasi Relasi Makna dalam Syair Lagu Pop Selain ragam makna, di dalam syair lagu yang berjudul Gerimis di atas juga terdapat berbagai relasi makna, di antaranya sebagai berikut. a. Makna Sinonim Sinomin adalah persamaan kata. Contoh dalam lagu Gerimis adalah: - hadir = datang - menghilang = lenyap/musnah - saat = waktu - indah = bagus/cantik - surya = mentari/matahari
82
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
b. Makna Antonim Antonim maksudnya adalah kata yang mempunyai arti berlawanan. Contoh dalam lagu Gerimis adalah: - penghujan >< kemarau - hadir >< absen - tanpa >< dengan c. Makna Homonim Homonim maksudnya adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contoh dalam lagu Gerimis adalah: - kata ujian merupakan homonim dari sebuah cobaan/musibah dan hasil dari menguji - kata badai merupakan homonim dari angin topan dan terdampar
3. Mengidentifikasi Majas dalam Syair Lagu Pop Majas merupakan bahasa kias yang dipakai untuk menciptakan efek tertentu. Fungsi majas adalah untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi pembacanya. Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis majas, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas penegasan atau perulangan. Dari keempat jenis majas ini, masih dibagi lagi menjadi beberapa jenis majas. Kali ini Anda akan diajak mengidentifikasi jenis-jenis majas yang ada dalam syair lagu pop yang berjudul Gerimis. Oleh karenanya, cermatilah sekali lagi contoh syair lagu pop di atas! a. Majas Personifikasi Majas jenis ini biasanya membandingkan benda-benda yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contoh dalam lagu Gerimis adalah: - Musim penghujan hadir tanpa pesan - Mendung hitam tiba b. Majas Repetisi Maksudnya adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. Contoh dalam lagu Gerimis adalah: - Kekasih Andai saja kau mengerti Dan bukan menyerah untuk berpisah -
Kekasih Andai saja kau sadari Dan bukan alasan untuk berpisah
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
83
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengidentifikasi ragam makna dalam syair lagu Indonesia, relaksi makna, majas, komponen puisi, dan menjelaskan hubungan antarnuansa makna dengan isi lagu. 1. Carilah teks syair dari penyayi Indonesia, boleh dari kaset, majalah musik, atau CD! 2. Baca teks tersebut dengan cermat! Analisislah nuansa maknanya dan temukan juga majas yang terkandung di dalamnya! Komponen puisi dan hubungannya antara nuansa makna dengan isi lagu!
Ruang Info Obbie Mesakh, Betaria Sonata, Pance F Pondaah adalah penyayi era 80-an. Yang mana pada era itu tembang-tembang di Indonesia selalu berbau dengan tembang sendumelo yang terkesan cengeng.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara menyampaikan intisari buku biografi, menulis paragraf persuasi, mengaplikasikan aspek kohesi dan koherensi pada paragraf, membahas cerpen Indonesia dan terjemahan, dan membahas nuansa makna dalam lagu pop. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Di a. b. c. d. e.
84
bawah ini yang tidak dapat ditulis sebagai bahan biografi adalah .... Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Wapres Jusuf Kalla Prof. Dr. M. Anton Moeliono Arman Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
2. Dalam biografi Galileo Galilei disebutkan bahwa ia wafat dalam keadaan hampir buta karena .... a. mengamati bintik-bintik matahari dengan mata telanjang b. mempelajari benda-benda langit c. sebagai tahan rumah d. menulis makalah tentang gravitasi e. melakukan demonstrasi dari pouncak Menara Miring di Pisa 3. Paragraf deduktif adalah paragraf yang mengandung .... a. ide-ide yang dirumuskan dengan ide yang bersifat umum dan diikuti dengan ide-ide yang bersifat khusus b. pokok pikiran ganda c. bukti dan argumen d. ajakan e. ide kausatif 4. (1) Bisnis penerbangan adalah bisnis mahal, rumit, dan persaingan pun semakin ketat. (2) Di bisnis inilah Merpati harus terjun. (3) Ppada saat yang sama perusahaan ini harus mengemban misi yang tidak ringan, yaitu melayani rute-rute perintis. (4) Rute-rute seperti inilah jelas bukan untuk komersial, alias besar kemungkinan merugi. (5) Akan tetapi, demi kepentingan nasional, rute ini harus tetap dijalani. Pikiran utama paragraf di atas terdapat pada .... a. kalimat pertama b. kalimat kedua c. kalimat ketiga d. kalimat keempat e. kalimat kelima 5. Di bawah ini yang termasuk ciri-ciri paragraf persuasif adalah .... a. bersifat mengajak atau mempengaruhi b. bersifat meyakinkan c. bersifat menceritakan d. bersifat menginformasikan e. bersifat mendeskripsikan 6. Di bawah ini topik-topik yang dapat dijadikan kerangka persuasif adalah .... a. Wisata ke Pantai Kuta b. Cara Membuat Tahu c. Iklan Shogun d. Cara Bercocok Tanam e. Laporan Penelitian Lapangan
Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas
85
7. (1) Ada seorang yang bepergian dan kehabisan air minum. (2) Dari atas tampak air jernih berkilauan. (3) Tiba-tiba dilihat sebuah perigi yang dalam. (4) Ia selalu berdoa semoga tiba pada sebuah perigi dalam perjalanan itu. Kalimat di atas dapat disusun menjadi paragraf yang baik dengan susunan .... a. 1 - 2 - 3 - 4 d. 1 - 4 - 3 - 2 b. 2 - 3 - 4 - 1 e. 1 - 3 - 4 - 2 c. 4 - 3 - 2 - 1 8. Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan teknik membaca puisi, kecuali .... a. vokal atau pelafalan d. mimik dan ekspresi b. intonasi atau tekanan e. orang yang membacakan c. penghayatan 9. Ketika sadar lagi, ia berada di sebuah bilik tanah. Betul-betul sebuah bilik di dalam tanah. Di depannya tiang kayu berjejer rapat. Di sebelah kirinya dinding tanah, sedangkan di sebelah kanannya terali kayu lagi. Agaknya ia berada di dalam penjara. Di sebuah lembaga pemasya-rakatan. Gagasan utama paragraf di atas adalah .... a. ia berada di dalam bilik tanah b. ia berada di dalam penjara c. di sebuah lembaga pemasyarakatan d. sebuah bilik tanah e. ada di dalam tubuh 10. Satelit buatan adalah benda yang diluncurkan ke angkasa untuk mengelilingi bami. Kecepatan yang cukup besar diperoleh dari tenaga roket bertingkat. Roket yang mengangkat satelit dapat ditembakkan ke arah yang dituju. Jenis pengembangan paragraf di atas adalah .... a. paragraf repetisi d. paragraf persuasi b. paragraf narasi e. paragraf induksi c. paragraf deduksi B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan biografi dan sebutkan isinya! 2. Buatlah karangan yang berpola deduktif (dua paragraf), kemudian tentukan gagasan utama dan gagasan pendukungnya! 3. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri paragraf persuasi! 4. Buatlah satu paragraf yang menunjukkan paragraf persuasi! 5. Carilah sebauh syair lagu pop! Bahaslah nuansa di dalamnya!
86
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 4
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Tempo 21 Mei 06
Sumber: Foto Haryana
Pelaksanaan Program-program Sekolah
PETA KONSEP Pelaksanaan Program-program Sekolah
Kebahasaan
Mendengarkan Isi Program Sekolah
Menyampaikan Topik Suatu Uraian
Kesastraan
Klausa Bahasa Indonesia
Menganalisis Sikap Penyair dalam Puisi Terjemahan yang Dilisankan
Menulis Teks Untuk Kebutuhan Majalah Dinding
Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dapat berjalan dengan baik, apabila ditunjang dengan program-program yang jelas dan terarah di tiap sekolah dan dilaksanakan dengan baik. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara mendengarkan isi program sekolah, menyampaikan topik suatu uraian, menyusun paragraf argumentasi untuk berbagai keperluan, mengklasifikasikan jenis paragraf berdasarkan kalimat; topik; dan isi, menganalisis sikap penyair dalam puisi terjemahan yang dilisankan, menulis teks untuk kebutuhan majalah dinding. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Pelaksanaan Program-program Sekolah.
I. Kompetensi Berbahasa A. Mendengarkan Isi Program Sekolah Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengajukan pertanyaan isi program sekolah yang belum jelas dan menanggapinya.
1. Mengajukan Pertanyaan Mintalah teman, ayah, ibu, atau kakak untuk membacakan teks informasi berikut! Sambil mendengarkan, catat pokok-pokok isinya di buku tugas dengan format berikut ini! Format 4.1 No. 1. 2. 3.
Pokok-pokok Isi Apa Siapa Di Mana Kapan Mengapa Favorit yang Tak ........ ........ ............. ........... .............. Diskriminatif ...................... ........ ........ ............. ........... .............. ...................... ........ ........ ............. ........... .............. Judul
Bagaimana ................. ................. .................
Favorit yang Tak Diskriminatif Memasuki awal ajaran baru atau masa pendaftaran siswa baru (PSB), seluruh sekolah dan lembaga pendidikan mulai mempromosikan pendidikan yang dimiliki. Yakni, lewat penyebaran brosur dan pemasangan spanduk di setiap jalan serta sudut kota. Mereka menawarkan program-program sekolah yang dapat menarik minat masyarakat (orang tua murid). Hal tersebut dilakukan untuk menghadapi persaingan antarsekolah yang masing-masing berharap mendapatkan siswa pendaftar untuk memenuhi jumlah tempat duduk yang tersedia. Pemandangan seperti itu bisa disaksikan pada setiap awal ajaran baru atau masa penerimaan murid baru. Setiap orang tua murid berharap agar anaknya dapat belajar di sekolah yang bermutu. Yakni, mencari sekolah favorit, walau-pun tawaran biaya pendidikannya mahal. Kehadiran sekolah favorit di masyarakat menjadi fenomena yang tidak terelakkan lagi. Sebab, masyarakat telanjur berasumsi bahwa hanya sekolah yang tidak favorit tidak akan memberikan pendidikan yang baik. Padahal, keberhasilan peserta didik tidak seluruhnya bergantung pada baik buruknya sekolah atau mahal tidaknya biaya pendidikan. 88
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Sumber: Foto Haryana
Munculnya istilah sekolah favorit di masyarakat secara tidak langsung telah memunculkan istilah lain, yaitu sekolah nonfavorit. Dengan demikian, telah terjadi discrimination of school (diskriminasi lembaga sekolah). Sebab, masyarakat akhirnya akan memarginalkan sekolah nonfavorit.
Gambar 7 Sekolah, sebagai sarana penunjang pendidikan.
Dengan munculnya dua istilah tersebut, telah terjadi dua hal. Pertama, diskriminasi terhadap sekolah sekolah nonfavorit sebagai subjek pendidikan dan diskriminasi siswa sebagai objek yang tidak mampu belajar di sekolah favorit, baik karena keterbatasan kualitas dan keterampilan maupun keterbatasan finansial (financial problem). Sekolah favorit dengan segala kelebihannya jelas tidak sebanding dengan sekolah nonfavorit. Dari segi fisik dan sarana penunjang pendidikan (comparative advantage), sekolah favorit jauh lebih memadai, begitu pula dari sisi mutu pendidikannya (competitive advantage). Sebab, sekolah favorit biasanya bermodal besar sehingga merekrut tenaga pendidikan yang profesional di bidangnya serta mampu menyediakan sarana penunjang yang representatif. Kondisi tersebut berbeda dan bertolak belakang dengan yang dialami sekolah nonfavorit yang segalanya serba terbatas. Dipandang dari segi fisik dan sarana belajar sebagai penunjang pendidikannya, sekolah nonfavorit jelas sangat kekurangan. Kondisi serupa terjadi dalam segi mutu serta manajemen sekolah yang amburadul (asal jalan). Hal itulah yang mengakibatkan masyarakat memandang sebelah mata sekolah nonfavorit. Mereka menarik sebuah kesimpulan bahwa menghasilkan siswa bermutu (output) harus diimbangi dengan sarana serta kualitas pendidikan yang baik. Pandangan masyarakat seperti itu tidak salah dan sah sebagai bentuk penilaian yang subjektif. Namun, kadang-kadang orang tua murid mempunyai penilaian keliru. Yakni, ukuran kualitas pendidikan dipandang dari sisi besar atau tidaknya biaya pendidikan. Masyarakat yang mampu berupaya Pelaksanaan Program-program Sekolah
89
memasukkan anaknya di sekolah yang mahal, yang kadang-kadang disebabkan oleh gengsi yang tinggi. Padahal, banyak sekolah yang berbiaya murah tetapi berkualitas. Misalnya, hal itu terjadi di sekolahsekolah pedesaan. Dengan semakin banyaknya sekolah yang menamakan dirinya sebagai sekolah favorit, sekolah tersebut semakin berlomba-lomba meningkatkan biaya pendidikan yang akhirnya berakibat pada kesenjangan sosial. Sebab, hanya orang kaya yang dapat masuk. Padahal, kebutuhan terhadap pendidikan yang bermutu tidak hanya milik orang kaya. Akan tetapi, mereka yang berada di bawah garis kemiskinan juga sangat membutuhkan dan semestinya mendapatkan tempat. Ironisnya, tidak sedikit lembaga pendidikan yang mengesampingkan faktor kualitas dan keterampilan siswa dalam merekrut siswa baru. Banyak sekolah elite yang mengomersilkan pendidikannya sehingga hanya orang di kelas atas yang mampu menjangkaunya. Padahal, banyak siswa yang bermodal cukup namun tidak berbekal skill serta kualitas bagus yang tertinggal dari siswa yang berasal dari golongan miskin. Apalagi, biasanya jauh sebelum pendaftaran murid baru dimulai, sekolah-sekolah favorit telah mematok harga tinggi dengan perincian anggaran yang tidak mungkin terjangkau masyarakat bawah sehingga masyarakat yang berasal dari ekonomi lemah sedini mungkin harus mengubur impiannya dalam-dalam. Bahkan, mereka sampai frustasi dan terpaksa menyekolahkan anaknya di sekolah yang terjangkau atau kadang memilih menganggurkan anaknya. Persaingan sekolah favorit dengan biaya pendidikan yang mahal adalah sah dan baik selama persaingan tersebut masih normal dan diimbangi pelayanan pendidikan yang baik, menjanjikan terbentuknya anak didik yang baik, serta dilatarbelakangi hal yang bersifat komersial. Bagaimanapun, orang tua murid berharap agar anaknya memiliki keterampilan serta kualitas yang sesuai harapan. Oleh: Ahmad Millah Hasan (Sumber: Harian Jawa Pos, 1 Agustus 2007)
Berdasarkan catatan dalam format 4.1 dapat disusun berbagai pertanyaan tentang isi teks yang belum jelas. Selanjutnya, sampaikan pertanyaan tersebut kepada orang yang membacakan teks tadi! Contoh: a. Apa yang dimaksud dengan sekolah favorit? b. Kapan persaingan antarsekolah biasa terjadi?
90
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
2. Menanggapi Informasi Berdasarkan catatan dan pertanyaan yang Anda ajukan sekaligus jawabannya, Anda dapat memberikan tanggapan yang dapat digunakan sebagai bahan perbaikan program yang diadakan di sekolah tersebut. Sampaikan tanggapan tersebut secara lisan!
B. Menyampaikan Topik Suatu Uraian Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat pokok-pokok uraian, menyampaikannya kepada teman, serta mengajukan pertanyaan dan menjawabnya.
1. Mencatat Pokok-pokok Isi Uraian Bacalah secara intensif teks berikut ini! Sambil membaca, catat pokokpokok isi uraian di dalamnya seperti dalam format 4.1! Perpustakaan dan Pengelolaannya
Sumber: Clipart
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan diri, memanfaatkan, dan melestarikan lingkungan guna menjaga kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar pendidikan dapat tercapai semaksimal mungkin, dalam pelaksanaannya perlu didukung sarana yang memadai, baik dari segi mutu maupun jumlahnya. Salah satu sarana yang cukup penting adalah perpustakaan sekolah. Keberadaan perpustakaan sekolah sangat menunjang proses belajarmengajar, meskipun bukan merupakan satu-satunya faktor pendukung dalam kegiatan belajar-mengajar. Mengingat perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan belajar-mengajar, maka sangatlah perlu perpustakaan sekolah benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya. Pengelolaan perpustakaan yang baik akan banyak mendatangkan manfaat bagi dunia pendidikan dan dapat memacu kemandirian siswa dalam menambah pengetahuan.
Gambar 9 Perpustakaan, sebagai sarana pendukung keberhasilan proses belajar-mengajar.
Pelaksanaan Program-program Sekolah
91
Bukan rahasia lagi, ternyata sampai saat ini masih banyak perpustakaan sekolah yang belum difungsikan sebagaimana mestinya, belum dikelola secara efektif, bahkan sebagian besar keadaan perpustakaan di sekolah dasar sangat memprihatinkan karena ada yang macet sama sekali dalam hal peminjaman terhadap siswa, buku hanya ditumpuk dalam lemari, dan banyak buku yang rusak bukan karena dipinjam siswa, tetapi karena dimakan tikus. Keadaan tersebut tentu perlu mendapat perhatian bagi kita yang berperan dalam dunia pendidikan, mengingat perpustakaan sekolah sebagai penunjang proses belajar-mengajar, tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Padahal, saat yang tepat bagi siswa sekolah dasar diperkenalkan dengan perpustakaan dan bacaan. Dengan demikian, kegemaran membaca memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Selain sebagai penunjang proses belajar-mengajar, perpustakaan sekolah sebagai suatu unit pelaksanaan teknis di lembaga pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam proses pendidikan bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Ada lima fungsi perpustakaan di sekolah. 1. Fungsi Edukatif Perpustakaan sekolah dasar menyediakan buku-buku yang sesuai dengan kurikulum dan dapat mengembangkan interest dan apresiasi murid serta dapat pula menunjukkan cara menggunakan dan memilih buku. 2. Fungsi Informatif Perpustakaan menyediakan buku yang memuat informasi tentang berbagai cabang pengetahuan, mengadakan koleksi yang banyak dan berkualitas tinggi, dapat menyajikan koleksi yang menarik, serta menempatkan koleksi yang terbuka sehingga mudah digunakan. 3. Fungsi Rekreatif Perpustakaan dapat pula dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi anak-anak dalam menyediakan buku-buku yang bernilai rekreasi. 4. Fungsi Penelitian Perpustakaan menyediakan buku-buku yang dapat dijadikan sumber penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi. 5. Fungsi Administratif Fungsi ini tampak dalam tugas sehari-hari dalam perpustakaan sekolah dengan kegiatan pencatatan dan penyelesaian koleksi serta penyelenggaraan tata peminjaman dan tata pengembalian, baik kepada murid maupun guru.
92
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Guna menyukseskan kegiatan pengelolaan perpustakaan, cara yang ditempuh adalah mengelola perpustakaan dengan baik, yang meliputi kegiatan pelayanan pemakaian, pembinaan perpustakaan, dan administrasi perpustakaan, agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal dan tercipta siswa yang gemar membaca. Oleh : Lestariningsih (Sumber: Derap Guru, No. 55 Th. V-Agustus 2007)
2. Menyampaikan Isi Uraian kepada Teman Berdasarkan catatan, sampaikan isi uraian yang Anda baca tadi kepada teman sebangku. Lakukan secara bergantian!
3. Mengajukan Pertanyaan dan Menjawabnya Setelah mendengarkan penyampaian isi uraian yang dilakukan teman, ajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Sebaliknya, jika teman yang mendengarkan penyampaian Anda mengajukan beberapa pertanyaan, maka berikan jawabannya.
C. Menyusun Paragraf Argumentatif Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menyusun paragraf argumentatif untuk berbagai keperluan.
Paragraf argumentatif menjelaskan suatu peristiwa dengan berbagai alasan dan fakta yang kuat. Anda tentu pernah melihat proses produksi tempe, krupuk, atau jenis makanan yang lain. Proses produksi tersebut dapat ditulis dalam bentuk paragraf argumentatif. Perlu diketahui bahwa dalam menulis paragraf argumentatif Anda perlu mengetahui hal-hal berikut ini. 1. Paragraf argumentatif menjelaskan dengan fakta dan data yang mendukung. 2. Menentukan topik yang akan ditulis. 3. Menulis paragraf argumentatif yang menggambarkan keadaan alam. 4. Menyunting tulisan. Apabila keempat langkah di atas dilakukan tentunya akan menghasilkan paragraf argumentatif yang menarik. Contoh paragraf argumentasi Akhir-akhir ini tempe sudah tidak lagi menjadi makanan orang-orang pinggiran atau kampung. Betapa tidak, seiring menjamurnya makanan-makanan instan dan modern yang mengandung berbagai bahan pengawet, tempe tetap menjadi makanan tradisional kebanggaan bangsa Indonesia. Terdapat banyak
Pelaksanaan Program-program Sekolah
93
kandungan protein nabati yang tinggi di dalam tempe.Bahkan di Jakarta terdapat rumah makan yang menggunakan menu tempe untuk disajikan dalam berbagai makanan yang lezat. Karena kandungan gizi yang tinggi dan alamiah itulah tempe sudah mulai merambah pasar internasional. Tempe sudah menjadi makanan lokal yang mengglobal di tengah makanan yang hanya nikmat di lidah saja.
Pelatihan Anda sudah diberi gambaran tentang menyusun paragraf argumentative sekarang agar lebih mengasah kemampuan Anda kerjakan perintahperintah di bawah ini! 1. Ingat-ingatlah kembali sewaktu Anda pernah melakukan observasi atau pengamatan di suatu tempat! 2. Kemudian pilihlah salah satu objek pengamatan yang paling berkesan menurut Anda! 3. Tulislah kembali ke dalam beberapa paragraf argumentaif sesuai dengan tujuan penulisan yang pernah Anda amati! 4. Suntinglah paragraf argumentatif yang sudah Anda tulis tersebut! 5. Bacakan hasil tulisan Anda di depan teman-teman, guru, atau saudaramu!
D. Mengklasifikasikan Jenis Paragraf Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengklasifikasikan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat, topik, dan isi.
Setelah Anda menuliskan beberapa paragraf, Anda tentu masih ingat tentang letak pikiran utama atau gagasan dalam paragraf tersebut. Pada prinsipnya ada dua paragraf berdasarkan letak pokok pikiran dan isinya.
Paragraf Deduktif dengan Paragraf Induktif a. Ciri-ciri paragraf berpola deduktif Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwaperistiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Letak kalimat utama di awal paragraf. 2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus. 3) Diakhiri dengan penjelasan. 94
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
b. Ciri-ciri paragraf berpola induktif Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Letak kalimat utama di akhir paragraf. 2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. 3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan. Perhatikan teks bacaan berikut ini!
“…. Teman-teman guru suka menggerutu atau bergumam tentang berbagai hal yang dialaminya di luar ruang guru. Misalnya problematika berlalu-lintas yang sehari-hari saya alami. Saya memfokuskan persoalan itu dari kecil untuk ditarik jadi persoalan besar atau sebaliknya. Akhirnya saya bisa menarik kesimpulan sekaligus menguatkannya melalui fakta riil bahwa sebenarnya masyarakat kita memang tidak disiplin, hanya dengan mendapat ide di jalan yang saya lalui sehari-hari. Kalau gerutuan atau gumaman itu hanya berhenti di ruang guru, lalu kapan kita bisa turut memecahkan persoalan itu? Kita bisa mendapat ide kapan saja, di mana saja, dalam situasi apapun.” “…. Seperti halnya anak kecil ketika kali pertama belajar naik sepeda. Kadang jatuh, tapi bisa berdiri lagi, lalu jadi biasa dan akhirnya bisa. Merasa sulit mengawali permulaan menulis di media massa cetak itu hal biasa. Saya juga mengalaminya dulu waktu pertama menulis untuk media massa. Tapi kesulitan itu saya taklukkan. Ada semacam dorongan kuat untuk berhasil menembus media.”
Pelatihan Anda sudah diberi gambaran tentang mengklasifikasikan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat, topik, dan isi. Sekarang tugas Anda mengerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Bacalah teks bacaan di atas! 2. Kelompokkan termasuk jenis paragraf apa teks bacaan di atas! 3. Berikan analisis dan alasan Anda! 4. Bacakan hasil kerja Anda kepada teman-teman Anda! 5. Mintalah tanggapan dari teman dan guru Anda!
Pelaksanaan Program-program Sekolah
95
I. Kompetensi Bersastra A. Menganalisis Sikap Penyair dalam Puisi Terjemahan yang Dilisankan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menganalisis sikap penyair terhadap sesuatu hal yang terdapat dalam puisi terjemahan yang dilisankan.
Sikap Penyair dalam Penuangan Puisi Kalau ada kegilaan adalah kegilaan kreatif. Dengan kreativitas, kegilaan penciptaan dimungkinkan. Dengan kegilaan pula dapat dikecap capaiancapaian artistik sebuah sajak. Penyair terkadang seperti orang “gila” (gila dalam tanda kutip). Artinya, di tengah-tengah masyarakatnya penyair acap tampil anormaly, menyendiri, mengasingkan diri dari interaksi massif, dan secara personal menampilkan sosok yang sering “nyleneh”, aneh, dan sulit dipahami. Hal seperti itu dapat ditemukan pada puisi-puisi penyair dari Banjarbaru: Arsyad Indradi yang menyedot perhatian untuk digumuli. Kegilaan Arsyad Indradi dalam mengeksploitasi dan mengeksplorasi segenap inderanya dalam menciptakan puisi masih dapat dinikmati. Niscaya merupakan sebuah kegilaan manakala dalam satu tahun diterbitkan buku kumpulan puisi: Nyanyian Seribu Burung (April 2006), Narasi Musafir Gila (Mei 2006), Romansa Setangkai Bunga (Juni 2006), dan Kalalatu (September 2006) yang semuanya diterbitkan secara swadana oleh Kelompok Studi Sastra Banjarbaru yang dipimpinnya. Gila! Mungkin begitu komentar orang. Kali ini perhatian secara khusus mengarah pada Narasi Musafir Gila yang memuat 90 puisi yang ditulis tahun 2000-an. Dari mana pembicaraan ini dimulai? Pembicaraan puisi bisa dimulai dari mana saja. Antologi ini dibuka dengan “ Narasi Ayat Batu”. Sebagai pembaca kita lantas ingat adanya prasasti, tugu, daun lontar dan sebagainya yang menyimpan kearifan. Kubelah ayat ayat batumu di kulminasi bukit / Yang terhampar di sajadahku / Kujatuhkan di tebing tebing lautmu / Cuma gemuruh ombak dalam takbirku// ...Kuseru namamu tak hentihenti / Di ruas ruas jari tanganku/ Yang gemetar dan berdarah/ Tumpahlah semesta langit / Di mata anak Adam yang sujud di kakimu (Banjarbaru, 2000). Puisi ini secara intens mengungkapkan pergulatan penyair dalam menghayati “misteri” Illahi. Arsyad Indradi yang memasuki usia 54 tahun pada Desember 2008 ini seterusnya menulis “Narasi Pohon Senja” seperti ini : Kukalungkan lampu lampu di ranjangmu / Lalu kujadikan pengantin / Lalu kunikahi daunmu kepompong birahi dendam/ Lahirlah kupu kupu / Betapa nikmat dalam dahaga / Menjelajahi tubuhmu / Mencari rangkaian bunga / jauh dalam lubuk jantungmu (Hal.2).
96
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Sajak ini lebih mengedepankan kontemplasi dengan Ilahi ditampilkan melalui penginsanan-hubungan manusiawi dengan idiom simbol hubungan pengantin di ranjang. Dalam “Narasi Gairah Embun” secara manis penyair menulis seperti ini “Mulutmu wangi sari gading / Menyentuh gorden gorden jendela / Tapi jangan kau buka / Sebentar lagi pagi beranjak tiba” (hal.3). Secara analogis, metaforis, dan liris dalam “Narasi Tanah Kelahiran” dinyatakan “Kau beri aku sampan / Riak riak menyusuri urat urat nadi / Wajahmu sudah lain tapi begitu angkuh / Tumbuh rumah rumah batu” (hal.4). Pergulatan dan pergumulan penyair sampai pada kenyataan bahwa “Aku / Anak Adam / Yang tersesat di sajadahMu” (“Zikir Senja”, hal.8). Memasuki usia senja, penyair semakin intens mengolah rahasia pertemuan dengan Sang Khalik. Intensitas itu membuahkan puisi-puisi religius yang lembut dan kongkret. Lebih kongkret lagi ketika penyair lantas mengkaji bumi yang dipijak. Bumi yang memberikan kesadaran bahwa persoalan manusia tidaklah semata berkomunikasi dengan Sang Khalik, melainkan juga perlu membaca denyut kehidupan di bumi. Puisi-puisi yang mewakili tema kehidupan di bumi yang ia pijak, antara lain: “Ekstase Seorang Pejalan Jauh”,”Etam Sayang Gunung”, “Romansa Bulan Saga”, “Romansa Seekor Hong”, “Romansa Setangkai Bunga”, “Romansa Di Bawah Hujan Cinta Pun Abadi“, “Pertemuan”, “Jalan Begitu Lengang”. Hal yang unik dan menarik, penyair Arsyad Indradi mencoba menawarkan cara ungkap multikultur dengan memanfaatkan campur code bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam beberapa puisinya seperti : “As One of the Song, Mamimeca”, “Elly : Sonata is Silent”, dan “In My Last Mirrage”. Kita cermati bagaimana penyair memakai campur kode bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam puisinya. Dalam “As One of the Song, Mamimeca” ditulis begini “ ... Aku tahu betapa letih wajahmu / Dalam gugusan maha kelam / May soul stay in the wind, Mami” (hal 27). “Aku musafir / Lirik-lirik yang jatuh dari matamu / Jatuh gemersik : Give to me one the world/ Di kulminasi bukit / Kupetik kembang ilalang :/ May sure not at all raincloud / Elly di tebing-tebing :/ I have lost my wind: (Elly : Sonata is Silent, hal 29). Pemanfaatan campur kode dalam puisi ibarat membuat gado-gado, bahan-bahan yang berlainan dipadu jadi satu, dan ternyata enak juga.
Pelatihan Anda sudah mempelajari sikap dalam penuangan puisi terjemahan yang dilisankan, sekarang tugas Anda adalah menganalisis sikap penyair di atas dengan objektif ditinjau dari aspek-aspek berikut! 1. Pandangan penyair! 2. Kehidupan sosialnya! 3. Keagamaannya ! 4. Keleluasaan berpikir dan berimajinasinya! 5. Carilah puisi karya Rendra atau penyair lain. Kemudian analisislah sikap penyair tersebut dari syair-syair yang ditulisnya! Pelaksanaan Program-program Sekolah
97
B. Menulis Teks untuk Kebutuhan Majalah Dinding Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menulis jenis teks naratif yang berbentuk puisi dan prosa, lalu mempublikasikannya dalam media di sekolah.
1. Menulis Teks Naratif Berbentuk Puisi Aktivitas menulis bentuk-bentuk sastra hendaknya tidak hanya dilakukan pada hari-hari dan jam-jam tertentu dikaitkan dengan pelajaran kesusastraan, tetapi juga dapat dilaksanakan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya pengisian majalah dinding, majalah sekolah, buletin OSIS, dan lain-lain. Bentuk-bentuk karangan tertentu seperti puisi balada, prosa fiksi berupa cerpen, sketsa, di samping artikel, opini, juga dapat dijadikan sebagai media ekspresi untuk menerjemahkan petualangan hidup, yang berupa kisah-kisah dramatik atau tragedi. Kali ini Anda diharapkan mampu untuk menulis teks naratif yang berbentuk puisi. Puisi jenis ini dikenal dengan balada. Untuk memberikan gambaran kepada Anda tentang bentuk-bentuk balada, berikut ini diberikan beberapa contohnya. Balada a: Rumah Pak Karto Oleh: WS. Rendra Menyusuri tanggul kali ini Aku ‘kan sampai ke rumahnya Sawah di kanan kiri Dan titian-titian dari bambu Melintasi kali Menjalani tanggul berumput ini Akan ‘kan sampai ke rumahnya Yang besar dan lebar Dengan berpuluh unggas di halaman Pohon-pohon buahan Lambang-lambang kesuburan Dan balai-balai yang tenteram Lalu sebagai duhu Akan kujumpai ia mencangkul di kebunnya Dengan celana hitam dan dada terbuka Orang yang tahu akan hidupnya
98
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Orang yang pasti akan nasibnya Ia akan mengelu-elu kedatanganku dan bertanya “Apa kabar dari kota?” Dadanya bagai daun talas yang lebar dengan keringat berpercikan Ia selalu pasti, sabar, dan sederhana Tangannya yang kuat mengolah nasibnya Menyusuri kali irigasi Aku ‘kan sampai ke tempat yang dulu Aku ‘kan sampai kepada kenangan Ubi goreng dan jagung bakar Kopi yang panas di toko tembikar Rokok cengkeh daun ripah Dan gula jawa di atas cawan Kemudian akan datang malam Bulan bundar di atas kandang Angin yang lembut Bangkit dari sawah tanpa tepi Cengkerik bernyanyi dari belukar Dan di halaman yang lebar Kami menggelar tikar Menyusuri jalan setapak ini Jalan setapak di pinggir kali Jalan setapak yang telah kukenal Aku ‘kan sampai ke tempat yang dulu Udara yang jernih dan sabar Perasaan yang pasti dan merdeka Serta pengertian yang sederhana Sumber: Materi Lomba Baca Puisi Eks-Karesidenan Surakarta, 2002
Pelaksanaan Program-program Sekolah
99
Balada b: Anak Oleh: Ebiet G. Ade Aku temukan Anak kecil kurus terkapar Menutup wajah Dengan telapak tangannya Aku gamit Ia terperanjat Melompat terbangun dan Menatapku dengan nanar lantas berlari Bersembunyi Di balik bayang-bayang pekat Aku panggil ia Dengan suara lembut Dijulurkan kepala Menatap curiga Dari sudut matanya mengalir Tetes air bening Bercampur dengan keringat Dari tingkahnya yang gelisah Dari bibirnya yang bergetar Ada yang ingin dikatakan Aku rengkuh dalam pelukanku kutanya Apa gerangan yang terjadi Sambil terisak Di ceritakan sejujurnya Terpaksa ia mencuri Karena lapar yang ditanggung Tak tertahankan lagi Namun dari nama yang disandangnya memang terasa ada yang hilang
100
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Rumah ini Tak ubahnya seperti neraka Ayah ibunya sibuk sendiri Dan cerai berai Akhirnya Iapun memilih pergi Barangkali di luar sana Dapat dijumpai Kasih sayang yang diimpikan Perhatian yang dibutuhkan Nah, sekarang coba Siapa yang salah Sumber: Sampul kaset 20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade, Vol. 2 Side B
Balada c: Suti Oleh : Wiji Thukul Suti tidak pergi kerja pucat ia duduk dekat ambennya Suti di rumah saja tidak ke pabrik tidak ke mana-mana Suti tidak ke rumah sakit batuknya memburu dahaknya berdarah tak ada biaya Suti kusut-masai dibenaknya menggelegar suara mesin kuyu matanya membayangkan buruh-buruh yang berangkat pagi pulang petang hidup pas-pasan gaji kurang dicekik kebutuhan Suti meraba wajahnya sendiri tubuhnya makin susut saja makin kurus menonjol tulang pipinya loyo tenaganya bertahun-tahun dihisap kerja Pelaksanaan Program-program Sekolah
101
Suti batuk-batuk lagi ia ingat kawannya Sri yang mati karena rusak paru-parunya Suti meludah dan lagi-lagi darah Suti memejamkan mata suara mesin kembali menggemuruh bayangan kawannya bermunculan Suti menggelengkan kepala tahu mereka dibayar murah Suti meludah dan lagi-lagi darah Suti merenungi resep dokter tak ada uang tak ada obat Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru, hal. 48 - 49.
Pelatihan Setelah mencermati contoh puisi naratif di atas, coba Anda tuliskan puisi naratif dengan tema bebas! Dalam puisi tersebut ada tokoh yang dikisahkan, ada peristiwa cerita, mengandung seting di mana dan kapan cerita itu berlangsung, serta suasana ceritanya. Cerita boleh imajinatif, boleh pula berangkat dari realitas!
2.
Menulis Teks Naratif Berbentuk Prosa Teks naratif berbentuk prosa ada bermacam-macam dan sudah dikenal sejak zaman dahulu. Sekarang ini yang sangat populer dan banyak dijumpai adalah cerpen dan novel. Pada zaman dahulu kita kenal dongeng yang banyak jenis dan contohnya yang sekarang ini banyak dituturkan kembali. Kali ini Anda diharapkan mampu menulis jenis teks naratif yang berbentuk cerpen. Tentu Anda telah mengetahui apa yang dimaksud cerpen. bukan? Cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen, dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Untuk dapat menulis cerpen, diperlukan beberapa teknik berikut ini.
102
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
a. Paragraf pertama yang mengesankan. Selain judul, paragraf pertama merupakan etalase sebuah cerpen. Paragraf pertama juga merupakan kunci pembuka. Cerpen adalah karangan pendek. Oleh karenanya, paragraf pertama hendaknya langsung masuk ke pokok persoalan. Hal tersebut untuk menghindari rasa kebosanan dan rasa apatis bagi pembaca. b. Pertimbangan pembaca dengan baik. Pembaca adalah konsumen, sedangkan pengarang adalah produsen. Pengarang harus mempertimbangkan mutu produknya agar dapat diterima oleh pembaca. Pembaca memerlukan bacaan yang segar, baru, unik, menarik, dan menyentuh rasa kemanusiawian. c. Menggali suasana. Penggambaran suasana diperlukan secara detail yang apik dan kreatif agar pembaca terhanyut dalam cerita. d. Menggunakan kalimat efektif. Kalimat dalam cerpen hendaknya yang efektif, maksudnya berdaya guna dan langsung memberikan kesan kepada pembaca. Selain itu, pengarang dituntut untuk memiliki kekayaan kosakata dan gaya bahasa agar cerita tersebut mengalir dengan lancar dan tidak kering. e. Menggerakkan tokoh. Tokoh dalam cerpen senantiasa bergerak, baik secara fisik maupun psikis, sehingga terlukis kehidupan sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.
Pelatihan Setelah mengetahui teknik-teknik dalam menulis teks naratif yang berbentuk prosa, khususnya cerpen, coba Anda tulis sebuah cerpen dengan tokoh, tema, latar, dan alur bebas Anda tentukan sendiri!
3. Mempublikasikan Karya yang Ditulis Dalam pelajaran kesastraan, siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk kreatif menciptakan bentuk-bentuk sastra, baik puisi maupun prosa. Dari kreativitas dan produktifitas tersebut, pihak sekolah menyediakan media untuk mempublikasikan karya-karya para siswa dalam bentuk majalah sekolah dan majalah dinding. Di majalah sekolah dan majalah dinding itulah kreasi sastra para siswa berupa puisi dan prosa fiksi dapat ditampilkan. Oleh karena itu, coba serahkan hasil karya Anda, baik puisi maupun cerpen, ke pengurus mading sekolah agar diseleksi dan ditempelkan di majalah dinding sekolah. Jika tidak ditampilkan, coba kirimkan ke redaksi media cetak yang memuat rubrik puisi dan cerpen. Siapa tahu tulisan Anda dimuat, tentunya akan mendapatkan honor pemuatan. Selanjutnya, tunjukkan pada Bapak/Ibu Guru!
Pelaksanaan Program-program Sekolah
103
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara menulis teks naratif berbentuk puisi, menulis teks naratif berbentuk prosa, mempublikasikan karya yang ditulis. Sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Buatlah puisi atau prosa yang menarik! 2. Cobalah karya yang telah Anda buat Anda kirimkan ke koran-koran lokal di kota Anda! 3. Agar lebih mengasah kemampuan Anda dalam berkarya, cobalah Anda tulis semua kejadian yang Anda alami! 4. Mintalah saran dan nasihat kepada guru, teman, atau penyair yang berpengalaman untuk menilai karya-karya Anda!
Ruang Info Kegiatan kritik sastra yang pertama dilakukan oleh bangsa Yunani yaitu Xenophanes dan Heraclitus, ketika mereka mengecam pujangga Homerus yang gemar mengisahkan cerita tentang dewa dewi yang mereka anggap tidak senonoh serta bohong.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara mendengarkan isi program sekolah, menyampaikan topik suatu uraian, menyusun paragraf argumentasi untuk berbagai keperluan, mengklasifikasikan jenis paragraf berdasarkan kalimat; topik; dan isi, menganalisis sikap penyair dalam puisi terjemahan yang dilisankan, menulis teks untuk kebutuhan majalah dinding. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
104
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Setelah Anda membaca bacaan di bagian awal terdapat istilah sekolah favorit. Istilah favorit dalam bacaan tersebut maksudnya adalah .... a. sesuatu yang megah b. sesuatu yang diragukan c. sesuatu yang diunggulkan dan diinginkan setiap orang d. sesuatu yang dimiliki orang kaya e. sesuatu yang aneh 2. Untuk mengajukan pertanyaan yang baik diperlukan keterampilan bertanya. Di bawah ini kalimat yang baik dalam satu pertemuan atau diskusi adalah .... a. Bagaimana Anda ini, kok tidak tuntas menjelaskan masalah? b. Maaf, kalau boleh tahu apakah hak Saudara menjelaskan hal itu kepada kami? c. Maaf, Pak, tolong dijelaskan mengenai rencana kegiatan seminar bulan bahasa dan sastra yang akan kita adakan bulan depan. d. Saudara jangan bilang begitu dong, saya mau bertanya! e. Diam, saya mau tanya ini! 3. Sikap yang paling baik untuk menyampaikan pendapat adalah sebagai berikut, kecuali .... a. sopan d. sombong b. angkuh e. sok tahu c. semaunya 4. Berikut ini yang bukan unsur intrinsik dalam karya sastra adalah .... a. tema d. pengarang b. latar e. sudut pandang penulis c. amanat 5. Yang dimaksud dengan alur sorot balik adalah .... a. pengarang bercerita dari masa lalu ke masa sekarang b. pengarang bersikap acuh c. pengarang bercerita di masa sekarang juga d. pengarang bercerita di masa lalu saja e. pengarang bingung dalam bercerita 6. Karya sastra yang baik harus beralur seperti alur cerita berikut ini, kecuali .... a. maju d. renggang b. mundur e. rapat c. gabung
Pelaksanaan Program-program Sekolah
105
7. Tujuan mempelajari karya sastra adalah .... a. ingin membaca-baca hasil cipta seseorang b. ingin ikut merasakan keindahan bahasa dan gaya yang ditulis seorang pengarang c. ingin meniru dan menjadi seperti pengarangnya d. ingin menyelami arus pikiran yang mempengaruhi jiwa pengarang e. ingin bertemu dengan pengarangnya 8. Untuk dapat mengapresiasikan suatu karya sastra, seseorang harus dapat melakukan kegiatan berikut, kecuali .... a. meresapi dan mendalami isi karya sastra tersebut b. menguasai semua ilmu sastra c. menguasai semua ilmu eksak dan sosial d. mampu membuat karya sastra sendiri e. mampu membaca karya sastra setiap hari 9. Karya sastra yang dikatakan memiliki norma estetika adalah karya sastra yang .... a. memberikan kenikmatan dan rasa indah b. mampu menghidupkan atau memahami pengetahuan pembaca c. menyajikan masalah-masalah norma moral, susila, dan keagamaan dalam bentuk yang bertanggung jawab dan matang d. tidak terikat pada waktu dan tempat e. mengungkapkan fakta dalam realitas kehidupan 10. Cerpen yang baik adalah .... a. cerpen yang panjangnya 20 halaman b. tidak terlalu panjang, tetapi menarik dan estetis dalam penggunaan gaya penyampaiannya c. dibaca hanya oleh orang tua d. menggunakan bahasa asing e. dikarang oleh sastrawan laki-laki B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Jelaskan cara memberikan tanggapan pendapat seseorang yang baik dalam suatu pertemuan resmi dan berikan contohnya! 2. Buatlah beberapa kalimat pertanyaan seputar rencana kegiatan yang akan diadakan di sekolah dengan menggunakan prinsip bertanya 5 W + 1 H! 3. Tulislah sebuah teks naratif berbentuk puisi! 4. Bagaimana pendapat Anda tentang karya sastra yang baik dan objektif? Jelaskan! 5. Jelaskan fungsi perpustakaan secara umum, khususnya bagi pelajar!
106
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 5
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Gatra 13 Juni 07
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
PETA KONSEP Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Kebahasaan
Mendengarkan Isi Laporan
Membaca Teks Pidato
Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif
Kesastraan
Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat
Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan
Menilai Unsur Drama dan Pembabagan dalam Drama Terjemahan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan pahlawan devisa bagi negara Indonesia. Keberadaannya sangat membantu dalam meningkatkan devisa bagi negara Indonesia. Banyak cerita yang telah diukir oleh para TKI ini. Ada kisahkisah manis dan kisah-kisah pahit bagi para tenaga kerja Indonesia yang merantau jauh dari tanah kelahirannya. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara mendengarkan isi laporan, membaca teks pidato, menulis paragraf deduktif dan induktif, mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis kalimat, mendengarkan pembacaan puisi terjemahan, menilai unsur drama dan pembabagan dalam drama terjemahan. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran, yakni Paradigma Tenaga Kerja Indonesia.
I. Kompetensi Berbahasa A. Mendengarkan Isi Laporan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat dan mengevaluasi isi laporan berita yang didengarkan, memilah antara fakta dan pendapat, serta menanggapinya.
1. Mencatat Isi Laporan Berita yang Didengarkan Mintalah salah satu teman untuk membacakan teks berikut dan dengarkan dengan saksama! Sambil mendengarkan, buatlah catatan di buku tugas seperti dalam format berikut! Format 5.1 No.
Judul
Sumber
Pokok-pokok Isi Berita Apa Siapa Di mana Kapan Mengapa Bagaimana
1. Ubah Parag- Kompas, ...... ......... ............ .......... ............. ................ digma Kete- 21 Juni nagakerjaan 2007
Ubah Paragdigma Ketenagakerjaan
Sebelum terjun ke dunia bisnis, dia pun berhasil menyelesaikan studinya di US Merchant Marine Academy pada tahun 1969. Robert menilai sistem pengajaran di sekolah dan universitas banyak mengajarkan disiplin ilmu yang tidak ada relevansinya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Sekolah dan perguruan tinggi tidak pernah mengajarkan anak didiknya agar melek secara finansial (financial literacy) agar melatih anak didiknya bisa hidup mandiri secara finansial. 108
Sumber: Foto Haryana
If You Want To Be Rich and Happy... Don’t Go To School, ini adalah judul salah satu buku karya Robert T. Kiyosaki, penulis best seller “Rich Dad Poor Dad”. Sebenarnya, Robert bukanlah tipe orang yang benci akan sekolah dan pendidikan sebagaimana terlukis dalam salah satu judul bukunya. Bahkan, dia terus mendesak agar sistem pendidikan yang dianggap kuno dan tidak relevan dengan keadaan yang dihadapi dalam kehidupan nyata segera diubah.
Gambar 5 Pencari kerja.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Sepertinya, kritik tajam Robert T. Kiyosaki tentang wajah pendidikan sangat cocok dengan kondisi dan fenomena wajah dunia pendidikan di Indonesia saat ini, meski kelihatannya agak kontroversial dan mungkin membuat risih para pengelola lembaga pendidikan. Di Indonesia, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya sangat pesat perkembangannya akhir-akhir ini. Namun, di balik pertumbuhannya yang pesat ini ada satu pekerjaan rumah yang belum terpecahkan oleh pihak perguruan tinggi, yaitu persoalan penyaluran tenaga kerja bagi alumninya. Perguruan tinggi yang ada sekarang ini berhasil meluluskan puluhan ribu sarjana setiap tahunnya, kemudian para fresh graduate ini biasanya akan mengalami kebingungan dan frustasi karena tak tahu harus melangkah ke mana setelah mereka lulus dan menyandang sarjana. Sedangkan para lulusan sebelumnya juga belum mendapat tempat penyaluran kerja. Dunia pendidikan kita belum mampu menghasilkan output yang mandiri dan survive dalam persaingan global. Lulusan perguruan tinggi kita belum mampu berkompetensi dalam sektor ketenagakerjaan karena kurangnya kemampuan dan keilmuan yang dimilikinya. Di sisi lain, ketidakrelevanan sistem pengajaran di lembaga pendidikan telah melahirkan format-format pendidikan baru yang lebih menjanjikan bagi lulusannya untuk meraih peluang kerja. Selain itu, paradigma lama masyarakat kita tentang pekerjaan pun harus diluruskan. Budaya lama masyarakat dalam melihat paradigma ketenagakerjaan harus ditinggalkan. Budaya bangga menjadi seorang pegawai dan bergantung pada orang lain harus dibuang dan dikubur jauh-jauh. Selama ini orang yang diakui oleh publik memiliki pekerjaan adalah orang yang bekerja sebagai karyawan BUMN, dokter, polisi, tentara, atau PNS. Sepertinya, masyarakat kita memang masih menggantungkan harapan yang begitu besar untuk bekerja di sektor ini. Sedangkan lowongan yang tersedia sangat kecil dibanding jumlah para pendaftarnya. Menurut Robert T. Kiyosaki, sekolah dan perguruan tinggi hanya menyiapkan kaum muda untuk menjadi seorang karyawan yang hidupnya bergantung pada gaji dan fasilitas yang serba terbatas. Bila paradigma masyarakat yang bangga menjadi seorang karyawan atau pegawai bisa diganti dengan menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship kita beberapa tahun ke depan akan semakin membanggakan dan tercerahkan. Oleh : Herma Yulis (Dikutip seperlunya dari harian Kompas, edisi 21 Juni 2007)
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
109
2. Membedakan Fakta dan Pendapat dari Laporan yang di Bacakan Berdasarkan catatan tersebut, tentu Anda dapat memilah mana yang termasuk dalam fakta dan mana yang termasuk pendapat. Untuk itu, lakukan kegiatan selanjutnya dengan mengacu pada format di bawah ini!
3. Mengemukakan Tanggapan Isi Berita Tanggapan terhadap berita dapat diberikan secara subjektif dan objektif. Selain itu, juga akan mengandung nilai nilai positif dan negatif karena wawasan dan sudut pandang masing-masing berbeda. Setelah Anda mencatat dan membedakan antara isi berita yang berupa fakta dan pendapat di atas, salinlah kolom berikut ini dalam buku tugas Anda! Format 5.2 Isi Berita
No.
Tanggapan Positif 1. 2.
Alasan
Tanggapan Negatif
.............................. Fresh graduate banyak yang Tidak punya arah meraih frustasi masa depan .............................. ..................................... ..................................
B. Membaca Teks Pidato Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membaca teks pidato sambil menandai (dengan pensil) bagian pokok-pokok isinya dan informasi pendukung serta membacakannya dengan intonasi yang tepat.
1. Menandai Pokok-pokok Isi Pidato dan Informasi Pendukungnya Baca teks pidato berikut ini! Sambil membaca, berikan tanda dengan pensil bagian yang merupakan pokok isinya dan informasi pendukungnya! Selanjutnya salin di buku tugas Anda dengan format berikut! Format 5.3 No.
Pokok-pokok Isi Pidato
Informasi Pendukung
1.
Bapak Gubernur akan melepaskan keberangkatan TKI ke luar negeri. .................................................. .................................................. .................................................. ..................................................
..................................................... ..................................................... ..................................................... ..................................................... ..................................................... .....................................................
2. 3.
110
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Yang terhormat Bapak Gubernur Fauzi Bowo, Yang terhormat rekan-rekan calon tenaga kerja Indonesia, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sebelumnya marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena hari ini kita senantiasa masih dalam lindunganNya sehingga dapat berkumpul di sini. Bapak Gubernur dan rekan-rekan calon tenaga kerja Indonesia. Hari ini merupakan hari yang kita nantikan. Pada hari ini juga para tenaga kerja Indonesia akan dilepas oleh Bapak Gubernur untuk diberangkatkan ke luar negeri. Kita berharap agar pemberangkatan TKI ini dapat menghindarkan dari jeratan politik percaloan yang selama ini menjerat para TKI. Bahkan, Pemprov akan mewujudkan penanganan TKI melalui program satu pintu dengan penambahan fasilitas laboratorium untuk mengecek kesehatan para TKI sebelum berangkat. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan gaji dan skill TKI sebagaimana tenaga kerja dari negara lain, misalnya, Filiphina dan Muangthai. Selama ini, tenaga kerja asal kedua negara tersebut selalu dihargai dan digaji lebih tinggi daripada TKI. Oleh Karenanya, Pemprov menyiapkan program penambahan sertifikat terkait dengan keahlian mereka (kompetensinya), sehingga gaji TKI bisa minimal sama dengan tenaga kerja asal Filiphina dan Muangthai. Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk menja-min keselamatan, kesejahtaraan, dan perlindungan bagi TKI. Langkah yang dilakukan adalah diadakannya tes kesehatan (medical check up) terhadap para TKI yang akan berangkat. Bapak Wakil Gubernur dan rekan-rekan calon tenaga kerja yang terhormat. Demikian pidato yang dapat kami sampaikan, semoga rekan-rekan calon tenaga kerja Indonesia dapat bekerja dengan baik di negara tujuan. Bekerjalah dengan baik dan berlaku dengan sopan di negeri orang karena itulah cermin bangsa Indonesia. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Membacakan Teks Pidato dengan Tepat Setelah menandai bagian pokok-pokok isi pidato dan informasi pendukung sekaligus mencatatnya di buku tugas, lakukan pembacaan teks pidato di depan kelas secara bergiliran dengan teman Anda. Perhatikan penekanan intonasi pada pokok-pokok isi pidato dan informasi pendukungnya tersebut!
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
111
C. Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengenal ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif, menyusun kerangka paragraf, serta menuliskannya dalam paragraf deduktif dan induktif.
1. Mengenal Ciri-ciri Paragraf Deduktif dan Induktif Bagian dari suatu karangan/tulisan disebut dengan paragraf. Sebu-ah paragraf ditandai adanya suatu gagasan yang lebih luas daripada kalimat. Oleh karenanya, pada umumnya paragraf terdiri atas sejumlah kalimat yang saling bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu. Berikut ini beberapa jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya. a. Paragraf Deduktif Paragraf jenis ini gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan dalam paragraf tersebut diletakkan pada kalimat pertama atau kalimat kedua. Selanjutnya, diikuti oleh kalimat pendukung terhadap gagasan utama tersebut. Dalam paragraf ini, ide-ide yang telah dirumuskan dalam kalimat diatur dengan ide yang bersifat umum dan diletakkan pada kalimat pertama atau kedua dan diikuti ide yang lebih khusus. b. Paragraf Induktif Paragraf jenis ini meletakkan gagasan utamanya di akhir paragraf. Penataan ini dengan cara menyusun ide-ide khusus dan diikuti dengan ide yang bersifat umum dan biasanya berupa kalimat simpulan beserta pernyataan pembenarannya.
2. Menyusun Kerangka Paragraf Deduktif dan Induktif Berdasarkan pengertian tentang kedua jenis paragraf di atas, dapat dibuat kerangkanya sebagai berikut. a. Kerangka Paragraf Deduktif 1) Gagasan utama: bidang pertanian merupakan bidang pembangunan yang tidak terkena dampak krisis ekonomi. 2) Gagasan pendukung: - sektor perkebunan meningkat 6,5 persen, - sektor kehutanan meningkat 2,9 persen, - sektor pertanian meningkat 6,6 persen. b. Kerangka Paragraf Induktif 1) Ide khusus: - Shinchan bukan model yang baik buat anak-anak
112
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
-
Protes bermunculan dalam kolom surat pembaca di berbagai surat kabar. - Kelakuan Shinchan sangat negatif. 2) Ide umum: Shinchan merupakan setan kecil penebar virus.
3. Menyusun Kerangka Menjadi Paragraf Deduktif dan Induktif Setelah menentukan kerangkanya, langkah selanjutnya adalah menyusun kerangka tersebut menjadi sebuah paragraf, baik yang bersifat deduktif maupun yang bersifat induktif. Berikut ini adalah contoh pengembangannya. a. Contoh pengembangan kerangka paragraf deduktif “Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami dampak adanya krisis ekonomi adalah pertanian. Hal ini dapat dilihat adanya pertumbuhan yang mengesankan di bidang perkebunan sebanyak 6,5 persen, di bidang kehutanan sebanyak 2,9 persen, dan di bidang perikanan sebanyak 6,6 persen. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik meningkat dari 18,1 persen menjadi 18,4 persen. Padahal, selama kurun waktu 30 tahun terakhir, pangsa pasar sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.” b. Contoh pengembangan kerangka paragraf induktif “Tokoh kartun Shinchan dianggap tidak dapat dijadikan model yang baik untuk anak-anak, baik itu di Indonesia maupun di negerinya sendiri. Banyaknya protes yang ditujukan kepadanya melalui surat pembaca di berbagai media cetak. Hal itu kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu. Mereka menyatakan bahwa Shinchan mempunyai kelakuan negatif yang ternyata banyak diikuti oleh anakanak. Tokoh Shinchan, di mata para ibu di Indonesia merupakan setan kecil penebar virus.”
4. Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (tambah pula, di samping itu) Sebuah karya tulis dikatakan baik jika hubungan antarkalimat dalam tulisan itu menunjukkan kepaduan atau hubungan yang sangat erat. Ada dua macam kepaduan, yaitu kepaduan dalam makna (kepaduan informasi) atau disebut juga koherensi dan kepaduan dalam bentuk yang biasa disebut kohesi. Penulis harus memperhatikan keterangan-keterangan yang menghubungkan antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan kepaduan, serta peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak dibaca. Berikut ini beberapa contoh penanda keterangan yang menghubungkan kalimat. Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
113
a. tambahan pula Kata penghubung yang menguraikan atau menceritakan hal baru yang mirip dengan hal yang sudah dibahas sebelumnya. Contoh: Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan. Misalnya, melakukan kegiatan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Tambahan pula, menjaga pola makan yang benar. b. di samping itu Kata penghubung yang mendukung peralihan segi pandangan dan penekanan. Contoh: Metode menyampaikan ceramah bisa menggunakan metode membaca dan menghafal naskah. Di samping itu, dapat pula menggunakan metode impromtu atau spontan.
5. Perluasan Frase Verba (sedang, baru, masih, akan, telah) Frase verba merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Dengan demikian, frase verba mempunyai inti dan kata lain yang mendampinginya. Perhatikan contoh kalimat berikut ini! a. Kesehatannya sudah membaik. b. Pesawat itu akan mendarat. c. Anak-anak itu tidak harus pergi sekarang. d. Kami harus menulis kembali makalah kami. e. Murid-murid sering makan dan minum di kantin. f. Kamu boleh menyanyi atau menari. Frase verba di atas dapat diperluas dengan pewatas sedang, baru, masih, akan, telah, dan sebagainya. Perhatikan contoh kalimat berikut ini. a. Ayah sedang makan di meja makan. b. Ibu baru mencuci di sumur. c. Adik masih lapar meskipun sudah makan. d. Kakak akan pergi setelah sarapan pagi. e. Ayah telah minum obat.
6. Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (adapun di satu pihak, di lain pihak) Penulis harus memperhatikan keterangan-keterangan yang menghubungkan antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan kepaduan, serta peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak dibaca. 114
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat. a. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat. Contoh: Adapun di Pelabuhan Tanjung Emas, lonjakan arus mudik cukup tajam. b. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat secara berkesinambungan. Contoh: Di satu pihak kita harus bersatu, sedangkan di lain pihak mereka adalah musuh kita.
7. Mengunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni) Setiap paragraf yang dibuat memerlukan penjelasan secara definitif. Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat secara definitif, seperti adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni, dll. Perhatikan contoh-contoh berikut ini. a. Ali adalah siswa SMAN 1 Pontianak. b. Kusumawati merupakan buah hati sang kakek. c. Dasar hukum kita ialah UUD 1945. d. Wujud kesetiaan kita kepada bangsa, yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. e. Kita harus yakin, yakni sebagai wujud keimanan kita. Berdasarkan contoh-contoh di atas, Anda dapat mengembangkan dengan berbagai pola kalimat dan mengidentifikasi dari berbagai bacaan.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengenal ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif, menyusun kerangka paragraf, serta menuliskannya dalam paragraf deduktif dan induktif. Agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Susunlah kerangka untuk dikembangkan menjadi paragraf deduktif dan induktif! 2. Setelah terbentuk kerangkanya, tulislah kedua jenis paragraf tersebut! 3. Tukarkan hasil kerja Anda dengan teman sebangku!
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
115
D. Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai jenis kalimat berdasarkan intonasinya, kata predikatnya, jumlah fungtornya, jumlah klausanya, letak subjek dan predikatnya, hubungan antarklausa, jumlah konturnya, perubahannya, jabatannya; menentukan jenis kalimat majemuk setara dan bertingkat; serta menggunakan berbagai kalimat dari berbagai sudut pandang dalam konteks wacana.
1. Mengidentifikasi Jenis Kalimat Berdasarkan Intonasinya Landasan dalam sebuah intonasi adalah adanya rangkaian nada yang diwarnai oleh tekanan, durasi, perhentian, dan suara yang menarik, merata, merendah pada akhir arus ujaran itu. Dalam perhentian ini, bila dengan suara datar akan diakhiri dengan tanda titik (.), sehingga menjadi kalimat berita. Bila dengan suara merendah dan diakhiri dengan tanda tanya (?), akan menjadi kalimat tanya. Sedangkan bila dengan suara naik dan diakhiri dengan tanda seru (!), akan menjadi kalimat perintah. a. Kalimat Tanya Suatu kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang, itulah yang disebut kalimat tanya. Cara yang dapat dipakai untuk membuat kalimat tanya adalah sebagai berikut. 1) Menambahkan kata -kah pada kata tanya. Contoh: - Apakah kamu sudah minum obat? - Siapakah yang terpilih mewakili kelas kita? 2) Dengan membalikkan urutan kata dan menambah partikel -kah. Contoh: Mendapat kursikah dia kemarin? 3) Menggunakan kata bukan atau tidak. Contoh: Ani tidak masuk, bukan? 4) Mengubah intonasi kalimat. Contoh: Bonar kecelakaan. ---> Bonar kecelakaan? 5) Memakai kata tanya. Contoh: - Dia anak siapa? - Kapan kau akan diwisuda? - Mengapa dia tidak pergi ke dokter? b. Kalimat Berita Kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pendengar disebut dengan kalimat berita. Dalam bahasa lisan, kalimat berita ini ditandai dengan nada menurun, sedangkan dalam bahasa tulis ditandai dengan bagian akhir kalimatnya dengan tanda titik. Kalimat berita dapat berupa kalimat aktif-pasif, kalimat langsung-tak langsung, kalimat tunggal-majemuk,
116
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
c.
dan sebagainya, sepanjang itu merupakan sebuah pemberitaan. Kalimat berita mempunyai berbagai tujuan berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, undangan, dan sebagainya. Kalimat Perintah Kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu disebut dengan kalimat perintah. Dalam bahasa tulis, kalimat perintah ditandai dengan tanda seru (!), sedangkan dalam bahasa lisan ditandai dengan naiknya nada pada akhir kalimat. Ciri-ciri kalimat perintah adalah sebagai berikut. 1) Menggunakan kata kerja taktransitif, yang kadang-kadang disertai penggunaan partikel -lah pada predikatnya. Contoh: Carilah buku yang hilang! 2) Menggunakan kata-kata, seperti tolong, coba, silakan untuk menghaluskan kalimat perintah. Contoh: Tolong ambilkan baju di lemariku! 3) Jika kalimat perintah itu bermakna larangan, biasanya didahului dengan kata jangan. Contoh: Jangan kau hapus tulisan itu!
2. Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Setara Kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat sederajat atau setara dikenal dengan kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk setara ini dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan kata penghubung yang digunakan. a. Kalimat majemuk setara pertentangan. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan. Contoh: - Anakku baru sekolah TK, tetapi dia sudah bisa membaca koran. - Saya tidak membaca majalah itu, melainkan hanya melihat gambar sampulnya saja. b. Kalimat majemuk setara penjumlahan. Ciri-cirinya adalah ditandai dengan kata penghubung lalu, dan, kemudian. Contoh: - Ibu menggoreng ikan dan aku mencuci piring. c. Kalimat majemuk setara pemilihan. Cirinya adalah ditandai dengan menggunakan kata penghubung atau. Contoh: - Beliau sedang marah atau melamun?
3. Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat, di mana salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang lainnya sebagai anak kalimat dikenal dengan kalimat majemuk bertingkat.
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
117
Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat. a. Kalimat majemuk hasil, yang ditandai dengan konjungsi makanya. Contoh: - Jalan ini licin, makanya kamu jatuh. b. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan. Contoh: - Para tamu sudah datang, sedangkan kita belum siap. c. Kalimat mejemuk hubungan cara, ditandai dengan kata penghubung dengan. Contoh: - Dengan cara dijinjing, tas itu ia bawa pulang. d. Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai dengan konjungsi yang. Contoh: - Perempuan yang berkerudung itu adalah pembicaranya. e. Kalimat mejemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu. Contoh: Dalam riwayat hidupnya menunjukkan bahwa ia seorang manajer. f. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolaholah, seakan-akan. Contoh: Andi diam saja seakan-akan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. g. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka. Contoh: Kami tidak setuju dengan keputusan itu, maka kami protes. h. Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi agar, supaya, biar. Contoh: Ayah bekerja sampai malam biar anak-anaknya dapat melanjutkan sekolahnya. i. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai dengan konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, dan sebagainya. Contoh: Sejak suaminya meninggal, dia belum masuk ke kantor. j. Kalimat majemuk hubungan penyebabab, ditandai oleh kata penghubung sebab, karena, oleh karena. Contoh: Karena lima hari tidak masuk kerja, karyawan itu mendapatkan surat peringatan.
4. Mengidentifikasi Kalimat Tunggal Kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa yang dibentuk oleh subjek dan predikat merupakan kalimat tunggal. Selain itu ada juga jenis kalimat tunggal yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkapnya. Berdasarkan klausanya, jenis-jenis kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi berikut ini. a. Kalimat nominal, yaitu kalimat yang predikatnya kata benda. Contoh: Yang menjuarai lomba bulu tangkis itu Taufik Hidayat. 118
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
b. Kalimat ajektival, yaitu kalimat yang predikatnya kata sifat Contoh: Rumah itu sangat bagus. c. Kalimat verbal, yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja. Contoh: Ayah sedang membaca koran di teras.
5. Menentukan Pola Kalimat Inti Bahasa Indonesia Dalam bahasa Indonesia, dikenal pola pembentukan kalimat. Pola-pola kalimat tersebut adalah: - KB, yaitu kata benda, - KK, yaitu kata kerja, - KS, yaitu kata sifat, - KBl,yaitu kata bilangan, - KDp, yaitu kata depan. Pola kalimat inti dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. a. KB – KB : Ayah pedagang. b. KB – KK : Ayah pergi c. KB – KS : Ayah pandai d. KB – KBL : Ayah seorang e. KB – KDp : Ayah di sana
6. Menentukan Jabatan Kalimat Subjek (S) adalah pokok atau inti pikiran, atau sesuatu yang berdiri sendiri dan tentangnya dijelaskan oleh yang lain. Contoh: Ayah pedagang. Ciri-ciri subjek adalah: a. berjenis kata benda atau yang dibendakan, b. menjadi inti atau pokok pikiran, c. dijelaskan oleh bagian lainnya, d. menjadi jawaban atas pertanyaan dengan kata tanya siapa atau apa. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat atau perbuatan subjek. Contoh: - Ayah pandai. - Ibu memasak. Ciri-ciri predikat adalah: a. bertugas menjelaskan subjek, b. berjenis kata kerja, kata benda, kata sifat, kata depan, kata bilangan, dan kata ganti, c. menjadi jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana. Aposisi subjek adalah keterangan subjek (bukan predikat) sebagai bagian dari subjek. Selain itu, dapat juga berfungsi menggantikan subjek jika subjek tersebut ditiadakan. Contoh: - Ali, anak pak umar, pandai. Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
119
Keterangan: - Ali = anak Pak Umar = oposisi subjek. - Anak Pak Umar pandai. - Anak Pak Umar = Subjek = Ali Objek (O) terdiri atas berikut ini. a. Objek langsung atau objek penderita (OL). Contoh: Ibu memasak air. b. Objek tidak langsung atau objek penyerta/berkepentingan (OTL). Contoh: Ibu memasak air untuk ayah. c. Objek pelaku (OP). Contoh: Buku dibeli oleh adik. d. Objek berkata depan atau objek berpreposisi (Okdp). Contoh : Kami cinta akan negara. Kata Keterangan (KK) terdiri dari atas berikut ini. a. Keterangan waktu, yaitu: sudah, telah, dahulu, nanti, lagi, ketika, dan lainlain. b. Keterangan tempat, yaitu: di sawah, dari sawah, dan lain-lain. c. Keterangan alat, contoh: dengan tongkat. d. Keterangan sebab, contoh: sebab …, karena … e. Keterangan akibat, contoh: sampai lelah, hingga selesai. f. Keterangan tujuan, contoh: agar lekas masak. g. Keterangan jumlah, contoh: lima buah. h. Keterangan modalitas, contoh: betul-betul, pasti, sungguh, dan lain-lain.
II. Kompetensi Bersastra A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menentukan isi puisi yang dibacakan dan menjelaskan amanatnya.
1. Menentukan Isi Puisi Berikut diberikan contoh puisi terjemahan. Bapak/Ibu Guru akan menunjuk seorang siswa untuk membacakan di depan kelas. Bagi Anda yang tidak ditunjuk, coba dengarkan dengan saksama! Sambil mendengarkan, tentukan isi puisi yang Anda dengarkan tersebut! Tuliskan hasilnya di buku tugas dengan mengikuti format di bawah ini!
120
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Format 5.4 No.
Judul
Isi
1. 2. 3.
Puisi Kanak-kanak Palestina ................................................. .................................................
Kampung halaman yang terampas .................................................... ....................................................
Puisi Kanak-kanak Palestina Ayam punya rumah Rumahnya adalah Kandang ayam yang indah Kelinci punya rumah Rumahnya Lubang dalam tanah Kuda punya rumah Rumahnya bernama Kandang kuda Ikan punya rumah Rumahnya sangat indahnya Lautan dan samudera Kucing gemar berkeliaran sepanjang jalan Tapi seliar-liar kucing Dia punya rumah juga yang dibanggakannya Burung punya rumah Nama rumahnya adalah Sarang burung yang indah Setiap makhluk punya Rumah Dan kampung halaman Karena rumah di kampung halaman Adalah tempat orang mendapat keteduhan Yang damai Yang bahagia Orang Palestina Tidak berumah Tidak berkampung halaman Kemah dan bangunan Yang didiaminya kini Bukan rumahnya sendiri Bukan kampung halamannya sendiri Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
121
Di mana rumah Orang Palestina? Di mana kampung halaman Orang Palestina? Di Palestina Tapi sekarang dia Tidak diam di sana Kampung halaman Orang Palestina Dirampas Musuhnya Siapa musuh Orang Palestina? Musuh orang Palestina Adalah orang Yang Merampas Kampung halamannya Bagaimana cara Orang Palestina Mendapatkan lagi Rumahnya sendiri? Hanya dengan senjata Orang Palestina bisa Mendapatkan rumahnya Dan kampung halamannya Kembali Orang Palestina Akan pulang kampung Bagi orang Palestina Kampung halamannya Adalah punya mereka. (Terjemahan: Taufiq Ismail) Sumber: Horison, Thn. XVII No.8/ 1982, hal. 209.
2. Menjelaskan Amanat dalam Puisi Berdasarkan catatan tentang isi puisi yang Anda dengarkan tersebut, tentu dapat dijelaskan amanat yang akan disampaikan oleh penulisnya. Coba jelaskan amanat dalam puisi tersebut secara lisan. Bapak/Ibu Guru akan menunjuk beberapa siswa untuk menjelaskan secara lisan. Kerjakan pada format berikut!
122
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Format 5.5 No.
Amanat
1. 2. 3. 4.
Bagaimana mengambil negaranya yang telah terampas. .......................................................................................................... .......................................................................................................... ..........................................................................................................
B. Menilai Unsur Drama dan Pembabakan Drama Terjemahan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menentukan tema drama, merumuskan judulnya, membuat kerangka cerita, menyusun naskahnya, dan menetapkan pelaku sesuai tuntutan skenario.
1. Menentukan Tema Drama Menulis naskah drama sebenarnya tidaklah berbeda dengan mengarang jenis-jenis karangan yang lain. Sebelum menulis naskah drama, hendaknya mengetahui unsur-unsur yang ada dalam naskah drama tersebut. a. Tema, adalah ide dasar dalam sebuah cerita. b. Plot, yaitu rangkaian cerita yang meliputi pemaparan, konflik, klimaks, anti klimaks, dan penyelesaian. c. Penokohan, yaitu penggambaran karakter para tokoh. d. Dialog, yaitu parcakapan yang dilakukan oleh para tokoh dengan tambahan improvisasi.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara menentukan tema drama, asahlah kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah di bawah ini! Coba Anda tentukan tema untuk menuliskan sebuah naskah drama! Anda boleh menuliskan lima tema di buku tugas!
2. Merumuskan Judul Berdasarkan Tema Dalam karang-mengarang, termasuk jasa penulisan naskah drama, temalah yang kita tentukan lebih dahulu bukan judul. Tema merupakan garis besar isi cerita. Dengan tema yang sudah ditentukan, dapat dirumuskan judul karangannya. Rangkaian cerita harus mengkover dan mengungkapkan tema yang sudah ditentukan dan naskah drama tersebut harus diberi judul yang sesuai. Judul harus mencerminkan isi cerita. Isi cerita harus sesuai dengan tema, sehingga judul pun dapat dirumuskan berdasarkan tema. Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
123
Pelatihan Setelah Anda menentukan tema, coba pilih tema yang akan dikembangkan menjadi teks drama! Tuliskan di buku tugas dengan mengikuti format di bawah ini! No.
Tema
Alternatif Judul
3. Membuat Kerangka Cerita Drama dalam Bentuk Pembabakan Sebuah cerpen atau novel tersusun atas bab-bab. Akan tetapi, dalam drama disusun dalam bentuk pembabakan. Tiap-tiap babak mempunyai keterkaitan cerita yang sangat erat. Pada umumnya, drama terdiri atas 3-10 babak. Babakbabak drama mengikuti alur cerita yang mengandung perkenalan tokoh, cerita menyuguhkan problem-problem, muncul tokoh antagonis yang berkonflik dengan tokoh protagonis, seru dan menyenangkan. Konflik makin lama makin panas menjadi klimaks. Klimaks menurun berupa peleraian, menjadi antiklimaks diakhiri dengan penyelesaian.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara membuat kerangka cerita drama dalam bentuk pembabakan asahlah kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah di bawah ini! Berdasarkan tema dan judul yang telah ditentukan, coba susunlah kerangka cerita drama dalam bentuk pembabakan! Kerangka ini nantinya dapat digunakan sebagai landasan dalam penulisan naskah drama.
4. Teknik Menyusun Naskah Drama Dalam penyusunan skenario/naskah drama terdapat penjelasan mengenai setting dan properti. Penjelasan ini ditulis dalam teks drama dengan tanda kurung. Cerita mengalir dalam dialog dan konflik antartokoh. Dalam penyusunan naskah drama, perlu memerhatikan hal-hal di bawah ini. a. Teknik Penyutradaraan Sutradara adalah orang bertanggung jawab dalam pementasan drama. Ia bertugas menghimpun para pemain dengan memberikan tes vokal dan penghayatan naskah. Berdasarkan penilaian hasil tes tersebut, dapat menentukan kasting (pemilihan peran dalam drama. Sutradara dengan tekun dan kreatif melatih para aktor dan aktris membaca, menghafal, dan mengaktingkan naskah. 124
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
b. Teknik Percakapan Teknik ini berupa penghafalan naskah yang diwujudkan dengan dialogdialog antartokoh. Pelafalan/pengucapan kata-kata disesuaikan dengan karakter tokoh-tokoh yang diperankan. c. Teknik Pemeranan Tugas sutradara untuk melatih para pemain memerankan kasting yang telah ditentukan dengan olah vokal, mimik, dan pantomimik yang sesuai. d. Teknik Pementasan Panggung Sutradara menggelar pementasan di atas panggung yang didesain sesuai dengan suasana cerita, didukung oleh dekorasi, interior dan eksterior yang selaras, serta diperkuat dengan tata lampu yang memperkuat penyampaian cerita. e. Teknik Penyusunan Format Format drama disusun dalam dialog dan konflik antartokoh dalam menggulirkan cerita. Pemikiran pentas drama terdiri atas berikut ini. 1) Penyutradaraan Bagaimana sutradara mengorganisasi dan mengkoordinasi pementasan. 2) Pemeranan Bagaimana para pemain menampilkan akting membawakan tokohtokoh yang dipercayakan kepadanya. 3) Pemvokalan Membahas bagaimana para pemain mengucapkan prolog, dialog, epilog, konflik secara benar, tenang, jelas, dan fasih, sehingga penonton benar-benar menikmati untaian cerita yang disuguhkan. Perhatikan kutipan dialog naskah dari Albert Camus yang sudah diterjemahkan oleh Ahmad Asnawi di bawah ini! (CALIGULA masuk diam-diam dari kiri. Kakinya penuh lumpur, bajunya kotor, rambutnya basah, pandangannya nanar. Dia beberapa kali mengangkat tangannya ke mulut. Kemudian dia mendekati cermin, berhenti tiba-tiba ketika melihat bayanganya dalam cermin. Setelah menggumamkan bebebrapa kata yang tak jelas, dia duduk di kanan, membiarkan tangannya lunglai di antara mulutnya.HELICON masuk, di sebelah kiri. Setelah melihat CALIGULA, dia berhenti di sudut belakang panggung dan memperhatikan dia diam-diam. CALIGULA menoleh dan melihat dia. Hening sejenak.) HELICON (melintasi panggung) CALIGULA (dengan nada datar) (Hening sejenak.) HELICON CALIGULA HELICON
: :
Selamat pagi, Caius. Selamat pagi, Helicon.
: : :
Anda tampak lelah. Cukup jauh kuberjalan. Yha, Anda pergi cukup lama. Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
125
(Hening sejenak.) CALIGULA : HELICON : CALIGULA : HELICON : CALIGULA (dengan nada datar) : HELICON : CALIGULA : HELICON :
CALIGULA
:
HELICON
:
CALIGULA HELICON CALIGULA
: : :
HELICON CALIGULA HELICON
: : :
CALIGULA
:
HELICON CALIGULA
: :
126
Sulit mencarinya. Apa yang sulit dicari? Apa yang aku kejar. Maksud Anda? Bulan. Apa? yha aku menginginkan bulan. Ah….(Hening lagi. HELICON mendekati CALIGULA.) Mengapa Anda menginginkannya? Ah… itu salah satu hal yang belum kudapatkan. aku mengerti. Dan sekarang-sudahkah Anda melihatnya sampai puas? Belum. Aku tidak bisa memperolehnya. Sayang sekali! yha, dan itulah sebabnya aku merasa letih. (Diam. Kemudian) Helicon! yha, Caius? Rupanya, kamu mengira aku gila. Seperti Anda ketahui, aku tidak pernah berpikir begitu. Ah, yha….Sekarang, dengarkan! Aku tidak gila; kenyataannya aku belum pernah merasa begitu terang. Apa yang terjadi padaku sangat sederhana; aku tiba-tiba merasakan adanya hasrat untuk mendapatkan hal-hal yang tidak mungkin. Hanya itu. (Diam) Keadaanya sebagaimana adanya, menurutku, sangat jauh dari memuaskan. Banyak orang berpendapat begitu. Itulah. Namun dulu aku tidak menyadari. Sekarang aku baru tahu. (masih dengan nada datar). Sebenarnya, dunia kita ini, tidak bisa ditolerir. Itulah sebabnya aku menginginkan bulan, atau kebahagiaan, atau kehidupan abadi- sesuatu yang mungkin kedengaran gila, namun yang bukan bagian dari dunia ini.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
HELICON
:
Itu cukup bagus, dalam teori. Hanya, dalam praktek orang tidak dapat merampungkannya sampai tuntas.
…………
5. Menetapkan Pelaku Drama Sesuai Tuntutan Skenario Salah satu tugas penyutradaraan adalah kasting, yakni sutradara menetapkan pelaku/pemeran tokoh sesuai tuntutan skenario. Dalam kerja ini sutradara tersebut mengupayakan agar para pemain membawakan perannya secara menarik, mengikuti apa yang dikehendaki oleh naskah drama. Jangan sampai karakter tokoh, dialog, konflik, dan untaian cerita yang tersaji dalam pementasan berbeda atau bergeser dari yang ada dalam teks. Setiap pemain drama diharapkan dapat membawakan peran apa saja, sehingga ia dikenal sebagai pemain watak. Pemain watak yang terkenal dalam dunia hiburan di Indonesia adalah Deddy Mizwar. Ia sangat piawai berperan sebagai Sunan Kalijaga, Jenderal Nagabonar, seorang wartawan dalam Kejarlah Daku Kau Kutangkap, Machtino dalam Ari Hanggara.
Pelatihan Setelah Anda menentukan tema, judul, dan membuat kerangka naskah drama, cobalah mengembangkan menjadi sebuah naskah drama yang utuh! Kerjakan di rumah dan kumpulkan pada pertemuan berikutnya! Setelah itu, Guru akan memilih karya terbaik untuk dipentaskan di depan kelas.
Ruang Info Stansa berarti puisi yang terdiri dari 8 baris. Stansa berbeda dengan oktaf, karena oktaf dapat terdiri dari 16 atau 24 baris. Aturan pembarisan dalam oktaf adalah 8 baris untuk tiap bait, sedangkan dalam stansa seluruh puisi itu hanya terdiri atas 8 baris.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara mendengarkan isi laporan, membaca teks pidato, menulis paragraf deduktif dan induktif, mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis kalimat, mendengarkan pembacaan puisi terjemahan, menilai unsur drama dan pembabagan dalam drama terjemahan. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
127
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Di a. b. c. d. e.
bawah ini yang temasuk isi berita berupa fakta adalah …. Bom telah meledak di dekat Kedutaan Besar Australia Jakarta. Isu bom kembali mengguncang di Grand Mall Solo. Mungkin hujan akan turun nanti sore. Ayah akan membelikan sepeda motor kalau Andi lulus ujian. Ibu akan diberi cincin emas apabila dapat menemukan dompet ayah yang hilang. 2. Bagian penutup teks pidato bertema Tenaga Kerja Indonesia yang paling tepat adalah …. a. Terima kasih atas kerja sama Anda, jangan lupa untuk jasa-jasa kami yang telah memberangkatkan saudara-saudara. b. Saya mengajak Saudara semua untuk mengikuti jejak warga kita yang sudah di luar negeri. c. Demikian pidato saya, semoga Saudara-Saudara mendapatkan hasil yang maksimal di negeri orang dan selalu diberi kesehatan dan keselamatan sampai pulang ke Indonesia. d. Akhirnya, saya mengimbau pikirkan kembali kalau Anda akan ke luar negeri. e. Akhirnya, saya tutup pidato saya. 3. Rumah-rumah bantuan presiden untuk nelayan Muara Angke, Jakarta kini dimiliki orang berduit. Mudah-mudahan ini bukan kesalahan prosedur. (Pojok Kompas, 1996) Informasi yang terdapat pada kolom khusus surat kabar di atas adalah…. a. Rumah bantuan presiden untuk nelayan. b. Muara Angke merupakan perkampungan nelayan. c. Banyak orang berduit membeli rumah di Muara Angke. d. Pembangunan rumah bantuan presiden salah prosedur. e. Rumah bantuan presiden untuk nelayan tidak dinikmati oleh nelayan. 4. Teknik berpidato di depan publik yang efektif adalah …. a. berteriak sekeras-kerasnya agar pendengar tertarik b. bersikap sopan, lafal jelas, volume suara sesuai dengan kondisi, dan mudah dipahami pendengar c. acuh tak acuh karena sebagai pembicara d. bersikap sombong dan angkuh e. membuat bingung pendengarnya agar berpikir
128
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
5. Gendang gendut tali kecapi Kenyang di perut senang di hati. Bait-bait di atas termasuk .... a. karmina b. pantun c. gurindam d. puisi e. soneta 6. Gurindam dan karmina berbeda karena .... a. gurindam berisi nasihat b. gurindam terdiri lima baris c. gurindam bersifat menghibur d. gurindam bersajak a a e. gurindam berisi humor 7. Dengan ibu hendaklah hormat Supaya badan dapat selamat Makna dari gurindam di atas adalah .... a. agar kita kelak selamat harus hormat kepada ibu b. kita harus menghormati setiap ibu c. kita tidak boleh hormat kepada ibu d. kita harus tunduk kepada semua ibu e. kita harus hormat kepada ibu kalau ingin sehat 8. Suatu daerah menerapkan peraturan dengan ketat dari segi ketertiban warganya, kebersihan, kesehatannya, kerapiannya, keindahannya, pembangunannya, dan unsur lainnya. Dengan tindakan ini daerah tersebut mendapat Adipura Kencana. Berdasarkan kenyataan ini, maka untuk mendapatkan Adipura kencana perlu adanya ketertiban di segala bidang. Berdasarkan perincian data-data pendukungnya, paragraf di atas termasuk jenis .... a. deduktif b. induktif c. induktif-deduktif d. deduktif-induktif e. naratif 9. Paragraf argumentasi bertujuan .... a. mempengaruhi pembaca b. mengajak pembaca c. meyakinkan pembaca d. menceritakan kepada pembaca e. mendeskripsikan kepada pembaca
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
129
10. Semua kota yang terletak di khatulistiwa termasuk daerah tropis. Kota Pontianak terletak di Lintang Utara 0° dan Lintang Selatan 0°. Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua kalimat tersebut adalah …. a. Kota Pontianak termasuk daerah tropis. b. Kota Pontianak tidak termasuk daerah tropis. c. Kota Pontianak terletak di khatulistiwa. d. Kota Pontianak terletak di Lintang Utara. e. Kota Pontianak terletak di Lintang Selatan. B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Jelaskan perbedaan fakta dan pendapat! Berikan contohnya masing-masing dua! 2. Sebutkan ciri-ciri gurindam dan berikan contohnya! 3. Jelaskan persamaan dan perbedaan gurindam dan karmina! 4. Buatlah dua paragraf argumentasi yang berpola deduktif! 5. Buatlah dua paragraf argumentasi yang berpola induktif!
130
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 6
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Foto Haryana
Kualitas Pendidikan di Indonesia
PETA KONSEP Kualitas Pendidikan di Indonesia
Kebahasaan
Mendengarkan Informasi Berita
Menyampaikan Program Kegiatan
Kesastraan
Menggunakan Berbagai Kalimat Secara Pragmatik
Menilai Penghayatan Penyair terhadap Puisi Terjemahan yang Dilisankan
Menjelaskan Tema, Plot, Tokoh, Perwa- Mementaskan takan Ragam Sastra Drama Karya Prosa Naratif Ter- Sendiri jemahan
Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya program-program yang diluncurkan oleh pihak-pihak sekolah, baik negeri maupun swasta. Dengan kenyataan yang telah ditunjukkan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia tidak akan kalah dengan negara-negara lainnya. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara mendengarkan informasi berita, menyampaikan program kegiatan, menggunakan berbagai kalimat secara pragmatik, menilai penghayatan penyair terhadap puisi terjemahan yang dilisankan, menjelaskan tema; plot; tokoh; perwatakan ragam sastra prosa naratif terjemahan, dan mementaskan drama karya sendiri. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Kualitas Pendidikan di Indonesia.
I. Kompetensi Berbahasa A. Mendengarkan Informasi Berita Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat pokok-pokok isi berita, memilih fakta dan pendapat, serta menanggapinya.
Informasi berita sangat penting bagi kehidupan manusia untuk mengetahui wawasan dan kehidupan di luar jangkauannya. Berbagai informasi akan muncul dalam pemberitaan di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.
1. Mencatat Pokok-pokok Isi Berita Ada empat unsur berita yang harus dipenuhi oleh sebuah berita, sekaligus menjadi “karakteristik utama” sebuah berita yang layak dipublikasikan (layak muat) di media massa, yaitu: a. cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu; b. nyata (faktual), yakni informasi tentang sebuah fakta (fact) bukan fiksi atau karangan; c. penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak; d. menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang ditulis. Bacalah teks informasi berita berikut ini secara intensif! Sambil membaca, catat pokok-pokok informasi seperti dalam format 6.1! Kerjakan di buku tugas! Format 6.1 No. 1.
Judul
Sumber
Pokok-Pokok Isi Berita
Kurang, Perhatian Ter- Solopos, 7 Agustus ........................................... hadap Tindak Lanjut 2007 ........................................... Hasil Proses KBM ...........................................
Kurang, Perhatian Terhadap Tindak Lanjut Hasil Proses KBM Kalangan orang tua, siswa, maupun guru dinilai kurang memperhatikan tindak lanjut pelaporan hasil penilaian proses kegiatan belajarmengajar (KBM). Padahal, penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar. Pemanfaatan hasil belajar dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran itu pun harus
132
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
didukung baik oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua. Oleh karena itu, laporan penilaian untuk siswa dan orang tua diusahakan selengkap mungkin sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap dari segi kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Sumber: Foto Haryana
Informasi dari segi kognitif, jelasnya diperoleh dari sistem penyelenggaraan yang digunakan untuk mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi, sedangkan ranah afektif dapat mela-lui kuisioner dan pengamatan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Drs. H. Kuswanto, M.M., bahwa informasi hasil belajar tersebut dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, mengetahui teori yang belum dikuasai, sekaligus memotivasi mereka untuk belajar lebih baik, serta memperbaiki strategi belajar.
Gambar 6 Suasana di kelas saat berlangsung kegiatan belajar-mengajar.
Ia mencontohkan dengan melihat rapor. Hendaknya orang tua melihat anak dan prestasi rata-rata kelas. Nilai tersebut menunjukkan posisi siswa di kelas. Bila ternyata di bawah rata-rata kelas, ia menganjurkan sedapat mungkin mencari penyebab dan solusinya. Hal seperti itulah yang menurut Kuswanto belum dipahami sebagian orang tua. Sedangkan bagi guru dan sekolah, informasi hasil belajar digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa, baik secara perseorangan maupun klasikal. Hasil penilaian juga dapat untuk mendorong guru mengajar lebih baik, membantu menentukan strategi mengajar yang baik, serta mendorong sekolah memberikan fasilitas. (Dikutip seperlunya dari harian Solopos, edisi 7 Agustus 2007)
Kualitas Pendidikan di Indonesia
133
2. Membedakan Fakta dan Pendapat Pemberitaan dalam media cetak sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, ada berita yang ditulis wartawan berdasarkan fakta atau kenyataan yang terjadi di lapangan dan ada juga berita yang ditulis berdasarkan pendapat seseorang. Baca teks berita dari sebuah koran harian berikut ini! Sambil membaca, catat yang termasuk fakta dan pendapat di buku tugas masing-masing dan tukarkan dengan hasil tulisan teman sebangku! Gunakan format 6.2 berikut! Format 6.2 No. 1.
2. 3.
Fakta
Pendapat
Komentar
Unair termasuk 500 univer- Anggaran pendidikan men- ............................... sitas terbaik dunia. jadi 20 persen dari total APBN. .................................... ................................... ............................... .................................... ................................... ...............................
Presiden Janji Tingkatkan Anggaran Pendidikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan memenuhi harapan untuk meningkatkan anggaran pendidikan secara sistematis menuju angka 20 persen dari keseluruhan APBN, sebagaimana diamanatkan UUD hasil amandemen.
“Saya berharap anggaran pendidikan menjadi 20 persen dari total APBN. Selain itu, bahan ajar memiliki metodologi yang bagus tanpa membebani masyarakat, kesejahteraan guru meningkat, masyarakat miskin dapat melanjutkan pendidikan dengan donasi dari mereka yang mampu,” katanya. Yudhoyono
134
Sumber: Tempo, 1-7 Nov 2004
“Kita akan lakukan peningkatan secara sistematis hingga 20 persen sejalan dengan perbaikan ekonomi dan kemampuan APBN,” katanya. Menurut kepala negara, pihaknya akan meningkatkan anggaran pendidikan secara bertahap sesuai amanat UUD hasil amandemen. Namun, pihaknya juga berharap masyarakat yang mampu untuk memberikan kontribusi terhadap pendidikan.
Gambar 7 Presiden SBY sedang berpidato.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
menegaskan bahwa masyarakat yang mampu jangan sampai diminta donasi untuk hal yang tidak benar seperti pungli, melainkan untuk donasi pendidikan bagi mereka yang miskin. Menanggapi pernyataan Presiden, Rektor Unair Prof. Puruhito mengharapkan pemerintah merumuskan UU Keuangan yang di dalamnya mengatur kewajiban bagi kalangan swasta untuk membantu dunia pendidikan. Dalam sambutan pengantar, Presiden Yudhoyono mengharapkan Unair agar meningkatkan kualitas pendidikan agar suatu saat ada salah satu universitas di Indonesia masuk peringkat 100 universitas terbaik di Asia atau peringkat 500 universitas terbaik di dunia. (Dikutip seperlunya dari harian Solopos, 11 November 2007)
3. Menanggapi Isi Berita Memberikan tanggapan terhadap pemberitaan di media cetak atau elektronik sangat bergantung kepada pengetahuan, wawasan, dan pandangan si komentator. Oleh karena itu, tanggapan terhadap isi suatu berita dapat bersifat objektif dan dapat pula subjektif.
B. Menyampaikan Program Kegiatan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengemukakan program secara terperinci dan informasi tambahannya serta memperbaiki program berdasarkan masukan.
1. Mengemukakan Program secara Terperinci Seorang siswa tidak pernah terlepas dari kegiatan di sekolah, baik intrasekolah maupun ekstrasekolah. Keuntungan yang didapatkan jika sering mengikuti kegiatan di sekolah sangatlah banyak. Sekolah sering mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak siswa dan guru, bahkan juga orang tua. Kegiatan yang besar harus dirancang dengan baik dan dijadwal menjadi program sekolah. Kegiatan siswa yang diprogramkan itu perlu didasari atas pertimbangan yang matang. Pertimbangan dan rencana kegiatan yang disusun secara sistematis disebut proposal atau usulan. Usulan kegiatan ditulis untuk diajukan kepada pihak yang berwenang agar mendapat persetujuan. Usulan kegiatan berisi program kerja. Pihak yang berwenang berhak memberikan persetujuan atau menolak usulan kegiatan. Usulan kegiatan disampaikan dengan menyertakan surat pengantar. Pihak yang berwenang selanjutnya memberikan balasan tertulis yang berisi persetujuan, saransaran perbaikan usulan sebelum disetujui, atau penolakan atas usulan yang disampaikan.
Kualitas Pendidikan di Indonesia
135
Pada umumnya proposal terdiri atas berikut ini. a. Latar belakang, berisi dasar pemikiran, alasan, pertimbangan, dan pentingnya pelaksanaan program. b. Tujuan dan manfaat, berisi rumusan tujuan yang hendak dicapai dan manfaat atas kegiatan yang akan dilakukan. c. Kegiatan, berisi perincian dan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi kegiatan awal (persiapan), pelaksanaan, evaluasi/ pelaporan (setelah kegiatan). d. Panitia pelaksana, berisi orang-orang yang bertanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan. e. Anggaran, berisi dana yang diperlukan, sumber dana, dan penggunaan dana. f. Jadwal, berisi tahap-tahap kegiatan yang dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Perhatikan contoh proposal berikut ini!
Proposal Kegiatan Workshop Teater dan Pentas Seni dalam Rangka Menyongsong Pelaksanaan “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” dan Bulan Bahasa A. Nama Kegiatan Kegiatan ini bertajuk “Workshop Teater dan Pentas Seni dalam Rangka Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” Himpunan Mahasiswa Jurusan PBS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Dasar Pemikiran Dalam proses pendidikan, penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran merupakan tujuan utama sekaligus tujuan bersama. Konsep ini tentu sangat mudah kita terima dan kita pahami. Meskipun demikian, konsep tersebut memerlukan proses yang sangat sulit untuk mewujudkannya. Kesulitan tersebut tentunya harus dihadapi sebagai sebuah tantangan. Kesiapan guru dalam menyampaikan materi di kelas sangat diperlukan untuk memahami pengetahuan yang ingin disampaikan kepada para siswa. Aspek ini dalam dunia pendidikan modern akan sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Kemampuan guru dalam hal ini tidak hanya berkenaan dalam penguasaan materi pelajaran, tetapi juga dalam hal metode penyampaian, sehingga dapat; 1) membangkitkan motivasi murid untuk terus belajar, 136
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
2) pelajaran mudah dimengerti, 3) suasana belajar menjadi semakin hidup karena keaktifan murid dan bukan hanya keaktifan guru yang mendominasi jalannya proses belajar. Rendahnya “keaktifan” siswa di dalam kelas, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas proses belajar dalam mencapai tujuan (Yuliati, 1998). Dalam proses belajar mengajar di kelas gurulah yang memiliki peran penting dalam menghidupkan suasana kelas, sehingga siswa betul-betul terlibat dalam proses belajar mengajar, baik secara fisik maupun mental. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan pengajaran secara saksama dalam upaya meningkatkan “kesempatan” siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil-hasil penelitian dalam dunia pendidikan mengindikasikan dan mengisyaratkan perlu dilakukannya upaya secara terusmenerus dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga tujuan pendidikan nasional sebagaimana diutarakan di atas dapat tercapai. Seiring dengan reformasi yang sedang berjalan di Indonesia, yang ditandai antara lain dengan berubahnya paradigma manajemen pendidikan dari yang bersifat top-down ke yang bersifat buttom-up, pemerintah daerah memiliki wewenang yang lebih besar dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan di wilayahnya masingmasing untuk mencapai kualitas sebagaimana yang diharapkan. Konsekuensi logis dari hal itu adalah didapatinya cara mengelola penyelenggaraan pendidikan yang berbeda-beda dari daerah satu ke daerah yang lain berikut hasil yang dihadapinya. Hal itu tergantung antara lain kemampuan masing-masing pemerintah daerah dan guru di daerah masing-masing. Mengacu pada fenomena-fenomena pendidikan di atas, Himpunan Mahasiswa Jurusan PBS bekerja sama dengan dosen memandang perlu untuk mengadakan WorkShop dengan tema “Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pengajaran Drama/ Teater di Sekolah” di wilayah Karesidenan Surakarta. Hal itu dikarenakan kurikulum berbasis kompetensi sebagai salah satu alat/cara untuk mengatasi segala kepincangan/kekurangan dalam sistem pengajaran di Indonesia. C. Tema Tema Workshop Teater ini adalah “Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pengajaran Drama/Teater di Sekolah”.
Kualitas Pendidikan di Indonesia
137
D. Tujuan Tujuan umum seminar ini adalah memperoleh masukan tentang implementasi dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah, khususnya pendidikan dasar dan menengah, dalam konteks otonomi daerah dan reformasi pendidikan, sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Secara khusus, seminar sehari ini bertujuan untuk; (1) mengenal dan mengetahui kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar, menengah, dan tingkat atas, (2) strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah di Surakarta dan sekitarnya, (3) mengetahui, menelaah, dan mengimplementasikan pengajaran drama/teater dengan sistem kurikulum berbasis kompetensi, dan (4) memberikan bekal kepada para mahasiswa Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Seni Rupa jurusan PBS FKIP khususnya dan para guru di wilayah Surakarta pada umumnya dengan pemahaman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas para calon guru dan guru di sekolah. E. Topik Seminar dan Pembicara Berkaitan dengan tujuan seminar di atas, maka topik-topik yang akan dibahas dalam seminar sehari ini adalah sebagai berikut. 1. Drama dan Pengajarannya di Sekolah, oleh Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. (Pakar Drama FKIP UNS) 2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikani: Kebaruan dan Implikasi Pelaksanaannya, oleh Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (Pakar Drama UNY) 3. Kesiapan Guru Mengajarkan Drama Berdasarkan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah oleh Drs. Hanindawan (Dosen STSI dan Praktisi Teater Gidag-Gidig) F.
Peserta
1. 2. 3. 4. 5.
Para Kepala Sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK). Ketua–Ketua MGMP. Guru SD, SMP, SMA, dan SMK se-Surakarta dan sekitarnya. Mahasiswa FKIP UNS. Mahasiswa FKIP PTS di Surakarta dan sekitarnya.
G. Waktu dan Tempat Kegiatan ini akan dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2007 di Aula FKIP Gedung II Lantai III FKIP UNS.
138
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
H. Penyelenggara Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan bekerja sama dengan Dosen PBS FKIP UNS Surakarta. Surakarta, 1 Oktober 2007 Mengetahui, Ketua Jurusan
Ketua Panitia,
Drs. Amir Fuady, M.Hum.
Agus Yulianto
NIP 130890437
NIM K1202026
2. Mengemukakan Informasi Tambahan Untuk mendapatkan informasi-informasi tambahan yang mendukung program/kegiatan, lakukanlah observasi yang mendalam ke lapangan atau lakukan kegiatan berikut ini! a. Mintalah salah satu wakil kelompok untuk menyampaikan rencana kegiatan di depan kelas! b. Buatlah bagan atau skema atau gambar yang mempermudah Anda untuk menyajikan! c. Sampaikanlah atau presentasikanlah rencana program Anda untuk mendapatkan tanggapan! d. Pendengar bertugas memberi masukan untuk menyempurnakan program. Jika program tidak logis, perlu disanggah dan ditolak dengan alasan. e. Penyaji mencatat dan menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan pendengar. Upayakanlah penyajiannya tetap menarik! Dengan penyajian informasi-informasi yang menarik untuk mendukung program kegiatan, diharapkan pendengar semakin tertarik dan mendukung rencana kegiatan yang telah disampaikan kepada khalayak.
3. Memperbaiki Program Berdasarkan Masukan Setelah mendapat masukan dari teman-teman, coba perbaiki program kegiatan Anda sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan. Jika program Anda baik dan layak untuk dilaksanakan, ajukan kepada kepala sekolah disertai dengan surat pengantar yang memperkuat pengajuan program tersebut!
Kualitas Pendidikan di Indonesia
139
C. Menggunakan Berbagai Kalimat secara Pragmatik Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengidentifikasi kalimat yang menyatakan setuju/tidak setuju, penolakan/sanggahan, bertujuan menginformasikan sesuatu, digunakan untuk menanyakan sesuatu, menyusun kalimat agar pihak kedua melakukan sesuatu, yang menyatakan harapan, imbauan, andaian, serta menggunakan kalimat secara pragmatik dalam konteks wacana.
1. Mengidentifikasi Kalimat Persetujuan dan Tidak Setuju Dalam forum diskusi, Anda kadangkala berbeda pendapat dengan teman dalam sekelompok atau mungkin setuju dengan pendapat teman yang lain. Untuk menyampaikan pendapat, baik yang disetujui maupun yang tidak disetujui, hendaknya digunakan kalimat yang baik dan santun. Berikut ini diberikan contoh kalimat yang santun dalam menyampaikan pendapat, baik yang setuju maupun yang tidak disetujui. a. Saya sependapat dengan pendapat Saudara Amir, bahwa narkoba harus diberantas dari kehidupan para remaja. b. Maaf, saya tidak sependapat dengan Anda karena contoh yang baik terhadap anak buah harus dimulai dari atasan.
2. Mengidentifikasi Kalimat Penolakan/Sanggahan Selain menyampaikan pendapat, baik yang disetujui maupun yang tidak disetujui, dalam suatu forum diskusi atau rapat juga perlu menyampaikan penolakan atau sanggaha. Hendaknya, penolakan atau sanggahan tersebut disampaikan dengan santun dan dengan kalimat yang jelas. Contoh -
Saudara moderator, saya tidak dapat menerima keputusan yang ditentukan ini.
3. Mengidentifikasi Kalimat Berita Informasi Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai jenis kalimat. Salah satu di antaranya adalah kalimat berita. Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca. Dalam ragam bahasa tulis, kalimat berita ditandai dengan bagian akhir kalimat yang diberi tanda titik (.), sedangkan pada ragam bahasa lisan, kalimat berita ditandai dengan nada turun. Dalam penggunaannya, kalimat berita memiliki bernagai tujuan, di antaranya adalah menyampaikan informasi. Berikut ini contoh kalimat berita informasi. a. Minggu ini sekolah kita akan mengadakan lomba pelajar teladan. b. Kakak sudah melangsungkan pernikahan hari Minggu kemarin.
140
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
4. Mengidentifikasi Kalimat Tanya Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Berikut ini adalah cara yang digunakan untuk membentuk kalimat tanya. a. Dengan menambahkan kata apa. Contoh: Apa adikmu sudah pulang sekolah? b. Dengan membalikkan urutan kata dan ditambah partikel -lah. Contoh: - Ani menanak nasi. - Menanak nasikah Ani? c. Menggunakan kata bukan. Contoh: Dia membaca, bukan? d. Dengan mengubah intonasi kalimat. Contoh: - Dia jadi datang. - Dia jadi datang? e. Menggunakan kata tanya siapa, kapan, dan mengapa. Contoh: - Kau mengajak siapa? - Kapan dia berangkat ke Australia? - Mengapa adikmu menangis?
5.
Mengidentifikasi Kalimat Harapan/Imbauan Kalimat yang isinya menyatakan harapan dari seseorang agar pendengar seperti yang diucapkan disebut dengan kalimat harapan. Kalimat harapan ditandai dengan kata-kata berikut ini. a. Seyogianya…. b. Lebih baik Anda…. c. Saya harap Anda maklum.
6.
Mengidentifikasi Kalimat Direktif Kalimat direktif adalah kalimat yang isinya berupa ajakan agar pihak kedua bersedia untuk melakukan sesuatu atas kalimat tersebut. Contoh: - Ambil buku itu! - Tolong ambilkan buku itu! - Jika kau suka, ambillah buku itu! - Mari, kita ke warung!
Kualitas Pendidikan di Indonesia
141
II. Kompetensi Bersastra A. Menilai Penghayatan Penyair Terhadap Puisi Terjemahan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menilai penghayatan penyair terhadap puisi terjemahan yang dilisankan.
Setelah Anda menemukan kumpulan puisi-puisi di tema 4. Hal yang sama juga terjadi pada puisi terjemahan, yang membedakan hanyalah konteks dan penghayatan penyair tersebut. Oleh karena itu, berilah penilaian terhadap salah satu puisi terjemahan yang dilisankan oleh Anda atau teman Anda! Perhatikan puisi terjemahan berikut! Sick Rose o rose thou art sick the invisible worm that flies in the night in the howling storm: has found out thy bed of crimson joy and his dark secret love does thy life destroy by William Blake
Mawar yang Terenggut O Mawar kamu sakit cacing misterius yang terbang di kelamnya malam di dalam badai yang menderu telah menemukan peraduan kenikmatan yang tak terperikan dalih cintanya membuat hidupmu luluh lantak Alih bahasa R. Wijaya
142
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema puisi di atas adalah hilangnya kesucian atau keperawanan yang menghancurkan kehidupan seorang wanita. Dikisahkan seorang wanita yang jatuh cinta dengan seorang lelaki dambaan hatinya. Wanita itu rela melakukan apasaja untuk membuat lelaki itu bahagia. Pada malam yang kelam dan gelap buta, perempuan itu memberikan segala gala miliknya (kesuciannya). Namun malang bagi perempuan itu, lelaki pujaannya pergi setelah menghisap sari madunya dan meninggalkan luka yang dalam sehingga membuat hidup si perempuan luluh lantak.
Pelatihan 1. 2. 3. 4.
Carilah satu puisi terjemahan! Mintalah temanmu untuk membacakan dengan lisan! Nilailah penghayatan yang dilakukan teman Anda! Dengarkan dengan saksama pembacaan dan penghayatan teman Anda! 5. Lakukan hal yang sama dengan objek yang lain untuk memperkaya wawasan imajinatif dan kreativitas Anda!
B. Menjelaskan Tema, Plot, Tokoh, dan Perwatakan Ragam Sastra Prosa Naratif Terjemahan dalam Diskusi Kelompok Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan dapat memahami ragam prosa naratif dan menjelaskan tema, plot, tokoh, dan perwatakan ragam sastra prosa naratif terjemahan dalam diskusi kelompok.
1. Ragam Prosa Naratif Perhatikan teks prosa naratif berikut ini! Kebebasan Oleh: Sofia
“Abah, Emak berikanlah aku kebebasan.”Keluhan hati Milah. Milah sering bermandikan air mata tatkala bersendirian. Berkata-kata lagi Milah”Emak, Abah mengapakah hidupku dikongkong begini?”Teringat kembali Milah akan kalimah yang terkeluar dari mulut abahnya.”Abah malu engkau buat perangai macam ini. Sudahlah semua orang di sini kenal abah dan engkauni anak ustaz dan ustazah yang dihormati. Apalah feadahnya engkau pergi merayau-rayau jauh malamni?Abah di rumahni Kualitas Pendidikan di Indonesia
143
adalah sibuk mengajar anak jiran menggaji Alquran dan engkau pulak malam-malam buta pergi tengok wayang. Belajar malas, menggaji pun tak mahu, kerjapun tak ada. Harapkan muka aje cantik.”Bengis dan garang” Pak Mail memarahi Milah. Pada Milah, Apa salah besarkah dia? Berdosakah dia menonton wayang dengan si Sidah anak makcik Senahtu.Cuma tengok wayang, lepastu pergi makan di Mc Donald dan terus balik. Macamana nak pergi siang hari. Si Sidah kerja waktu siang dan dia pulak tak habis-habis menolong emaknya berjualan di gerai Nasi Padang. Bukannya tiaptiap hari dia pergi tengok wayang. Itu pun sekali-sekali pada malam Minggu. Macamana nak cari kerja? Siapa nak tolong emaknya nanti? Milah bukan bodoh belajar dan malas menggaji cuma dia terlalu penat setelah siang hari menolong emaknya berjualan. Bagi Milah, dia sanggup korbankan alam persekolahan dia, demi ingin menjadi anak yg baik dan menolong abah dan emaknya. Jiwa dia memang tertekan. Tingkah- lakunya mesti dijaga. Dia mesti berkelakuan baik, sopan, dan alim. Ini semua kerana ingin menjaga maruah kedua orang tuanya. Pelajaran Islam yang diajar oleh abahnya tak pernah Milah ingkari. Solat lima waktu akan Milah kerjakan walaupun badannya teramat letih setelah berkerja di siang hari. Semua sudah dia patuh, tapi abahnya tetap dengan peraturan ketatnya. “Dahlah Milah, jangan nak termenung lagi. Abah memang macam gitu. Dia marah kita bukan apa, dia sayangkan anak-anaknya. Pada abah ini tangong-jawab dia. Kalau dia tak marah sekarang, nanti di padang mashar dia di soal. Kakak faham betul perasaan kau. Jiwa orang remaja, memang nakkan kebebasan.” Kak Rohana cuba menasihati adiknya Milah. Setiap hari Ahad, Milah selalu pergi rumak kak longnya. Setelah menolong emaknya. Mak Cik Puteh berjualan separuh hari sahaja pada hari Minggu, Milah pasti akan ke rumah kakaknya yang tak jauh dari tempat jualan mereka. Kak Rohanalah tempat dia manja dan menggadu masalah peribadinya.Kalau tak ada kak Rohana, mungkin dah lama Milah lari dari rumah. “Milah bukan apa Kak Ana, Milah hanya pergi tengok wayang. Sedikit kebebasan pun tak boleh. Tak akan nak duduk pat rumah, kedai dan mengajar budak-budak jiran mengaji. Ini aje dunia Milah. Bosan tau! Milah, nak jugak tengok dunia luar di sana. Pergi shopping ke atau berkelah. Janganlah kongkong Milah sampai macamni. Macam katak dalam tempurong. Sidahtu,semenjak dah kerja semangkin bergaya dah cantik. Milah pun nak macam Sidah, cantik dan bergaya. Kata orang, hasil duit penat berkerja nampak.” Milah cuba minta sokongan dan simpati dari kakaknya. “Itu kakak tahu.Kak Ana pun macam kau Milah.Kakaklah penyebab Abah garang dan kongkong kau macam gitu. Kakak, lagi teruk dari engkau.”Keluhan suara Kak Ana.”Tak akanlah kerana kakak kahwin muda, abah nak kongkong Milah pulak?
144
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tanda soalan yang di tanya Milah seolah-olah tak munasabah. Sambung lagi perbualan antara kak Ana dan Milah, “Memang kakak kahwin muda Milah, tapi kerana nak tutup malu. Kau memang tak tahu hal ini. Peristiwa ini berlaku, kau masih kecil lagi Milah.” Kak Ana berhenti sekejap perbualannya dan menarik nafas panjang sebelum meneruskan ceritanya.”Apa kak Ana, nak tutup malu?” Milah bertanya dengan nadah heran dan tak sabar nak tahu cerita sebenarnya.”HEM!” Kak Ana menganggutkan kepalanya. Tiba-tiba pintu rumah Kak Ana diketuk orang. Milah bangun dari sofa dan cuba melihat di lubang pintu. Perbualan mereka terpaksa dihentikan. Suami Kak Ana, abang Osman dah balik dari kerja.”Baru balik ya bang” tanya Milah pada abang iparnya.”Ya, Milah.Kau dari tadi atau baru sampai?”Bertanya balik soalan abang iparnya kepada Milah”AH! Milah dari tadi duduk-duduk berbual-bual dengan Kak Long. Macam biasalah bang, dah habis jualan singgah sini. Mana lagi Milah nak pergi. Bukan boleh merayap tempat lain”Sambung perbualan Milah dengan Abang Osman. Osman macam biasa, sampai sahaja di rumah, dia pasti terus ke biliknya. Dia akan ke tempat tidur baby dan cium pipi baby montel kesayangannya yang sedang tidur dengan perlahan. Hingga terlupa dia tentang apa yang Milah sudah ucapkan tadi. Milah perhatikan gelagat abang iparnya yang memang sayang betul dengan si Natasha si comel yang baru 4 tahun. Dalam hatinya berkata, kalaulah dia dapat manja dan disayangi seperti Natasha, kan best. Abang Osman memang seorang ayah yang penyayang dan suami bertangung jawab dan baik hati orangnya. Beruntung Kak Ana bersuamikan Abang Osman. ”Eh!Eh!Eh. Adik kakakni melamun aje dia”. Sambil menepuk bahunya Milah. Rohana memang manja dan mesra dengan Milah. Milahlah satu-satunya darah dagingnya. Mereka cuma dua beradik sahaja. Tak heranlah kalau orang tua mereka memang jaga betul dan kawal anak dara mereka. Kata orang dulu-dulu menjaga anak lelaki lebih senang dari menjaga anak perempuan. Tapi, jaga macam mana pun, kalau dah nak jadi perkara buruk dah tak boleh nak kata. “Kak! Sambunglah cerita kakak tadi” Merayu Milah kepada kakaknya.”EH! Tak bolehlah.Abang Man kan dah balik.Sekejap lagi, dia dah nak makan pula.Nanti,kalau abang Man keluar pergi rumah emak dia, kita sambung ok!” jawab kak Ana.”EH! Akak tak ikutke?Tanya Milah pada kakaknya.”Tak. Lagi pun abang cuma nak kasi duit aje pada mak nya”. “Abang Man tu, selalu ya kasi duit pada maknya” Tanya Milah kepada kak Ana”Ah! Abang Man kau memang begitu. Dia memang siang-siang dah beritahu Kak Ana. Selagi dia mampu, dia akan tetap memberi duit pada orang tua dia. Kak Ana tak kisah Milah. Abang Kualitas Pendidikan di Indonesia
145
Man tu gajinya besar, lagi pun yang dia tolong pun emak dan bapa mentua akak. Kitani Milah, kalau jadi isteri,janganlah kongkong sangat suami kita. Dia anak lelaki masih bertangung jawab menolong orang tua mereka. Kalau duit tak ada, bela dan jaga mereka atau selalulah bertanya khabar berita.”Berpanjang lebar Kak Ana memberi pendapat pada adiknya. Milah termenung sekejap dan di kepalanya ashik berfikir tentang apa sebenarnya yang terjadi antara Kak Ana dengan Abahnya. Dia perhatikan sahaja gerak Kak Ana mengemas dan menyajikan makanan untuk makan malam Abang Iparnya. Sambil bangun dari duduk di dapur, Milah meminta diri untuk masuk ke kamar biliknya yang memang dah disediakan Kak Ana untuk adik kesayangannya tumpang tidur. Di dalam bilik, mata Milah terkebil-kebil tak boleh tidur.”Apakah rahsia yang Kak Ana dan Abah simpan hinggakan aku tidak dapat kebebasan. Setiap langkah aku selalu aje ada yang ascort. Bosan aku.”Keluh Milah seorang diri hingga tak sadar lalu dia terlelap tidur. (Sumber: Kumpulan prosa naratif modern, 2007)
2. Definisi Alur Alur merupakan rangkaian cerita sejak awal hingga akhir. Alur dibedakan menjadi tiga, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur gabungan. Alur maju adalah rangkaian cerita yang dimulai dari pengenalan masalah, terjadinya konflik, klimaks, dan penyelesaian masalah. Sementara pada alur mundur, cerita dimulai dengan menampilkan konflik, kemudian pengenalan tokoh, dan penyelesaian masalah. Sedangkan alur gabungan merupakan perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Secara umum tahapan alur dapat digambarkan seperti di bawah ini. 3 2 1
4
Keterangan: 1. perkenalan 2. konflik 3. klimaks 4. peleraian
146
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Anda masih ingat bukan mengenai alur cerita, pelaku, dan latar. Di tema ini, Anda akan mengingat kembali yang disebut dengan unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra
Mengidentifikasi karakter tokoh Nama Tokoh
No.
Cara Memahami Karakter Tokoh
1.
Melalui tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupan maupun caraberpakaian. Menunjukkan bagaimana perilakunya. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri. Memahami bagaimana jalan pikirannya. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentang dia. Melihat tokoh lain berbincang dengan-nya. Melihat bagaimanakah tokoh yang lain memberi reaksi terhadapnya. Melihat bagaimanakah tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Karakter
Ekspresi Bagaimana?
Pelatihan Di atas terdapat sebuh cuplikan novel terjemahan. Tugas Anda adalah mendeskripsikan alur novel tersebut! Ikuti langkah-langkah di bawah ini! a. Bagilah kelas menjadi 5 kelompok! b. Perwakilan tiap kelompok membacakan cuplikan novel di depan kelas dan yang lain memperhatikan! c. Diskusikan dengan kelompok unsur-unsur intrinsik yang telah Anda temukan! d. Buatlah hasil pekerjaan Anda dengan format yang sudah disediakan! Salinlah di buku tugas Anda! e. Sampaikan secara lisan di depan kelas hasil diskusi kelompok Anda!
Kualitas Pendidikan di Indonesia
147
C. Mementaskan Drama Karya Sendiri Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mendesain latar tempat, menetapkan unsur musikalisasi, dan menyiapkan lembar penilaian, lalu mementaskan drama.
1. Mendesain Latar Tempat Pentas drama adalah seni visual. Untaian cerita yang semula tersaji dalam bentuk naskah yang hanya dapat dinikmati dalam babak lembaran buku, kini dapat dinikmati dan ditonton. Untuk itu, sebagai sutradara dan segenap awak pentas harus pandai-pandai mendesain latar tempat. Properti situasi dan suasana panggung harus disiapkan secara matang, sehingga dapat memberikan gambaran yang konkret mengenai untaian cerita yang sedang dipentaskan. Desain latar tempat harus memperhatikan hal-hal berikut ini. a. Keluasan ruangan tempat cerita drama disajikan. b. Properti, yaitu barang-barang yang ditampilkan di panggung. Misalnya: meja, kursi, televisi, setumpuk buku, seperangkat alat-alat makan minum serta makanan minuman, dan lain-lain. Seting dapat berupa ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, dapur, dalam rumah, taman, kebun. Seting ruang tamu seringkali diberi hiasan-hiasan dinding yang memunculkan suasana cerita, misalnya, potret keluarga, gambar pahlawan, poster artis, lukisan, kaligrafi, dan lain-lain. c. Pencahayaan (lighting), berupa lampu yang mencerminkan suasana malam, siang, senja, pagi, lampu yang terang benderang, remang-remang, redup dengan pergantian-pergantian sesuai nuansa cerita.
2. Menetapkan Unsur Musikalisasi Pementasan drama tidak saja dihidupkan dan dibuat menarik oleh kehadiran panggung dengan penataan seting/latar tempat yang berbicara banyak tentang suasana cerita, tetapi juga kehadiran musik pengiring pementasan yang sesuai. Bahkan sebelum layar dibuka dan tokoh tertentu membawakan prolog (narasi awal pementasan), sebuah pentas drama sudah didukung oleh kehadiran musik pengiring yang cukup menyita perhatian penonton. Dengan musik pengiring yang memikat, penonton dialihkan untuk berkonsentrasi pada pementasan drama. Dalam menetapkan unsur musikalisasi sebuah pementasan drama sangat perlu diperhatikan hal-hal berikut ini. a. Musikalisasi dalam pentas drama harus memperkuat isi cerita, memberikan kesan yang lebih mendalam tentang suasana cerita yang sedih, mencekam, kerinduan yang mendalam, pertengkaran yang panas, kegembiraan yang cerah-ceria, teror yang kengerian, dan seterusnya.
148
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
b. Musik ditampilkan dalam volume yang selaras, jangan sampai terlalu keras atau nyaris tak terdengar. c. Musik dipersiapkan dalam bentuk rekaman saat pementasan, dapat pula dibunyikan secara langsung pada saat pementasan berlangsung.
3. Menyiapkan Lembar Penilaian Keberhasilan drama yang dipentaskan dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini. a. Penyutradaraan, yaitu bagaimana seorang sutradara mengatur pemeranan, pendialogan, dan pengaktingan, sehingga drama itu enak ditonton. b. Pemeranan tokoh-tokoh cerita. Masing-masing pemeran tokoh dapat diamati, khususnya para tokoh utama, tokoh protagonis, dan tokoh antagonis, juga para pemeran pembantu. Sebuah pentas drama yang baik akan menghadirkan akting dan dialog tokoh-tokohnya secara kuat dan berkarakter lantang.
4. Mementaskan Drama Mementaskan drama hakikatnya adalah menggubah dan mengangkat naskah drama menjadi karya pentas/karya visual. Dalam pentas drama segala dialog, konflik, dan penjelasan-penjelasan mengenai seting diusung ke panggung dan divisualisasikan. Semua ditampilkan dalam pementasan sehingga para penonton pentas drama itu dapat memahami dan menikmati cerita yang disuguhkan. Tentunya Anda pernah mengalami sebuah masalah yang sangat berkesan di kehidupan Anda, coba Anda kembangkan peristiwa yang pernah alami itu ke dalam sebuah tulisan yang berbentuk naskah drama. Apabiloa naskah sudah selesai kumpulkan kepoada gueu And agar mendapatkan tabahan nilai.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mendesain latar tempat, menetapkan unsur musikalisasi, menyiapkan lembar penilaian, mementaskan drama, sekarang Bapak/Ibu Guru akan memilih hasil tulisan naskah drama terbaik. Selanjutnya, berdasarkan naskah tersebut, akan ditunjuk beberapa orang untuk mementaskannya di depan kelas. Bagi Anda yang ditunjuk, coba pentaskan bersama teman-teman dengan mengikuti langkah-langkah di atas!
Ruang Info Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung intonasi deklaratif; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda titik {.}. Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung intonasi interogratif; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda tanya (?).
Kualitas Pendidikan di Indonesia
149
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara mendengarkan informasi berita, menyampaikan program kegiatan, menggunakan berbagai kalimat secara pragmatik, menilai penghayatan penyair terhadap puisi terjemahan yang dilisankan, menjelaskan tema; plot; tokoh; perwatakan ragam sastra prosa naratif terjemahan, dan mementaskan drama karya sendiri. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkansungkan bertanya pada guru pengampu.
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Pemberitaan di media massa cetak dan elektronik sangat penting bagi kita untuk mengetahui perkembangan informasi di sekitar kita. Yang dimaksud berita dalam media massa tersebut adalah …. a. informasi lama yang diceritakan kepada anak-anak b. informasi lama yang diceritakan kepada orang tua c. sesuatu yang muncul di televisi untuk dinikmati pendengar d. gambaran umum kehidupan di sekitar kita e. laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian faktual, penting, dan menarik bagi pembaca/pendengar 2. Di bawah ini yang bukan termasuk unsur penting dalam berita adalah .... a. cepat b. samar-samar c. nyata d. penting e. menarik 3. Pernyataan berita di bawah ini yang termasuk fakta adalah …. a. Polisi akan meringkus para penjahat di Desa Ceplisan. b. Bupati akan meresmikan Gedung Wanitatama besok. c. Penjahat itu akan merampok toko emas. d. Mobil truk itu bertabrakan dengan mobil Kijang tadi pagi di depan terminal. e. Polisi akan merazia para pengendara motor besok pagi.
150
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
4. Yang dimaksud opini adalah .... a. berita mengenai pendapat seseorang, misalnya cendekiawan atau tokoh terkenal b. berita mengenai kejadian faktual c. berita mengenai kriminalitas d. berita mengenai human interest e. berita yang mendalam 5. Kalimat berikut ini yang menggunakan ragam bahasa baku adalah …. a. Sepintas kulihat Nova memandang ke arah kami. b. Seharusnya dialah yang menjadi ketua kepengurusan itu. c. Boleh-boleh saja, toh dia yang menjadi pelopornya. d. Nampaknya dia tidak bakalan berhasil menaikkan reputasinya. e. Suaranya sangat merdu sekali sehingga melenakan kami semua. 6. Hal-hal yang perlu diulas dalam membuat proposal usulan kegiatan atau program sekolah adalah …. a. latar belakang masalah d. panitia pelaksana b. tujuan dan manfaat e. ketua panitia c. jenis kegiatan 7. Dalam diskusi, pemakalah menyampaikan pendapat bahwa pembinaan generasi muda harus didekatkan kepada agama dan budaya. Selanjutnya, peserta diskusi menanggapi pernyataan tersebut. Kalimat tanggapan yang baik dan santun sesuai dengan ilustrasi di atas adalah …. a. Saya tidak setuju pendapat Saudara karena hal itu merupakan anganangan Saudara. b. Pendapat Saudara tidak dapat dibuktikan dan direalisasikan. c. Pendapat Saudara pemakalah tidak disesuaikan dengan tindakan di lapangan. d. Pendapat pemakalah itu sangat baik, tetapi mungkin sebaiknya dijelaskan cara-cara pendekatannya. e. Menurut saya, pendapat pemakalah merupakan hal yang sangat mustahil untuk dilakukan. 8. Strategi menyajikan program kegiatan di depan publik adalah …. a. menggunakan bahasa yang benar, komunikatif, dan menarik perhatian b. menggunakan bahasa Inggris c. mengenakan jas dan dasi yang bagus d. membayar pada pimpinan agar proposal diterima e. meminta model-model cantik untuk mempresentasikannya 9. Di bawah ini pengertian artikel yang tepat adalah …. a. sebuah karya mandiri di televisi b. karya bersama-sama di televisi c. karya inovatif yang diikuti oleh wartawan d. karangan faktual mengenai masalah tertentu yang dimuat di media cetak e. karangan berjumlah 50 halaman
Kualitas Pendidikan di Indonesia
151
10. Dalam era tingal landas ini, pembangunan di segala bidang sangat pesat. Hal ini terlihat dari pembangunan yang dilaksanakan di seluruh pelosok desa dan kota. Perkembangan ini terasa dalam bidang perkomunikasian kita. Pemerintah Indonesia telah memanfaatkan kemajuan ini dengan membangun Satelit Palapa. Dengan dibangunnya Satelit Palapa, kita dapat berhubungan dengan cepat walaupun jarak yang ditempuh cukup jauh. Paragraf di atas diuraikan dengan pola pengembangan jenis…. a. deduktif d. deskriptif b. induktif e. argumentatif c. naratif B. Jawablah pertanyaan berikut ini di dengan benar! 1. Sebutkan unsur-unsur pemberitaan di media massa cetak! 2. Jelaskan pola pengembangan paragraf secara deduktif dan induktif! Berilah contoh masing-masing paragrafnya! 3. Apa yang dimaksud dengan metode membaca POINT? Jelaskan! 4. Buatlah kalimat dengan jenis kalimat persetujuan dan penolakan! 5. Carilah buku antologi cerpen, lalu buatlah resensinya!
152
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 7
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Tempo, 7 Agustus 2005
Sumber: Tempo 21 Jan 07
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
PETA KONSEP Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
Kebahasaan
Mendengarkan Membaca InInformasi Isi tensif Artikel Program Sekopada Internet lah
Kesastraan
Mengidentifikasi Makna Kata dan Makna Bentuk Lingual Lain
Mengomentari Unsur-Unsur Intrinsik Berbahasa dalam Drama Indonesia yang Memiliki Warna Lokal/Daerah
Menentukan Tema, Plot, Tokoh, Perwatakan dan Pembabakan serta Perilaku Berbahasa
Menulis Prinsip-Prinsip Kritik dan Esai
Pendidikan yang berkualitas tentunya dapat menghasilkan anak didik yang cerdas dan mampu menjadi tenaga ahli yang dipersiapkan untuk membangun bangsa melalui pendidikan yang dimilikinya. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara mendengarkan informasi isi program sekolah, membaca intensif artikel pada internet, mengidentifikasi makna kata dan makna bentuk lingual lain, mengomentari unsur-unsur intrinsik berbahasa dalam drama Indonesia yang memiliki warna lokal/ daerah, menentukan tema; plot; tokoh; perwatakan; dan pembabakan; serta perilaku berbahasa, menulis prinsip-prinsip kritik dan esai. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Membangun Bangsa Melalui Pendidikan.
I. Kompetensi Berbahasa A. Mendengarkan Informasi Isi Program Sekolah Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengajukan pertanyaan tentang isi program sekolah yang belum jelas dan menanggapinya.
1. Mengajukan Pertanyaan Dengarkan informasi yang akan dibacakan oleh teman Anda berikut ini! Sambil mendengarkan, catat hal-hal yang belum jelas! Selanjutnya, ajukan pertanyaan secara lisan! Gagasan Diknas Hapus UAN
Sumber: Foto Haryana
Pemberlakuan nilai dasar kelulusan 4,01 hingga kini menjadi momok karena kualitas pendidikan di Jakarta dan Irian Jaya jelas berbeda sehingga proses generalisasi nilai cenderung kurang relevan karena bagaimanapun kualitas pendidikan di Jakarta lebih tinggi daripada di daerah lain. Ditambah lagi dengan otonomi daerah yang membuat pemda setempat berupaya melakukan trik-trik kebijakan yang bermuara pada peningkatan mutu pendidikan daerah sebagai investasi masa depan daerah. Di sisi lain, otonomi pendidikan memberikan angin dingin, kesejukan, dan kebebasan kepada daerah untuk melakukan improvisasi pemberdayaan sektor pendidikan semakin tajam dan kukuh. Hal ini disebabkan, sentralisasi pendidikan cenderung menepikan nilainilai kearifan lokal, khususnya dalam konteks pendidikan kebudayaan, seperti pelajaran bahasa, seni, dan keterampilan. Proses ini semakin menambah kemelut panjang dalam sistem pendidikan nasional.
Gambar 8 Mading, sebagai sarana penyampaian informasi program-program di sekolah.
154
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Standardisasi nilai UAN membuat fungsi guru tidak lagi dominan, padahal guru tidak kalah penting dalam memberikan penilaian terhadap siswa. Siswa mana yang layak naik atau tidak naik sebenarnya bukan ditentukan oleh nilai UAN. Akibatnya, aspek afektif dan psikomotorik terpinggirkan. Padahal integralisasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam pendidikan sangat penting dalam menciptakan peserta didik yang kritis, inovatif, jujur, bertanggung jawab, dan humanis. Oleh karena itu, tidak jarang guru menggerutu dan bersungut. Hal yang dominan dalam menilai kemampuan, perilaku, sikap, dan mental seorang peserta didik adalah guru, bukan sistem. Gurulah yang sering berdialektika dengan murid dalam berbagai macam kesempatan. Lahirnya gagasan penghapusan UAN hingga kini menjadi tarikmenarik kepentingan bersama. Lahirnya kebijakan penghapusan UAN, paling tidak, akan lebih memberikan ruang serta kesempatan kepada daerah untuk membangun infrastruktur dan suprastruktur pendidikan yang lebih pluralis, dinamis, demokratis, egaliter, dan humanis. Bagaimanapun, inilah kesempatan untuk membangun desentralisasi pendidikan humanis di setiap daerah. Konsep uniformisasi dalam sistem pendidikan nasional sekarang cenderung masuk pada ranah karatan, yang berarti bahwa sentralisasi kebijakan pendidikan sudah tidak laku sehingga memang benar-benar segala kebijakan harus dirumuskan secara matang, metodologis, dan humanis. Dengan demikian, kesungsangan kebijakan tidak berakibat fatal dengan lahirnya korban-korban yang tidak bersalah dan tidak berdosa di dunia pendidikan. Oleh : Sabiqul Khair Sabdin (Dikutip seperlunya dari harian Jawa Pos, 22 November 2007)
2. Menanggapi Informasi yang Didengar sebagai Bahan Perbaikan Program Informasi yang Anda dengarkan dari apa yang dibacakan teman Anda di atas, tentu tidak semuanya telah Anda pahami isinya. Sekarang untuk memperjelas hal-hal yang masih membingungkan Anda, tanggapilah dengan mengajukan berbagai pertanyaan mengenai pokok persoalan yang belum jelas terhadap topik yang diperdengarkan kepada Anda tadi. Tulislah berbagai pertanyaan di buku tugas Anda terlebih dahulu! Contoh: a. Mengapa UAN akan dihapus? b. Mungkinkah keberadaan UAN membuat pendidikan kita mandul?
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
155
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengajukan pertanyaan tentang isi program sekolah yang belum jelas dan menanggapinya. Sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Tentunya teman sekelas Anda ada yang menjadi anggota OSIS, bukan? Nah, teman Anda tersebut diharapkan maju ke depan kelas untuk membacakan informasi program-program dari kegiatan OSIS! 2. Teman-teman yang lain diharapkan mendengarkan dengan saksama informasi dari teman angota OSIS tersebut! 3. Ajukan pertanyaan dan berilah tanggapan dari informasi teman OSIS Anda tersebut! 4. Semoga terjadi diskusi yang menarik.
B. Membaca Intensif Artikel pada Internet Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menemukan gagasan utama tiap paragraf, mendaftar gagasan pendukungnya, dan merangkum isinya.
1. Menemukan Gagasan dan Pikiran Penulis Tiap Paragraf Kali ini Anda diharapkan mampu membaca artikel yang bersumber dari media elektronik, yaitu internet. Sambil membaca, temukan gagasan utama dan gagasan pendukung setiap paragrafnya, lalu catat di buku tugas dengan format berikut ini! Format 7.1 No. 1. 2.
Judul
Sumber
Paragraf Ke-
Pendidikan Formal vs Solopos, 25 ........... Pendidikan Nonformal Agustus 2007 ........... .............................. .................. ...........
Gagasan Utama
Gagasan Pendukung
................ ................... ................ .................. ................ ..................
Pendidikan Formal vs Pendidikan Nonformal Kecenderungan masyarakat yang memahami pendidikan hanya akan diperoleh jika bersekolah di pendidikan formal, tidaklah benar. Oleh karena itu, harus diluruskan. Pendidikan dapat didapatkan di mana pun, tidak harus di bangku sekolah. Disadari atau tidak, pendidikan yang ada di negeri ini telah keluar dari tujuan yang sebenarnya, yaitu menciptakan manusia humanis dan beretika untuk membangun bangsa. 156
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Banyaknya sekolah dengan menawarkan janji muluk dengan sekian keterampilan dan kesempatan kerja, membuat lulusan selalu berpikir instan. Banyak juga yang meragukan dan mempertanyakan mengapa sekarang pendidikan justru cenderung komersil. Tingginya biaya pendidikan hanya dapat dinikmati orang-orang yang mempunyai uang. Padahal kualitas juga perlu dipertanyakan.
Sumber: Foto Haryana
Kehadiran sekolah diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang ada di negeri ini, yang terjadi justru sebaliknya. Pendidikan menjadi masalah yang terus-menerus tiada habisnya. Ini dapat kita lihat dari jumlah lulusan setiap tahun yang tidak berimbang dengan jumlah lapangan kerja yang ada. Sering kita dengar suara-suara miring, dengan menjadi sarjana berarti siap menjadi pengangguran.
Gambar 12 Pendidikan bisa didapatkan dengan mengikuti kursus.
Masyarakat harus menyadari dan memahami, pendidikan tidak harus berorientasi pada kerja. Sebuah ironi tersendiri jika seseorang setelah menyelesaikan pendidikan dan berhasil justru menjadi mafia pendidikan. Sebenarnya yang menjadi harapan kita adalah bagaimana dengan menikmati pendidikan formal, khususnya, para lulusan mampu menempatkan manusia pada tempatnya, dengan kata lain memanusiakan manusia. Lalu bagaimana dengan masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Mereka juga perlu pendidikan. Namun biaya pendidikan terlalu tinggi. Jangankan biaya pendidikan, untuk makan pun sulit. Lucu memang! Negara yang besar dan berdaulat serta memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah, ternyata rakyat-nya hanya mampu menonton dan melihat pendidikan sebagai lembaga yang menjadi aset yang diperjualbelikan. Mahalnya biaya pendidikan telah membuat ribuan anak negeri putus sekolah.
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
157
Besarnya biaya pendidikan, disadari atau tidak telah membuat martabat bangsa turun. Tingginya angka putus sekolah dan pengangguran menjadikan negara semakin jauh dari harapan bersama. Tekad pemerintah memberantas kebodohan tanpa ditindaklanjuti dengan kebijakan yang mengarah pada sistem pendidikan. Di satu sisi, pemerintah menginginkan anak-anak Indonesia tidak bodoh. Di sisi lain, biaya pendidikan yang tidak terjangkau masyarakat. Untuk itu, mungkin dengan mengembalikan pendidikan pada substansi awal adalah jawaban. Masyarakat harus diingatkan bahwa pendidikan tidak harus di sekolah. Masyarakat tidak harus memaksakan untuk mendapatkan pendidikan formal. Bahkan pendidikan nonformal kadang justru dapat memberi nilai lebih dan bermanfaat. Oleh: Fauzan Sumber: http://www.solopos.net, tanggal 25 Agustus 2007
2. Merangkum Isi Seluruh Artikel Berdasarkan catatan dalam format 7.1, rangkumlah isi seluruh artikel yang telah Anda baca dalam beberapa kalimat. Tulislah di buku tugas dengan bahasa yang baik, benar, jelas, dan mudah dipahami!
Pelatihan Anda sudah mempelajari menemukan gagasan dan pikiran penulis tiap paragraf dan merangkum isi seluruh artikel 1. Cari artikel dari internet! (Jika di tempat Anda belum terjangkau fasilitas internet, cari artikel di media cetak) 2. Baca artikel yang Anda temukan! Sambil membaca, buatlah catatan seperti dalam format 7.1! 3. Berdasarkan catatan tersebut, buatlah rangkuman isi artikel yang Anda baca! 4. Tukarkan dengan hasil tulisan teman Anda di sekolah!
C. Mengidentifikasi Makna Kata dan Makna Bentuk Lingual Lain Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampumembedakan kata-kata yang bersinonim, berantonim, berhomonim, berhomograf, berhomofon, berhiponim, berpolisemi, mengalami peyorasi, ameliorasi, perluasan dan penyempitan makna, serta menentukan makna asosiasi dan sinestesia.
158
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
1. Membedakan Kata Bersinonim, Berantonim, Berhomonim, Berhomograf, Berhomofon, Berhiponim, dan Berpolisemi a. Kata yang Bersinonim Suatu kata yang mempunyai makna yang sama dan dapat saling menggantikan disebut dengan sinonim. Contoh: benar = betul Contoh dalam kalimat: - Jawaban Anda benar. - Jawaban Anda betul. Kadang ada juga kata-kata yang awalnya bermakna sama, tetapi kemudian menjadi berbeda makna karena pengaruh makna konotasi yang terkandung dalam kata itu. Contoh: kata buruh, pegawai, karyawan. Kata-kata jenis ini termasuk kata bersinonim yang bernuansa. b. Kata yang Berantonim Antonim maksudnya adalah kata yang berbeda atau berlawanan maknanya. Jenis-jenis kata antonim ini dapat dibedakan menjadi berikut ini. 1) Antonim kembar, yaitu antonim yang melibatkan pertentangan antara dua kata. Contoh: hidup >< mati 2) Antonim majemuk, yaitu antonim yang melibatkan pertentangan antara banyak kata. Contoh: - Sepatu itu tidak merah. Oleh karenanya, kalimat itu mencakup pengertian bahwa sepatu itu putih, sepatu itu cokelat, dan sebagainya. 3) Antonim gradual, yaitu pertentangan dua kata dengan melibatkan beberapa tingkatan. Contoh: - Rumah itu sederhana. Contoh kalimat di atas bisa bermakna: tidak mewah dan sangat sederhana. 4) Antonim hierarkis, yaitu pertentangan antara kata-kata yang maknanya berada dalam posisi bertingkat. Contoh: Januari-Februari-Maret, April, dan sebagainya. 5) Antonim relasional, yaitu pertentangan antara dua buah kata yang kehadirannya saling berhubungan. Contoh: suami-istri c. Kata Berhomonim Kata- kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda disebut dengan kata berhomonim. Contoh: - kata genting Contoh dalam kalimat: - Karena terjadi kerusuhan, Kota Ambon dalam keadaan genting. (gawat) - Ayah sedang memperbaiki genting yang bocor. (atap) Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
159
d. Kata yang Berhomograf Kata-kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda sering dikatakan sebagai kata yang berhomograf. Contoh: kata apel Contoh dalam kalimat: - Adik suka makan buah apel. - Karyawan itu wajib mengikuti apel pagi. e. Kata yang Berhomofon Kata-kata yang cara pelafalannya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda sering disebut dengan homofon. Contoh: kata bang Contoh dalam kalimat: - Bang Yogi naik sepeda motor. - Ayah pergi ke bank untuk menyetor tabungan. f. Kata yang Berhiponim Kata-kata yang mempunyai hubungan antara makna spesifik dan makna generik. Contoh: - ayam, kucing, kelinci, kuda merupakan hiponim dari hewan - melati, mawar, anggrek, kenanga merupakan hiponim dari bunga g. Kata yang Berpolisemi Dalam bahasa Indonesia, sering dijumpai kata-kata yang menanggung beban makna yang begitu banyak. Inilah yang disebut polisemi. Misalnya, kata kepala. Dari kata kepala ini dapat dijabarkan menjadi berikut ini. 1) Bagian atas suatu benda, contoh: kepala surat. 2) Sebagai kiasan atau ungkapan, contoh: kepala batu. 3) Berarti pemimpin, contoh: kepala negara.
2. Membedakan Kata yang Mengalami Peyorasi-Ameliorasi dan Perluasan-Penyempitan Makna Kata yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia seringkali mengalami perubahan makna, di antara adalah perluasan, penyempitan, peninggian, perendahan, dan sebagainya. a. Peyorasi, maksudnya adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah daripada kata sebelumnya. Contoh: - kroni Kata sebelumnya bermakna sahabat, sedangkan makna baru berarti kawan dari seorang penjahat.
160
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
b. Ameliorasi, yaitu perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada asalnya. Contoh: - wanita Kata asalnya lebih rendah daripada perempuan, tetapi makna baru menjadi lebih tinggi daripada perempuan. c. Perluasan Makna Hal ini terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya. Contoh: kata ibu Makna asalnya berarti emak, sedangkan makna baru berarti setiap perempuan dewasa. d. Penyempitan Makna Hal ini terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya. Contoh: kata sarjana Makna asalnya berarti cendekiawan, sedangkan makna bari berarti gelar dari lulusan sebuah universitas.
3. Menentukan Makna Asosiasi dan Sinestesia Selain keempat perubahan makna kata yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi jenis perubahan makna kata yang lain, yaitu sebagai berikut. a. Asosiasi, yaitu perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat Contoh: - kata amplop Makna kata asalnya berarti tempat untuk memberi uang, sedangkan makna baru berarti suap. b. Sinestesia, yaitu perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan. Contoh: - berwajah manis Makna asalnya berarti indra perasa, sedangkan makna baru berarti indra penglihatan.
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
161
II. Kompetensi Bersastra A. Mengomentari Unsur-unsur Intrinsik Berbahasa dalam Drama Indonesia yang Memiliki Warna Lokal/Daerah Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengomentari tokoh, perwatakan, latar, plot, tema dan perilaku berbahasa dalam drama Indonesia yang memiliki warna lokal/daerah.
Pada subtema ini Anda akan diberikan wacana tentang petikan naskah drama yang berjudul “Petang di Taman” karya Iwan Simatupang. Perlu diketahui Iwan Simatupang adalah orang yang tekun di dunia sastra, meskipun ia mengenyam pendidikan sebagai di fakultas kedokteran. Ia terlahir sebagai keturunan Batak. Nah, sekarang berilah komentar Anda terhadap perilaku tokoh, perwatakan, alur, plot, tema, dan keseharian salah satu teks drama. Perhatikan teks dialog singkat berikut ini! PETANG DI TAMAN Karya : Iwan Simatupang
pemeran : ot : orang tua lsb : lelaki setengah baya pb : penjual balon w : wanita Berlaku di sebuah taman, dalam jangka waktu satu jam terus menerus (taman, bangku, ot masuk, batuk-batuk duduk di bangku lsb masuk, kemudian duduk juga di bangku) lsb ot lsb ot lsb ot lsb
: : : : : : :
Mau hujan! Apa? Hari mau hujan, langit mendung. Ini musim hujan? Bukan. Musim kemarau. Di musim kemarau hujan tak turun. Kata siapa?
(bunyi guruh) ot : lsb :
162
Ini bulan apa? Entah.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
ot lsb ot lsb ot lsb ot
: : : : : : :
lsb :
Kalau begitu, saya benar. Ini musim hujan. Ini bulan apa? Entah. Nah, kalau begitu, saya yang benar. Ini musim kemarau. Salah seorang dari kita musti benar. Kalau begitu, saya saja yang kalah ini musim hujan. Oh, tidak…tidak, yang lebih tua mesti tahu diri dan mau mengalah. Ini musim kemarau. Ah...tidak…tidak pak tua, yang lebih muda mesti tahu menghormati yang lebih tua. ini musim hujan.
(bunyi guruh) ot lsb ot lsb ot lsb ot lsb ot
: : : : : : : : :
Kita sama-sama salah. Maksudmu, bukan musim hujan dan bukan pula musim kemarau? Habis mau apa lagi? Beginilah kalau kita terlalu gila hormat. Maumu bagaimana? Ah, kita boleh lebih kasar sedikit. Lantas? Ya..akan jelas nantinya musim apa sebenarnya kini. Dan kalau sudah bertambah jelas? (lsb diam, ot merenung) dan kalau segala-galanya sudah bertambah jelas, maka kita pun sudah saling bengkak-bengkak, karena barusan saja telah cakar-cakaran. dan siapa tahu, salah seorang dari kita tewas pula dalam cakar-cakaran itu. atau keduanya kita. dan ini semua, hanya oleh karena kita telah mencoba mengambil sikap yang agak kasar terhadap sesama kita. (tiba-tiba marah) ach..persetan dengan musim! dengan segala musim!
(bunyi guruh, tak beberapa lama kemudian masuk pb dengan membawa balon beraneka warna) ot
:
lsb : ot : lsb :
pb : lsb : ot :
(kepada pb) Silahkan duduk. (pb bimbang masih saja berdiri) Ayo, silahkan duduk! (ot memberi ruang untuk duduk pb) Tentu saja dia ragu-ragu, bapak buat dia… Kenapa? Pakai silahkan segala! ini kan taman? (tiba-tiba marah) Dia duduk kalau dia ingin duduk, dan dia tidak mau duduk, karena dia memang tak mau duduk, habis perkara!(melihat dengan geramnya pada pb, kemudian pb duduk, masih marah ) Kenapa kau duduk? eee…Saya mau duduk. (ot tiba-tiba tertawa terpingkal-pingkal) (sangat marah) Kenapa bapak tertawa? (masih tertawa) Karena… saya mau tertawa …(terbahak-bahak)
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
163
bunyi guruh, angin berembus. balon-balon kena embus. sebuah mau terlepas, pb berusaha dengan cepat menangkapnya. lsb menerkam balon itu, dan ingin membiarkan balon itu terlepas dan terbang ke udara. pb dan lsb bergumul, balon-balaon lainnya menjadi terlepas semua dari tangan pb. sebuah balon dapat ditangkap oleh ot, lalu ot bermain dengan asyiknya, kekanak-kanakan, manja. selepas dari pergulatan dengan pb, ia berdiri dengan napas terengah-engah. pb duduk dan menangis. ot masih bermain dengan balonnya. lsb :
(kepada pb) Kenapa…hei, kenapa kau menangis? (pb tidak menyahut, dan terus duduk di tanah, menangis, lsb marah) Hei! kenapa kau menangis? ot : (sambil bermain dengan balonnya) Karena dia memang mau menangis. pb : (tiba-tiba) Bukan! Bukan karena itu! (serentak lsb dan ot tercengang) lsb : Kalau begitu kau menangis karena apa? pb : Karena balon-balon saya terbang/lepas. ot : (mengerti) ooh..itu! Dia pedagang yang merasa dirugikan. lsb : ooh itu! (merogoh dompet dari sakunya) Nah, ini sekedar mengganti kerugianmu! pb : (berdiri) Tidak! Pergi! Tinggalkan aku sendiri, aku tak mau dibayar! ot dan lsb (serempak) : Tak mau? (pb menggelengkan kepala) lsb : Kenapa? pb : Saya lebih suka balon. lsb : (tak mengerti) Tapi kau kan penjualnya? pb : Itu hanya alasan saya saja untuk bisa memegang balon, saya pecinta balon. lsb : Apa-apaan ini? ot : Mengapa merasa aneh? Dia pecinta balon, titik. seperti juga orang lain pecinta harmonika, pecinta mobil balap, pecinta perempuan cantik. Apa yang aneh? lsb : (masih heran) Jadi, kau bukan penjual balon? ot : (kepada pb) ini balonmu, ambilah. pb : tidak, bapak saja yang pegang terus. ot : (heran) saya pegang terus? pb : Karena saya lihat bapak menyukainya. Saya suka melihat orang yang suka. ot : (tertawa) Ah, ini bukan lagi kesukaan namanya, tapi kenangan. Kenangan pada dulu. Ah tidak nak, sebaiknya kau terima kembali balonmu ini. pb : (menolak balon) Saya tak mau, saya tak berhak menerima kenangan dari orang lain.
164
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
(masuk w, sambil mendorong kereta bayi) w
:
lsb ot lsb w
: : : :
lsb : w : lsb : w : lsb : w : ot : pb :
ot
:
pb :
(menggapai ke arah balon) Berikanlah kepada saya pak tua, kalau tak seorang pun mau menerimanya. (ot tiba-tiba memecahkan balon itu sebelum sampai pada w lalu tertawa geli) (dengan marah) Kenapa kau pecahkan? Karena saya memang mau memecahkannya. jelas? (tertawa). Jahanam! Orang tua tak tahu diri! (berusaha menerkam ot) (melerai) Sudah…sudah! Jangan berkelahi hanya karena itu! Bukan itu begitu maksud saya tadi meminta balon itu. Lepas!..Lepaskan saya! Biar saya hajar dia! Jangan! Jangan! (tiba-tiba menangis) (kesal melihat w menangis) Ach…air mata lagi…bangsat! Mengapa nyonya datang kemari? (tiba-tiba marah) Siapa bilang saya nyonya? Oh..maaf… jadi nyonya bukan nyonya? Kalau begitu, nyonya apa? Nona barangkali? (gugup) ….Ti..tidak. (menangis) Aaaha, nyonya bukan, nona juga bukan …aaaha. (tertawa) Sungguh kasar kalian, (menuntun w supaya duduk di bangku) sudahlah bu, jangan hiraukan mereka. Sebaiknya ibu cepat-cepat pergi dari sini, sebelum mereka nanti menghina ibu lebih parah lagi. Pergilah bu! (kepada pb) ahaa.. pergi dengan kau? Ahaa.. akhirnya sang putri bertemu dengan pangerannya di sebuah taman. Dan si anak pun bertemu dengan ayahnya….(tertawa) (tiba-tiba menyadari perkataan ot) Siapa bilang saya…
(melihat silih berganti antara ot, lsb dn bayi dalam kereta) Tidak!…Tidak! Saya bukan…. ot : pb : lsb :
pb :
w
:
(menyahut dengan cepat) Bukan apanya nak? (kepada ot) Bapak mau menuduh saya… Menuduh apa bung? Kau tampaknya begitu bernafsu berbincang tentang sesuatu tuduhan yang sebenarnya tak ada. dan kau tampaknya begitu bernafsu pula menolak tuduhan itu. Ingat bung, tuduhan yang tak ada itu. Sekarang …(tertawa) saya kini mulai curiga dan benarbenar menuduh kau tentang sesuatu yang dengan terus terang saja kukatakan itu belum jelas bagiku. (bingung) Tidak! Tidak! (w dengan bernafsu sekali ingin melihat wajah pb dengan teliti , pb semakin gugup dan menutupi wajahnya dengan kedua tanganya) ..Tidak bukan saya…! (geram) Ayo buka tanganmu, aku ingin melihat kau! Ayo buka! (mencoba melepaskan tangan pb dari mukanya)
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
165
pb w pb w
: : : :
pb ot lsb w lsb
: : : : :
w : ot : lsb :
ot
:
lsb : ot
:
lsb :
pb : ot : lsb : w
:
lsb :
Tidak! Bukan saya! Bukan saya! Jahanam! Ayo buka tanganmu, kataku. Buka..bukaa.. Bukan saya! Bukan saya! Kurang ajar! Kau telah lari, ha! Kau pergi dan meninggalkanku sendiri. Dan aku harus menanggung semua perbuatanmu, aku seorang wanita sendirian. (berusaha melepaskan tangan pb dari mukanya) Ayo buka! Bukan saya! Saya cuma melakukan sekali saja. (menyahut) Itu kan sudah cukup tolol. (menimpali ot) belum tentu, menurut ilmu kedokteran modern….. Ayo buka tanganmu! (kepada ot dan lsb) Tolonglah tuan-tuan.. Bukan saya tak mau menolong, tapi saya secara prinsipiil tak mau ikut-ikutan mencampuri urusan yang bukan menjadi urusan saya. (kepada ot) Ayo pak, tolonglah saya pak… Saya orang tua Bah! Apa pula maksudmu dengan kalimat itu? Saya orang tua. Kami semua melihat bahwa kau memang orang tua dan sedikitpun tidak ada tanda-tanda bahwa kau kebalikan dari kalimat itu. (geli) Katakanlah saja saya hanya ingin mempertegas kedudukan saya dalam peristiwa yang sedang kita hadapi ini, yakni ketuaan saya melarang terlihat sedikitpun di dalamnya. dan kalau kalian tanyakan bagaimana pendirian saya dalam peristiwa yang sedikit rumit ini, maka jawab saya, saya pro terhadap kalian berdua, terlepas dari peristiwa itu benar-benar terjadi atau tidak. tegasnya saya pro dengan peristiwa beginian. Kata-kata hanya kata-kata yang muluk-muluk! Sedang yang diminta sekarang adalah sebuah tindakan/perbuatan. Kata-kata saya yang mengemukakan pendirian saya adalah perbuatan saya. Bagus! Bagus! Berkata-katalah terus, dan saksikanlah betapa kedua orang ini sebentar lagi bakal saling telan-menelan (lsb maju dan membantu membuka tangan pb) (berteriak) Bukan saya! Sungguh mati bukan saya, saya cuma melakukan sekali saja, tidak lebih…. (geli) ….Dan tak kurang! Diam bangsat!Cuma sekali, itu kan sudah cukup? Maumu berapa kali ha? Serakah! Jadi kau mengaku sekarang? (histeris) Aku..aku ditinggalkanya, dan dia menghilang meninggalkanku menghadapi semua akibatnya. (buas) Buka, buka tanganmu. (sangat marah) Buka.. buka!
setelah bergumul sebentar akhirnya lsb berhasil membuka tangan pb yang menutupi wajahnya)
166
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Pelatihan Berilah komentar setelah Anda baca teks di atas dengan tabel berikut ini! No.
Tokoh
1. 2. 3. 4.
Orang tua ....................... ....................... .......................
Perwatakan
Latar
Plot
....................... Taman ................... ....................... ....................... ................... ....................... ....................... ................... ....................... ....................... ...................
B. Menentukan Tema, Plot, Tokoh, Perwatakan, dan Pembabakan, Serta Perilaku Berbahasa Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menentukan tema, plot, tokoh, perwatakan, dan pembabakan, serta perilaku berbahasa.
Tahukah Anda apa yang disebut novel? Novel merupakan salah satu genre sastra. Novel merupakan salah satu hasil karya sastra yang bila dibaca tidak habis sekali duduk. Dilihat dari segi tokoh yang dihadirkan dalam novel, tokoh akan mengalami perubahan nasib yang berpengaruh besar dalam kehidupannya. Apa itu unsur intrinsik novel? Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah novel, misalnya peristiwa, cerita, alur, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Khusus pada babak ini kita akan belajar mengenai karakter tokoh. Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita. Penulis menggambarkan tokoh dengan karakter masing-masing. Cara penulis menampilkan tokoh disebut penokohan. Tokoh dalam karya fiksi selalu mempunyai sifat, sikap, dan tingkah laku tertentu yang selanjutnya disebut perwatakan. Dengan kata lain, perwatakan yaitu gambaran watak para pelaku melalui usia, latar belakang sosial, moral, suasana kejiwaan, agama yang dianut, aliran politik, idiologi, gerak dan tingkah laku, cara berpakaian, jalan pikiran, atau ketika tokoh itu berhubungan dengan pelaku lainnya. Karakter tokoh dapat dibagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut. a. Ditinjau dari peranan dan keterlibatannya dalam cerita, dapat dibedakan: 1) tokoh primer (utama) adalah tokoh yang selalu hadir dalam setiap peristiwa dan dipaparkan dalam cerita serta penentu tema cerita; Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
167
2) tokoh sekunder (bawahan) adalah tokoh yang mendukung tokoh utama; 3) tokoh komplementer (tambahan) adalah tokoh figuran yang membantu tokoh utama, tetapi tidak begitu aktif. b. Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh, dapat dibedakan atas: 1) pelaku dinamis adalah tokoh yang dalam cerita dipaparkan sifatnya senantiasa berubah; 2) pelaku statis adalah tokoh yang dalam cerita dipaparkan sifatnya tetap. c. Dilihat dari masalah yang dihadapi tokoh: 1) simpel karakter adalah tokoh mengalami masalah yang sifatnya singkat atau tidak sampai merubah jalan hidup; 2) kompleks karakter adalah tokoh yang mengalami masalah yang sifatnya bermacam-macam sehingga sampai merubah jalan hidupnya. d. Dilihat dari watak yang dimiliki tokoh, dapat dibedakan atas: 1) tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung cerita (memiliki perwatakan baik); 2) tokoh antagonis adalah tokoh yang menentang cerita (memiliki perwatakan buruk); 3) tokoh tritagonis adalah tokoh yang membantu pelaku protagonis maupun antagonis. Karakter tokoh digambarkan dalam tiga dimensi, yaitu psikis, fisik, dan sosial (fisiologis, psikologis, dan sosiologis). Keadaan fisik biasanya dilukiskan paling dahulu, baru kemudian sosialnya. Pelukisan karakter pelaku dapat langsung melalui dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon, tetapi banyak juga kita jumpai dalam cacatan samping (catatan teknis). a. Keadaan fisik tokoh berkaitan dengan umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, suku, dan sebagainya berkaitan dengan karakter yang juga didukung oleh wujud suara dalam berdialog. Misalnya tokoh sentral protagonis biasanya memiliki karakterisasi suara tertentu, seperti merdu dan lembut. b. Keadaan psikis berkaitan dengan emosi, ambisi, dan sebagainya. Pemilihan aktor-aktris biasanya cenderung mencari kesesuaian atau kedekatan karakter secara psikis. c. Keadaan sosiologis berkaitan dengan jabatan, pekerjaan kelas sosial, dan sebagainya. Ada beberapa cara untuk memahami karakter tokoh dalam suatu novel, yaitu: a. melalui tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya; b. gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupan maupun cara berpakaian; c. menunjukkan bagaimana perilakunya; d. melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri; e. memahami bagaimana jalan pikirannya; 168
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
f. g. h. i.
melihat melihat melihat melihat
bagaimana tokoh lain berbicara tentang dia; tokoh lain berbincang dengannya; bagaimanakah tokoh yang lain memberi reaksi terhadapnya; bagaimanakah tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.
Perhatikan dan baca teks novel berikut ini!
In Memoriam: VIOLET Hari itu dari saat aku tak ingat tanggal berapa dan nama harinya. Sebab sudah sejak lama aku tak mempedulikan waktu. Aku pun tak peduli kalau waktu tiba-tiba terhenti, tapi dunia tetap berpuar dan makin cepat aku merasakan déjà vu. Setelah beberapa saat sebelum hari itu, yang aku ingat adalah bekas bebetan tali di pergelangan tangan dan kakiku. Raras bilang hari itumalam-dia, Pak Man, dan Mbok Nah mengikatku saat aku melemparkan barang-barang di tengah-tengan tubuhku yang tak terkendali dan berusaha merusak jaringan kulit tanganku dengan mencucupkan mata pena yang tintanya sudah kering untuk menghisap hemoglobin yang telah mengandung racun yang kubutuhkan. Sekelebat lagi yang aku ingat adalah dingin yang amat sangat. Saat aku membuka mata ternyata kepalaku disiram air kamar mandi oleh papi yang marah besar, tapi tak kugubris. Aku tahu malam itu mami menangis tersedu-sedu. Yang kudengar adalah suara Papi yang berdengung seperti tawon, mengomel, dan menyumpahi anaknya yang tak tahu diuntung. Aku tak peduli. Entah beberapa saat atau hari atau jam kemudian, tiba-tiba aku sudah di tempat yang kusebut penjara. Penjara yang indisiplinernya mereka sebut dengan “sahabat”. Bagiku sama saja. Sebab, selama empat bulan berikutnya ku tak bisa dan tak boleh keluar dari tempat itu. ***** Raras menampar wajah Violet sambil menangis. Yang ditampar diam saja. “Vi, kenapa sih kamu pake’ lagi? Raras meratap di antara Violet dan suntikan yang tergeletak. Lubang merah kecil terlihat di lengan kiri Violet yang masih terbalut kain. Ruangan itu sumpek sekali. “Vi, bangun!” lalu ditamparnya sekali lagi. Violet menegakkan kepala, membuka matanya yang lengket, “Ras….,” panggil Vi dengan suara parau. “Iya, aku di sini.”
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
169
“Excorciomusnya gak berhasil,” lalu Violet menangis, tak sampai satu menit dan dia tertidur lagi. Raras teringat hampir sebulan yang lalu; waktu itu Violet baru beberapa hari keluar dari pusat rehabilitasi. Wajahnya segar sesegar tomat yang memerah. Kau cantik sekali, Vi. Tak ada cekung hitam di wajahnya. “Kenapa sih kamu bisa sampai pake?” tanya Raras waktu itu. ‘Nggak tahu…” “Mungkin aku kena aprresio diabolica.” “Apaan tuh? Diabolik artinya kalau nggak salah kerasukan satan, kan?” “Mungkin ada setan yang mengendalikan jadi aku ketagihan bikin dosa.” Raras tertawa, dia senang Violet sudah sadar, “Nama setannya sabu-sabu, putaw, ekstasi. Tiga serangkai, alias ‘The Three Stooges’.” ‘kok Three Stooges?” “Iya….abis, ngak lucu!” “Three stooges’ kan lucu?!” “Nggak, menurutku ‘Three stooges’ kasar! Kejam! Masih lucuan Charlie Chaplin.” Keduanya tertawa kecil, lalu terdiam sejenak. “Ras?” “Ya?” “Mungkin aku harus exocirmus.” “Apa lagi tuh?” “Melakukan upacara pengusiran setan.” Raras melongo, “Yang benar kamu mau exo… apa tadi?” “exorcismus!” “Iya, itu?” Violet mengangguk. “Vi, menurutku yang pasti kamu harus melakukan pengakuan dosa. Sebab kamu sudah jadi anak yang tersesat!” Lalu keduanya tertawa Minggu berikutnya Violet menelpon Raras, lapor bahwa dia sudah melakukan excorcismus simplex et privatus, pengusiran setan yang dilakukan secara pribadi, tanpa izin Uskup. Raras bilang, “Alhamdulillah…” Tapi sekarang…Raras menampar wajah Violet sekali lagi. Orangorang di sini teler semua. Burhan juga teler. Dilihatnya wajah Burhan. Raras benci sekali rasanya sudah ke ubun-ubun, ingin meludahi. Kenapa 170
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
meski ada maklhuk laknat seperti dia, pikir Raras. Lucifer datang lagi, menyetani orang-orang yang memang sudah kesetanan, bahkan menyetani Violet yang sudah mengusir jauh segala setan seperti aku menyemprot habis nyamuk-nyamuk yang bernyanyi ‘nging-nging’ di telingaku. Tiba-tiba Vi jadi sangat dingin. “Vi! Bangun! Bangun!” ditamparnya Violet sekali lagi, hari sudah hampir tengah malam, jalanan sepi. Sopir taksi membantu Raras menaikkan Vi ke kursi belakang. “ke rumah sakit, Pak! Cepat!” sopir taksi pun ngebut. ***** Vi tergeletak pasrah di ruang UGD. Entah apa yang dilakukan dokter dan para perawat. Raras menangis di luar kamar. Narkan itu telah benarbenar membuat Violet kaku. Violet…Violet, kenapa bisa begini? Ya Tuhan… Dua jam kemudian, pikiran Raras baru bisa jalan setelah sebelumnya mampet seperti hidung yang penuh ingus lengket, bukan cair. Ia hubungi orang tua Violet di Jakarta, lalu satu nomor lagi yang juga berawalan 021. “Terima kasih Anda telah menghubungi layanan 24 jam pusat rehabilitasi narkoba. Untuk informasi tekan satu. Untuk konsultasi tekan dua. Untuk hubungan langsung ke bangsal perawatan rehabilitasi tekan tiga. Untuk mengakhiri silakan tutup telepon Anda.” Raras memencet angka tiga. ***** “Ya, ini Gale,” suara laki-laki menyahut di seberang sana. Tepatnya di Jakarta. Interlokal, dengan hand phone pula. “Gale, aku Raras.” “Raras? Temannya Violet ya? Ada apa, Ras?” “Violet OD, sekarang aku di R.S. Bethesda. Di Jogja.” “Hah! Kok bisa, Ras? Tapi Vi nggak apa-apa kan? Kamu kasih susu untuk menetralisis racun, kan?” suara Gale terdengar panik, setengah teriak di telinga Raras. “Ya … sekarang di UGD, nanti kuhubungi lagi ya.” “Iya.” “Janji ya!” “Iya,” jawab Raras. Telepon diputus.
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
171
Di ujung ruang sana Gale seperti orang linlung. Bingung tak tahu mesti harus berbuat apa. Di dekatnya seorang indisipliner dan tanya bagaimana dapat izin keluar dari tempat adaptasi penjara itu. Dengan galak indispiliner itu menjawab tak bisa kecuali kalau ia dinyatakan bersih. Tak putus asa, ia mencari seorang indisipliner yang ia kenal cukup dekat. Diselipkannya empat lembar lima puluh ribuan. Tapi ia juga bilang ‘Tidak bisa terlalu berisiko’. Lalu diselipkannya lagi dua lembar lima puluh ribuan. “Tolonglah, kamu tahu violet, kan? Kamu tahu bagaimana aku dan dia… dia OD, aku harus ketemu dia.” Kata Gale dengan wajah memelas. “Baik, dengan empat lagi lembaran uang seperti ini aku mau bantuin kamu. Aku akan bikin laporan kalau kamu kuhukum di penjara WC.” Gale mengangguk setuju dengan perjanjian dia akan kembali dalam waktu empat hari dan membawa sisa uangnya. Lebih dari waktu yang ditentukan itu, kalau tidak menghubungi ‘juru kunci’ penjara WC, ia akan dilaporkan kabur bukan hanya kepada kepala pusat rehabilitasi, tapi juga kepada orang tuanya dan akan dikenakan denda lebih banyak dari perjanjian awal. Itu berarti akan tinggal lebih lama lagi di penjara ini. Satu jam kemudian, setelah mengepak pakaian serta meminjam uang dari seorang teman sesama pasien karena uangnya sudah habis untuk menyogok mulut indisipliner tadi, ia pun diselinapkan keluar pusat rehabilitasi. Saat itu pukul 01:00, ternyata di luar ‘penjara’ sana adalah di tengah sawah. Dingin, diangkatnya kerah jaket jinsnya. Ia hanya membawa dua kaos ganti dan celana serta sebuah handuk kecil. Celana jins hanya lekat di badan. Kalau ia membawa barang banyak ia akan ketahuan sebelum indisipliner tadi melapor. Maka itu, ia juga meminjam tas punggung temannya. Mau tak mau ia harus jalan karena tak ada tumpangan, apalagi kendaraan umum-mungkin siang hari juga tidak ada. Setelah berjalan kira-kira satu setengah jam, akhirnya jalan beraspal ketemu juga. Berhubung masih tidak ada kendaraan umum yang lewat, maka ia jalan lagi hingga jam tangannya menunjukkan pukul empat pagi. Ia menyetop truk sayur yang lewat dan ikut menumpang hingga terminal dan mendapat bus superekonomi: jelek, jadi satu dengan penjual ayam dan mbok-mbok penjual sayur lainnya. Sopir dan kendekturnya berusaha meraup untung yang lebih dengan menjejalkan penumpang yang berlebihan seperti umumnya bus-bus di Jakarta. Baru setelah turun dari bus itu ia cukup beruntung, bertemu bus menuju Yogyakarta yang dia stop di tengah jalan. Ia tak harus membayar penuh, setelah tawarmenawar dengan kondektur. Lima puluh ribu rupiah lebih murah dari harga asli. Lumayan bagus, ada AC-nya.
172
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Saat duduk di kursi yang tidak semuanya penuh dan menghela napas panjang, ia baru merasakan badannya yang sangat lelah dan kotor. Lengket karena belum mandi. Untung bus itu cukup sepi, sehingga tidak perlu ada orang yang menghirup aroma tubuhnya yang tak sedap. Ia menutup matanya, mencoba untuk istirahat, tetapi tidak bisa karena ternyata pikirannya melayang ke mana-mana. Ke Violet yang mungkin saat ini sedang terbaring lemas. Sekelebat di kepalanya juga jelas tergambar malaikat maut yang berupa dua sisi; berjubah hitam dengan wajah yang tertutup kethu dan malaikat perempuan yang patut disebut Angel dengan pakaian putih, berwajah cantik bersinar dan sayap putih nan megah. Keduanya, mendekati Violet…mengajak pergi. (Sumber: dikutip dari novel “Tabula Rasa” karya Ratih Kumala, hal 90-95)
Pelatihan Anda sudah mempelajari menentukan tema, plot, tokoh, perwatakan, dan pembabakan, serta perilaku berbahasa sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok! 2. Baca penggalan novel tersebut berulang-ulang! 3. Apresiasi novel tersebut dari berbagai hal, misalnya pemakaian bahasa, sudut pandang, tema, dan unsur-usnur intrinsik lainnya! 4. Dapat juga dengan mengapresiasi dari unsur ektrinsiknya!
C. Menulis Prinsip-prinsip Kritik dan Esai Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengidentifikasi ciri-ciri kritik dan esai serta mengemukakan pendapat di dalamnya.
1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Kritik dan Esai Kritik sastra dan esai merupakan suatu cabang dari ilmu sastra dalam pengadaan analisis, penafsiran, serta penilaian sebuah teks sastra. Orang yang melakukannya disebut kritikus sastra. Dia diharapkan memahami terlebih dahulu tentang ilmu sastra sebelum membuat sebuah kritik sastra. HB. Jassin pernah berpendapat bahwa kritik sastra adalah pertimbangan baik atau buruk suatu hasil karya sastra. Oleh karena itu, seorang kritikus sastra akan dianggap sebagai juru obat. Jika karya sastra telah diresensi oleh seorang kritikus terkenal, maka karyanya dianggap bermutu dan bernilai sastra tinggi.
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
173
Ciri-ciri kritik sastra dan esai yang baik adalah selalu mempertimbangkan empat komponen berikut ini. a. Data atau fakta b. Inference atau kesimpulan c. Evaluasi atau judgment d. Penilaian Selain itu, juga harus didukung oleh intuisi penulis secara tajam dan kritis. Perhatikan contoh kritik sastra dan esai berikut ini.
a. Contoh kritik sastra
Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung Penulis: Purwana Adi Saputra
Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya sendiri, kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika, juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa. Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Mereka melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren adalah institut tempat para kiai dengan dibantu para ustadnya menempa kepala para santri dengan palu godam paksa. (Dikutip seperlunya dari Solopos, 5 Desember 2007)
174
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
b. Contoh esai Perda Kesenian dan Rumah Hantu Oleh: Teguh W. Sastro
Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melontarkan keinginan agar Pemkot Surabaya memiliki Perda (Peraturan Daerah) Kesenian. Namanya juga peraturan, dibuat pasti untuk mengatur. Tetapi peraturan belum tentu tidak ada jeleknya. Tetap ada jeleknya. Yakni, misalnya, jika peraturan itu justru potensial destruktif. Contohnya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu, seniman kan banyak ragamnya. Ada yang pinter (pandai) dan ada juga yang keminter (sok tahu). Oleh karenanya, perten-tangan di antara mereka pun akan meruncing, misalnya, soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian memasukkan pasal-pasal ke dalam rancangan Perda itu. Sejauhmana keterlibatan seniman di dalam proses pembuatan Perda itu, dan seterusnya. Itu hanya salah satu contoh persoalan yang potensial muncul pada proses pembuatan Perda itu, belum sampai pada tataran pelaksanaannya. Hal ini bukannya menganggap bahwa adanya peraturan itu tidak baik, terutama menyangkut Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana dan prasarana, misalnya, bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di Surabaya. Akan tetapi, bagaimana halnya jika menyangkut mental dan visi para seniman dan birokrat kesenian sendiri? (Dikutip seperlunya dari Jawa Pos, 30 Januari 2007)
Setelah Anda membaca dan memahami contoh kritik dan esai di atas, tentunya Anda dapat mengidentifikasi unsur-unsur dan ciri-ciri kritik dan esai tersebut.
2. Menulis Kritik dan Esai Untuk dapat menulis kritik dan esai dengan baik diperlukan latihan yang terus-menerus. Sebagai langkah-langkah menulis kritik dan esai perlu Anda perhatikan hal-hal berikut. a. Menentukan tema atau topik yang akan ditulis/dikritik. b. Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung. c. Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan yang kontra. d. Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema. e. Memulai untuk menulis kritik atau esai. f. Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi. g. Mengirimkan ke media massa cetak. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
175
Selain langkah-langkah di atas, secara konkret Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini. a. Menentukan tema b. Menentukan bentuk tujuan tulisan (kritik atau esai). c. Mengumpulkan bahan dan mencari referensi yang mendukung. d. Membuat kerangka (kritik atau esai). e. Membuat isi (kritik atau esai). f. Penutup atau kesimpulan. Dengan langkah-langkah di atas, Anda dapat menulis kritik dan esai, baik di bidang sastra maupun nonsatra dengan baik. Untuk memperoleh kualitas yang baik, lakukan secara rutin untuk menulis kritik dan esai.
3. Mengemukakan Pendapat dalam Kritik dan Esai Ide atau gagasan adalah pikiran utama atau pikiran pokok dalam suatu paragraf atau wacana. Setelah Anda melakukan penulisan kritik dan esai secara berkesinambungan, dapat menyampaikan ide dan gagasan dalam tulisan tersebut. Penuangan gagasan dalam suatu tulisan dapat dilakukan dengan penalaran berikut ini. a. Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang meletakkan pokok pikiran di awal paragraf. b. Penalaran induktif, yaitu penalaran yang meletakkan pokok pikiran di akhir paragraf. Dengan kedua penalaran tersebut, ide dan gagasan yang ingin Anda tuangkan dalam kritik dan esai dapat dipahami pembaca secara jelas.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mengidentifikasi ciri-ciri kritik dan esai, menulis kritik dan esai, mengemukakan pendapat dalam kritik dan esai, agar lebih terasah kemampuan Anda dalam memahami materi kerjakan perintah-perintah di bawh ini! (Tugas dikerjakan di rumah) 1. Setelah Anda memahami ciri-cirinya, tulis sebuah kritik atau esai dengan langkah-langkah yang tetap! 2. Periksa kembali hasil tulisan Anda dari segi ejaan, tatabahasa, dan hubungan antarkalimat! 3. Jika sudah baik, coba kirimkan ke redaksi media cetak yang terbit di kota Anda!
176
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Ruang Info Jika pada Angkatan Balai Pustaka penulisan puisi masih banyak dipengaruhi oleh puisi lama seperti pantun, syair, maka pada Angkatan Pujangga Baru diciptakan puisi baru. Para pencipta puisi baru berusaha melepaskan ikatan-ikatan puisi lama, tetapi kenyataannya ikatan itu dalam puisi baru masih nampak.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara mendengarkan informasi isi program sekolah, berpidato tanpa teks, membaca intensif artikel pada internet, dan mengidentifikasi makna kata dan makna bentuk lingual lain. Selain itu, Anda telah mengomentari unsur-unsur intrinsik berbahasa dalam drama Indonesia yang memiliki warna lokal/daerah, menentukan tema; plot; tokoh; perwatakan; dan pembabakan; serta perilaku berbahasa, menulis prinsip-prinsip kritik dan esai. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu dan orang tua Anda.
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Di bawah ini termasuk kalimat pertanyaan dalam forum diskusi yang tepat adalah …. a. Bagaimana kita tahu kalau itu baik, Saudara? b. Maaf, Saudara-saudara, apa maksud diskusi ini? c. Saudara moderator, saya ingin menanyakan program lanjutan diskusi ini secara terintegrasi bagaimana, ya? d. Jangan lakukan hal itu kalau Anda tidak ingin rugi! e. Tenanglah Saudara-saudaraku, masih ada saya!
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
177
2. Bahasa yang digunakan dalam berpidato sebaiknya …. a. b. c. d. e.
baik dan komunikatif benar campuran dipahami ilmiah
3. Pertumbuhan otak berkaitan erat dengan kecerdasan. Karena itu, untuk memperoleh sumber daya manusia yang bermutu perlu dialokasikan anggaran yang besar pula. Padahal, anggaran negara untuk sektor pendidikan dan kesehatan sangatlah kecil, kurang dari enam persen total anggaran APBN 2001. Ketika alokasi anggaran itu kecil, yang diperoleh pun SDM dengan mutu yang kurang memadai. Hal ini akan berpengaruh pada proses pendidikan SDM berikutnya. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bahwa anggaran untuk sektor kesehatan harus ditingkatkan. Pikiran utama dalam paragraf di atas terdapat pada kalimat …. a. b. c. d. e.
Pertumbuhan otak berkaitan erat dengan kecerdasan. Sumber daya manusia bermutu memerlukan anggaran besar. Anggaran negara sangat kecil. Hal ini berpengaruh pada proses pendidikan SDM. Peningkatan anggaran menjadi keharusan.
4. Penanganan stres sangat bersifat pribadi. Artinya, penanganan setiap penderita berbeda. Penanganan tersebut lebih banyak menyangkut perawatan jiwa. Misalnya, mendekatkan diri kepada Tuhan, mengungkapkan segala keluhan kepada sahabat, menangis sepuas-puasnya, memaki-maki hewan, memukul-mukul kasur, atau mendatangi tempat rekreasi. Memang, penanganan stres juga bisa dengan menggunakan obat-obatan. Akan tetapi, hal itu sering mengakibatkan ketergantungan atau ketagihan. Inti paragraf di atas adalah …. a. b. c. d. e.
178
pribadi stres pendekatan stres keistimewaan stres penanganan stres penderita stres
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
5. Untuk dapat mengapresiasikan suatu karya sastra seseorang harus .... a. b. c. d. e.
menguasai semua ilmu sastra menguasai semua ilmu puisi menguasai ilmu bahasa meresapi dan menikmati isi karya sastra membaca semua karya sastra yang ada
6. Karena kasih-Mu Engkau tentukan waktu Sehari lima kali bertemu (Amir Hamzah) Tema puisi di atas yang tepat adalah …. a. b. c. d. e.
percintaan ketuhanan cinta tanah air keindahan alam kemanusiaan
7. Di bawah ini yang merupakan tahapan mengapresiasi puisi adalah .... a. b. c. d. e.
tahap tahap tahap tahap tahap
keterlibatan manusia keterlibatan jiwa keterlibatan teman keterlibatan saudara keterlibatan guru
8. Ada konspirasi dalam diri Menyiapkan air sembilan Kematian lahutku (AS. Sumbawi) Dilihat dari gaya pengarang dalam mengungkapkan isinya, puisi di atas menggunakan …. a. keterlibatan konteks b. keterlibatan jiwa c. keterlibatan guru sastra
d. keterlibatan buku-buku sastra e. keterlibatan makna
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
179
9. Karya sastra yang dikatakan memiliki norma estetika adalah karya sastra yang …. a. membentuk kenikmatan dan rasa indah b. mampu menghidupkan atau memahami pengetahuan pembaca c. menyajikan masalah-masalah norma moral, susila, dan keagamaan dalam bentuk yang bertanggung jawab dan matang d. tidak terikat pada waktu dan tempat e. mengungkapkan fakta dalam realitas secara langsung 10. Gagasan pendukung dalam suatu paragraf maksudnya adalah …. a. b. c. d. e.
informasi informasi informasi informasi informasi
yang mendukung gagasan utama pendukung penulis tambahan untuk pembaca pendukung penjelas pendukung paragraf
B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Jelaskan perbedaan gagasan utama dan gagasan pendukung! 2. Buatlah satu paragraf yang mengandung gagasan utama dan pendukung! 3. Buatlah lima pertanyaan yang akan Anda ajukan dalam diskusi tentang “Rencana Diadakannya Bakti Sosial di Daerah Pinggiran”! 4. Cari dan bacalah novel Indonesia dan novel terjemahan! Bandingkan nilainilai dalam kedua novel tersebut! 5. Tulislah sebuah esai sastra!
180
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 8
Sumber: Tempo
Sumber: Antara
Sumber: Antara
Kasus Korupsi di Indonesia
PETA KONSEP Kasus Korupsi di Indonesia
Kebahasaan
Membaca Cepat Teks
Menulis Makalah
Kesastraan
Menganalisis Wacana Bahasa Indonesia
Membandingkan Puisi Indonesia dan Puisi Terjemahan
Transliterasi Arab Melayu ke Aksara Latin
Era reformasi yang telah bergulir selama 10 tahun, ternyata tidak mampu membersihkan negeri ini dari kasus korupsi. Masih banyak kasus korupsi yang belum terungkap, bahkan masih dalam proses penyelidikan. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara membaca cepat teks, menulis makalah, menganalisis wacana bahasa Indonesia, membandingkan puisi Indonesia dan puisi terjemahan, transliterasi Arab Melayu ke aksara latin. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Kasus Korupsi di Indonesia.
I. Kompetensi Berbahasa A. Membaca Cepat Teks Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membaca cepat teks dengan kecepatan 300 – 350 kata per menit, menemukan gagasan pokoknya, dan menjawab secara benar 75% dari seluruh pertanyaan.
1. Membaca Cepat Teks dengan Kecepatan 300-350 Kata/Menit Membaca cepat adalah memahami suatu tulisan dengan cepat. Bersamaan membaca, pikiran pun harus memahami makna bacaan yang dibaca. Oleh karenanya, sedemikian cepatnya pikiran dan hati membaca dan memahami suatu tulisan. Ketepatan dan kecepatan membaca akan terbangun dengan sendirinya apabila sering berlatih membaca.
2. Menemukan Gagasan Pokok Untuk dapat memahami gagasan pokok dengan cermat dan cepat Anda perlu banyak berlatih membaca. Karena setiap membaca dan memahami sebuah tulisan dengan cepat, hasilnya pun akan tepat. Langkah-langkah yang tepat dan cepat dalam membaca dan memahami maknanya adalah sebagai berikut. a. Mempersiapkan diri secara psikologis sebelum membaca. b. Membaca tulisan dengan tenang namun cepat. c. Sambil membaca, memberikan tanda-tanda yang merupakan gagasan pokok dan gagasan utamanya. d. Menyediakan stopwatch atau jam tangan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan dalam membaca. e. Membaca dengan penuh konsentrasi. Suruhlah teman untuk membaca teks berikut secara cepat! Berikan waktu selama tiga (3) menit mulai dari sekarang! Sambil membaca, catat gagasan pokoknya di buku tugas dengan format berikut ini! Format 8.1 No.
Judul
1. Mengkaji Peradilan Kasus BLBI 2. .................................. 3. .................................. 4. .................................. 182
Sumber
Paragraf
Gagasan Pokok
Media Indonesia, 31 Maret 2007 ....................... ....................... .......................
................ ................ ................ ................ ................
.......................... .......................... .......................... .......................... ..........................
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Mengkaji Peradilan Kasus BLBI Jika ada kasus-kasus peradilan yang tergolong menarik untuk dikaji dalam dunia akademis, kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah satu di antaranya. Proses hukum kasus BLBI sedang diperiksa di tingkat pengadilan, baik untuk penyalahgunaan dana BLBI yang melibatkan pemilik dan pengelola bank maupun penyaluran dana BLBI yang mendudukkan mantan Direksi Bank Indonesia sebagai terdakwa. Perbandingan kedua proses hukum tersebut akan sangat menarik karena kedua persoalan hukum tersebut dapat diuji tingkat independensi peradilan dan logika hukum di balik penanganan kedua persoalan hukum tersebut. Vonis hakim dan tuntutan jaksa dapat dijadikan ujian seberapa jauh kasus tersebut telah diuji secara adil, jujur, dan tidak memihak. Paradigma hukum dan peraturan perundang-undangan dapat dijadikan landasan untuk pengujian tersebut. Sebagai catatan awal perlu dikemukakan bahwa BLBI lahir sebagai upaya mengatasi krisis perbankan nasional yang kemudian melahirkan instrumen moneter untuk menjawab krisis ekonomi yang mulai menghantam Indonesia sejak pertengahan 1997 dan menjadi tidak dapat dikendalikan saat memasuki 1998. Krisis ekonomi mulai memiliki pijakan situasional ketika pemerintah mencabut izin operasional 16 bank swasta nasional, yang memunculkan tanggung jawab pemerintah untuk memberikan dana talangan terhadap simpanan antarbank serta dana pihak ketiga lainnya. Kebutuhan dana talangan dalam jumlah triliunan rupiah tersebut jelas tidak dapat dipecahkan melalui instrumen ekonomi, tetapi harus melalui keputusan politik untuk mendukung instrumen moneter. Krisis ekonomi kemudian diperparah lagi dengan munculnya krisis politik yang mulai menggelinding pada Februari 1988, ketika para mahasiswa menuntut Presiden Suharto mengundurkan diri. Mendekati mundurnya Soeharto pada Mei 1998 membuat masyarakat secara bersamaan menarik dana dari bank, yang kemudian menimbulkan sejumlah bank mengalami kalah kliring. Situasi darurat seperti itu telah mendorong Bank Indonesia untuk mengambil tindakan penyelamatan industri perbankan nasional dengan jalan menyuntikkan dana segar ke bankbank tersebut, bantuan likuiditas perbankan. Persoalan yang kemudian muncul adalah kalangan pemilik bank ternyata tidak menggunakan dana BLBI untuk kepentingan menjadikan bank terhindar dari proses kehancuran, tetapi menggunakan sebagian besar untuk kepentingan kelompok usaha sendiri. Tindakan pemilik bank tersebut dalam konteks hukum perbankan disebut sebagai pelanggaran Batas Maksimum Penggunaan Kredit (BMPK). Pelanggaran BMPK, Kasus Korupsi di Indonesia
183
menurut UU Perbankan 1992, jelas merupakan tindak pidana. Tindakan tidak menghentikan proses kliring dan pengucuran dana BLBI sebagai pilihan lain, yang kemudian membawa tiga mantan Direksi Bank Indonesia ke pengadilan dan mantan Gubernur Bank Indonesia Soedradjat Djiwandono sebagai tersangka dalam kasus penyaluran dana BLBI. Persoalan yang selanjutnya menarik untuk dikaji adalah peradilan terhadap pihak-pihak yang menyalahgunakan dana BLBI dan proses hukum terhadap tiga mantan Direksi Bank Indonesia Hasil penelitian yang baru saja dilakukan oleh Judicial Watch Indonesia (JWI) memperlihatkan kecenderungan buruk-nya penanganan kasus-kasus perbankan tersebut, yang diperlihatkan mulai dari kelemahan penyidikan kasus di kepolisian sampai putusan hakim yang tidak mencerminkan tingkat kesalahan para terdakwa. Sebagian besar terdakwa dijatuhi hukuman antara delapan bulan sampai dua tahun penjara untuk kerugian negara triliunan rupiah. Padahal, pelanggaran BMPK adalah perbuatan pidana yang serius dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun. Oleh : A. Muhammad Asrun (Dikutip seperlunya dari harian Media Indonesia, 31 Maret 2007)
3. Menjawab secara Benar 75% dari Seluruh Pertanyaan Untuk membuktikan pemahaman teman Anda, mintalah dia untuk menjawab secara lisan dari seluruh pertanyaan di bawah ini! a. Mengapa kasus peradilan BLBI menarik untuk dikaji? b. Bagaimana latar belakang terjadinya kasus BLBI? c. Siapa saja yang terlibat dalam kasus BLBI tersebut? d. Apakah hubungan Direksi BI dalam kasus BLBI? e. Apakah tema yang dibicarakan dalam bacaan di atas? f. Bagaimana pendapat Anda terhadap proses peradilan BLBI? g. Bagaimana kesimpulan dari bacaan di atas? h. Kapan krisis ekonomi mulai memiliki pijakan situasional? i. Dari mana sumber informasi itu? j. Siapa yang melakukan penelitian sehingga menemukan kelemahan dalam penanganan kasus perbankan?
B . Menulis Makalah Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mendaftar gagasan utama tiap paragraf dan merangkumnya, menyusun rangka makalah, paragraf pembukaan, dan menuliskan isinya.
184
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Keterampilan menulis sangat penting bagi siswa. Dengan menulis, dapat menuangkan ide, gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk tulisan. Selain itu, dengan keterampilan menulis juga dapat mendatangkan keuntungan materi dan ketenaran. Esai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya. Menulis esai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan.
1. Contoh Esai Cermati contoh esai di bawah ini!
Tekad Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Memberantas Korupsi Korupsi di negeri ini acapkali lebih disebabkan kurangnya keteladanan pemimpin, di samping buruknya mentalitas pengabdian para pelaksana fungsi pemerintahan (mentalitas pegawai pemerintahan), mulai dari pusat sampai lini terbawah. Itu sebabnya, mengapa tugas awal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hari-hari pertamanya adalah memprediksi berbagai bentuk economic crime yang menjadi motif, atau sebaliknya mendorong tumbuh dan berkembangnya perilaku korup perorangan atau korupsi berjamaah. Konsistensi dengan kemauan baik dan tekad memberantas korupsi sebagaimana dijanjikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia harus mampu meniadakan jargon pelayanan birokrasi selama ini, yang terungkap dalam pernyataan, “Kalau bisa dipersulit, mengapa perlu dipermudah.” Jargon pelayanan publik oleh birokrasi negara seperti itu, merusak keinginan pelayanan pemerintahan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat (pelayanan prima). Jargon yang terlanjur tersosialisasi di hampir seluruh aparat negara kita itu, mengakses sikap dan perilaku pegawai pemerintahan yang cenderung korup. Jargon itu mendorong munculnya budaya uang semir, uang pelicin, uang kopi, dan faktor X lain, yang semua termasuk kategori tindak pidana korupsi. Mulai tingkat paling kecil sampai tingkat paling besar (korupsi kelas kakap dan superkakap). Pertanyaannya, akan benar-benar mampukah Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomerealisasikan janjinya memberantas korupsi di negeri ini? Benarkah tekad Susilo Bambang Yudhoyono akan memimpin langsung pemberantasan korupsi di negera kita, dapat mengurangi kuantitas dan kualitas korupsi, karena meniadakannya sama sekali sebagaimana pengalaman di hampir seluruh negara di planet bumi ininyaris mustahil? Jawabannya, tidak bergantung hanya kepada presiden,
Kasus Korupsi di Indonesia
185
wapres, dan seluruh anggota kabinetnya. Semua itu juga bergantung kemauan baik, keteladanan serta tekad segenap unsur penyelenggaraan negara, mulai tingkat pusat hingga kelurahan/desa, bahkan hingga pedukuhan, untuk menjauhi segala perilaku korupsi. Sekalipun demikian, pemberantasan korupsi tanpa kemauan baik, keteladanan dan tekad seluruh anggota parlemen (pusat dan daerah), pun akan percuma. Hal ini karena tidak semua arah pemerintahan merupakan bagian kewenangan presiden, maka peran parlemen dalam pemberantasan korupsi mutlak diperlukan. Apalagi kalau diingat betapa luas cakupan sistemik, moral, dan hukum di balik beban tugas setiap anggota parlemen. Oleh karenanya, sangat logis bila banyak orang berkata, “omong kosong presiden bisa memberantas korupsi tanpa dukungan parlemen.” Oleh : Novel Ali (Dikutip seperlunya dari harian Solopos, 2 November 2007)
2. Mendaftar Gagasan Utama Tiap Paragraf Bacalah sekali lagi secara intensif contoh esai di atas! Sambil membaca, catat gagasan utama tiap paragrafnya di buku tugas dengan mengikuti pola pada format 8.1!
3. Merangkum Gagasan Utama Antarparagraf Setiap esai tentu memiliki gagasan utama yang disajikan oleh penulisnya di dalam kalimat secara jelas, padat, dan isi, meskipun esai adalah suatu gagasan utama tunggal yang diperluas melalui perincian, contoh, penjelasan, bukti, dan lain-lain. Gagasan utama tersebut dinyatakan dalam suatu kalimat yang jelas dan padat. Untuk itu, berdasarkan catatan gagasan utama tiap paragraf tersebut, tulislah rangkumannya sehingga terbentuk gagasan utama antarparagraf. Kerjakan di buku tugas!
4. Menyusun Kerangka Paragraf Langkah-langkah menyusun paragraf dalam menulis esai adalah sebagai berikut. a. Menentukan judul esai. b. Menentukan topik permasalahan yang akan dibicarakan dalam tulisan. c. Menentukan tujuan penulisan esai. d. Menentukan jenis esai yang akan ditulis. e. Membuat kerangka paragrafnya. f. Membuat paragraf pembukanya. g. Membuat paragraf pengembangannya. h. Membuat paragraf penutupnya. 186
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Untuk membuktikan kerangka yang jelas, uraikan contoh esai di atas menjadi format kerangka esai seperti langkah-langkah di atas. Salin format berikut ini ke dalam buku tugas Anda! Format 8.2 No.
Judul
1. Tekad Presideng Susilo Bambang Yudhoyono Memberantas Korupsi 2. ........................
Paragraf Pengembangan Pembuka
Topik
Tujuan
Paragraf
......... .........
......... .............. ......... ..............
...................... ......................
............. .............
.........
......... ..............
......................
.............
.........
......... ..............
......................
.............
5. Menyusun Paragraf Pembukaan Dalam menyusun paragraf pembukaan yang diperlukan adalah pemahaman topik dan gagasan utama dari paragraf tersebut. Gagasan utama dalam sebuah paragraf merupakan penentu untuk pengembangan ide-ide penjelas lain dalam satu paragraf tersebut. Menyusun paragraf pembuka usahakan menggunakan penalaran deduktif atau induktif. Penalaran deduktif berarti pokok pikiran di awal paragraf, sedangkan paragraf induktif kesimpulan/gagasan pokok berada di akhir kalimat. Buatlah satu paragraf pembukaan berdasarkan topik yang akan Anda buat! Kerjakan di buku tugas Anda!
6. Menuliskan Isi Setelah Anda membuat kerangka paragraf dan paragraf pembu-kaan, buatlah paragraf pengembangan isi dengan model hampir sama dengan paragraf pembukaan. Hanya saja dalam penulisan paragraf isi perlu menegaskan isi paragraf sebagai pesan yang akan disampaikan kepada penulisnya. Apabila dibuat formatnya sebagai berikut. Gagasan utama : .... Gagasan penjelas : .... Gagasan penjelas : .... Gagasan penjelas : .... Gagasan penjelas : .... Kesimpulan : ....
7. Menyusun Paragraf Penutup Paragraf penutup merupakan kesimpulan dari esai yang telah dibuat. Salinlah di buku tugas Anda dan cobalah menyusun paragraf penutup! Gagasan Penjelas : .... Gagasan Penjelas : .... Gagasan Penjelas : .... Gagasan Penutup/Utama/Kesimpulan : .... Kasus Korupsi di Indonesia
187
8. Memperbaiki Tulisan Dalam menulis esai perlu diperhatikan kaidah penulisan yang baik dan benar. Baik artinya komunikatif dan benar artinya harus sesuai dengan kaidah EYD. Untuk itu, hasil tulisan yang telah Anda buat, diserahkan kepada temanteman atau guru Anda. Mintalah masukan bagaimana diksinya, kiasan maknanya, kalimat-kalimatnya, ejaannya, dan tanda baca yang digunakan dalam penulisan paragraf tersebut. Setelah itu, perbaikilah tulisan Anda berdasarkan masukan teman-teman dan guru Anda! Kerjakan di buku tugas Anda!
C. Menganalisis Wacana Bahasa Indonesia Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai jenis wacana, mengorganisasikan wacana, menentukan kohesi dan keherensi wacana, serta menentukan kelengkapan wacana.
1. Mengidentifikasi Wacana Jurnalistik, Sastra, dan Ilmiah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti cerpen, artikel, pidato, dan sebagainya. Wacana juga merupakan suatu peristiwa terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku linguistik, sedangkan teks adalah suatu urutan ekspresi-ekspresi linguistik yang terstruktur yang membentuk keseluruhan yang padu. a. Contoh wacana dalam sastra: - Aku berada dalam mimpi yang tidak berwarna. Ada beberapa bayang dalam seringai ngeri, mengelilingi cahaya yang berpendar menusuki gulita. Seperti ada yang bertanya pada lorong yang paling labirin telingaku. Masih mau hidup atau ingin segera mati? Jika aku mati, bagaimana ibuku? Apakah ia tidak akan terkena amarah Bapak? Dikutip dari Gadis dalam Kaca, hal. 22, Izzatul Jannah.
b. Contoh wacana jurnalistik: Indonesia Idol Ajang kompetisi ratu-ratuan kembali digelar. Kali ini RCTI yang memiliki gagasan untuk menayangkan The Indonesia Idol. Acara ini menurut Daniel Hartono, Sales & Marketing Director RCTI, sedikit berbeda dengan ajang sejenis. Malam puncak perhelatan Indonesia Idol akan disiarkan langsung oleh RCTI pada 19 Februari 2007. Sumber: tabloid Cek & Ricek, edisi 335 Thn. VII - 31 Januari 2007
188
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
c.
Contoh wacana ilmiah: Menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap sehingga dapat disebut sebagai kamus lengkap memang sangat berat. Selain dibutuhkan pikiran, tenaga, waktu, serta biaya yang hampir-hampir tidak dapat dibatasi, ada hal lain yang menjadi syarat kelengkapan itu. Sumber: “Prakata” dalam KBBI Edisi Ketiga, 2003.
2. Mengorganisasikan Wacana Mengorganisasi adalah membentuk struktur wacana yang utuh dan lengkap. Oleh karena itu, menyusun wacana yang kohesif dan koherensif berarti harus memenuhi kriteria ciri-ciri paragraf yang efektif berikut ini. a. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan. b. Dalam satu paragraf hanya ada satu pokok pikiran. c. Pada umumnya, paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat. d. Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran. e. Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padu. f. Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan sistematis.
3. Menentukan Kekohesian dan Kekoherenan Wacana secara Utuh Wacana merupakan gabungan dari beberapa paragraf. Paragraf sendiri terdiri atas seperangkat kalimat yang berkaitan erat dengan yang lain. Kalimatkalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu, sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. Alat penanda atau pemarkah kohesi dan koherensi dalam paragraf dapat berupa kata dan kelompok kata. Permarkah-pemarkah tersebut sangat banyak dan bermacammacam, yaitu sebagai berikut. a. Penanda hubungan kelanjutan, misalnya: dan, lagi, serta, lagi pula, dan tambahan lagi. b. Penanda hubungan urutan waktu, misalnya: dahulu, kini, sekarang, sebelum, setlah, sesudah, kemudian, sementara itu, sehari kemudian.. c. Penanda klimaks, misalnya: paling, se-nya, dan ter-. d. Penanda perbandingan, misalnya: sama, seperti, ibarat, bak, dan bagaikan. e. Penanda kontras, misalnya: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya. f. Penanda ilustrasi, misalnya: umpama, contoh, dan misalnya. g. Penanda sebab-akibat, misalnya: karena, sebab, oleh karena itu. h. Penanda kesimpulan, misalnya: kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya, dan rangkuman. Kasus Korupsi di Indonesia
189
4. Menentukan Kelengkapan Wacana Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mempunyai awal dan akhir nyata dan disampaikan secara lisan atau tertulis. Oleh karena itu, kelengkapan suatu wacana adalah adanya fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf.
II. Kompetensi Bersastra A. Membandingkan Puisi Indonesia dan Puisi Terjemahan Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membandingkan berbagai penyimpangan bahasa dalam masing-masing puisi serta membandingkan nilai-nilai etika yang dianut penyair dalam puisinya.
1. Membandingkan Berbagai Penyimpangan Bahasa Pada saat mempelajari Tema 1, Anda telah diajak mendengarkan Pembacaan puisi terjemahan, bukan? Pada pertemuan kali ini, Anda diharapkan mampu membandingkan berbagai penyimpangan bahasa yang terjadi dalam puisi Indonesia dan puisi terjemahan. Untuk puisi terjemahan, Anda dapat melihat kembali contoh-contohnya di Tema 1, sedangkan berikut ini adalah contoh-contoh puisi Indonesia. Anda diminta membacanya dengan intensif. Sambil membaca, coba temukan berbagai penyimpangan bahasa dalam hal leksikal, fonologi, semantik, dan sintaksisnya. Perlu diuraikan dahulu, leksikal adalah hal yang berkaitan dengan kosakata. Fonologi adalah bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyian bahasa menurut fungsinya. Semantik adalah ilmu tentang makna kata/kalimat. Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagian-bagiannya. Tuliskan berbagai penyimpangan bahasa tersebut di buku tugas dengan mengikuti format berikut ini! Format 8.3 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
190
Puisi Indonesia
Puisi Terjemahan
Leksikal Fonologi Semantik Sintaksis Leksikal Fonologi Semantik Sintaksis .............. .............. .............. .............. .............. ..............
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
a. Puisi Indonesia: Lara Aku masih mencari sudut kota tua sendiri berlari ke peraduan mencari arahku yang dulu kelam oleh malam dan ke peraduan sunyi menyibak raguku menyelimuti usangku Aku pencari sudut kota dalam leluasa kesenyapan menerangi langkahku dan mengulangi warna hitam dari balik batuku tapi aku pecah pancaran mentari yang penuhi pendurhaka malam biar aku kosongkan lorong-lorongnya dan kusiram kabut senja itu dengan senyumku Aku masih mencari sudut kota tua berlari lagi ke peraduan sampai kali ketiga aku pun tak kan bosan Oleh: Apriliya Tri R. Sumber: Suara Merdeka, 10 April 2007
b. Puisi terjemahan Sebuah Pertanyaan untuk Tuhan Zaman demi zaman, duh Gusti, telah Engkau kirim rasul-rasulMu ke dunia yang malang ini, yang telah menyisakan ucapan mereka: “Ampunilah semua. Sucikan hatimu dari aliran-aliran darah merah kebencian.” Begitu mengagumkan mereka, yang layak untuk diingat; tetapi dari pintu luar, aku telah memalingkan mereka sekarang ini — sebuah hati yang jahat— dengan penghormatan tak bermakna.
Kasus Korupsi di Indonesia
191
Tidak pernahkah aku melihat kejahatan rahasia meluluhlantakkan si lemah di balik tudung kemunafikan? Tidak pernahkah aku mendengar suara keadilan yang terbungkam beruraian air mata dalam kesunyian karena amukanamukan musuh yang kuat? Tidak pernahkah aku melihat dalam duri anak-anak muda yang mendura, menjadi gila, karena menubrukkan hidup mereka siasia pada bongkahan karang yang tak berperasaan? Tersendat suaraku, membisu kidungku, dan dunia gelapku terhampar dalam penjara impian suram; maka aku bertanya kepada-Mu, wahai Tuhan, dalam isak tangis ini, “Pernahkah Engkau mengampuni, pernahkah Engkau mencintai mereka yang sedang meracuni udara-Mu dan memadamkan cahaya-Mu?” (Sumber: The Hearth of God Menyingkap Kalbu Ilahi, Jendela Grafika, 2002, Hal. 6, Terjemahan: Ribut Wahyudi).
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara membandingkan berbagai penyimpangan bahasa dalam masing-masing puisi serta membandingkan nilai-nilai etika yang dianut penyair dalam puisinya. Sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Carilah puisi Indonesia dan puisi terjemahan yang terdapat di perpustakaan sekolah Anda! 2. Bandingkan kedua puisi tersebut berdasarkan format di lembar sebelumnya! 3. Kumpulkan kepada guru pengampu agar mendapat tambahan nilai!
B. Transliterasi Arab Melayu ke Aksara Latin Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menulis kata-kata dengan huruf Arab Melayu dan mengalihkan teks beraksara Arab Melayu ke dalam aksara Latin.
Di Indonesia banyak sekali dijumpai beragam karya sastra lama yang ditulis dalam huruf Arab Melayu. Artinya, penulisan dengan huruf Arab (Hijaiah) dan menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, huruf hijaiah di sini tidak menggunakan harakat, yaitu baris tanda bunyi a (fatah), i (kasrah), dan u
192
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
(damah) serta tanda an, in, un (tanwim). Pada pertemuan kali ini, Anda diharapkan mampu menuliskan kata dengan huruf Arab Melayu. Sebelumnya, coba Anda cermati tata penulisan Arab Melayu berikut ini.
1. Kaidah Penulisan Arab Melayu a. Setiap suku kata yang diawali dan diakhiri konsonan, cukup ditulis konsonannya saja. Contoh: - tem-pat = -
tang-kas
=
b. Suku kedua dari belakang hidup berbunyi a mendapat saksi alif ( ), sedangkan suku pertama dari belakang hidup berbunyi a tidak mendapat saksi. Contoh: c.
ra - ja
=
Suku kedua dari belakang hidup berbunyi e dan suku pertama dari belakang berbunyi a, maka suku pertama dari belakang mendapat alif saksi. Contoh:
re - da =
d. Suku pertama dan kedua terdiri dari vokal i, e dan ai, maka huruf Arab itu diberi saksi yak ( ). Contoh: e.
ki - ri
=
se - ri = Suku pertama dan kedua berbunyi o, u, dan au ditulis dengan wau ( ). Contoh: ro - da = pu - lau =
f.
Suku terakhir berbunyi wa, maka ditulis huruf wau ( ) dan alif ( ). Contoh:
g.
ji - wa =
Huruf awal pada suku kata pertama terdiri atas vokal diikuti konsonan, maka dituliskan alif saja. Contoh:
an - tar =
h. Suku kata pertama berbunyi a saja dituliskan dengan alif. Contoh: i.
a - man =
Suku kata terakhir berbunyi ai dan au tidak mengalami perubahan ejaan. Contoh :
tu - pai
=
ker - bau
=
Kasus Korupsi di Indonesia
193
j.
Kata yang berakhiran an, i, dan kan tidak mengalami perubahan ejaan jika dirangkaikan dengan imbuhan lainnya. Contoh :
perkataan-mu
=
Selain beberapa kaidah penulisan di atas, coba Anda cermati tata penulisan huruf-huruf di bawah ini. a. Huruf p ditulis dengan ( b. Huruf g ditulis dengan ( c.
Huruf nya ditulis dengan (
) atau ( ) atau (
) )
) atau (
)
2. Mengalihkan Teks Arab Melayu ke Aksara Latin Setelah mempelajari berbagai kaidah penulisan Arab Melayu, Anda diminta untuk mengalihkan kata atau kalimat dari tulisan Arab Melayu ke dalam aksara Latin. Hal ini disebut dengan transliterasi, yaitu penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya. Berikut ini diberikan contohnya. a. Dalam bentuk kata: -
ayam
=
-
bahtera
=
-
batas
=
-
mahir
=
-
batu
=
-
deru
=
-
lantai
=
-
harimau
=
-
nenek
=
-
molek
=
b. Dalam bentuk kalimat
194
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Transliterasi: - Dengan ikhlas saya memberikan fitrah kepada fakir miskin.
Transliterasi: - Seorang guru harus berlaku adil kepada muridnya.
Pelatihan Coba Anda cari teks sastra lama yang menggunakan huruf Arab Melayu! Selanjutrnya, fotokopilah dan transliterasikan dalam buku tugas Anda! Kumpulkan pada Bapak/Ibu Guru untuk diperiksa kebenarannya dan diberi penilaian!
Ruang Info Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas, yang menggunakan bentuk cakapan dan gerak atau penokohan di hadapan penonton.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara membaca cepat teks, menulis makalah, menganalisis wacana bahasa Indonesia, membandingkan puisi Indonesia dan puisi terjemahan, transliterasi Arab Melayu ke aksara latin. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
Kasus Korupsi di Indonesia
195
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Alur, penokohan, tema, dan amanat termasuk unsur-unsur .... dalam karya sastra. a. intrinsik b. ekstrinsik c. karakteristik d. kharismatik e. endosentrik 2. Wacana argumentasi dan eksposisi memiliki kesamaan seperti hal di bawah ini, kecuali .... a. menjelaskan pendapat, gagasan, meyakinkan, dan menginformasikan pembaca b. memerlukan faktor yang diperkuat dengan angka, statistik, dan sebagainya c. memerlukan data yang lengkap d. pada bagian penutup bersifat mengajak e. mendeskripsikan wacana atau peristiwanya 3. Sebuah karangan dibagi atas paragraf-paragraf. Dalam membentuk suatu paragraf diperlukan suatu syarat. Syarat-syarat paragraf yang baik adalah sebagai berikut, kecuali .... a. kalimat disusun secara logis b. tidak boleh ada kalimat sumbang c. bahasa yang digunakan harus bahasa efektif dan formal d. menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif e. menggunakan kalimat-kalimat yang jelas 4. Yang dimaksud dengan tema suatu karangan adalah .... a. b. c. d. e.
196
tujuan pengarang kalimat utama isi karangan pokok pikiran pikiran penjelas
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
5. Pada hakikatnya, pendidikan berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa proses transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Pelaksanaan proses adalah pendidikan dalam fungsi dan lingkungan masingmasing. Penerima proses adalah siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah kedewasaan kepribadiannya. Pikiran utama paragraf di atas adalah .... a. yang menerima proses adalah siswa b. pendidikan berlangsung dalam suatu proses c. proses pendidikan meliputi proses transformasi nilai-nilai pengetahuan d. proses pendidikan yang berlangsung pada siswa e. kedewasaan seseorang yang tertinggal 7. Paragraf di atas termasuk jenis paragraf .... a. deduktif b. induktif c. campuran d. deskriptif e. naratif 8. Kalimat berikut yang merupakan kalimat pertanyaan dalam sebuah dialog atau ceramah adalah .... a. b. c. d.
Apakah Marlina belajar bahasa Indonesia? Bagaimanakah keadaan Yuma? Apakah kakak memanjat pohon jambu dan Andi memetik bunga? Bagaimanakah alternatif penyelesaian masalah yang berkepanjangan ini, Saudara-Saudara? e. Jangan ambil sikap arogan, kita adalah sama! 9. Yang dimaksud dengan gagasan utama dalam paragraf adalah …. a. pendapat penulis b. gagasan pokok c. gagasan penjelas d. ide campuran e. gagasan sumbang 10. Dalam menulis esai yang perlu diperhatikan adalah hal-hal berikut ini, kecuali …. a. b. c. d. e.
menentukan topik membuat kerangka karangan menentukan gagasan utama dalam karangan menentukan jenis esai yang akan ditulis mencari dukungan atau sponsor
Kasus Korupsi di Indonesia
197
B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Buatlah kalimat tanya yang efektif dan menarik untuk diajukan sebagai pertanyaan dalam forum diskusi! 2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam naskah drama! 3. Sebutkan unsur-unsur pementasan naskah drama! 4. Jelaskan yang dimaksud dengan esai dan berikan contohnya! 5. Buatlah kerangka esai dan kembangkan menjadi paragraf yang utuh!
198
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 9
Sumber: Atlas Indonesia
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Garuda Jan 96
Ragam Budaya Nasional
PETA KONSEP Ragam Budaya Nasional
Kebahasaan
Menyampaikan Topik Suatu Uraian
Membaca Intensif Artikel dalam Media Cetak
Kesastraan
Ragam Bahasa Indonesia
Membaca dan Menanggapi Puisi
Menulis Kembali Membaca dan Cuplikan Sastra M e n a n g g a p i Indonesia Klasik Drama dari Arab Melayu ke dalam Latin
Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki berbagai macam ragam budaya nasional yang tersebar di setiap pulau di Indonesia. Hal tersebut menjadikan kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan menjaga produk budaya yang dimiliki bangsa ini. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara menyampaikan topik suatu uraian, membaca intensif artikel dalam media cetak, ragam bahasa Indonesia, membaca dan menanggapi puisi, membaca dan menanggapi drama, menulis kembali cuplikan sastra Indonesia klasik dari Arab Melayu ke dalam latin. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Ragam Budaya Nasional.
I. Kompetensi Berbahasa A. Menyampaikan Topik Suatu Uraian Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat pokok-pokok isi uraian, menyampaikannya kepada teman, serta mengajukan pertanyaan dan menjawabnya.
1. Mencatat Pokok-pokok Isi Uraian Baca teks uraian berikut ini! Sambil membaca, buatlah catatan seperti dalam format 9.1 Format 9.1 No.
Judul
Sumber
Pokok-pokok Isi Uraian
1.
Bahasa Jawa Hidup dalam Kekeringan .................................... .................................... ....................................
Solopos, 22 Agustus 2007 ..................... ..................... .....................
....................................... ....................................... ....................................... ....................................... .......................................
2. 3. 4.
Bahasa Jawa Hidup dalam Kekeringan Bahasa adalah roh budaya. Hilang dan matinya suatu bahasa berarti hilang dan mati pula nilai-nilai sebuah budaya. Dengan hilangnya bahasa itu, maka segala peninggalan leluhur yang diwariskan lewat tulisan dan bahasa akan berakhir dan tamat riwayatnya, mengingat dalam mempelajari dan mengkaji suatu budaya harus melalui bahasa. Untuk mengantisipasi kepunahan suatu bahasa, khususnya bahasa Jawa yang penuturnya kurang lebih 60% penduduk di Indonesia, telah ditempuh berbagai cara. Bahasa Jawa di negara Indonesia kini meskipun mempunyai pendukung yang amat besar, dalam perkembangannya juga bergeser dan berubah, walaupun tingkat perubahan masih berlangsung lambat. Untuk itu, bahasa Jawa akan terus mengalami pergeseran dan dimungkinkan menuju kematian, jika pergeseran tersebut tidak segera dibendung dan diantisipasi sejak dini. Bahkan kalangan kasepuhan memprediksi, bahasa Jawa di bumi pertiwi ini hanya akan bertahan tiga generasi lagi. Mengingat fungsi bahasa ibu semakin berkurang karena banyak keluarga muda yang tidak paham dan tidak mau menggunakan lagi bahasa Jawa dalam
200
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
berkomunikasi. Berdasarkan kondisi tersebut, bahasa Jawa akan semakin ditinggalkan penuturnya dan mengalami kondisi gawat darurat, bahkan akan segera mati, bagaikan hidup dalam kekeringan. Kebudayaan Jawa yang dapat bersaing dengan budaya Barat dan dapat diandalkan, di antaranya adalah bahasa dan seni. Untuk itu, keunggulan tersebut wajib dipelihara dan dikembangkan secara maksimal dan sungguh-sungguh lewat pendidikan formal, baik dari tingkat play group, TK, SD, SMP, hingga SMA. Apabila sampai lengah budaya daerah semakin lemah, persatuan dan kesatuan bangsa semakin luntur dan kendur. Sebaliknya, kecanggihan iptek di Barat semakin gencar, sementara bangsa Indonesia semakin tertinggal serta terbentur. Oleh : Imam Sutardjo, M.Hum. (Dikutip seperlunya dari harian Solopos, 22 Agustus 2007)
2. Menyampaikan Isi Uraian kepada Teman Setelah membaca teks yang berjudul “Bahasa Jawa Hidup dalam Kekeringan” dan membuat catatan pokok-pokok isinya, tentu Anda telah mengetahui garis besar isinya. Selanjutnya, bentuklah kelompok sesuai kesepakatan dan sampaikan secara lisan isi teks tersebut kepada teman sekelompok Anda. Lakukan secara bergantian! Mintalah guru Anda memberikan pendapatnya atas cara penyampaian Anda dan teman-teman!
3. Mengajukan dan Menjawab Pertanyaan Anda telah diajak membaca, mencatat, dan menyampaikan isi uraian dalam teks. Selanjutnya (masih dalam kelompok diskusi) ajukan beberapa pertanyaan tentang isi uraian kepada teman sekelompok. Sebaliknya, jika teman Anda mendapat giliran mengajukan pertanyaan, berikan jawabannya. Diskusikan hasilnya bersama teman sekelompok dan dipandu oleh guru Anda!
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mencatat pokok-pokok pikiran isi uraian, menyampaikan isi uraian kepada teman, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah i bawah ini! Carilah suatu topik uraian di media cetak atau elektronik, kemudian pahami isinya dan sampaikan kepada teman-teman atau saudaramu. Apakah beberapa teman yang kritis untuk bahan diskusi lanjutan.
Ragam Budaya Nasional
201
B. Membaca Intensif Artikel dalam Media Cetak Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menemukan gagasan utama tiap paragraf, mendaftar gagasan pendukungnya, dan merangkum isi artikel.
1. Menemukan Gagasan Utama Tiap Paragraf Perkembangan wawasan dan pengetahuan seseorang memungkinkan manusia memperoleh berita dari berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Artikel adalah karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Untuk memahami isi artikel, perlu memahami gagasan utama masing-masing paragraf. Anda diharapkan mampu membaca secara intensif contoh artikel yang didapatkan dari sebuah media cetak. Sambil membaca, catat gagasan utama tiap paragraf yang Anda temukan di buku tugas dengan mengacu pada format 8.3!
Wayang Orang Sriwedari; dari Solo untuk Aceh Pagelaran wayang orang Sriwedari Peduli Aceh yang baru dimulai pukul 21.00 WIB tersebut ternyata cukup direspons masyarakat Solo dan sekitarnya. Hal ini bisa dilihat dari penonton yang memadati gedung itu sampai kursi belakang. Mungkin karena mereka bisa menikmati secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya, sehingga mereka berbondongbondong datang menikmati suguhan wayang orang yang cukup lama tidak terjadi di gedung WO Sriwedari itu. Mengambil lakon Pandhawa Nugraha, yang disutradarai oleh RT. Riptodipuro, Diwasa, dan Supardi ini berkisah tentang gara-gara yang ditimbulkan oleh Mahapatih Astina Harya Sengkuni untuk menyingkirkan Pandhawa dari Astina membawa hikmah tersendiri. Hal ini awalnya dipicu dengan perebutan kekuasaan antara Pandhawa dan Kurawa sepeninggal Prabu Pandhu Dewanata. Sebenarnya Pandhawa yang lebih berhak atas Astina tidak merisaukan lepasnya takhta ke Kurawa, namun Sengkuni merasakan adanya ancaman serius jika Pandhawa masih hidup sehingga berupaya dengan berbagai cara melenyapkan Pandhawa. Termasuk membakar hidup-hidup Pandhawa di Pramanakathi, bangunan yang mudah terbakar. Namun, akhirnya Pandhawa selamat dari maut berkat pertolongan seekor musang putih. Pandhawa pun selalu memberikan pertolongan di setiap tempat yang disinggahi hingga akhirnya menemukan Kerajaan Amarta.
202
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Misi utama digelarnya pertunjukan wayang orang ini sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana di Aceh dan Sumatra Utara. Malam itu, memang hampir semua penonton yang masuk ke gedung WO Sriwedari ikut menyumbang untuk dana Peduli Aceh, lewat kotak yang tersedia di pintu masuk. (Dikutip seperlunya dari harian Solopos, 24 Januari 2007)
2. Mendaftar Gagasan Pendukung dari Tiap Gagasan Utama Kegiatan selanjutnya, Anda diharapkan mampu untuk mendaftar gagasan pendukung dari tiap gagasan utama tersebut. Untuk itu, baca sekali lagi teks di atas. Sambil membaca, temukan gagasan pendukung tiap gagasan utamanya, lalu catat di buku tugas dengan format berikut ini! Format 9.2 No.
Paragraf
Gagasan Utama
Gagasan Pendukung
1. 2. 3. 4. 5.
Pertama .............. .............. .............. ..............
Pagelaran wayang orang peduli Aceh di Sriwedari tidak dipungut biaya. .................................................. .................................................. ..................................................
................................. ................................. ................................. ................................. .................................
3. Merangkum Isi Seluruh Artikel Setelah Anda menemukan gagasan utama dan gagasan pendukung dari tiap-tiap paragraf tersebut, rangkumlah isi secara keseluruhan dari artikel tersebut berdasarkan gagasan utama dan gagasan pendukung dari tiap-tiap paragraf! Kerjakan di buku tugas!
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara menemukan gagasan utama tiap paragraf, mendaftar gagasan pendukung dari tiap gagasan utama, merangkum artikel, sekarang kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Carilah artikel di media cetak, lalu guntinglah! 2. Catatlah gagasan utama dari tiap-tiap paragraf dari artikel yang Anda dapatkan! 3. Catatlah gagasan pendukung dari gagasan utama dalam artikel yang Anda pilih! 4. Buatlah rangkuman isi keseluruhan artikel yang Anda dapatkan!
Ragam Budaya Nasional
203
C. Ragam Bahasa Indonesia Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membedakan berbagai ragam bahasa dan menggunakannya sesuai konteks dan situasi.
Bahasa dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai alat komunikasi. Selain itu, bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk berpikir dan belajar. Dalam pemakaiannya, bahasa Indonesia sangat beragam. Faktor keberagaman tersebut disebabkan oleh asal daerah, sarana, dan konteks pemakaiannya. Selain itu, faktor sejarah dan perkembangan masyarakat pun juga berpengaruh.
1. Membedakan Berbagai Ragam Bahasa Berdasarkan sarananya, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Keduanya memiliki perbedaan sebagai berikut. a. Dalam ragam bahasa lisan, pada umumnya menggunakan kalimat yang pendek-pendek, terputus-putus, dan cenderung memunculkan kosakata percakapan. Misalnya: sih, dong, gimana, tapi, oh, dan sebagainya. b. Dalam ragam bahasa tulis, penggunaan secara tulisan lebih cermat. Hal ini karena pihak yang diajak berkomunikasi tidak berhadapan secara langsung. Agar penyampaian sebuah pesan dalam bahasa tulis efektif, hendaknya ada kelengkapan fungsi gramatikal, yang meliputi subjek, predikat, dan objek. Berdasarkan perbedaan situasi dan kondisi pemakaiannya, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam resmi dan ragam tak resmi. Ragam resmi biasanya digunakan dalam situasi resmi/formal, misalnya pidato presiden, berita radio/ televisi, penulisan karya ilmiah, dan sebagainya. Sedangkan ragam bahasa tak resmi biasanya digunakan dalam situasi santai/informal, misalnya ketika menulis surat pribadi kepada teman, ketika bercakap-cakap dengan keluarga, ketika sedang menawar belanjaan, dan sebagainya. Untuk mengetahui resmi tidaknya suatu penggunaan bahasa dapat diketahui melalui kaidah atau pedoman dalam berbahasa yang telah ditetapkan, baik oleh pemerintah maupun oleh ahli bahasa. Pedoman-pedoman tersebut adalah: a. sesuai dengan EYD, b. berpedoman pada pembentukan istilah, c. sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, d. sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia.
204
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Selain itu, ciri bahasa resmi yang lain adalah: a. menggunakan struktur kalimat yang lengkap, b. menggunakan imbuhan secara eksplisit, c. tidak dipengaruhi unsur bahasa daerah dan bahasa asing, d. tidak terpengaruh dialek regional.
2. Menggunakan Berbagai Ragam Bahasa Sesuai Konteks dan Situasi Berdasarkan situasinya, penggunaan ragam bahasa dapat dibedakan menjadi ragam bahasa resmi dan tidak resmi. Berikut ini contoh pemakaian bahasa menutur situasinya. a. Situasi resmi Contoh: - Saya setuju dengan pendapat Anda. - Bagaimana keadaan Anda sekarang? b. Situasi tak resmi. Contoh: - Aku sih, oke aja dengan pendapatmu. - Gimana kabar kamu?
Pelatihan Setelah mempelajari perbedaan berbagai ragam bahasa sebagai alat komunikasi, coba aplikasikan dalam penggunaannya, salin format berikut dalam buku tugas dan isilah! No.
Kata Ragam Lain
Ragam Tulis
Konteks Resmi Konteks Tidak Resmi
Ragam Budaya Nasional
205
II. Kompetensi Bersastra A. Membaca dan Menanggapi Puisi Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membacakan puisi yang dianggap penting dalam tiap periodenya, menunjukkan majas, citraan, makna, lambang yang digunakan, serta menyimpulkan nilai-nilai budayanya.
1.
Menunjukkan Majas dalam Puisi Dalam menulis sebuah puisi harus dipikirkan tentang cara penyampaiannya. Cara penyampaian ide atau perasaan dalam berpuisi disebut majas. Majas merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul dalam hati penulis dan mampu menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembacanya. Majas dapat membuat kata-kata dalam puisi menjadi hidup dan bergerak, sehingga merangsang pembaca untuk memberi reaksi tertentu. Coba Anda cermati puisi di bawah ini! Teratai Kepada Ki Hajar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersenyum kembang indah permai Tiada terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh di hati dunia Daun berseri, Laksmi mengarang Biarpun dia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruslah, o, teratai bahagia Berseri di kebun Indonesia Biarlah sedikit penjaga taman Biarpun engkau tak terlihat Biarpun engkau tidak diminat Engkau turut menjaga jaman (Sanusi Pane)
Puisi di atas menggambarkan seorang tokoh yang dikagumi oleh penyairnya, yaitu Ki Hajar Dewantara. Sifat yang dikagumi dari sang tokoh adalah rendah hati, laksana bunga teratai yang tumbuh di kolam, tidak dikenal orang, diabaikan, dan tidak diminati. Akan tetapi, ide-idenya selalu dijadikan dasar pemikiran banyak orang. Meski demikian, Ki Hajar Dewantara tetap meneruskan gagasan dan cita-citanya untuk kemajuan bangsa Indonesia. 206
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
2. Menunjukkan Citraan dalam Puisi Citraan atau pengimajian dalam puisi adalah susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imaji. Dengan daya imajinasinya, sang penyair dapat menciptakan kata-kata seolah-olah mampu didengar, dilihat, atau dirasakan oleh pembaca puisi. Coba Anda perhatikan contoh cuplikan puisi di bawah ini! Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintu-Mu aku mengetuk Aku tak bisa berpaling (Doa, Chairil Anwar) Imajinasi penyair dalam puisi di atas adalah krisis keimanan. Oleh karenanya, penyair meyakini bahwa tidak ada jalan lain selain kembali kepada jalan Tuhan. “Aku hilang bentuk-remuk. Maka Aku mengetuk pintu Tuhan; dan karena Aku di negeri asing maka aku tidak bisa berpaling dari Tuhan”.
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara menunjukkan majas dan citraan dalam puisi, sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintahperintah di bawah ini! 1. Carilah puisi pada tiap-tiap angkatan (dari Balai Pustaka sampai sekarang) di perpustakaan sekolah Anda! 2. Tunjukkan majas, citraan, dan nilai-nilai budaya dari puisi tersebut! 3. Bacalah di depan kelas di hadapan teman-teman Anda!
B. Membaca dan Menanggapi Drama Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu membaca drama satu babak yang dianggap penting dalam tiap periode dan mengidentifikasi unsur yang tergambar dari para pelakunya.
Berikut ini adalah naskah drama karya HB. Jassin. Coba Anda baca dengan cermat! Sambil membaca, identifikasikan unsur yang tergambar dari dialog para pelaku dalam drama tersebut! Ragam Budaya Nasional
207
Tuliskan hasilnya di buku tugas dengan mengikuti format di bawah ini! Format 9.3 No.
Nama Pelaku
Watak Tokoh
1. 2. 3.
X Y Z
.................................................... .................................................... ....................................................
Seniman Pengkhianat “Orang-orang yang sudah menjual jiwa dan kehormatannya kepada fasis Jepang disingkirkan dari pimpinan revolusi kita (orang-orang yang pernah bekerja di propaganda polisi rahasia Jepang, umumnya di dalam usaha kolone 5 Jepang). Orang-orang ini harus dianggap sebagai pengkhianat perjuangan dan harus diperbedakan dari kaum buruh biasa yang bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.” (Perjuangan Kita, oleh Sjahrir, h. 24).
208
X
:
Y
:
X Y X Y X Y
: : : : : :
X
:
Y X Y
: : :
“Belum juga dia datang. Janjinya pukul sebelas. Sekarang sudah lewat setengah jam.” “Ah, dia banyak urusannya barangkali. Sandiwara sangat maju.” “Itu dia! Manuskripku sekarang ada padanya.” “Manuskrip yang mana?” “Sandiwara 4 babak, Kesuma Negara.” “Oh, yang baru lagi?” “Ya, abis? Kemauan zaman. Kita mesti turut zaman, bukan?” “Aku heran melihat engkau. Apa saja acaranya, engkau membuatnya menjadi sajak, cerita pendek, sandiwara, dan sebagainya.” “Apa susahnya. Bikin saja, asal u sama u, a sama a, b sama b, sudah beres. Bikin cerita pendek syaratnya asal jangan lupa: menghancurkan musuh, musuh jahanam, musuh biadab; kemenangan tinggal tunggu hari lagi. Pihak kita: kesayangan Tuhan, Tuhan telah menjanjikan kita kemenangan dan sebagainya yang muluk-muluk, yang jelek-jelek pada pihak lawan.” “Kuheran. Engkau dapat menulis demikian.” “Mengapa heran? Engkau juga bisa, kalau engkau mau.” “Biarpun aku meu, aku tidak bisa.”
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
X
:
Y X
: :
Y X Y X Y
: : : : :
X
:
Y
:
X
:
Y
:
X
:
Y
:
X
:
Y X Y
: : :
X
:
Y
:
X
:
“Bohong! (berbisik). Mengapa engkau begini bodoh? (sambil menunjuk ke sepatu Y). Lihat! Sepatumu sudah ternganganganga. Bajumu telah berjerumat. Kalau engkau mau… kantor kami senantiasa akan menerima engkau.” “Kerjaku menjadi apa?” “Biasa. Seperti aku sekarang. Sekali-sekali ada bestelan sajak, atau cerita pendek, atau sandiwara, atau lelucon.” “Lantas kalau ada bestelen, engkau yang bikin?” “Mau apa lagi?” “Engkau bisa tulis?” “Bisa.” “Wah! Engkau ini orang aneh. Misalkan, pemerintah memerlukan rambutan untuk santapan serdadunya. Lantas dia menginginkan rambutan yang jitu, temponya tiga hari, engkau bisa bikin?” “Gampang, tiga hari terlalu lama. Pukul sebelas dibestel jam dua belas sharp, tanggung siap.” “Tapi engkau toh mengerti, bahwa pekerjaan yang demikian tidak ada jiwanya?” “Jiwa? Perlu apa jiwa sekarang? Jiwa diobral di medan perang. Hanya engkau yang meributkan perkara jiwa.” “Bukan demikian. Padaku sesuatu itu mesti ada ‘aku’-ku di dalamnya. Kalau tidak, aku tidak puas.” “Kalau sekarang engkau hendak memasukkan ‘aku’–mu ke dalam suatu pekerjaan, nanti engkau akan mendapat panggilan dari Gambir Barat1. “Oleh karena itulah, engkau tidak bisa menulis seperti kehendakmu itu.” “Bung! Aku bilang saja terus terang. Gerak gerikmu sekarang diamat-amati oleh Gambir Barat.” “Aku sudah tahu lama. Tapi itu aku tidak ambil perduli.” “Engkau harus hati-hati. Omonganmu jangan terlalu lancang.” “Aku tahu. Aku lemah. Aku tidak punya karaben. Tapi, kalau aku disuruhnya menulis-menulis, seperti yang engkau laksanakan, lebih baik aku makan tanah.” “Apa hinanya? Dia kuanggap majikan, aku buruh. Aku makan gaji. Apa yang dia suruh, toh aku mesti bikin?” “Engkau mesti ingat. Engkau bukan buruh biasa. Engkau seorang seniman.” “Tidak! Aku tidak pernah bilang aku seorang seniman. Aku orang biasa. Namaku X.”
Ragam Budaya Nasional
209
210
Y
:
X Y
: :
X Y
: :
X
:
X Y X Y X Y
: : : : : :
X Y X
: : :
Y X
: :
Y X Y X
: : : :
Y
:
X Y
: :
X Y
: :
X Y
: :
“Tapi pekerjaanmu? Pekerjaanmu mempropaganda ini itu kepada rakyat.” “Rakyat toh mesti diberi penerangan?” “Betul! Tapi bukan penerangan yang menjerumuskan itu, kalau engkau bikin propaganda tentang laut, misalnya.” “Aku tidak tahu.” “Memang. Engkau tidak tahu. Tapi mereka, anak-anak muda yang terpedaya oleh ajak, atau cerita pendek, atau sandiwaramu tentang laut, apa engkau bisa tanggung?” “Mereka mesti tahu sendiri.” “Sobat! Engkau bangsa apa?” “Aku bangsa Indonesia.” “Tulen?” “Tulen!” “Tidak ada campuran?” “Tidak! Ibu bapak 100% bangsa Indonesia.” “Kalau begitu aku tidak tahu, mengapa engkau mau menggali kubur untuk bangsamu sendiri.” “Aku tidak menggali kubur. Aku makan gaji.” “Tapi gajimu berlumuran darah bangsamu sendiri.” “Tidak dengan pekerjaanku, bangsa kita toh sudah berlumuran darah.” “Jadi engkau hendak menambahnya lagi?” “Pekerjaanku ini seperti titik dalam lautan. Tidakkan menambah dan tidak akan mengurangi.” “Oleh sebab itu, engkau kerjakan?” “Mengapa aku saja yang engkau terkam?” “Karena aku anggap engkau wakil dari gerombolanmu.” “Bukan golonganku saja yang diperbudak. Semua golongan, tidak ada terkecualinya.” “Aku juga tahu. Yang menjerit-jerit berteriak-teriak di lapangan besar, seperti orang edan, juga bangsa kita. Juga tukang tipu rakyat.” “Nah. Itu dia. Jadi bukan aku saja.” “Itu bukan alasan untuk melakukan pekerjaanmu seperti sekarang ini.” “Lantas maumu aku mesti makan angin?” “Bukan. Engkau dapat bekerja di lapangan lain. Pendidikanmu cukup.” “Maaf. Tapi aku tidak dapat hidup seperti engkau.” “Engkau mempunyai cita-cita?”
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
X Y X
: : :
Y
:
X
:
Y
:
X Y
: :
“Penuh.” “Cita-citamu akan dapat menahan segala deritaan.” “Aku tidak bisa. Tinggal di gubuk rebeh seperti engkau, maaf saja. Aku biasa tinggak di Laan. Baju mesti saban hari ganti, sepatu mesti necis, jangan sampai ternganga. Jajan tidak bisa di pinggir jalan, nongkrong seperti engkau. Aku bisa duduk di Oen.” “Tapi jangan anggap, buah penamu telah kercap seni. Di luar kantomu ini, masih banyak pemuda-pemuda yang benar-benar berdarah seni, 100% lebih bersih dari darahmu. Mereka sekarang gelisah menanti akhirnya penindasan ini. Tapi dalam sementara itu, mereka menangis melihat kelakuan gerombolanmu yang melontekan diri sebagai alat propaganda.” “Engkau cemburu melihat kedudukanku sekarang ini. Itu sebabnya engkau caci-caci aku.” “Aku tidak ingin kedudukanmu. Aku tidak ingin menjadi beo. Aku tidak ingin menjadi ekor. Aku tidak ingin menjadi lonte seperti engkau.” “Kalau tidak ingin, engkau boleh tutup mulutmu.” “Aku tidak akan menutup mulutku.Aku akan meneriak-neriakkan pengkhianatanmu terhadap bangsamu sendiri, yang engkau jadikan mangsa kebengisan tokehmu dan yang engkau coba meliputinya dengan tulisan-tulisanmu, untuk kepentingan kantongmu sendiri. Seandainya leherku yang kurus ini engkau suruh penggal pada tokehmu, aku akan terus berteriak: meneriakkan pengkhianatanmu selama ini!” Sumber: Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang, HB. Jassin, Balai Pustaka, hal. 88- 92.
C. Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menyusun menulis kembali cuplikan sastra Indonesia klasik dari teks berhuruf Arab-Melayu dalam huruf latin.
1.
Ciri-ciri Sastra Melayu Klasik Bahasa Melayu Klasik adalah bahasa yang menggantikan Bahasa Melayu Kuno. Peralihan ini dikaitkan dengan pengaruh agama Islam yang semakin mantap di Asia Tenggara pada abad ke-13. Setelah itu, bahasa Melayu mengalami banyak perubahan dari segi kosakata, struktur kalimat, dan tulisan. Ragam Budaya Nasional
211
Ciri-ciri bahasa Melayu klasik 1. Kalimat: panjang, berulang, berbelit-belit. 2. Banyak kalimat pasif. 3. Menggunakan bahasa istana. 4. Kosa kata klasik: ratna mutu manikam, edan kasmaran (mabuk asmara), sahaya, masyghul (bersedih). 5. Banyak menggunakan perdu perkataan (kata pangkal ayat): sebermula, alkisah, hatta, adapun. 6. Kalimat sungsang. 7. Banyak menggunakan akhiran pun dan lah.
2. Sastra Melayu Klasik
Hikayat Inderaputra Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan saktinya. Tetapi nasibnya mula-mula tidak seberapa mujur. Semasa masih kecil, ia telah diterbangkan oleh sekor merak emas. Ia jatuh di suatu taman dan dipelihara oleh nenek kebayan. Sesudah beberapa lama ia diangkat menjadi anak perdana menteri. Tersebutlah perkataan Raja Syahsian tiada mempunyai seorang anak. Pada suatu hari baginda pergi berburu dan melihat seekor kijang menangisi ibunya yang telah dipanah mati. Baginda terharu dan ingin berputera. Kemudian terdengar khabar bahwa di sebuah gunung yang jauh ada tinggal seorang maharesi pertapa yang terlalu sakti, Berma Sakti namanya. Barang siapa ingin beranak boleh meminta obat daripadanya. Akan tetapi, karena tempat gunung terlalu jauh dan harus melewati hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, tiada seorang pun yang sanggup pergi ke gunung itu. Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung itu. Maka pergilah Indraputera mencari obat itu. Bermacam-macam pengalaman dialami. Ia pernah bertemu dengan tengkorak yang dapat berkata-kata, membunuh raksasa dan bota yang makan manusia. Ia juga pernah mengunjungi negeri jin Islam, negeri yang penghuninya kera belaka dan kalau siang hari menjadi manusia. Ia bersahabat dengan anak raja-raja yang berasal dari golongan manusia dan jin. Berbagai hikmat diperolehnya; ada hikmat yang dapat menciptakan negeri langkap dengan segalanya, menciptakan angin ribut, menghidupkan orang yang telah mati. Akhirnya sampai ia di gunung tempat pertapaan Berma Sakti. Berma Sakti memberikan obat kepada Indraputera; di samping itu Indraputera juga diajar berbagai hikmat. Berkata Berma 212
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Sakti kepada Indraputera,” Hai anakku, pejamkan matamu dan citalah barang yang engkau kehendaki niscaya sampailah ke tempat itu”. Indraputera memejamkan matanya. ketika dibuka matanya, ia sudah ada kembali di kebun nenek kebayan di negerinya. Raja Syahsian dan perdana menteri sangat gembita. Setelah memakan obat yang dibawa Indraputera, yaitu sekuntum bunga tunjung, permaisuri hamillah dan melahirkan seorang anakyang elok parasnya yang dinamakan Tuan Puteri Indra Seri Bulan. Pada suatu ketika Indraputera dituduh berbuat jahat dengan dayang-dayang istana dan akhirnya Indraputera dibuang di sebuah negeri yang kotanya terbuat dari batu hitam. Raja negeri ini sangat memuliakan Indraputera dan memberikan hadiah sehelai kain yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit kepada Indraputera. Tuan Puteri Indra Seri Bulan pun besarlah. Ramai anak raja yang datang meminang tuan puteri. Tidak lama kemudian, tuan puteri pun sakit dan semua tabib istana tidak dapat menyembuhkan. Maka gong pun dipalu,” Barang siapa dapat mengobati tuan puteri, jika hina sekalipun bangsanya akan diangkat menjadi menantu raja.” Indraputera muncul dan menyembuhkan tuan putri. setelah dengan berbagai masalah yang menerjang akhirnya Indraputera dapat meminang Tuan Puteri Indra Seri Bulan. Sumber: Sejarah Kesustraan Melayu Klasik
Pelatihan Anda sudah diberi wacana tentang cara mempelajari ciri-ciri bahasa Melayu klasik dan contoh sastra Melayu klasik sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini! 1. Carilah karya sastra Indonesia klasik dari teks berhuruf Arab-Melayu dalam huruf latin di perpustakaan Anda! 2. Tulis kembali isinya ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar! 3. Mintalah tanggapan teman dan guru Anda!
Ruang Info Sutardji Calzoum Bachri dipandang sebagai pembaharu dunia puisi Indonesia. Jika Chairil Anwar menempatkan kualitas bahasa dalam kedudukan yang paling penting, maka Sutardji Calzoum Bachri menempatkan bentuk fisik (bunyi) dalam kedudukan yang terpenting.
Ragam Budaya Nasional
213
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara menyampaikan topik suatu uraian, membaca intensif artikel dalam media cetak, ragam bahasa Indonesia, membaca dan menanggapi puisi, membaca dan menanggapi drama, menulis kembali cuplikan sastra Indonesia klasik dari Arab Melayu ke dalam latin. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Alur sorot balik terdapat dalam novel …. a. Jalan Tak Ada Ujung b. Warisan c. Siti Nurbaya d. Ladang perminus e. Atheis 2. Berikut ini pasangan novelis dan novelnya adalah …. a. Toha Mohtar - Pulang b. Mochtar Lubis - Harimau! Harimau! c. Hamidah - Keledai! Keledai! d. Adi Negoro - Jayataka e. Taufik Ismail - Belenggu 3. … Sebelum kalian membunuh harimau yang buas itu, bunuhlah lebih dahulu harimau dalam hatimu sendiri… mengertikah kalian…percayalah pada Tuhan…Tuhan ada… manusia perlu bertuhan. Dalam nukilan di atas, Mochtar Lubis menggunakan gaya bahasa …. a. personifikasi b. simbolik c. hiperbola d. repetisi e. alusio
214
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
4. Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda resentie yang berarti …. a. tujuan dari penerbit untuk mempromosikan bukunya b. ulasan pengarang yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk membaca hasil karyanya c. telaah tentang buruknya sebuah buku sehingga pembaca mengetahui layak tidaknya buku itu dibeli d. kupasan tentang pentingnya sebuah buku untuk dibaca e. keinginan penerbit yang terselubung 5. Fakta dalam isi berita sering disebut juga sebagai sesuatu yang …. a. benar-benar terjadi b. meragukan c. samar-samar d. belum tentu ada e. kemungkinan 6. Pola penulisan berita dan pendapat dalam media massa cetak secara berurutan adalah .… a. judul, tubuh, ekor, teras b. judul, teras, ekor, tubuh c. teras, judul, tubuh, ekor d. judul, teras, tubuh, ekor e. teras, judul, ekor, tubuh 7. Bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional. Berdasarkan kalimat di atas, fungsi bahasa adalah sebagai alat …. a. komunikasi b. bergaya c. bergengsi d. bersekolah e. modern dalam berbicara 8. Karya sastra lama pada umumnya berbeda dengan karya sastra mo-dern. Karya sastra lama biasanya …. a. tidak bertema b. mengutamakan keorisinilan c. kesusastraan untuk dibaca d. lebih banyak milik bersama e. tidak mempersoalkan keindahan 9. Karya sastra berikut ini yang berbentuk drama adalah …. a. Prabu dan Putri karya MH. Rustandi Kartakusuma b. Balada Orang-Orang Tercinta karya WS. Rendra c. Cahaya di Mata Emi karya Kirdjomulyo d. Puntung Berasap karya Usmar Ismail e. Tambera karya Utuy Tatang Sontani
Ragam Budaya Nasional
215
10. Romantis sentimentil merupakan ciri khas roman-roman …. a. Angkatan Balai Pustaka b. Angkatan Pujangga baru c. Angkatan Jepang d. Angkatan ‘45 e. Angkatan ‘66 B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Jelaskan perbedaan antara gagasan utama dan gagasan pendukung dalam suatu paragraf! 2. Jelaskan perbedaan utama antara fakta dan pendapat dalam pemberitaan media massa cetak! 3. Sebutkan ciri-ciri karya sastra lama dan berilah contohnya! 4. Sebutkan ciri-ciri karya sastra modern dan berilah contohnya! 5. Jelaskan periodisasi kesusastraan Indonesia!
216
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tema 10
Sumber: Tempo, 30 Juli 06
Sumber: Tempo, 28-5 Mrt 05
Sumber:Gatra 14 Nov 07
Bencana Alam di Sekitar Kita
PETA KONSEP Bencana Alam di Sekitar Kita
Kebahasaan
Mendengarkan Intonasi Berita
Membacakan Te k s / N a s k a h Pidato
Kesastraan
Menyusun Paragraf Contoh, Perbandingan, dan Proses Sesuai dengan Ciri-Ciri Paragraf
Membahas Drama Indonesia dengan Warna Daerah
Menerapkan PrinsipPrinsip Penulisan Kritik dalam Bentuk Karya Sastra Indonesia
Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini senantiasa dilanda bencana alam, yang tentunya mendatangkan kerugian bagi para korban dan juga pemerintah. Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Hendaknya bagi para masyarakat untuk selalu tanggap darurat dalam menghadapi segala bencana alam yang terjadi di sekitar kita. Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan cara mendengarkan isi berita, membaca teks/naskah pidato, menyusun paragraf contoh, perbandingan, dan proses sesuai dengan ciri-ciri paragraf, membahas drama Indonesia dengan warna daerah, menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam bentuk karya sastra Indonesia. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Bencana Alam di Sekitar Kita.
I. Kompetensi Berbahasa A. Mendengarkan Informasi Berita Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mencatat pokok-pokok isi berita, memilah fakta dan pendapat, serta menanggapinya.
1. Mencatat Pokok-pokok Isi Berita Anda dapat meminta teman membacakan teks berita berikut ini! Tutuplah buku ini dan dengarkan dengan saksama! Sambil mendengarkan, buatlah catatan di buku tugas dengan mengacu pada format 8.1 Banjir di Blitar Selatan sudah Surut Meski masih ada beberapa tempat yang tergenang air, banjir yang melanda Kecamatan Sutojayan dan Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mulai surut sejak Sabtu (4/12). Bahkan, kemarin air sudah surut sama sekali. Warga berharap banjir tidak terjadi lagi, meskipun kemarin hujan deras masih terus turun. “Pada kondisi curah hujan 200 milimeter saja sudah bisa dikatakan hujan lebat. Kemarin di Kecamatan Sutojayan curah hujan mencapai 441 milimeter. Tak urung, ini menyebabkan debit air melonjak dua kali lipat menjadi 1.800 meter kubik per detik,” ujar Harianto, Sekretaris Perum Jasa Tirta. Curah hujan yang sangat tinggi itu, menurut Harianto, bahkan baru terjadi sekali dalam 25 tahun ini. Warga pun mengakui banjir tahun ini lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya. Banjir terdalam sebelumnya hanya satu meter, tetapi tahun ini kedalaman air bah mencapai 1,5 meter. Curah hujan dan peningkatan debit air yang luar biasa ini, kata Harianto, juga terjadi di Kediri. Karena debit air mencapai 1.700 meter kubik per detik, sekitar 20 anak sungai yang ada di Kediri akhirnya tidak bisa dengan cepat masuk ke aliran Sungai Brantas. Karena hujan deras mulai Kamis lalu, lanjut Harianto, selama dua hari Perum Jasa Tirta berupaya mengantisipasi dengan membuka dan menutup pintu air. “Sejauh ini kami merasa sudah mampu mengendalikan aliran air dengan baik. Terbukti, sekalipun ada banjir di Blitar, aliran air masih tetap bisa kami alirkan tanpa ada kendala dan juga tidak menimbulkan bencana apa-apa di bagian hilir,” ujarnya. Sekarang ini, kata Harianto lagi, aliran Sungai Brantas yang melewati sekitar 15 kota dan kabupaten, rata-rata sudah dalam kondisi debit air normal. Jika sebelumnya di Kaliporong debit air mencapai 218
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
1.000 meter kubik per detik, sekarang sudah mencapai 400 meter kubik per detik. Selain faktor tingginya curah hujan, menurut Harianto, pihaknya juga masih akan menelaah penyebab banjir yang terjadi di Blitar. “Faktor lain bisa karena daerah resapan sudah banyak berkurang. Hal inilah yang perlu kami telaah lebih lanjut, dengan membahasnya bersama pihak akademisi,” ungkapnya. (Dengan perubahan seperlunya dari harian Kompas, 6 Desember 2007)
2. Memilah Fakta dan Pendapat Pemberitaan dalam media massa cetak berisi berbagai fakta dan pendapat yang terjadi di dalam masyarakat. Sebagaimana ditulis di berbagai media cetak lokal, regional, maupun nasional memberikan gambaran berbagai kejadian, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Fakta adalah keadaan, kejadian, atau peristiwa yang benar dan bisa dibuktikan, termasuk di dalamnya ucapan pendapat atau penilaian orang atas sesuatu. Dalam kode etik jurnalistik, Pasal 3 Ayat (3) dijelaskan antara lain, “… di dalam menyusun suatu berita, wartawan Indonesia harus membedakan antara kejadian (fact) dan pendapat (opini) sehingga tidak mencampuradukkan yang satu dengan yang lain untuk mencegah penyiaran berita-berita yang diputarbalikkan atau dibubuhi secara tidak wajar. Pendapat sering dikenal dengan public opinion atau pendapat umum dan general opinion atau anggapan umum. Pendapat merupakan persatuan (sintesis) pendapat-pendapat yang banyak; sedikit banyak harus didukung orang banyak, baik setuju maupun tidak setuju; ikatannya dalam bentuk perasaan/emosi; dapat berubah; timbul melalui diskusi sosial (Junaedhi, Kurniawan. 1991. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia) Berdasarkan catatan tentang pokok-pokok isi berita banjir di atas, Anda tentu dapat memilah mana jenis berita yang berupa fakta dan mana berita yang merupakan pendapat. Untuk itu, lakukan kegiatan seperti pada format 9.1!
3. Mengemukakan Tanggapan terhadap Isi Berita Berdasarkan catatan tentang pokok-pokok isi berita “Banjir di Blitar Selatan sudah Surut” sekaligus pemilahan fakta dan pendapat atas berita tersebut, Anda dapat menanggapinya. Tulislah tanggapan Anda di buku tugas, lalu sampaikan secara bergiliran di depan kelas!
Bencana Alam di Sekitar Kita
219
Pelatihan Anda sudah mempelajari cara mencatat pokok-pokok isi cerita, sekarang asahlah kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah-perintah di bawah ini! (Tugas dikerjakan di rumah) 1. Carilah teks berita dari media cetak tentang bencana alam! 2. Tulislah pokok-pokok isi berita tersebut! 3. Kelompokkan pokok-pokok isi berita tersebut menjadi dua kelompok, yaitu berita yang berupa fakta dan berita yang berupa pendapat!
B. Membaca Teks/Naskah Pidato Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menandai pokok-pokok isi pidato dan informasi pendukungnya, lalu membacakannya dengan intonasi yang tepat.
1. Menandai Pokok-pokok Isi Pidato dan Informasi Pendukungnya Tujuan utama kegiatan membaca adalah mengetahui isi bacaan tersebut. Untuk dapat memahami isi bacaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu membaca berulang kali, menandai pokok-pokok isi bacaan, dan menceritakan kembali isi pokok-pokok bacaan tersebut. Berikut ini disajikan teks pidato. Anda diminta membacanya. Sambil membaca berikan tanda dengan pensil bagian pokok-pokok isinya berikut informasi pendukungnya. Berdasarkan tanda yang Anda beri-kan, selanjutnya salin di buku tugas dengan format berikut ini! Format 10.1 No.
Judul
1.
Pidato Belasungkawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Atas Musibah Gempa Bumi di Pulau Nias dan Pulau Simeulue
2. 3. 4. 5. 6.
220
Pokok-pokok Isi Pidato
Informasi Pendukung
......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... .........................
......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... .........................
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Pidato Belasungkawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Atas Musibah Gempa Bumi di Pulau Nias dan Pulau Simeulue Saudara-saudaraku di wilayah Pulau Nias dan Pulau Simeulue yang berduka, Assalamualaikum warahmatulallahi wabarakatuh Pertama-tama, atas nama pemerintahan dan bangsa Indone-sia, saya menyampaikan rasa berduka dan belasungkawa yang sedalamdalamnya kepada keluarga yang mengalami musibah gempa di Pulau Nias dan Pulau Simeulue. Saudara-saudaraku di wilayah Pulau Nias dan Pulau Simeulue yang berduka, Gempa yang terjadi pada Senin (28/3) malam dengan kekuatan 8,7 Skala Richter ini telah menghancurkan sekitar 80% wilayah tersebut. Sedikitnya 500 rumah pun runtuh dan diperkirakan penghuninya ikut tertimbun reruntuhan itu. Korban pun juga belum dapat diketahui secara pasti jumlahnya. Untuk itu, pemerintah akan mengeluarkan dana bantuan untuk menangani bencana tersebut. Prioritas kebutuhan adalah untuk makan, kesehatan, perumahan darurat, dan lainnya. Dalam hal ini, pemerintah tidak mengenal anggaran awal, tetapi menggunakan anggaran akhir, yaitu anggaran yang tidak ditetapkan sebelumnya melainkan anggaran yang dihitung setelah upaya penanganan bencana selesai. Selain belasungkawa, pemerintah juga langsung menetapkan kegiatan tanggap darurat di dua pulau yang terkena bencana dan sekitarnya. Titik berat upaya pemerintah kali ini adalah memberikan perawatan bagi korban yang luka maupun melakukan evaluasi dan langkah medis untuk menyelamatkan para korban yang terluka. Saudara-saudara di wilayah Pulau Nias dan Pulau Simeulue yang berduka, Demikian kiranya ucapan belasungkawa yang dapat saya sampaikan kepada keluarga yang mendapatkan musibah. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kekuatan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. (Sumber: harian Solopos, 30 Maret 2007 dengan perubahan seperlunya)
Bencana Alam di Sekitar Kita
221
2. Membacakan Teks Pidato dengan Intonasi yang Tepat Anda tentu telah memahami isi pokok dan pendukung dari naskah pidato di atas. Sekarang cobalah Anda bacakan di depan kelas dengan menggunakan intonasi yang tepat, lafal jelas, volume suara yang keras, dan penjedaan yang tepat antara isi pokok dan isi pendukung! Mintalah tanggapan atau masukan dari teman Anda!
Pelatihan Setelah Anda memahami pembacaan teks pidato di atas. Carilah naskah pidato lain, kemudian lakukan kegiatan berikut! 1. Pahami pokok-pokok isi pidato! 2. Pahami pokok-pokok informasi pendukungnya! 3. Bacalah teks pidato tersebut dengan lafal, intonasi, dan volume suara yang keras!
C. Menyusun Paragraf Contoh, Perbandingan, dan Proses Sesuai dengan Ciri-ciri Paragraf Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menyusun paragraf contoh, perbandingan, dan proses sesuai dengan ciri-ciri paragraf tersebut.
Paragraf memiliki aneka ragam dalam berbagai model tulisan, baik di media cetak, majalah, dan buku-buku referensi lainnya. Ada paragraf contoh, perbandingan, dan proses. Paragraf contoh berarti paragraf yang menjelaskan contoh-contoh secara deskriptif dalam sebuah karangan. Sementara itu, paragraf perbandingan berisi perbandingan dua hal yang dikaitkan dalam satu paragraf secara kohesif dan koherensif. Terkait dengan hal itu, paragraf proses memberikan gambaran proses suatu kejadian atau peristiwa di sekitar kita.
1. Paragraf Contoh Paragraf contoh berarti paragraf yang menjelaskan contoh-contoh secara deskriptif dalam sebuah karangan. Paragraf contoh sering digunakan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau peristiwa yang ditekankan pada contohcontoh sebagai penjelas. Perhatikan contoh paragraf di bawah ini!
222
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Contoh: Bencana alam di Yogyakarta mengakibatkan kerugian yang besar bagi masyarakat. Kerugian itu dirasakan masyarakat DIY dan Jateng, baik secara material dan psikis. Secara matrial dapat dilihat dari robohnya bangunan-bangunan, tempat tinggal, dan rusaknya sarana infrastuktur, dan lain-lain. Secara psikologis bisa dilihat dari trauma yang dirasakan oleh masyarakat, baik anak-anak maupun orang tua. Berdasarkan paragraf di atas dapat dijelaskan bahwa paragraf contoh berusaha mendeskripsikan berbagai contoh dengan fakta.
2. Paragraf Perbandingan Paragraf perbandingan berisi perbandingan dua hal yang dikaitkan dalam satu paragraf secara kohesif dan koherensif. Contoh: Curah hujan yang sangat tinggi itu, menurut Harianto, bahkan baru terjadi sekali dalam 25 tahun ini. Warga pun mengakui banjir tahun ini lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya. Banjir terdalam sebelumnya hanya satu meter, tetapi tahun ini kedalaman air bah mencapai 1,5 meter. Curah hujan dan peningkatan debit air yang luar biasa ini, kata Harianto, juga terjadi di Kediri. Karena debit air mencapai 1.700 meter kubik per detik, sekitar 20 anak sungai yang ada di Kediri akhirnya tidak bisa dengan cepat masuk ke aliran Sungai Brantas. (Dengan perubahan seperlunya dari harian Kompas, 6 Desember 2007)
Contoh: Gempa yang terjadi pada Senin (28/3) malam dengan kekuatan 8,7 Skala Richter ini telah menghancurkan sekitar 80% wilayah tersebut. Sedikitnya 500 rumah pun runtuh dan diperkirakan penghuninya ikut tertimbun reruntuhan itu. Korban pun juga belum dapat diketahui secara pasti jumlahnya. Untuk itu, pemerintah akan mengeluarkan dana bantuan untuk menangani bencana tersebut. Prioritas kebutuhan adalah untuk makan, kesehatan, perumahan darurat, dan lainnya. Dalam hal ini, pemerintah tidak mengenal anggaran awal, tetapi menggunakan anggaran akhir, yaitu anggaran yang tidak ditetapkan sebelumnya melainkan anggaran yang dihitung setelah upaya penanganan bencana selesai. (Sumber: harian Solopos, 30 Maret 2007 dengan perubahan seperlunya)
Bencana Alam di Sekitar Kita
223
Berdasarkan kedua paragraf di atas dapat dijelaskan bahwa paragraf perbandingan berusaha membandingkan dua kejadian yang memiliki kesamaan, yaitu bencana alam apapun bentuknya akan menelan banyak korban baik material maupun psikologis.
3. Paragraf Proses Paragraf proses memberikan gambaran proses suatu kejadian atau peristiwa di sekitar kita. Contoh: Tsunami yang terjadi di Aceh terjadi pada waktu pagi hari. Mulamula tanah bergoyang dan terjadi gempa, selang beberapa saat air dari laut mangalami pasang yang luar biasa bayaknya bahkan sampai menerjang daratan. Bangunan-bangunan banyak yang roboh karena tersapu oleh air laut. Proses tsunami ini terjadi karena patahan dari dua lempeng yang terjadi di dasar samudra sehingga air masuk ke dalam patahan tersebut. seper sekian detik muncullah arus balik kembali dari lempengan tersebut menerjang menuju daratan dengan frekuensi arus yang besar dan tinggi.
Berdasarkan paragraf di atas dapat dijelaskan bahwa paragraf proses merupakan suatu urutan peristiwa untuk penyusunan proses kejadian.
Pelatihan Anda sudah diberi gambaran tentang cara menyusun paragraf contoh, perbandingan, dan proses sesuai dengan ciri-ciri paragraf tersebut, sekarang kembangkanlah kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah-perintah di bawah ini! Tulislah paragraf yang berisi mengenai: 1. Contoh-contoh siswa kreatif dan kurang kreatif! 2. Perbandingan antara pendidikan murah dan mahal! 3. Prose pembuatan tempe atau krupuk! 4. Bacakan tulisan anda kepada teman-temanmu dan mintalah tanggapan dari gurumu!
224
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
II. Kompetensi Bersastra A. Membahas Drama Indonesia dengan Warna Daerah Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menceritakan isi drama Indonesia dengan warna daerah, membahas unsur-unsur dalam drama, serta membahas kekhasannya.
1. Menceritakan Isi Drama Coba Anda baca teks drama berikut ini! Selanjutnya, Bapak/Ibu Guru akan menunjuk salah satu siswa untuk menceritakan kembali isi drama tersebut! Pelaku:
-
Pak Hanafi Ibu As Calon Menantu Purwoko Istri Purwoko
Suasana: Adegan terjadi malam hari di suatu ruangan (Bu As sedang membuka-buka brosur wisata ke luar negeri) Pak Hanafi : (dalam hati) “Dasar orang miskin, bisanya cuma mimpi. Emangnya, kalau sudah buka-buka brosur begitu. Lantas sudah merasa berada di luar negeri ...? (Calon menantu duduk di samping Pak Hanafi) Calon menantu : “Ibu mau pergi ke mana untuk merayakan Tahun Baru?” Bu As : “Lha ini, aku sedang bingung. Pokoknya rahun ini aku harus keluar dari orbit ibu-ibu kompleks sini. Sudah bosen merayakan Tahun Baru dengan mereka. Perayaan Tahun Barunya tidak mengesankan. Hanya bakar sate, lantas apa lagi goreng singkong. Nggak berkesan!” Pak Hanafi : “Lha itu, Bu, untuk membeli kenangan alangkah mahalnya, harus pergi ke hotel, atau tempat lain. Tabungan dikuras.” Bu As : “Yang penting puas. Pak. Bapak kok iri sama orang berduit?” Calon menantu : “Terus, Ibu mau ke mana?”
Bencana Alam di Sekitar Kita
225
Bu As
:
Pak Hanafi : Calon menantu : Bu As : Calon menantu : Bu As
:
Pak Hanafi
:
Bu As Pak Hanafi
: :
Calon menantu :
226
Bu As
:
Pak Hanafi Bu As
: :
Pak Hanafi Bu As Pak Hanafi Calon menantu Bu As Calon menantu Pak Hanafi
: : : : : : :
Bu As
:
“Aku sedang bingung. Mau Tahun Baru ke Prancis, di sana sedang ada pemogokan. Transportasi lumpuh. Masak, pergi ke Prancis cuma mendekam di rumah Saudara. Kan, nggak enak. Mau nengok famili di Kanada, di sana sedang musim dingin.” (mencibirkan bibirnya) “Kan, ada baju tebal.” “Bukan perkara baju tebal, tetapi rematikku ini, lho. Bisa kambuh nanti.” “Ke Australia saja, Bu As. Di sana kan sedang musim panas.” “Ya, ngapain ke sana. Cuma melihat kanguru. Sudah ada, tuh, di sini. Di kebun binatang. Kenapa mesti ke sana.” “Alasan rematik, alasan kanguru, orang tidak punya tabungan saja, Ibu berlagak ....” “Siapa tahu ada yang mengongkosi ....” (agak marah) “Bu, di depan calon menantu jangan ngomong begitu, nanti dikira nyindir ....” (sambil meringis) “Saya sudah kebal kok, Pak, oleh sindiran. Saya memang orang yang benar-benar tidak punya.” (menjadi berang) “Bapak menuduh asal-asalan. Memangnya aku minta diongkosi oleh menantu ....” “Yaa ... misalnya, orang lain, mau Bu?” (Wajah berangnya kontan hilang, berubah terbelalak penuh harap). “Lho, siapa, Pak, yang mau mengongkosi?” “Ada, mau?” (sambil melihat kesungguhan suaminya). “Ya, mau.” “Ibu loncat pagar saja di kedutaan!” (tertawa terbahak-bahak). (kebingungan) “Lho, bisa toh, Nak?” “Ya, bisa, Bu, tetapi itu namanya minta suaka politik.” “Ya, nggak apa-apa, Bu. Ibu bilang saja pada orang kedutaan, sudah bosan tinggal di Indonesia. Punya suami sudah gaek, tidak bisa apa-apa. Di luar negeri jadi gelandangan juga diberi uang, kok, Bu.” “Huu, menghina, jadi gelandangan .... nggak, nggak sudi yaa ....”
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tiba-tiba terdengar suara “bluk” di belakang rumah. Bu As : “Lho, apa itu?” Calon menantu lari ke belakang. Bu As dan Pak Hanafi menyusul. Di pojok belakang ada sesosok lelaki terduduk. Kelihatannya habis loncat dari pagar dan kakinya sedikit kesakitan. Bu As : (teriak) “Maliiiiing!” Purwoko : “Bu, saya bukan maling, tetapi tetangga di belakang rumah Ibu.” Bu As : “Lho, Nak Purwoko ....” Purwoko : “Iya, Bu ....” Pak Hanafi : (mendekat). “Dik, ini bukan kedutaan. Jangan minta suaka di sini. Apalah saya ini. Saya tidak permah melamar jadi duta besar, kok Adik mencari suaka di rumah saya ....” Purwoko : “Maaf, saya ... ng ... saya mau dibunuh istri saya ....” Bu As : “(geleng kepala). “Wah, ini perkara perselingkuhan. Pasti ini. Biarlah suami istri orang Inggris saja yang pada selingkuh. Kenapa pada tiru-tiru.” Pak Hanafi : (tertawa). “Perselingkuhan lagi nge-trend, kok, Bu.Menurut ramalanku, tahun 1996, bakalan banyak perselingkuhan.” Purwoko tidak menghiraukan ocehan-ocehan tersebut dan hendak meninggalkan mereka, tetapi .... Pak Hanafi : (sambil mengajak masuk ke dalam rumah). “Sudah, ditenangkan dulu.” Purwoko : “Saya ini, ‘kan orang kapal, Bu. Sering keliling dunia ....” Pak Hanafi melirik Bu As. Pak Hanafi : “Itu, Bu, kalau mau keliling dunia secara gratis, Ibu jadi orang kapal saja ....” Bu As : “Sembarangan. Orang kapal ....” Purwoko : (menengah) “Saya sudah bosan jadi orang kapal. Saya mau jadi orang daratan saja, Bu. Eee ... istri saya malah marah. Katanya, di daratan banyak pengangguran. Lantas ia memaksa saya untuk berlayar lagi, tetapi saya tidak mau. Istri saya marah. Lantas saya menuduh dia lebih senang saya tinggalkan. Biar bisa bersenang-senang dengan lelaki lain ....” Pak Hanafi : (sambil mengangkat tangan). “Lho, bukan saya. Saya sudah tua, lho ....”
Bencana Alam di Sekitar Kita
227
Purwoko
:
(tersenyum) “Terus dia marah dan bawa pisau dapur. Saya mau ditusuk. Lantas saya lari.” Calon Menantu : “Masak, tidak bisa dicegah sendiri. ‘Kan lelaki lebih kuat.” Purwoko : “Saya menangkis dengan bantal dan guling sampai bantal dan guling itu ‘bodol’, tetapi dia tetap saja mengamuk. Lantas saya lari.” Pak Hanafi : “Wah, ini pertanda berita tentang pembunuhan pada tahun 1996 semakin banyak. Tabloid-tabloid tidak bakal kekurangan bahan. Baiklah, Nak Purwoko di sini dulu. Saya mau tengok istri Nak Purwoko. (sambil menepuk bahu calon menantu) “Ayo, temani Bapak ....” Bu As : “Biar, aku saja ....” Sumber: Nova, 17 Desember 1996
2. Membahas Unsur-unsur dalam Drama dan Kekhasannya Setelah membaca dan menceritakan kembali isi cerita dalam drama yang berjul Ramadan ‘96 di atas, coba Anda bentuk diskusi kelompok sesuai kesepakatan dalam kelas. Setelah terbentuk, bahaslah bersama kelompok Anda tentang unsur-usnur yang ada dalam drama tersebut. Unsur-unsur itu meliputi tema, latar, dialog, tokoh, dan karakternya. Selain itu, coba bahaslah tentang kekhasan dari drama tersebut! Tuliskan hasil pembahasan kelompok Anda dalam selembar kertas dan kumpulkan pada Bapak/Ibu Guru.
B. Menerapkan Prinsip-prinsip Penulisan Kritik dalam Bentuk Karya Sastra Indonesia Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam bentuk karya sastra Indonesia.
Anda memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai pada materi sebelumnya. Sekarang kita akan terapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam berbagai bentuk karya sastra Indonesia. Perhatikan karya sastra berikut ini:
228
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Keributan Tengah Malam Oleh: Habiburrahman El Shirazi
Aku sampai di flat jam lima lebih seperempat. Siang yang melelahkan. Ubun-ubun kepalaku rasanya mendidih. Cuaca benar-benar panas. Yang berangkat talaqqi pada Syaikh Utsman hanya tiga orang. Aku, Mahmoud, dan Hisyam. Syaikh Utsman jangan ditanya. Disiplin beliau luar biasa. Meskipun cuma tiga yang hadir, waktu talaqqi tetap seperti biasa. Jadi, kami bertiga membaca tiga kali lipat dari biasanya. Jatah membaca Al-Qur’an sepuluh orang kami bagi bertiga. Untungnya Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq ber-AC. Jika tidak, aku tak tahu seperti apa menderitanya kami. Mungkin konsentrasi kami akan berantakan, dan kami tidak bisa membaca seperti yang diharapkan. Seperti mengerti keinginan kami, begitu selesai talaqqi, Amu Farhat, takmir masjid yang baik hati itu membawakan empat gelas tamar hindi dingin. Bukan main segarnya ketika minuman segar itu menyentuh lidah dan tenggorokan. Selesai minum aku pulang. Mahmoud, Hisyam, Amu Farhat, dan Syaikh Utsman meneruskan perbincangan menunggu Ashar. Perjalanan pulang ternyata lebih panas dari berangkat. Antara pukul setengah empat hingga pukul lima adalah puncak panas siang itu. Berada di dalam metro rasanya seperti berada dalam oven. Kondisi itu nyaris membuatku lupa akan titipan Maria. Aku teringat ketika keluar dari mahattah Hadayek Helwan. Ada dua toko alat tulis. Kucari di sana. Dua-duanya kosong.. Aku melangkah ke Pyramid Com. Sebuah rental komputer yang biasanya juga menjual disket. Malang! Rental itu tutup. Terpaksa aku kembali ke mahattah dan naik metro ke Helwan. Di kota Helwan ada pasar dan toko-toko cukup besar. Di sana kudapatkan juga disket itu. Aku beli empat. Dua untuk Maria. Dan dua untuk diriku sendiri. Kusempatkan mampir ke masjid yang berada tepat di sebelah barat mahattah Helwan untuk shalat Ashar. Terik matahari masih menyengat ketika aku keluar masjid untuk pulang. Di tengah perjalanan aku melewati Universitas Helwan yang lengang. Hanya seorang polisi berpakaian lusuh yang menjaga gerbangnya. Tampangnya mengenaskan. Masih muda, tapi kurus kering. Seperti pohon pisang kering. Atau seperti dendeng di Saudi kala musim haji. Mukanya tampak kering. Panas Sahara seperti menghisap habis darahnya. Ia pasti prajurit wajib militer yang biasa disebut duf’ah. Polisi paling menderita karena bertugas dengan sangat terpaksa. Tanpa gaji memadai. Hanya beberapa pound saja. Wajar jika tampangnya mengenaskan. Bisa jadi ia masih berstatus mahasiswa. Karena memang seluruh laki-laki Mesir terkena wajib militer. Seorang kumsari mendekat.
Bencana Alam di Sekitar Kita
229
Ia gemuk, kepalanya bulat penuh keringat. Perutnya buncit seperti balon mau meletus. Beda sekali dengan polisi penjaga gerbang universitas itu. Dunia ini memang penuh perbedaan-perbedaan dan hal-hal kontras yang terkadang tidak mudah dimengerti. Metro terus melaju. Sampai di flat, tenagaku nyaris habis. Kulepas sepatu dan kaos kaki lalu masuk kamar. Sampai di kamar langsung kunyalakan kipas angin, kulepas tas, topi, kaca mata hitam, dan kemeja putihku. Kuusap mukaku dengan tissu hitam. Banyak debu menempel. Aku lalu beranjak ke ruang tengah, membuka lemari es, mencari yang dingin-dingin untuk menyegarkan badan. Begitu membuka pintu lemari es mataku membelalak berbinar. Ada sebotol ashir ashab dingin. Kutuangkan untuk satu gelas. Sambil membawa gelas berisi ashir ashab aku berteriak, “Siapa nih yang beli ashir ashab. Pengertian sekali. Syukran ya. Semoga umurnya diberkahi Allah.” Rudi keluar dari kamarnya dengan wajah ceria. “Mas. Ashir ashab itu bukan kami yang beli.” “Terus dapat dari mana?” “Tadi diberi oleh Maria.” “Apa? Diberi oleh Maria?” “Iya. Katanya untuk Mas. Makanya masih utuh satu botol. Kami tidak menyentuhnya sebelum dapat izin dari Mas. Sekarang kami boleh ikut mencicipi ‘kan Mas?” “Ah kamu ini ada-ada saja. Kalau ambil ya ambil saja. Yang penting aku disisain. Pakai menunggu izin segala.” “Masalahnya ini dari Maria, Mas. Sepertinya puteri Tuan Boutros itu perhatian sekali sama Mas. Jangan-jangan dia jatuh hati sama Mas.” “Hus jangan ngomong sembarangan! Mereka itu memang tetangga yang baik. Sejak awal kita tinggal di sini mereka sudah baik sama kita. Bukan sekali ini mereka memberi sesuatu pada kita.” “Tapi kenapa Maria bilang untuk Mas. Bukan untuk kita semua?” “Lha ketahuan ‘kan? Kau cemburu, jangan-jangan kau yang jatuh cinta. Ya udah nanti biar kusampaikan sama Maria dan Tuan Boutros ayahnya, kalau memberi sesuatu biar yang disebut namamu hehehe.” “Jangan Mas. Bukan itu maksudku?” “Terus?” “Tapi Maria sepertinya punya perhatian lebih pada Mas.” “Akh Rudi, kamu jangan berprasangka yang bukan-bukan. Kamu ‘kan tahu. Maria berbuat begitu atas nama keluaganya, atas petunjuk ayahnya yang baik hati itu. Dan karena kepala keluarga di rumah ini adalah aku, maka tiap kali memberi makanan, minuman atau menyam230
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
paikan sesuatu ya selalu lewat aku, as a leader here. Dia menyampaikan sesuatu atas nama keluarganya dan aku dianggap representasi kalian semua. Jadi ini bukan hanya interaksi dua person saja, tapi dua keluarga. Bahkan lebih besar dari itu, dua bangsa dan dua penganut keyakinan yang berbeda. Inilah keharmonisan hidup sebagai umat manusia yang beradab di muka bumi ini. Sudahlah kau jangan memikirkan hal yang terlalu jauh. Tugas kita di sini adalah belajar. Kita belajar sebaik-baiknya. Di antaranya adalah belajar bertetangga yang baik. Karena kita telah diberi, ya nanti kita gantian memberi sesuatu pada mereka. Wa idza huyyitum bi tahiyyatin fa hayyu bi ahasana minha!” “Saya mengerti, Mas. Afwan jika ucapan saya tadi ada yang kurang berkenan.” “Udah jangan dipikir. Emm..bagaimana makalahmu? Sudah selesai?” “Alhamdulillah, Mas.” “Kapan dipresentasikan?” “Sabtu sore.” “Di mana?” “Di Wisma Nusantara.” “Ma’at taufiq.” Aku melangkah ke kamar sambil membawa segelas ashir ashab. Kuselonjorkan kakiku di atas karpet. Punggungku kusandarkan ke pinggir tempat tidur. Untung tembok apartemen ini tebal. Jendelanya rapat. Sehingga udara panas di luar apartemen tidak mudah menembus masuk. Meskipun agak hangat, tapi tidak sepanas di luar. Dan dengan kipas angin sudah cukup membuat udara yang hangat itu menjadi sejuk. Kuteguk ashir ashab. Perlahan. Dingin mengaliri tenggorokan. Oh luar biasa nikmatnya. Di kawasan beriklim panas, seperti Mesir dan negara Timur Tengah lainnya, air dingin memang sangat menyenangkan. Jika air dingin itu membasahi tenggorokan yang kering rasanya seperti meneguk air sejuk dari surga, tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Orang yang kehausan di tengah sahara yang paling ia damba dan ia cinta adalah air dingin penawar dahaga. Tak ada yang lebih ia cinta dari itu. Di sinilah baru bisa kurasakan betapa dahsyat doa baginda Nabi, ‘Ya Allah jadikanlah cintaku kepada-Mu melebihi cintaku pada harta, keluarga, dan air yang dingin’. Beliau meminta agar cintanya kepada Allah melebihi cintanya pada air yang dingin, yang sangat dicintai, disukai, dan diingini oleh siapa saja yang kehausan di musim panas. Di daerah yang beriklim panas, cinta pada air yang sejuk dingin dirasakan oleh siapa saja, oleh semua manusia. Jika cinta kepada Allah telah melebihi cintanya seseorang yang sekarat kehausan di tengah sahara pada air dingin, maka itu adalah Bencana Alam di Sekitar Kita
231
cinta yang luar biasa. Sama saja dengan melebihi cinta pada nyawa sendiri. Dan memang semestinya demikianlah cinta sejati kepada Allah Azza Wa Jalla. Jika direnungkan benar-benar, baginda Nabi sejatinya telah mengajarkan idiom cinta yang begitu indah. Setelah keringat hilang, dan ubun-ubun kepala mulai dingin aku bangkit hendak mengambil handuk. Aku harus mandi, badan rasanya tidak nyaman. Harus dibersihkan dan disegarkan. Baru menyentuh handuk, handphone-ku memerik singkat. Ada sms masuk. Kubuka. Dari Maria, “Sudah pulang ya? Bagaimana dengan titipanku, dapat?” Langsung kujawab, “Dapat. Terima kasih atas ashir ashabnya.” Kuletakkan handphone-ku di atas meja. Aku langsung bergegas mandi. Baru menutup kamar mandi yang bersebelahan dengan kamarku, kudengar si handphone memekik lagi. Maria pasti mengirim pesan balik. Ah, biar, nanti saja setelah mandi. Kuputar kran wastafel. Aku ingin cuci tangan. Air mengalir. Kusentuh. Hangat sekali. Berarti pipa-pipa yang berada di dalam tanah berpasir yang mengalirkan air dari tandon raksasa itu telah panas. Aku jadi teringat saat umrah ke Saudi di puncak musim panas tahun lalu. Baik siang atau pun malam, kalau hendak mandi harus mendinginkan air dulu di ember besar. Sebab air yang keluar dari kran sangat panas. Harus ditampung di ember besar dan ditunggu sampai dingin. Kulihat bath tub penuh dengan air. Alhamdulillah, teman-teman sangat pengertian dan cerdas. Aku bisa langsung mandi tanpa menunggu air dingin. Ketika air menyiram seluruh tubuh rasa segar itu susah diungkapkan dengan bahasa verbal. Habis mandi tenaga rasanya pulih kembali. Usai berganti pakaian kurebahkan diriku di atas kasur. Oh, alangkah nikmatnya. Ini saatnya istirahat. Kunyalakan tape kecil di samping tempat tidur. Enaknya adalah memutar murattal Syaikh Abu Bakar Asy-Syathiri. Suaranya yang sangat lembut dan indah penuh penghayatan dalam membaca Al-Qur’an sering membawa terbang imajinasiku ke tempattempat sejuk. Ke sebuah danau bening di tengah hutan yang penuh buah-buahan. Kadang ke suasana senja yang indah di tepi pantai Ageeba, pantai laut Mediterania yang menakjubkan di Mersa Mathruh. Bahkan bisa membawaku ke dunia lain, dunia indah di dalam laut dengan ikan-ikan hias dan bebatuan yang seperti permata-permata di surga. Dalam keadaan lelah selalu saja suara Syaikh Abu Bakar AsySyathiri menjadi musik pengantar tidur yang paling nikmat. Meski terkadang aku harus terlebih dahulu meneteskan air mata, kala mendengar Syaikh Syathiri sesenggukan menangis dalam bacaannya. Kunyalakan murattal Syaikh Syatiri. Suaranya yang indah langsung
232
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
mengelus-elus syaraf-syarafku. Mataku mulai liyer-liyer hendak terpejam. Tiba-tiba handphone-ku kembali memekik. Aku teringat sesuatu. Titipan Maria. Kubaca pesan Maria. Ada tiga pesan: “Buka jendela sekarang. Aku akan turunkan keranjang.” “Kau sedang apa? Aku sudah turunkan keranjang. Lama sekali.” “Kenapa tidak ada respons?” Aduh, kasihan Maria. Dia tadi sudah lama membuka jendelanya dan menurunkan keranjang. Langsung kujawab, “Afwan. Tadi saya langsung mandi. Jadi tiga pesanmu terakhir baru kubuka setelah mandi. Afwan. Sekarang bisa kau turunkan keranjang.” Kutunggu respons darinya. Tak lama pesannya masuk, “O, begitu. Tak apa-apa. Ini kuturunkan keranjangnya.” Aku bangkit dari tempat tidur. Mengambil dua disket dalam tas. Lalu menuju jendela. Kubuka jendela. Hawa panas langsung masuk. Sebuah keranjang kecil dijulurkan dengan tambang kecil putih dari atas. Ada uang sepuluh pound di dalamnya. Kuletakkan dua disket itu dalam keranjang tanpa menyentuh uang sepuluh pound itu sama sekali. Kamar Maria memang tepat di atas kamarku, dan jendela kamarnya tepat di atas jendela kamarku. Orang Mesir yang berada di atas lantai dua biasanya memiliki keranjang kecil yang seringkali digunakan untuk suatu keperluan tanpa harus turun ke bawah. Jika ibu-ibu Mesir belanja buah-buahan atau sayur-sayuran pada penjual buah atau penjual sayur keliling, biasanya mereka menggunakan keranjang kecil itu, tanpa harus turun dari rumah mereka yang berada di atas. Mereka cukup pesan berapa kilo, setelah sepakat harganya mereka menurunkan keranjang kecil yang di dalamnya sudah ada uang untuk membayar barang yang dipesannya. Tukang buah atau tukang sayur akan mengisi keranjang itu dengan barang yang dipesan setelah mengambil uangnya. Jika uangnya lebih, mereka akan mengembalikannya sekaligus bersama barang yang dipesan. Barulah si ibu mengangkat keranjangnya seperti orang menimba. Transaksi yang praktis. Pertama kali melihat aku heran. Yang aku herankan adalah begitu amanah-nya penjual buah itu. Mereka tidak curang. Tidak berusaha nakal. Maria atau ibunya juga biasa membeli sayur atau buah dengan cara seperti itu. Maria mengangkat keranjangnya. Aku menutup jendela. Tak lama kemudian handphone-ku kembali bertulalit. Maria lagi, “Harganya berapa? Uangnya kok tidak diambil, kenapa?”
Bencana Alam di Sekitar Kita
233
Kujawab, “Harganya zero, zero, zero pound. Jadi tak perlu dibayar.” Ia menjawab, “Jangan begitu. Itu tidak wajar.” Kujawab, “Harganya seperti biasa. Uangnya kau simpan saja. Kalau kau buat Ruzz bil laban titip ya. Bolehkan?” Ia menjawab, “Baiklah kalau begitu. Dengan senang hati. Syukran!” Kujawab, “Afwan.” Klik. Handphone kunonaktifkan. Aku ingin tidur. Pada saat yang sama, kudengar suara pintu terbuka. Lalu suara Hamdi mengucapkan salam. Kujawab lirih. Alhamdulillah dia pulang. Dia nanti akan masak oseng-oseng wortel campur kofta. Aku senang bahwa teman-teman satu rumah ini mengerti dengan kewajiban masing-masing. Kewajiban memasak sesibuk apa pun adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan. Sepertinya remeh tapi sangat penting untuk sebuah tanggung jawab. Masak tepat pada waktunya adalah bukti paling mudah sebuah rasa cinta sesama saudara. Ya inilah persaudaraan. Hidup di negeri orang harus saling membantu dan melengkapi. Tanpa orang lain mana mungkin kita bisa hidup dengan baik. Sambil rebahan kunikmati suara Syaikh Syathiri membaca AlQur’an mengalun indah. Maghrib masih lama. Dalam musim panas, siang lebih panjang dari malam. Aku harus beristirahat. Nanti malam harus kembali memeras otak. Menerjemah untuk biaya menyambung hidup. Ya, hidup ini—kata Syauqi, sang raja penyair Arab—adalah keyakinan dan perjuangan. Dan perjuangan seorang mukmin sejati— kata Imam Ahmad bin Hanbal—tidak akan berhenti kecuali ketika kedua kakinya telah menginjak pintu surga. Sumber: Dikutip seperlunya dari novel Ayat-Ayat Cinta.htm, 2008
234
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Pelatihan Kerjakan latihan ini sesuai perintahnya! 1. Buatlah kelompok kerja 3-4 orang! 2. Bacalah karya sastra di atas dengan saksama! 3. Tulislah kritik sastra terhadap karya tersebut di atas! 4. Presentasikan hasil kerja Anda di depan teman dan guru Anda! 5. Mintalah kritik dan saran dari teman-teman Anda!
Ruang Info Kegiatan apresiasi sastra dalam arti menikmati keindahannya, menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta memperoleh manfaat bagi kehidupan kita, dapat terlaksana apabila kita secara langsung membacanya atau mendengarkan karya sastra.
Refleksi Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan cara mendengarkan isi berita, membaca teks/naskah pidato, menyusun paragraf contoh, perbandingan, dan proses sesuai dengan ciri-ciri paragraf, membahas drama Indonesia dengan warna daerah, menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam bentuk karya sastra Indonesia. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Ciri-ciri fakta dalam pemberitaan media a. benar-benar terjadi b. meragukan c. pendapat tokoh 2. Bahasa berita yang baik adalah …. a. singkat dan jelas b. ambigu c. tidak formal
cetak adalah …. d. pendapat ulama e. fenomena
d. membingungkan e. efektif dan ambigu
Bencana Alam di Sekitar Kita
235
3. Bencana alam yang terjadi di Aceh dan Sumatra Utara merupakan fenomena alam yang tidak dapat diterka manusia dalam waktu singkat. Kejadian tersebut termasuk .... a. fakta d. resensi b. pendapat e. obsesi c. opini 4. “Alam tidak bersahabat dengan kita”. Ungkapan tersebut merupakan …. a. referensi d. fenomena alam b. pendapat e. bencana c. opini 5. Tugas seorang moderator dalam diskusi adalah …. a. memimpin diskusi d. mengkritik b. bertanya e. mendukung peserta c. menyanggah 6. Di bawah ini yang tidak termasuk unsur-unsur dalam diskusi adalah .... a. panitia d. guru b. peserta e. pendanaan c. moderator 7. Ungkapan persetujuan yang baik dalam diskusi adalah …. a. Saya setuju dengan pendapat Anda karena…. b. Saya tidak setuju karena…. c. Maaf, saya kurang sependapat…. d. Jika itu memang pendapat Anda, ya sudah. e. Jangan main-main kalau berpendapat. 8. Berikut ini yang bukan merupakan unsur-unsur intrinsik dalam cerpen adalah .... a. tema d. latar b. amanat e. pengarang c. penokohan 9. Yang termasuk unsur ekstrinsik dalam cerpen adalah …. a. agama pengarang d. alur b. tema e. penokohan c. amanat 10. Dalam menulis puisi perlu diperhatikan unsur-unsur di bawah ini, kecuali …. a. rima d. citraan b. diksi e. nama c. tema B. Jawablah dengan benar di buku tugas Anda! 1. Jelaskan unsur intrinsik yang membangun cerpen! 2. Unsur apa saja yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi? 3. Jelaskan perbedaan fakta dan pendapat! 4. Berilah contoh fakta dan pendapat yang terjadi di sekitar Anda! 5. Bagaimana tanggapan Anda dengan bencana alam di Aceh dan Sumatra Utara tanggal 26 Desember 2004? Jelaskan argumen Anda! 236
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Latihan Ujian Akhir
Kerjakan di buku tugas Anda! A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1.
Dalam Kereta Dalam kereta Hujan menebal jendela Semarang, Solo... makin dekat saja Menangkup senja Menguak purnama Caya menyayat mulut dan mata Menjengking kereta. Menjengking jiwa Sayatan terus ke dada Chairil Anwar
Kesan yang dapat kita rasakan dari kutipan puisi di atas adalah .... a. kepedihan b. kecemasan c. kegelisahan d. kegembiraan e. kepiluan 2. Wacana argumentasi dan eksposisi memiliki kesamaan seperti hal di bawah ini, kecuali .... a. menjelaskan pendapat, gagasan, meyakinkan, dan menginfor-masikan pembaca b. memerlukan faktor yang diperkuat dengan angka, statistik, dan sebagainya c. memerlukan data yang lengkap d. pada bagian penutup bersifat mengajak e. dapat disertai dengan gambar dan grafik
3. Yang dimaksud dengan tema suatu karangan adalah .... a. tujuan pengarang b. kalimat utama c. isi karangan d. pokok pikiran e. imajinasi pengarang 4. Sebuah karangan dibagi atas paragraf-paragraf. Dalam membentuk suatu paragraf diperlukan suatu syarat. Syarat-syarat paragraf yang baik adalah sebagai berikut, kecuali .... a. kalimat disusun secara logis b. tidak boleh ada kalimat sumbang c. bahasa yang digunakan harus bahasa efektif dan formal d. menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif e. kalimat-kalimat yang digunakan harus sesuai EYD 5. Di seluruh Indonesia, di ibu kota-ibu kota, di kampung-kampung, di desa-desa, di pelosok, dan puncak gunung sekalipun, bangsa Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaannya. Kalimat di atas bergaya bahasa .... a. antiklimaks b. repetisi c. pleonasme d. personifikasi e. metafora 6. Karya sastra yang dapat menggantikan nama Angkatan ’20 adalah .... a. Salah Asuhan b. Layar Terkembang c. Siti Nurbaya d. Belenggu e. Harimau! Harimau! 7. Pulpennya menari-nari di atas kertas. Kalimat di atas bergaya bahasa .... a. hiperbola d. metonimia b. paradoks e. metafora c. personifikasi 8. Alur, penokohan, tema, amanat termasuk unsur-unsur ... dalam karya sastra. a. intrinsik d. endosentrik b. ekstrinsik e. eksosentrik c. karakteristik 9. Kalimat “ Santoso yang tampan itu sedang menulis buku di kamar” terdiri dari ... frase. a. tiga d. satu b. empat e. enam c. lima
238
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
10. Kalimat majemuk setara dengan pelesapan predikat terdapat pada kalimat .... a. Marlina belajar bahasa Inggris tetapi saya ilmu sastra. b. Ayah yang menyembelih tetapi Dewi yang membului ayam. c. Kakak memanjat pohon jambu dan Andi memetik bunga. d. Iwan membaca buku namun ibu memasak di dapur. e. Andi berjalan di jalan raya dan saya berjalan di jalan setapak. 11. …. Demikian surat lamaran ini saya sampaikan dengan harapan menda-pat perhatian dari Bapak/Ibu. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengu-capkan terima kasih. Jakarta, 9 Agustus 2004 Hormat saya M. Yuma Aridwan A. Dalam penggalan surat lamaran pekerjaan tersebut terdapat kesalahan penulisan kata, yaitu …. a. saya sampaikan d. Bapak/Ibu b. dengan harapan e. terima kasih c. atas perhatian 12. Berikut ini yang merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan pelesapan objek adalah .... a. Ketika kakak membaca novel, adik menulis surat. b. Karena ibu memasak nasi, saya menulis. c. Ayah memperbaiki radio ketika saya membaca buku. d. Arman menonton TV karena adiknya bermain bola. e. Yuma berusaha menulis surat untuk ibunya. 13. Pada hakikatnya pendidikan berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa proses transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Pelaksanaan proses adalah pendidikan dalam fungsi dan lingkungan masingmasing. Yang menerima proses adalah siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah kedewasaan kepribadiannya. Pikiran utama paragraf di atas adalah .... a. yang menerima proses adalah siswa b. pendidikan berlangsung dalam suatu proses c. proses pendidikan meliputi proses transformasi nilai-nilai pengetahuan d. proses pendidikan yang berlangsusng pada siswa e. pelaksanaan pendidikan nasional 14. Paragraf pada soal nomor 13 termasuk jenis paragraf .... a. deduktif d. deskriptif b. induktif e. generalisasi c. campuran
Latihan Ujian Akhir
239
15. Kesimpulan dalam seminar itu adalah strategi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan harus mengarah pada kepentingan pemerintah. Ini berarti harus terbentuk kemitraan usaha antara pengusaha besar dan pengusaha kecil, juga antara inpestor asing dan inpestor dalam negeri. Dalam laporan hasil seminar tersebut terdapat penulisan yang tidak tepat, yaitu …. a. strategi seharusnya strategy d. strategi seharusnya sterategi b. strategi seharusnya seterategi e. inpestor seharusnya investor c. inpestor seharusnya infestor 16 (1) Untuk mengatasi masalah (2) Untuk mengawasi pekerjaan (3) Untuk mengambil keputusan (4) Untuk mengetahui perkembangan (5) Untuk mengetahui kekurangan (6) Untuk menemukan teknik baru (7) Untuk menemukan kecurangan Urutan yang benar dalam tujuan laporan pada umumnya adalah …. a. 1, 2, 3, 4, 5 d. 1, 2, 3, 4, 6 b. 1, 4, 5, 6, 7 e. 1, 3, 4, 6, 7 c. 1, 3, 4, 5, 6 17. Engkau menahan empasan kala (Sanusi Pane) Sebaris puisi di atas kalau disadur ke dalam bahasa prosa adalah .... a. engkau kuat sekali b. tubuhmu terempas-empas c. engkau juara yang kuat d. engkau sudah lama berdiri e. engkau tahan diempaskan kalajengking 18. Di dalam Layar Terkembang karya S. Takdir Alisjahbana, Yusuf akhirnya tidak kawin dengan Maria karena …. a. Maria adalah gadis yang lebih suka bergaul dengan orang kebanyakan b. Yusuf lebih tertarik kepada Tuti yang suka berorganisasi c. Maria meninggal dunia karena sakit d. Maria meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas e. Tuti berhasil meyakinkan Maria bahwa Yusuf suka menyeleweng dengan gadis lain 19. Pasangan pengarang dan judul karangannya yang salah adalah …. a. Salah Asuhan-Abdul Muis d. Belenggu-Sanusi Pane b. Suropati-Abdul Muis e. Layar Terkembang-STA c. Kehilangan Mestika-Hamidah 240
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
20. Ciri-ciri paragraf deskripsi adalah …. a. pemaparan yang luas dan mendalam b. penggambaran yang rumit dan penuh ekspresi c. pemaparan yang jelas dan terperinci d. penggambaran yang estetis dan puitis e. pemaparan yang imajinatif dan kreatif 21. Tahap pemusatan pada hal-hal tertentu yang dipandang paling menarik untuk dipaparkan disebut …. a. observasi d. fokus b. seleksi e. konsentrasi c. prediksi 22. Fenomena yang sesuai untuk diangkat menjadi karangan deskripsi adalah …. a. meningkatnya angka penganguran dari tahun ke tahun b. kegiatan instansi swasta dalam merekrut karyawan baru c. kebijakan peningkatan upah minimum regional d. kurangnya tenaga kerja terampil di desa e. upaya meningkatkan hubungan baik antara buruh dan majikan 23. Tahap observasi dalam pembuatan karangan deskripsi dilakukan dalam bentuk …. a. menyebarkan angket d. memilih objek yang menarik b. mengamati objek tertentu e. mewawancarai sumber c. mengevaluasi sumber data 24. Tugas dan tanggung jawab pemakalah dalam seminar adalah …. a. menentukan tema seminar dan menyusun kesimpulan b. merangkum pendapat dan menyusun rumusan seminar c. memimpin dan mengendalikan makalah serta menjawab pertanyaan peserta d. menjalin koordinasi dengan moderator dan notulis dalam mengendalikan sidang e. membuat dan menyampaikan makalah serta menjawab pertanyaan peserta 25. Menyusun kesimpulan atau rumusan seminar pada tingkat sesi merupakan tugas dan tanggung jawab …. a. pemakalah d. tim perumus b. panitia e. notulis c. moderator 26. Salah satu kemampuan pokok yang perlu dimiliki oleh seorang pemakalah adalah .... a. pandai bergaul dan pintar bicara b. menjalin keakraban dengan peserta secara ajek c. merumuskan dan menyampaikan gagasan dengan baik d. berkomunikasi dengan panitia secara berkala e. melakukan kontrol terhadap moderator dan notulis
Latihan Ujian Akhir
241
27. Surat lamaran yang ditulis berdasarkan iklan di surat kabar harus mencantumkan .... a. nama surat kabar dan waktu penerbitannnya (tanggal, bulan, tahun) b. nama perusahaan berikut direksi dan pemiliknya c. nama surat kabar dan pemiliknya d. ukuran dan redaksional (kalimat) iklan e. nama judul berikut nomor iklan 28. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah ikhlas memberi bantuan sehingga karya tulis ini terwujud. Kalimat di atas merupakan bagian karya tulis yang terdapat pada …. a. latar belakang d. kesimpulan b. kata pengantar e. penutup c. pendahuluan 29. Kepemimpinan seorang bapak dalam rumah tangga bak nakhoda mengemudikan kapal. Bapak menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya. Sama seperti nakhoda yang mampu memimpin dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Jika kepimimpinan kepala keluarga baik, akan baiklah keluarga tersebut, sama halnya dengan kapal yang dikemudikan nakhoda. Paragraf di atas dikembangkan dengan pola …. a. sebab akibat d. analogi b. pengandaian e. penjelasan c. ilustrasi 30. Untuk memperkuat gagasannya, seorang pembicara dalam sebuah diskusi sering menggunakan hal-hal berikut, kecuali …. a. imajinasi d. ilustrasi b. fakta e. perbandingan c. angka 31. Kami semua tengah menantikan angin baik untuk melancarkan aksi menentang mereka. Makna angin baik dalam kalimat di atas adalah .... a. cuaca d. kabar b. keadilan e. kesempatan c. suasana 32. Cara pemerintah menggunakan tangan besi dalam menjalankan roda pemerintahannya tidak akan mendapat dukungan rakyat. Ungkapan tangan besi dalam kalimat di atas bermakna …. a. kekuasaan b. kekuatan c. penindasan d. persamaan e. pemaksaan
242
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
33. Peribahasa besar pasak daripada tiang artinya …. a. tukang kayu yang tidak terampil b. orang yang sombong c. teori yang berbeda dengan praktik d. pembelian barang-barang yang tidak berguna e. pengeluaran belanja lebih besar daripada penghasilan 34. Seseorang yang terus-menerus mendapatkan musibah, dapat dinyatakan dengan peribahasa …. a. bagai api dalam sekam b. sudah jatuh diimpit tangga c. bahasa memajukan bangsa d. bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat e. sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui 35. Semua ungkapan berikut ini mengandung makna idiomatik, kecuali …. a. kepala dingin b. bertangan dingin c. berhati dingin d. berdarah dingin e. terasa dingin 36. Koran ibu kota memberitakan bahwa presiden tidak menolak adanya suksesi. Kata suksesi berarti …. a. menuju sukses b. kepemimpinan lain c. penggantian pemimpin d. pengangkatan pemimpin e. kesuksesan pemimpin 37. Apabila kita kurang siasat Itulah tanda pekerjaan hampir sesat Untaian puisi di atas merupakan contoh .... a. syair d. puisi bebas b. karmina e. gurindam c. talibun 38. Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ketepian Bersakit-sakit dahulu .... Melihat dari gaya bahasa yang digunakan pada cuplikan di atas termasuk karya sastra angkatan .... a. Balai Pustaka d. Angkatan ‘66 b. Pujangga Baru e. Lama c. Zaman Jepang
Latihan Ujian Akhir
243
39. Kelas akselerasi diadakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi dan keberbakatan akademis luar biasa. Istilah akselerasi dalam kalimat di atas berarti …. a. pengukuran d. percepatan b. prasarana e. peningkatan c. pengujian 40. Kesedihannya begitu mendalam karena kehilangan kekasihnya. Ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kesedihan itu adalah …. a. Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga b. Bagaikan batu hitam tak bersanding c. Air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam d. Berani hilang tak hilang, berani mati tak mati e. Bagaikan menegakkan benang basah. B . Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai tokoh antagonis dan protogonis dalam karya sastra? 2. Jelaskan langkah-langkah membuat laporan diskusi atau seminar! 3. Bagaimana cara menjadi peserta diskusi yang baik? 4. Bagaimanakah menulis puisi dengan citraan yang sesuai? 5. Bagaimanakah langkah-langkah menulis cerpen yang baik? 6. Sebutkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra! 7. Apakah yang dimaksud dengan alur dalam karya sastra? 8. Sebutkan macam-macam paragraf dalam membuat karangan! 9. Langkah-langkah apa sajakah yang diperlukan dalam menyusun biografi? Jelaskan! 10. Untuk membuat resensi yang baik, diperlukan beberapa unsur resensi. Sebutkan! 11. Buatlah satu paragraf dengan menggunakan pola deduktif dengan topik antinarkoba! 12. Jelaskan perbedaan gurindam dan karmina! 13. Sebutkan dan jelaskan perbedaan karya sastra lama dan modern! 14. Apa saja ciri-ciri karya sastra angkatan ’45? Sebutkan! 15. Sebutkan dan jelaskan periodisasi sastra Indonesia! 16. Jelaskan yang dimaksud dengan resensi! 17. Bagaimanakah langkah-langkah membuat resensi yang baik? 18. Jelaskan tahap-tahap penyusunan naskah drama pendek! 19. Buatlah naskah drama pendek dengan tema bebas yang termasuk dalam tahapan alur “pengenalan-permasalahan-penyelesaian”! 20. Carilah naskah cerpen pendek, kemudian analisislah berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya! 244
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Daftar Pustaka Sumber dari buku: Dawud, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga Jakarta: Depdiknas. Dini, Dahlia & Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung: CV Yrama Widya. Herman J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita. Junaedhi, Kurniawan. 1991. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo. Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Loebis, AR. 2004. In Memoriam. Surakarta: Citra Etnika. Nadia, Asma. 2002. Cermin dan Malam Ganjil (Antologi Bersama FLP). Jakarta: FBA Press. Nicholas, Margareth & Eddy Soetrisno. 2003. 100 Tokoh Besar yang Membentuk Sejarah Dunia. Jakarta: Intimedia & Ladang Pustaka. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press. Nurhadi. 1991. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru. Pradopo, Rahmat Joko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM PRess. Rendra. 1986. Balada Orang-Orang Tercinta. Jakarta: Pustaka Jaya. Rifai, Mien A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogyakarta: UGM Press. Samad, Daniel. 1997. Dasar-Dasar Meresensi Buku. Jakarta: PT Gramedia. Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: PT Erlangga. Wiyanto, Asul. 2001. Diskusi. Jakarta: PT Grasindo. Wiyanto, Asul. 2001. Terampil Pidato. Jakarta: PT Grasindo.
Sumber dari media cetak (koran, tabloid dan majalah): Bengawan Pos, edisi 25 Mei 2003. Buletin Pusat Perbukuan Depdiknas, No. 6 Tahun 2006. Cek & Ricek, edisi 31 Januari 2007 Derap Guru, No. 55 Tahun V - Agustus 2007. Horison, edisi XXIII/7 - 1988. ______, edisi XXXII/7 - 1997. Jawa Pos, edisi 30 Januari 2007 ______, edisi 1 Agustus 2003. ______, edisi 22 November 2004. Kompas, edisi 22 Januari 2007. ______, edisi 7 Mei 2007. ______, edisi 21 Juni 2007. ______, edisi 6 Desember 2007. Media Indonesia, edisi 31 Maret 2007. Nova, edisi 4 Januari 2006. ____, edisi 25 April 2006. ____, edisi 17 Desember 2006. Solopos, edisi 24 Januari 2007. ______, edisi 7, 13, & 22 Agustus 2007. ______, edisi 2 & 11 November 2007. ______, edisi 5 Desember 2007. Suara Karya, edisi 29 Maret 2008. Sumber dari internet: http://www.solopos.net, 25 Agustus 2004. Ayat-ayat Cinta. htm, 2008 Sumber dari makalah: “Materi Training Dasar-Dasar Jurnalistik” di SMK 6 Solo, 3 Oktober 2007.
246
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Glosarium Argumen
: alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak pendapat, pendirian, atau gagasan.
Biografi
: riwayat hidup yang ditulis oleh orang lain.
Diskriminatif
: pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan suku, agama, ekonomi, dan sebagainya).
Diskusi
: pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.
Edukatif
: bersifat mendidik.
Ekspresi
: pengungkapan atau proses menyatakan maksud, gagasan , perasaan, dan sebagainya.
Fakta
: hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Generalisasi
: perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya.
Identitas
: ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri.
Implementasi
: pelaksanaan; penerapan.
Informasi
: pemberitahuan kabar.
Intonasi
: ketepatan tinggi rendah nada.
Kaderisasi
: hal mendidik menjadikan seseorang menjadi kader.
Kritik
: kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian atau pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya atau pendapat.
Kualitas
: tingkat baik buruk sesuatu; kadar.
Mahir
: sangat terlatih. Glosarium Daftar Pustaka
247
Mimik
: peniruan dengan gerak anggota badan dan raut muka.
Nada
: tingi rendah bunyi.
Paradigma
: kerangka berpikir.
Program
: acara
Proposal
: rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.
Telekomunikasi : komunikasi jarak jauh melalui kawat (telegrap, telepon) dan radio.
248
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Indeks A Argumen mendukung 11
C Chairil Anwar 55, 203, 208
D Dialog 3, 5, 7, 61, 123, 124, 125, 126, 149, 161, 167, 168, 192, 194, 203, 220
E Eksposisi 193 Ella Yulaelawati 14
F Frase verba 114 Fungsi edukatif 92 Fungsi informatif 92
G Generalisasi 12, 13, 57, 154 Gurindam 29, 43, 45, 46, 47, 55, 129, 130
H H.B. Jassin 50, 55
I Ide khusus 112 Ide umum 113
J Jawa Pos 90, 155, 174
K Kompas 4, 64, 109, 128, 213 Kritik sastra 50, 104, 173, 226
Indeks Daftar Pustaka
249
L Lamaran pekerjaan 1, 15, 16, 17, 27, 28 Lestariningsih 93
M Muhammad Rohmadi 9
P Public opinion 4, 213 Purwana Adi Saputra 173
R Raja Ali Haji 43, 46 Robert T. Kiyosaki 108, 109
S Sinopsis 47, 49, 50, 57
T Taufiq Ismail 122 Teguh W. Sastro 174 Teknologi telekomunikasi 2
U Ungkapan penolakan 11 Ungkapan persetujuan 11, 227
W Workshop Teater 136, 137
250
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa